ARC 7{Perang I}

<Team King POV>

Kelima anggota Team King berdiri di suatu menara mengamati padatnya keramaian kota Jakarta. Dan yang paling serius adalah Allyn dan Karoko, mereka berdua terlihat sangat memantau keadaaan.

Di belakang mereka ada Lette yang seperti bermeditasi, mengumpulkan konsentrasi yang banyak untuk Kode Namanya. Di sampingnya ada Dicky dan Marina yang duduk santai memandang langit biru.

"Hei Marina, kau pikir kita akan berhasil?" tanya Dicky tiba - tiba membuat Marina menoleh ke tempatnya.

"Kita harus berhasil..." jeda Marina lalu melirik Lette sebentar. "Jika tidak maka pengorbanan Lette akan sia - sia!!" lanjutnya membuat Dicky tersenyum tipis.

"Kurasa, aku harus mulai serius ya?"

"Ya.."

"Sial!"

<Author POV>

Layar hitam itu menyala dan menampakan sesosok Hanase yang membawa sebuah permata di balik tabung kaca.

Team Great, Hearth, Impact, Spirit, Strike dan Virus yang melihat itu sontak fokus ke sana.

"Kalian pasti bertanya kenapa aku mengundang kalian secara mendadak seperti ini'kan? Itu karena ini.." kata Hanase yang menunjukkan permata hampa ke kamera.

"Permata ini sangat spesial, asal kalian tahu saja permata ini adalah setengah bagian dari Chaos Si Perusak. Dan seseorang yang memilki setengahnya lagi adalah Team King, Allyn..." sambung Hanase.

Tririring....

Pada saat bersamaan terdengar suara dering ponsel. Dan Hanase mengangkat panggilan tersebut.

"Halo..." sapa Hanase.

"Ada yang ingin aku tanyakan padamu. Apa yang terjadi jika kedua permata itu di gabungkan?" tanya Sei lewat panggilan.

"Sudah tentu, bukan? Jakarta akan hancur!!!"

Semua terdiam atas jawaban singkat dan mudah dimengerti.

Tririring...

Suara ponsel kembali terdengar.

Bip!

"......."

"Apa maksudmu dengan 'hancur' itu?" kali ini Dave yang bertanya.

"Chaos pada umumya di gunakan untuk cara terakhir untuk mengakhiri peperangan, yaitu dengan melenyapkan semua apa saja yang ada di sekitarnya. Chaos akan merusak semuanya!!!" jelas Hanase panjang lebar.

"Jadi, apa yang harus kita lakukan?" tanya Riza lewat kertasnya.

Hanase diam sebentar atas pertanyaan Riza barusan kemudian menatap kembali ke layar.

"Kita akan menghancurkan chaos!"

<Diga POV>

"Apa maksudnya dengan menghancurkan chaos? Bagaimana caranya?" pikirku bingung.

Pada dasarnya bahan utama Chaos berasal dari air yang dapat menetralkan semua Kode Nama.

Bagaimana si Hiroki itu melakukannya?

"Si Hiroki sialan itu, ternyata dia sudah merencanakan semuanya ini bersama Allyn ya?!"

Aku memutar kursiku dan menatap pria itu bingung.

"Apa yang kau bicarakan, Riisycho?" tanyaku bingung.

Riisycho aku penjarakan di ruangan merah darah, agar dia tidak bisa menggunakan kekuatannya.

"Si Hiroki sialan itu sudah sejak awal merencanakan ini, dan tentu saja dia membutuhkan si Pembuat Cerita bersamanya..... Dan juga Allyn!!"

"Apa maksudmu????"

Aku bingung atas pernyataan Riisycho. Ada yang mengganjal pada setiap kalimatnya.

"Aku harap tidak terjadi apa - apa...."

<Riza POV>

Kini semua mata tertuju padaku.

Hoi jangan lihat aku seperti itu?!!

"Dengan Kode Nama Riza chaos dapat di hancurkan, tidak ada yang bisa mengubah apa yang di tulis oleh seorang author..." seru Hanase.

"Lalu apa gunanya kami di panggil ke sini?" tanya Freed dengan kesalnya.

"Untuk mencegah sesuatu yang tidak diinginkan..." jawab Hanase singkat.

"Sesuatu yang tidak diinginkan?" bingung Zakuro.

"Contohnya??" tanya Night.

Hush......
















"Seperti ini..." kata Dicky yang telah berada di ruangan.

Dicky tepat di tengah - tengah kami semua. Dicky tersenyum kepadaku dan membuat tombak petir yang besar.

"Maafkan aku..." bisik Dicky melempar tombaknya ke..... Yuki????

"Eh?"

Daaar....

Rey dan Yuki terpental menghantam dinding setelah terkena sambaran tombak Dicky.

Dicky tidak sampai di situ. Dicky membuat delapan tombak yang sama di atas kami dan satu tombak petir super besar.

"Mari kita ledakkan semuanya..." gumam Dicky tersenyum tipis.

"SEMUANYA.... LARI!!!!"

DHUAR!!!!!!!!

<Team Impact POV>

"Apa - apaan ini? Kenapa kita dapat bos terakhir?!" kata Luukie berkeringat banyak melihat Allyn berada di tempat mereka.

"Seperti buku katakan, 'kalahkan yang lemah dulu'.." seru Allyn yang berdiri di atas Lian dan Shiro yang tak sadarkan diri.

"Siapa yang peduli? Aku akan mengalahkanmu disini!!!" cetus Kuroko yang telah berubah di mode Blue Wizard.

"Hooh~~~"

<Team Strike POV>

Kini kelima anggota Strike di hadapkan dengan beberapa demi - human yang tiba - tiba sudah berada di ruangan.

Rei menebas mereka dengan sangat cepat, Lyrcee yang memukul apa saja yang ada, Blaze yang melindungi Novy dari setiap demi - human yang ingin menyerangnya.

"D - Darimana mereka datang? Kenapa mereka bisa tiba - tiba ada di sini?!!?" panik Novy.

"Hei Nov, ini bukan waktu untuk menjadi panik. Kau harus melakukan apa yang bisa kau lakukan..." ingatkan Blaze.

Novy memandang kagum Blaze. "Baik!!!"

<Alfharizy & Hanase POV>

"H - Hei?! Bukankah ini main keroyok??" cetus Alfharizy yang ketakutan melihat Karoko dan Marina di depannya.

"Maaf saja Alfharizy tapi kaulah lawan yang paling susah bagi kami.." sahut Marina yang sudah merubah tangannya menjadi hitam kelam.

"Maafkan aku Nii, tapi ini untuk Allyn.." cetus Karoko.

"Untuk apa kau minta maaf Karoko, sebaliknya aku kagum karena kau bisa menentukan keputusan. Tidak seperti dulu..."

"Nii..."

"Sudah cukup basa - basinya. Bisa kita mulai?"

"Heh?"

Zlep!

Benda hitam menembus dada tengah Alffharizy dan itu berasal dari api hitam yang menyusut menjadi pedang.

"Hanase???" bingung Alfharizy.

Bruk...

Alfharizy jatuh setelah api hitam itu menghilang. Alfharizy terkapar di atas lantai lantai dengan darah mengucur deras.

"Nii.." Karoko lari ke tempat Alfharizy.

"Nii? Nii?" panggil Karoko tapi tidak di jawab oleh Alfharizy.

"Kenapa kau menyerang Nii?" tanya Karoko yang menatap tajam Hanase.

"Kalian seharusnya tahu'kan? Jika Al adalah lawan yang sangat merepotkan, jadi aku terpaksa melakukannya!!" jawab Hanase dengan santainya.

"KAU??!!!" geram Karoko ingin menyerang Hanase tapi di hentikan oleh Marina.

"Marina?"

"Lin, kau bawa kakakmu menjauh dari sini.." suruh Marina yang menatap tajam Hanase.

"Apa?" tanya Hanase acuh.

"Pergilah Lin, biar aku yang mengurus sisanya..." suruh Marina lagi.

Karoko mendecih kesal. Karoko membopong Alfharizy dengan badan kecilnya lalu menghilang entah kemana.

Marina masih menatap tajam Hanase yang bersikap acuh.

"Seandainya kau bukan sekutu kami, sudah aku bunuh kau sedari tadi..." cetus Marina yang menahan kekesalannya.

"Sudahlah, bawa aku ke tempat Allyn..."

<Riza POV>

Aku singkirkan puing - puing rumah yang ada di atasku dengan tangan kosong. Beberapa saat lalu Dicky menghancurkan kediaman rumah Hiroki tanpa menyisakan satu orang pun yang selamat.

"Rey, Rena, Yuki, kalian baik - baik saja?" tanyaku sembari mencari keberadaan mereka.

"Kami baik - baik saja kok!!!" jawab Rena.

Dhuar...

"Heh?" pekikku kaget mendengar suara ledakan di belakangku.

Aku balik ke belakang dan mendapati mereka bertiga bersama...... SEEKOR NAGA???

Darimana datangnya naga itu???

Brak...

Di arah jarum jam 9-ku ada sebuah pedang besar yang terbuat dari.... Semen?

Di sana keluar Team Spear, dan Team Spirit di jarum jam 2 yang meledakkan puing - puing dengan bola api Zakuro.

"Rey..." panggil Reika melihat Rey terluka.

"Apa yang terjadi padanya?" tanyaku yang ikut menghampiri Rey.

"Tadi Rey - san melindungi Yuki - chan dari tombak petir, dan Rey - san..." saut Rena yang sengaja menghentikan kata - katanya.

"Rey..."

Daaar....

Di saat yang tidak tepat, ledakan kembali terjadi. Kali ini di tengah - tengah puing - puing.

Di sana keluar Dicky bersama... Rizka?

Aku bingung. Kenapa Rizka bersama mereka?

"Rizka, apa yan---"

"----Tidak akan aku jawab!" potongnya cepat pertanyaanku.

"Sepertinya kalian semua selamat ya.." seru Dicky yang melirik ke segala arah. "Kurasa kekuatanku belum cukup besar ya..." lanjutnya bersamaan dengan awan menjadi hitam dan kilat - kilat terjadi di atas kami.

"Mari kita mulai ronde duanya?!"

Guntur bergemuruh siap menurunkan kemarahannya, di tengah - tengah kekacauan itu berdiri seorang lelaki rambut pirang dengan jaket hoodie hitamnya.

"Rizka, kau lawan anggota Team Spirit bersama teman - temanmu. Aku akan melawan kedua tim yang ada di depan ini..." perintah Dicky yang tangan kirinya memperlihatkan percikan petir kuning.

"Baik!" sahut Rizka terima lalu melompat ke tempat Team Spirit berada bersama dengan teman - teman pelayannya.

"Semuanya.." panggil Zakuro, dan... Hiro, Keze serta Lilian mendekat ke tempat Zakuro, hanya Reika saja tidak.

<Team Spear & Virus POV>

"Sepertinya kubu lawan sudah siap.." kata Harazuo yang mengeluarkan pistol putihnya.

"Ya.." sambung Freed yang menyeringai, di tangan kanannya sudah siap sebuah pedang besi.

"Lihatlah jumlah! Kau sudah kalah Dicky..." cetus Rinoa yang mengeluarkan sebuah bola merah.

"Apa kau masih mau melawan?" tanya Dave yang berdiri santai di depan mereka semua.

"Kita lihat saja..." Dicky menyeringai misterius.

Sementara di tempat Team Virus....

"Kita harus membawa Rey - san menjauh dari sini setelah itu kita sembuhkan ia..." usul Rena yang membopong setelah tangan Rey, di sisi lainnya ada Reika.

"Ayo.." kata Reika yang tergesa - gesa.

Riza segera mendekat setelah melihat Rena dan Reika kesusahan membawa Rey.

"Sini, biar aku yan---"

"Akh?!!!!" pekik Aldi yang tangan kirinya terasa terbakar.

Aldi jatuh berlutut di tangan dengan tangan kirinya terbakar hebat.

"Argh!!?" lanjut Riza yang memekik kesakitan membuat Rena dan Yuki bingung dan takut.

"D - Dadaku???" bingung Riza merasakan dada kirinya terasa seperti terbakar.

<Team Strike POV>

Blaze membuat tsunami darah yang menenggelamkan beberapa demi - human di depannya. Blaze melakukannya karena dia panik melihat Novy kesakitan di dada kirinya... Hampir sama seperti Riza.

"S - Sakit..." bisik Novy penuh kesakitan.

"Novy, ada apa denganmu?" tanya Rei panik.

Lyrcee memukul lantai kuat - kuat membuat gedung itu bergoyang seperti terhantam gelombang laut, Lyrcee mendecih kasar melihat kondisi Novy.

Cahaya biru menyelimuti Novy lalu menghilangkannya, membuat semua orang yang ada di sana terdiam.

<Author POV>

Semua orang yang ada di sekitar Dicky terdiam setelah cahaya biru itu datang kemudian menghilang bersama Aldi dan Riza. Di tengah Kota Jakarta atau Monas, terlihat seorang laki - laki berambut hitam yang mengenakan kemeja putih lengan panjang serta dasi hitam...... Dan sebuah buku hitam di tangannya.

Dia menyeringai lebar, mengetahui rencananya sukses.

"Saatnya menyambut para tamu..." katanya yang tiba - tiba menghilang setelah menutup bukunya.

<Team Impact POV>

Ruangan yang menjadi tempat istirahat Team Impact tadi sekarang telah hancur dengan duri - duri es yang menusuk ke atas, beberapa dinding hitam yang naik keluar, kobaran api biru yang menari - nari.

Kuroko melesat maju ke depan dengan kedua tangannya di selimuti kobarab api biru dan dinginnya hawa es.

Ledakan Elemen Biru

Kuroko menggabungkan kedua elemen itu dan membuat gabungan yang tak seimbang tapi...

Doom!

Allyn sedikit terdorong ke belakang akibat ledakkan itu.

Sebuah dinding biru tiba - tiba muncul di belakang Allyn dan membuatnya berhenti bergerak, di depannya ada Kuroko yang siap memukul Allyn dengan dua elemen itu.

Tinju Api Kedinginan

Blaar!!!

Allyn terdorong ke belakang menghancurkan dinding biru buatan Kuroko tapi dia tidak terluka.

Ternyata tinju Kuroko meleset.

Allyn bergerak tiba - tiba, dia menangkap tangan Kuroko yang di selimuti api biru.

Time Mode : Waktu Diundurkan

Sedikit demi sedikit, api yang berkobar di tangan Kuroko mendadak mengecil lalu menghilang.

Allyn melangkah mundur dengan tangan kanan siap memukul Kuroko.

Time Mode : Waktu Dipercepat

Buag...

Pukulan sangat cepat mendarat tepat di wajah Kuroko, bukan hanya satu tapi beberapa kali yang membuat Kuroko terpental menghantam dinding pembatas.

"Dasar tikus.." bisik Allyn seraya menghindari serangan kejutan dari Luukie yang berada di belakangnya.

"Cih... Dia mengetahuinya!" kesal Luukie yang serangan es abu - abunya gagal.

"Kau tidak akan bisa mengalahkan jika hanya itu kemampuanmu.." cetus Allyn yang melayang di atas langit - langit.

"Diamlah, aku juga tahu.." sahut Luukie lalu menghilangkan hawa dinginnya.

"Apa kau menyerah?" tanya Allyn dengan nada sedikit mengejek.

"Tidak. Kita baru mulai!!!"

<Author POV>

Lette bangun dari meditasinya menatap ke arah keributan terjadi.

"Sepertinya langkah pertama berhasil, selanjutnya ke langkah kedua..." bisik Lette.

Lette mengangkat tangan kanannya tinggi ke atas pada saat bersamaan awan - awan seperti bergetar hebat dan...

"Grrooooaarrr..."

Sepuluh naga bersisik merah tiba - tiba muncul di atas langit, di punggung mereka terdapat beberapa demi - human tipe binatang, bahkan ada slime dan monster - monster yang ada di dunia game.

"Bunuh para pengguna atau kalian akan kembali ke dunia asal kalian. Target kalian hanya satu.... Bunuh Yuki!!!"

Team Spear terdiam di tempat mereka setelah melihat sekumpulan monster yang tiba - tiba terbang ke tempat mereka.

"Sudah di mulai ya?!" gumam Dicky.

"Apa yang sebenarnya terjadi di sini???" bingung Rena yang menatap kumpulan monster terbang itu.

Terlihat ada lima naga ke tempat mereka.

"Cih... Menyusahkan saja!!" geram Dave dengan ekspresi kesal.

Pikiran Pembentuk Partikel : Golem

Tanah yang ada di sekitar mereka bergetar hebat, puing - puing dan barang lainnya mengumpul seperti angin topan lalu menyatu membentuk sesosok raksasa. Total ada lima raksasa.

"Freed, Harazuo, Rinoa, kalian pergilah, aku akan bersama Yuki melindunginya!!!" perintah Dave.

"Eh? Melindungiku???" kaget Yuki sekaligus bingung.

"Kau seorang summoner, bukan?!" tanya Dave yang di balas anggukan kecil.

"Kalau begitu panggil roh dan monstermu.... Kita buat pasukan!!!"

<Team Great & Hearth POV>

Team Great dan Hearth kedatangan tamu tak diundang yaitu lima ekor naga merah dengan 250 demi - human, 50 setiap di punggung para naga.

Dark Creatures

Seruan Night membuat beberapa bayangan hitam kelam keluar dari tanah dan jumlah mereka setengah dari pasukan demi - human.

Perubahan Cuaca : Guntur

Awan - awan yang tadinya cerah kini berubah menjadi mendung, tidak berselang lama keluar hujan petir diatas yang menyambar seekor naga dan membuatnya jatuh.

Nana berlari cepat ke arah merah yang jatuh itu meletakkan telapak tangannya ke kepala naga itu.

Kekuatan Penakluk : Perubahan Kepemilikan

Naga merah itu berubah menjadi ungu dengan sisik besi putih, mata kuning, sayap bagaikan mata pedang yang tajam dan..... Nana berdiri di atas kepalanya.

Music Shockwave

Gelombang suara super keras menghantam telak keempat naga, membuat demi - human yang ada di atas punggung para naga berjatuhan karena para naga itu kehilangan keseimbangan mereka.

Igo berdiri di salah satu jalur jatuh seekor naga. Sebuah pedang dia genggam kuat diikuti lima elemen yang keluar dari sana.

Tebasan Dari Lima Elemen Alam

Tebasan super besar yang terbuat dari api, air, angin, petir dan tanah itu menebas telak sayap seekor naga.

Daar...

Naga itu terhempas kasar di atas lahan kosong. Dia tidak bisa bergerak lagi, bukan karena sayapnya terpotong tapi karena bongkahan es yang membekukan kaki dan tangannya serta duri - duri yang menusuk kulitnya.

"Pendaratan yang bagus.." kata Anggita yang bangkit dari berlututnya, tangan kanannya mengeluarkan asap putih yang dingin.

"Teman - teman, sepertinya kita mendapatkan masalah..." panggil Sei yang melihat ke dalam kacanya.

Kaca itu menunjukkan Hanase dan Marina yang berjalan bersama sambil membawa setengah bagian chaos.

"Kurasa... Kita baru saja kena tipu!!!"

<Author POV>

Rena, Reika dan Yuki membawa Rey menjauh dari pertarungan antara Team Spear melawan Dicky dan sekutunya tapi kata - kata lebih mudah dari yang dilakukan.

Hujan Petir

Kilatan cahaya tercipta di atas mereka, pada waktu bersamaan terjadi hujan petir yang mengelilingi mereka.

Pikiran Pembentuk Partikel : Penghalang

Tanah yang Dave sentuh menjadi kecil kemudian naik ke atas membentuk suatu kubah yang melindunginya dari hujan petir.

Di utara ada Fred yang bertarung dengan Demi - Human tipe elemen. Ada kayu, tanah, besi dan lainnya. Fred melawan mereka semua dengan pedang besinya walaupun membutuhkan stamina dan fisik yang kuat.

Boom...

Ledakan terjadi di selatan. Di sana berdiri Rinoa dengan bola merahnya.

Demi - Human tipe burung melesat cepat ke tempat Rinoa, Rinoa yang melihat itu hanya menatap dingin.

Desire Ball : Sword

Rinoa melempar bola merah - putihnya sedikit ke atas lalu bola itu berubah menjadi cahaya dan berubah menjadi pedang putih dengan pegangan merah.

2detik. Itulah kecepatan Rinoa sebelum terkena cakar Demi - Human itu, Rinoa bergerak sangat cepat dan menebas horizontal kiri tepat di badan Demi - Human itu.

Daar! Daar!

Di barat ada Harazuo yang sedang menembaki para Demi - Human dengan pistolnya, setiap tembakan mengeluarkan gelombang kejut yang sangat kuat sampai - sampai dapat menghancurkan sisa - sisa reruntuhan.

"Tahan mereka sampai Yuki dan teman - temannya berhasil lolos.." teriak Dave yang membuat sepuluh pedang partikel di sekitarnya.

Kesepuluh pedang itu berlawanan dengan sepuluh Demi - Human.

"Diam!!" kesal Fred.

"Akan aku usahakan..." sambung Rinoa malas.

"......." dan Harazuo yang diam.

Di kejauhan Dicky menyeringai.

Tombak Petir Kehancuran

BZZZZ!!

Tombak petir dengan ukuran super panjang tercipta di tangan kiri Dicky dan mata Dicky terarah ke Dave.

Dave berdecih kecil melihat itu kemudian membuat empat lapis pelindung dari aspal. Pada waktu yang sama Dicky melempar tombaknya dan menembus mulus tanpa ada kendala, beruntung Dave berhasil menghindari.

Dave mengangkat tangannya ke arah Dicky, melihat itu Dicky segera berpindah tempat, tidak lama kemudian muncul duri - duri di tempat Dicky tadi.

"Ini sangat merepotkan.."

<Team Spirit POV>

Zakuro melempar dua bola api ke tempat Rizka dan kelompoknya tapi tidak ada yang terkena bola api Zakuro. Kelompok Rizka mulai menembaki Team Spirit dengan Uzi, semua peluru itu melesat dengan sangat cepat, beruntung tidak ada yang terkena.

Menara Api

Menara api muncul di tengah - tengah mereka dan mengenai satu pelayan saja tapi itu membuat kelompok Rizka semakin cepat menyerang.

"Lilian..." seru Zakuro.

Lilian melesat cepat ke depan, pedangnya menebas cepat dan beradu dengan pisau Rizka.

Kumpulan Gagak

"Kroak?!!"

Saat bersamaan muncul kumpulan gagak hitam di atas mereka dan menyerang kelompok Rizka.












Kaze melompat tinggi ke atas sembari membuat enam pedang astral merah. Kaze mendarat mulus dan langsung menyerang bersama ketujuh pedangnya.

Sarung Tangan Tanah

Zakuro memukul kedua tangannya ke atas, tanah yang Zakuro pukul perlahan naik dan menyelimuti kedua tangannya.

Setelah selesai, Zakuro langsung berlari dan masuk ke dalam pertarungan.

Tanah Penguncang

<Team Strike POV>

Team Strike yang di pimpin oleh Lycree berlari keluar dari bangunan setelah mengalahkan semua Demi - Human. Mereka mengejae Hanase dan Marina.

"Dasar pengkhianat!!" umpat Lyrcee kesal dan di dukung oleh ekspresi dari yang lainnya.

<Alfharizy & Karoko POV>

Di tempat yang sepi, tepatnya di pelabuhan. Karoko membopong tubuh Alfharizy yang bersimbah darah.

"Al - nii, tunggu saja aku pasti akan membawamu menjauh dari sini..." gumam Karoko.

Karoko keluar dari gudang itu dan sampai di ujung pelabuhan, di sana terdapat sebuah kapal putih yang cukup untuk lima orang.

"Karoko..." panggil Alfharizy yang sudah sadar.

"Al - nii?!" kaget Karoko.

Lalu Karoko menyandarkan Alfharizy? ke salah satu tiang besi. Deruan nafas Alfharizy membuat Karoko menjadi cemas, terlihat dari raut mukanya.

"A - Aku baik - baik saja kok Karoko, dan yang lebih penting.... Mana Hanase?" seru Alfharizy dengan suara lemah.

"Berhentilah nanti darahnya akan keluar..." cemas Karoko melihat aliran merah terus keluar dari dada Alfharizy.

"Pergilah Karoko.."

"Hah?"

"Pergilah, bantu temanmu.." pinta Alfharizy lagi.

"Apa yang nii katakan? Aku tid---"

"---Teman - temanmu lebih membutuhkanmu daripada aku!" potong Alfharizy dengan nada suara serius.

Alfharizy semakin lemas dan menyandarkan kepalanya ke belakang.

"Pergilah... Aku.... Akan baik - baik... Saja!" pinta Alfharizy.

Karoko menyembunyikan bibirnya dan menggenggam kuat tangannya sendiri.

"Jangan sampai mati!!"

Karoko berlari menjauh kemudian menghilang.

"Hahaha... Kau pikir aku siap---"

<Author POV>

"Anggota Roar ya?" tebak Lette kepada tiga orang yang sedang mengepungnya.

"Lebih tepatnya 'mantan' anggota Roar..." balas Akise yang ada di depan Lette.

"Apa yang dilakukan 'mantan' anggota Roar di sini?" tanya Lette waspada.

"Kami datang ke sini untuk membantu teman kami, bukankah begitu, Gina??" cetus Yuuto.

"Ya!"

Lette menyeringai di balik bayangan.

"Baiklah, aku terima!!"

<Team Great & Hearth POV>

Semua anggota Team Great dan Hearth terlihat tengah sibuk melawan setiap Demi - Human ditambah tiga ekor naga yang mengamuk. Di dekat naga itu ada Igo dan Nana yang menunggangi seekor naga ungu. Mereka bertarung.

Sayatan Api Phoenix

Igo melancarkan tebasan ke depan dan membuat seekor burung api yang menghantam wajah seekor naga.

Tentakel Air Octopus

Tentakel - tentakel air keluar dari mata pedang Igo dan melilit salah satu sayap naga yang dia serang.

Igo menarik paksa sayap itu membuat naga terjatuh secara paksa.

Menara Pasak Tanah

Igo menusukkan pedangnya ke dalam tanah, seketika itu juga muncul menara tanah yang menusuk badan seekor naga dari bawah.

Ditempat Nana...

"Rooooar..."

Dua naga saling beradu raungan sampai naga Nana bermain curang.

Naga Nana memutar badannya kemudian mengibaskan ekornya tepat di wajah naga yang dia lawan.

"Tembak!!!" seru Nana.

Naga Nana membuat gumpalan api ungu keputihan di mulutnya dan...

DHUAR.....

Ledakan hebat tercipta yang membuat naga itu jatuh dengan kondisi gosong.

"Igo, kau cepat pergi ke bandara di sana ada sekumpulan Demi - Human yang berkumpul...." perintah Sei lewat cerminnya.

"Naiklah..." seru Nana kepada Igo.

Igo memasang raut datarnya lalu naik ke punggung naga.

"Kita pergi!!"

<Author POV>

Rena, Reika dan Yuki bersembunyi di salah satu reruntuhan bangunan, mereka meletakkan pelan Rey yang terluka parah.

Reika langsung mendekat ke tempat Rey, di telapak tangannya keluar cahaya biru langit. Rena tidak tinggal diam, dia juga ikut menyembuhkan Rey menggunakan cahaya hijau daunnya.

"Yuki - chan, apa yang kau lakukan?" tanya Rena yang tanpa sengaja melihat Yuki berdiri di tengah - tengah ruangan.

"Aku akan melakukan yang di katakan Dave kepadaku..." jawab Yuki yang mengeluarkan lingkaran sihir merah yang bercahaya biru itu.

"Aku akan membuat pasukan!!"

<Team Strike POV>

Hanase dan Marina di hadang oleh Team Strike di tengah perjalanan mereka ke tempat Lette.

"Kau..." geram Lycree menatap tajam Hanase.

"Kalian menganggu saja.." acuh Hanase membuat anggota Team Strike menjadi kesal. "Majulah, biar aku kalahkan kalian!" tantang Hanase yang membuka sayap - sayap kipasnya.

Api Hitam

<Yuki POV>

Apa kalian mendengarku?

Kami mendengarmu, Yuki!

Aku buka mataku dan mendapati semua roh yang aku kontrak berbaris di depanku.

"Arigato Minna..." ucapku sambil tersenyum.

"Yuki, apa kau yakin ingin melakukan ini?" tanya Aqua, dia cemas.

"Benar Yuki, kau bisa..." berhenti Black, dia tidak ingin melanjutkannya.

"Aku akan baik - baik saja... Demi Riza - nii!" kataku yakin.

"Baiklah Yuki.... Kami semua menyayangimu!!"

<Author POV>

Ratusan Demi - Human dan puluhan naga berjatuhan di atas langit Kota Jakarta seperti rintikan hujan.

"Heeeh??? Bertambah lagi?" protes Asia melihat 'hujan' itu.

"Jangan terlalu banyak protes dan kalahkan mereka..." tegur Sei dengan cermin buramnya.

"Sial. Kenapa aku tidak mengetahui ini??" batin Sei bergerutu.

"Apa yang harus kita lakukan sekarang, Night?" tanya Anggita yang sudah selesai membekukan sepuluh Demi - Human.

"........." Night hanya diam memandangi 'hujan' itu.

Semuanya terdiam akibat tekanan aura yang sangat kuat sampai - sampai semua yang merasakannya tidak dapat bergerak.

"Ini'kan?"

Seketika itu tercipta empat lingkaran sihir super besar, di dalam lingkaran sihir itu bermunculan berbagai macam monster fantasi. Jumlah mereka ratusan lebih.

Di tempat Team Virus.

Yuki berdiri tepat di tengah lingkaran pelangi yang merupakan pusat kendali keempat lingkaran sihir raksasa. Rena dan Reika yang melihat itu di buat diam oleh aksi Yuki.

""Hebat"" kagum mereka bersamaan.

"Ugh!" pekik Rey.

"Rey?!!" kaget Reika.

"Tenanglah, aku juga akan membantu.." ucap Aqua yang menyelimuti badan Rey dengan gumpalan air.

"Terimakasih..." seru Reika dan Rena hanya tersenyum.

"Riza - nii..."

<Riza POV>

Hei!!

"Ah!"

"Hei, kau baik - baik saja?" tanya gadis yang ada di hadapanku.

"S - Siapa kau?" tanyaku sontak.

"Namaku Novy, dari Team Strike.." jawabnya.

"Pengguna Kekuatan??!"

Aku mencoba bangkit. "Kita ada dimana?" tanyaku.

"Entahlah..." jawabnya lagi.

Kini aku berada di suatu tempat yang mana kabutnya mengeluarkan asap ungj tua, dan kami berada disebuah batu yang melayang.

"Dia Aldi.." kata Novy menunjuk seorang lelaki berambut hitam yang tengah melihat ke bawah.

"Aku Riza..." cetusku.

"Oh?!! Jadi kau yang disebut Author itu ya?!" tanya Novy dengan mata bersinar terang.

Aldi yang ada di ujung menatapku..... Terkejut?

"I - Iya.." jawaku agak takut.

"Wah~~~Aldi!!"

Aldi mendekat dan berdiri di depanku bersama Novy.

""Senang bertemu dengan anda, Tuan""

"Heh? Tuan?" pekikku melangkah menjauh. "Aku bukan Tuan siapapun?!" bantahku.

"Tidak Tuan, kau adalah Tuan kami. Tuan dari segala Pedia.." ngotot Novy dan Aldi hanya diam.

"Pedia? Aku tidak mengerti?" bingung.

"Baiklah biar---" perkataan Novy terhenti--- dia bangkit dan menarikku paksa ke arahnya... Di bantu Aldi.

Pada waktu bersamaan tempat yang aku pijak hancur oleh enam elemen berbeda.

"A - Apa??" tanyaku bertambah bingung.

"Apa maksudnya ini semua, Modi?" tanya Novy menatap tajam kepada seorang lelaki rambut hitam lainnya, dia mengenakan kemeja putih dan membawa sebuah buku.

"Bukankah kau sudah bersumpah setia pada Tuan?" tatap tajam Novy, begitu juga dengan Aldi.

"Ayolah Novy, kita bisa mengalahkanya dan memaksa dia untuk membagi kekuatannya kepada kita.." usulnya dengan senyuman.

"Aku tidak akan pernah berkhianat.." balas Novy dingin.

Senyuman Modi hilang di gantikan tatapan benci. "Padahal aku suka padamu tapi... Apa boleh buat? Serangga harus dimusnahkan..!"

Seketika Aldi dan Novy dalam posisi siaga. Modi membuka bukunya dan..... Mulai menulis?

Kemudian Modi memperlihatkan tulisannya.

Munculkan puluhan Pasukan Tengkorak di sekitar 'Author'

Trak.... Trak.... Trak....

Bersamaan dengan itu muncul beberapa tengkorak yang membawa pedang disekelilingku.

"Heh? Kok sama?" kagetku tidak percaya.

Novy membuka bukunya dan jari kiri Aldi bersinar biru.

"Dia adalah Modifier, yang seharusnya mengabdi kepada anda. Dia Pengguna Kode Nama FA = False Author..." jelas Novy.

"False Author?"

<Allyn & Luukie POV>

Bruak!! Prang....

Allyn terpental jauh ke landasan pesawat setelah terkena serangan telak dari Luukie.

Pada saat Allyn ingin bangkit, Luukie mendarat di depannya dan menghancurkan aspal.

"Hahahah... Apa itu kartu asmu?" terkekeh Allyn.

Di depan Allyn ada Luukie yang mana sekujur badannya di selimuti aura merah dengan tato biru malam.

Luukie mengangkat tinju kanannya yang di selimuti cahaya emas.

Tinju Bintang Keberuntungan

Gelombang emas melesat cepat di depan Allyn.

Allyn mempercepat pergerakannya dan mengelak ke kanan tapi Allyn telah di hadang oleh bola emas berbentuk peluru. Allyn memperlambat bola itu dan kembali mengelak tapi..... Tinju Luukie sudah menunggunya.

"Kurang beruntung..."

Buagh!!

Allyn kembali terpental dan kali ini meratakan rerumputan hijau.

"Aku sengaja melancarkan dua serangan tadi untuk menggandakan keberuntunganku saja. Kau tahu itu?!" beritahu Luukie yang berjalan mendekat ke tempat Allyn.

"Dan setiap kali kau menyerang, maka keberuntunganmu akan semakin membesar...." sambung Allyn menghela nafas lalu bangkit. "Sungguh keberuntungan yang mengerikan!"

"Kau tidak akan bisa menang Allyn.." seru Luukie yang mengumpulkan tenaga dikedua tangannya.

"Kau salah Luukie... Aku selalu menang!!" bersamaan dengan itu, cahaya emas yang menyelimuti kedua tangan Luukie menghilang.

"A - Apa yang terjadi??" bingung Luukie seraya mencoba mengeluarkan kekuatan tapi hanya cahaya kecil saja. "Apa yang telah kau lakukan???" tanya Luukie menatap tajam Allyn.

"Aku hanya mengembalikan kekuatanmu di waktu sebelumnya. Itu saja..." jawab Allyn datar.

"Tcih!!" decih Luukie.

Luka - luka yang d iterima oleh Allyn mengecil sampai tidak terlihat, bahkan pakaiannya kembali ke bentuk semula.

Sekarang Allyn sudah rapi.

"K - Kau juga bisa melakukan itu??!" keterkejutan Luukie berlanjut.

Allyn membuka telapak kanannya dan memperlihatkan pecahan permata chaos yang bersinar merah keunguan.

"Mari kita coba!"

<Author POV>

Lette berdiri santai sambil menelpon.seseorang.

"Sekarang kau dimana, Roko?"

"........."

"Hah?? Kenapa kau kembali??"

"........"

"Baiklah, jangan sampai mati!" setelah itu Lette mematikan hp-nya.

Lette menatap datar Akise, Gina dan Yuuto yang terkapar di depannya. "Kenali lawanmu sebelum bertarung..." pesan Lette sebelum menghilang.

"Rey.."

<SKIP POV>

Ratusan Demi - Human dan puluhan naga tengah bertarung melawan beberapa monster yang keluar dari lingkaran sihir yang dibuat oleh Yuki.

Sementara itu Yuki masih fokus untuk mengendalikan kekuatan yang menguras banyak tenaga ini.

"Akhirnya ketemu juga..." cetus Lette yang ada disamping Yuki.

Lette mengeluarkan pistol hitamnya dan di tembakkannya ke Yuki tapi tembakan itu melesat karena dibelokkan oleh angin.

"Angin??"

Wush...

Rena menerjang ke belakang Lette seraya melancarkan pukulan anginnya.

Tapi sebelum pukulan Rena mengenai Lette, Lette terlebih dulu berpindah ke tempat.

Rena berdiri tepat di tengah - tengah Lette dan Yuki.

Kekuatan Alam : Tingkat Kehidupan

Seketika seluruh badan Rena di selimuti cahaya hijau.

"Aku yang akan melindungi Yuki - chan!!"

<Aldi, Riza & Novy POV>

Aldi berlari ke barisan prajurit tengkorak bermodal jari kiri yang bersinar. Aldi berlari sambil menulis sesuatu di ruang hampa, dan tulisan itu adalah....

Membeku

Zrassh!!

Sema prajurit tengkorak yang ada di depan Aldi tiba - tiba membeku setelah kata - kata Aldi menghilang menjadi cahaya.

"Munculkan Prajurit Undead...." seru Novy membaca bukunya, pada waktu bersamaan muncul beberapa zombie yang mengenakan zirah melawan prajurit tengkorak.

"Ini membuatku bingung..." ucap Riza memegangi kepalanya.

"Tuan, anda mundurlah. Biar saya dan Aldi yang bertarung..." pinta Novy.

"Sudah aku bilang, 'aku bukan Tuan siapapun'.." lirih Riza dengan ekspresi lesu.

Lalu Riza menatap penasaran ke arah Modi.

"False Author... Ya?!"

<Team Spear POV>

BOOM!!!

Tanah itu hancur setelah Dicky melemparkan tombak petirnya.

Disela - sela reruntuhan berlari Dave dengan pedang 'yang entah darimana ia dapatkan. Dave mempercepat larinya ke belakang Dicky, sementara itu Dicky membuat tombak petir lagi.

Dassss....

Hembusan angin yang cukup kuat di campur dengan percikan petir yang terbang kemana - mana membuat tanah dan reruntuhan yang ada di.sekitar mereka hancur.

Di tengah itu ada Dave dan Dicky yang saling 'main' dorongan. Mereka melepaskan aduan secara bersamaan lalu melancarkan serangan secara bersamaan juga, membuat aduan kembali terjadi. Dave dan Dicky terus mengulangi aksi mereka sampai - sampai hanya menyisakan mereka berdua saja karena tanah sudah tidak rata lagi(banyak lubang) dan reruntuhan yang menutupi mereka lenyap(hancur).

Di tempat berbeda ada Fred, Harazuo dan Rinoa yang sedang melawan satu batalion penuh musuh, yang mana rata - rata pasukannya adalah Demi - Human.

"Ini menyusahkan saja..." gerutu Freed sambil melancarkan tebasan vertikal tapi berhasil di tahan.

Fred berdecih kesal kemudian menendang perut lawannya lalu menebasnya. "Tidak ada habisnya!!"

<Team Great & Hearth POV>

Night menciptakan bayangan hitam lebih banyak lagi di bantu oleh aura orange milik Yuu. Semua bayangan itu menjadi lebih besar, cepat dan kuat.

"Maaf ketua, aku hanya bisa meningkatkan sampai 'ini' saja.." ucap Yuu yang ada di belakang Night.

"Ini sudah cukup..." Night tersenyum menanggapi ucapan Yuu.

"Yuu - san, aku butuh bantuan.." panggil Ayaka yang dikepung oleh beberapa Demi - Human.

Kekuatan Peningkat : Kekuatan

Aura merah menyelimuti badan Ayaka.

Ayaka mengangkat tangannya ke atas dan membuat gumpalan awan hitam raksasa.

Perubahan Cuaca : Guntur

BLAAR!!

"AAAARGH!!!" teriak para Demi - Human setelah di sambar oleh guntur Ayaka.

"Rasakan itu, bwe~~" celutuk Ayaka dengan ekspresi konyolnya.

"Anggita - san, apa kau---"

"----Tidak!" jawab Anggita memotong cepat pertanyaan Yuu.

Anggita melompat ke atas barisan Demi - Human, membuat tombak es super besar lalu melemparnya ke tengah barisan.

Zraash...

Tombak itu hancur dan membekukan semua pasukan.

"Aku bisa sendiri..." sambung Anggita datar.

"B - Begitu..." Yuu tersenyum kecut.

"Arah jarum 2 dan 11, kita akan kedatangan pasukan musuh lagi setelah itu 15menit giliran di arah jarum jam 7..." beritahu Sei yang matanya fokus ke cerminnya.

"Aku masih tidak percaya jika cermin itu bisa melihat masa depan.." cetus Yuu sambil mengeluarkan setitik keringat di pelipisnya.

"Dia adalah anggota Team Great, jadi aku tidak akan terkejut.." kata Night tiba - tiba.

"Apa Team Great sekuat yang ketua katakan?" penasaran Yuu.

"Mereka semua kuat, apalagi ketua mereka yang mendapatkan julukan Raja Pedang..." jawab Night sambil tersenyum pahit.

"Raja Pedang..."

Sementara keadaan Team Great...

"Hacchiu..." bersin Ride. "Kurasa mereka membicarakanku!" ucap Ride menggosok hidungnya.

Saat bersamaan muncul kubus kaca di atas Ride dan menghantamnya.

"Apa maksudnya itu??" marah Ride.

Lalu muncul kaca kecil di dekat telinga Ride.

"Bodoh. Mana mungkin mereka membicarakanmu, mereka membicarakan 'kita' dan Igo!" kata Sei lewat kaca itu.

"Heeeh? Jadi bukan aku?"

"Jangan kecewa, bodoh!!"

<Allyn & Luukie POV>

Luukie menembakan beberapa bola emas ke tempat Allyn tapi dihindari oleh Allyn dengan mudahnya.

"Seranganmu lambat.." ejek Allyn.

Luukie berdecih. Dia membuat pedang emas super panjang. "Hindarilah ini kalau bisa!!"

Luukie berseru panjang sambil memutar badannya dan pedang super panjang itu berputar dengan kecepatan tidak normal.

Drap...

"Sudah..." ucap Allyn yang berdiri di atas pedang.

"Bagaimana bisa---Ugh!!"

Luukie terpental jauh setelah terkena tendangan telak di wajahnya. Luukie membentur awak pesawat.

"Argh!?" ringis Luukie yang badannya terjepit badan pesawat.

Belum keluar dari sana, Allyn telah sampai di depan Luukie.

"Kau kalah Luukie, keberuntunganmu tidak bisa melindungimu.."

Allyn mengangkat telapak kanannya ke arah Luukie lalu muncul bola waktu disana. Allyn menembakkan bola waktunya tapi sebelum mengenai Luukie, tubuh Luukie terlebih dulu terjatuh ke sana.

"K - Kata siapa, hah?!" kata Luukie yang sudah kelelahan.

Allyn tersenyum kecil. Allyn berjalan pelan ke tempat Luukie berada.

"Mungkin kau bisa menjadi kelinci percobaannya Luukie.." cetus Allyn yang mengeluarkan pecahan kecil permata chaos.

"M - Mau kau apakan aku dengan benda i - itu??" tanya Luukie lemah.

"Kita lihat sendiri..."

Pecahan permata itu mengeluarkan cahaya ungu kemerahan yang kuat, dapat menyakitkan mata. Allyn melempar pelan pecahan itu tepat di depan Luukie dan....

Daaar....

Ledakan kecil terjadi dan membuat lubang yang agak besar.

Allyn terdiam sejenak memperhatikan lubang itu dan tiba - tiba angin bertiup dibelakangnya.

"Maaf, anda kurang beruntung..." kata Luukie yang tiba - tiba telah berada di belakang Allyn.

Allyn menyeringai kecil. "Itu kau, Luukie..." balas Allyn.

Cahaya merah keunguan keluar dari badan Allyn.

"A - Apa?" terkejut Luukie.

"Anda kurang beruntung..."

"........"

Allyn menghilang dari pandangan Luukie, meninggalkannya bersama pecahan chaos yang siap...

DHUAR!!

Ledakan itu seperti nuklir versi kecilnya.

Allyn tersenyum senang melihat percobaannya berjalan sesuai rencananya. Di tengah landasan pesawat terkapar Luukie yang tak sadarkan diri lagi.

Lubang dimensi tercipta di samping kanan Allyn yang mengeluarkan tabung kaca yang menjaga chaos. Allyn mengambil tabung itu kemudian memandangnya dengan senyuman.

"Saatnya menjalankan langkah terakhir..." cetus Allyn menyeringai sadis.

Allyn berjalan ke arah Hanase dan Marina berada.

Saatnya mengakhiri dosa para Pengguna!

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top