SPSD Secret Event I :
[ Normal POV ]
Di pemukiman penduduk Hokada tengah terjadi kekacauan tapi berkat kekuatan ilusi yang dipinjamkan oleh Kode Nama Sei membuat kekacauan tersebut tak dapat dilihat.
"Aree? Kenapa aku ke disini??"
Dan orang-orang yang mau mendekat ke sana pasti langsung kehilangan alasan untuk datang. Ini cuma berdampak pada 'orang biasa'.
"Semua pihak lawan ada di dalam'kan?" tanya Sei berkeringat takut(?).
"Benar. Memangnya kenapa?" sahut perempuan berambut hitam bermata merah-- Nauta. "Aku takut saja andai 'mereka' menyerang, aku pasti mati." jawab Sei dengan perasan takut.
"Aku tidak menyalahkanmu. Kata Riza dulu mereka pernah membunuh Ultimatum Member's Code. Itu sudah cukup untuk membuktikan jika mereka semua sangat berbahaya.."
"Pergi ke dunia lain adalah hal yang tidak pernah aku bayangkan.." ucap Sei meringis karena takut.
Sementara itu Akagi dan Allyn masih berhadapan dengan Pengguna Kekuatan yang memiliki api merah muda, lebih tepatnya mereka belum menyerang.
"K-kedua orang ini kuat. Aku harus apa??" pikir perempuan bersurai pink yang mengenakan topeng putih.
"Aku sudah terlalu banyak menggunakan kekuatan permataku, butuh waktu untuk memulihkannya.." cetus Akagi.
"Iya, iya aku tahu kok. Tidak usah kau ingatkan pun aku TAHU!" kata Allyn. Lingkaran cahaya tiba-tiba muncul disebelah kaki kanannya, sebuah pedang greatsword keluar dari sana.
- Blue Hunter Arment -
Diikuti sinar biru yang membungkus Allyn, pakaian Allyn diganti dengan kaos bra putih yang dilapisi oleh jubah bajak laut hitam dan sepatu boot yang panjang.
"Bukankah itu.?"
"Hehe.." Allyn tersenyum senang. Ia mengangkat pedang yang baru keluar itu. "Diga pasti memaafkanku karena meminjam benda ini tanpa memberitahunya," lanjutnya.
"Dia mencurinya.." batin Akagi sweatdrop.
"Seharusnya dia tahu aku tidak bakal puas jika hanya diberi satu Kode Nama.."
"Itulah kenapa pedang itu kau ambil.?"
"Dulu dia memberiku Red Knight berserta Chaos, sekarang jadi Blue Hunter ditambah Senjata Kode Nama ini.." Allyn memeluk pedang itu dengan air liur dimulutnya. "Kenapa dia menyimpan benda sebagus ini dan tidak memberitahuku!?"
"Penyakit nih anak kumat lagi.." batin Akagi meringis. "Huh? Allyn, dia kabur tuh,"
"Sial?!" maki Pengguna Kekuatan tadi. Ia membuat dinding api dan lari.
"Tidak semudah itu, Ferguso~"
Allyn menyentuh mata pedang dekat ganggang bagian itu membuka memperlihatkan sistem mirip pengaturan alarm, ada juga bagian seperti di remote tv. Allyn memasukkan kalimat 'Kembalikan' ke kotak layar di kecil di sudut mata pedang. Allyn mengayunkan tebasan gelombang yang 'menghapus' dinding api.
"A-apa?! Tidak mungkin.!"
Slash!!
Tebasan gelombang mengenai Pengguna Kekuatan itu seketika dirinya berhenti bergerak. Allyn menekan kata 'jeda' atau 'pause' sebelum mengayunkan pedangnya.
"Senjata Kode Nama ini bernama Time Breaker. Pedang yang dapat mengatur segala waktu dan keadaan, hehe~"
"Benda itu kuat sekali?! Aku setuju dengan Allyn. Kenapa Diga menyembunyikannya??"
"Hehe~dengan ini mungkin aku bisa mempercepat waktu tayang acara tv kesukaanku.."
"Owh~kurasa aku tahu kenapa Diga menyembunyikannya.."
"Baiklah. Apa yang akan aku lakukan terhadapmu.?"
"A-aku mohon ampuni aku. A-aku cuma dipaksa atau kakakku dibunuh oleh tuan Taigas. Aku mohon jangan bunuh aku!"
"Hm. Oke.."
"Eh?" kagetnya. Allyn dengan cepat mengangkat Time Breaker. "Tapi kau tidak boleh ada di dunia ini.."
"Eh--?" kalimat perempuan tadi terpotong oleh Allyn yang membelah dia jadi dua, retakan dimensi tercipta menghilangkan Pengguna Kekuatan api merah muda ini.
"Kuro Taigas ya.." gumam Akagi mengingat wajah pria berambut hitam.
"Kau membicarakanku, Akagi.?"
"?!"
Akagi serta Allyn memutar badan mereka ke belakang menatap pria berambut hitam kehijauan gelap yang panjang, kulitnya pucat dan tatapannya kosong.
"Taigas.."
"Aku senang kau bicara tentangku... Rekan."
"Kau bukan rekanku!" bantah Akagi dengan cara berteriak. "Jangan kasar begitu, rekan. Aku sangat perduli denganmu, aku bersedia jadi apapun asal kau yang memintanya." seru Taigas tersenyum, kemudian ekspresinya jadi penuh dendam. "Tapi sejak ada wanita sialan itu kau berubah! Aaah, dia adalah kuman yang mesti aku lenyapkan."
"Apa itu alasanmu kembali ke masa lalu? Untuk membunuh dia?! Sadar, Taigas! Kau hanya dimanfaatkan olehnya!"
"Benar. Dan aku tidak perduli aku dimanfaatkan tapi jika itu dapat mewujudkan keinginanku aku menerimanya dengan senang hati.."
"Taigas, kau.."
"Aku bakal senang andai kau tidak mengangguku, rekan.."
"Tidak. Tugasku kembali ke masa lalu adalah menghentikanmu dan orang itu.."
"Akagi, aku sama sekali tidak ingin bertarung denganmu. Kau pasti tahu itu, bukan?"
"Kalau begitu kembalilah ke masa depan.."
"Tentu... Setelah aku membunuh si jalang itu!"
"Taigas.." Akagi terkejut mendengar apa yang dikatakan mantan rekannya itu.
"Sampai jumpa, Akagi. Aku harap kita bisa bertemu lag--??"
Jusg!!
"--Hei.."
Akagi tiba-tiba sudah berada dihadapan Taigas.
"Jangan ejek Musume dengan mulut kotormu itu.."
"Akag-?!"
- Hellfire World : Great Explosion -
Akagi menghantam wajah Taigas dengan api merah kehitaman sangat gelap, efek kejutannya adalah ledakan terkutuk yang siapapun yang terkenanya akan menerima mimpi buruk selama 5 detik, kemudian pingsan. Tapi dalam kasus Kuro Taigas seorang Spesialis Permata yang memiliki julukan Api Panther Hitam, itu...
Daar!!
Taigas terpental meruntuhkan 5 lima yang ada di satu gang. Taigas malah tertawa kesenangan.
"Akagi menyentuhku. Aku... Senang sekali!" pekik Taigas senang melupakan wajahnya sudah membiru berkat hantaman tinju Akagi.
"Dia aneh. Dia gila. Siapa sih orang ini, Akagi!?" pekik Allyn sedikit merinding.
"Dia cuma penyuka fujo.."
"Sama kaya aku dong.?" ini Allyn.
"Hahahaha. Tadi tinju yang bagus Akagi, namun masih kurang. Kau menahan diri tadi buktinya aku tidak terluka.."
"Lalu yang di wajah itu apa?" ini Allyn, lagi.
"Dia juga seorang masokis akut.."
"Hm. Untung tidak sama fetish kita. Good job." ini... Allyn.
"Dia datang.!"
Tempat Taigas meledak oleh hembusan angin yang lumayan dingin, Akagi sontak menyilangkan tangannya ke depan wajah. Semantara tusukan jari Taigas hanya melewati sampingnya akan tetapi setelahnya sisi kanan Akagi yang terlewati membeku oleh es hitam kehijauan gelap.
- Darkess Wild : Minus Fangs -
Taigas bergerak secepat hewan liar di udara sembari bersentuhan, kakinya terayun disamping kanan Akagi. "Urgh!" Akagi menerima tendangan yang membekukan wajah sisi kanannya.
"Hahaha. Bagaimana kekuatanku--?"
Grap!!
Tangan kanan Akagi lolos mencekik leher Taigas.
"Kau pikir siapa aku?!"
"Hu~i-ini baru Akagi yang aku kenal. Kasar~~"
Akagi melempar Taigas sekuat tenaga ke udara, di atas sana Taigas terbakar oleh api neraka Akagi, tepat dileher.
- Hellfire Zone : Ambition Avalon -
BLAAR!
Taigas meledak bersama matahari merah kehitaman ciptaan Akagi.
"A-Akagi, b-bukankah i-ini b-berlebihan.?" tanya Taigas(?). "Tidak. Itu sudah cukup untuk menghanguskanmu sampai jadi abu... Rekan?"
Taigas sempat menyeringai kecil diwaktu itu. Ia senang dapat melihat manik hitam milik Akagi berbentuk matahari gelap itu.
"Itu baru Akagi yang aku suka.." batin Taigas hanya dapat bisa pasrah.
Cukup main-mainnya, orang aneh.!
"!?"
Slash!
Satu kilat cahaya memotong ditempat Taigas terbakar, bola matahari itu mengecil dengan begitu cepat sampai lenyap jadi hembusan gelombang angin. Seorang wanita berambut abu-abu bergelombang mendarat dibawah sedikit di depan matahari itu, ada sebuah rapier ditangan kanan.
"Rab'nia.." bisik Taigas pelan, tubuhnya jatuh tidak elit setelah bola matahari hilang. "Aku kira kau tidak datang,"
"Aku juga tidak mau." jawab wanita itu menatap dingin Allyn.
"Hm~jadi itu Kode Nama Grey Sword yang dirumorkan Diga. Bagus juga.." gumam Allyn berbicara sendiri.
"Lalu kenapa kau datang??"
"Sembuhkan dulu dirimu, orang aneh!"
"Hmm.."
Uap asap tercipta dari luka-luka yang diterima Taigas, luka itu memucat menjadi warna kulit yang biasa.
"Sudah.."
"Sekarang waktunya bekerja. World ingin kita melenyapkan semua yang menghalangi rencananya.."
"Kecuali Akagi. Biar aku yang menghadapinya.."
"Cih. Kenapa?!"
"Hai~~" sapa Allyn berdiri di jalur Rab'nia berdiri. "Kau memiliki Kode Nama yang bagus. Apa aku boleh mengambilnya~?"
"Dalam mimpimu, wanita sialan!"
"Baiklah~?"
TRUANG!!?
Elemen kejut tercipta saat keduanya saling mengadu senjata Kode Nama mereka.
Tap, tap.
"Mari kita mulai ronde keduanya, A-k-a-g-i!"
"Jangan salahkan aku jika aku membunuhmu nanti.."
"Aah~itu pasti menyenangkan dapat dibunuh oleh orang yang kusuka!"
[ SKIP POV ]
"Kalau begitu disini aku serahkan pada kalian.." cetus Riza menutup lubang dimensi yang dibuat oleh Lyla.
"Apa tidak apa meninggalkan mereka disana, kak?" tanya gadis berambut hitam kacamata.
"Aku masih khawatir. Apa mereka dapat mengatasi World atau malah sebaliknya?"
"Tuan, persiapan disini sudah selesai.." lapor Novy memberitahu.
Drap, drap...
Dibelakang Novy sudah berbaris beberapa anggota Pedia yang dipilih untuk berpartisipasi dalam misi kali ini, termasuk Fath dan Johnny.
"Saya rasa membawa dua anggota eksekutif sudah cukup.." jawab Novy padahal Riza tidak bertanya apapun. "Kuharap begitu.."
"Kak.." gadis berkacamata yang ada disamping menarik lengan jaketnya. "Ada apa, Yuu??"
"Aku masih khawatir dengan Raka dan Akira. Mereka.." Riza menepuk pucuk rambut gadis ini membuatnya jadi diam. "Percayalah pada mereka berdua, Yuu. Dua anggota Ultimatum Member's Code adalah lawan yang pantas untuk World."
"Baiklah, Yuu akan percaya jika kakak bilang begitu.."
"Semuanya, kita mulai operasi pengalahan. Si Perusak!"
Semantara di sisi berbeda ruang dimensi Akira, Raka serta kedua rekannya tengah menghadapi seorang pria berbadan tinggi dengan rambut seputih salju yang panjang, ia mengenakan topi bundar biru malam yang terdapat motif awan-awan kecil disana. Pengguna Kekuatan yang mengirim Taigas ke masa lalu, Kode Namanya adalah... Time Overglow.
"Apa yang dipikirkan Kursi Pertama sampai mengirim para kroco menghadapiku.? Dia pasti sudah sangat putus asa.."
"Kalimatmu berani sekali, paman. Orang yang kau anggap kroco ini adalah Ultimatum Member's Code.." balas Raka tersulut.
"Hei aku juga ada.." kata Akira memotong kalimat selanjutnya Raka. "...." Raka memandang Akira dengan tatapan tak bersahabat.
Luna serta Lyla yang diam membiarkan keduanya seperti di depan mereka saat ini telah jadi kebiasaan keduanya.
"Kalian hanyalah pemula yang baru masuk beberapa minggu ini. Kursi kalian masih dibawah 15... Kalian membuang waktuku!"
World sekejap sudah ada dibelakang Akira serta Raka.
- Chronos Cubesir -
World melempar dua kubus waktu ke tempat Luna dan Lyla. Tetapi jentikan jari dari Lyla lebih cepat 1 detik sebelum kubus waktu itu 'menghapus' keberadaan mereka.
- Unlife Chain -
Zusss.!
Rantai aura negatif menempel masuk ke tubuh World dan menahan pergerakan.
- Step Time Magic -
- Blues Edge Emperor, Dray -
Bayangan semu Raka muncul di sisi kiri World, bersamaan dengan itu Raka memunculkan pedang dua tangan bergambar naga di mata pedang susu. Keduanya terperangkap dalam lingkaran waktu di arah jarum jam 11.
"Kita lihat siapa yang kuat, waktumu atau sihir waktuku.?"
"Dasar bocah.!"
- Chronos Cuberis -
- Blues Edge Double Counter Mode : Strip Eyes's -
World menembakan kubus-kubus waktu yang sangat kecil... Slash! Dan itu dipatahkan oleh Raka dalam sekali tebasan vertikal miring.
Cruak?!
World lumayan terkejut mendapati serangan Raka menggapainya.
"Angka 11 itu ada dua dan counter berfungsi untuk melawan balik.."
"Jadi begitu. Kau sengaja berdiri di jarum 11 agar serangan keduamu tidak diketahui. 11 ada dua angka, kau menggunakan satu untuk seranganku dan satunya untuk melukaiku. Ditambah counter membuat aku tidak bisa melawan balik.?" jelaskan World.
"Itu dapat digapai berkat aku juga.." seru Akira yang menusuk World dari belakang, Raka berdecak tidak ingin mengakuinya.
"Berhenti mengambil bagian kerennya.."
"Suka-suka aku.."
"Kalian... Omong kosong!"
""??!"" Akira dan Raka terkejut melihat diri mereka saling mengancam senjata ke leher masing-masing.
"Dia... Hilang?" Raka tertegun.
"Padahal dia ada didepanku tadi.." Akira ikutan tertegun kaget.
"Kalian seperti anak kecil saja.!"
""--""
- Perdition Timer : Fate Switch -
World menghancurkan bola waktu yang memperlihatkan gambaran Raka menebas dan Akira yang menusuk.
Balst!!
"A-apa??"
"I-ini?!"
"Kak Raka!" teriak Luna melihat luka tebasan di salah satu tangan Raka. Lyla tenang seperti biasa walaupun melihat jelas ada lubang di punggung Akira seperti ada yang menusuk disana.
"Aku mengerti kenapa kita para Ultimatum memiliki cara bertarung yang santai dan terkesan OP tapi kalian terlalu santai. Atau kalian mau mati seperti pemilik Great Wises? Dia dibunuh oleh Kursi Kedua karena sudah yakin akan kemenangannya.." ceramah World. Ia mengembalikan waktu saat dimana ia tidak mendapatkan waktu.
"H-hahaha. Kursi di atas 10 m-memang hebat.." senang Akira. "Aku setuju. Dia bahkan belum serius?"
"Begitu juga dengan kita.."
""Hm!!"" Akira serta Raka berada di mode serius mereka, tekanan kekuatan melebihi para komandan, Batu Besar dan Omega Five berhamburan ke segala arah.
"Aura ini? Begitu. Sota mengajari kalian membangkitkan auracome ya.?"
"......"
"......"
"Aku tarik kata-kataku. Aku akan membunuh kalian walaupun kalian lebih lemah dariku.."
Auracome Revival Art : [Stribue]
Auracome Revival Art : [Dread Outs]
Pedang Raka terbelah dua jadi masing-masing pedang satu tangan, di kiri berwarna putih pucat dan di kanan berwarna biru laut yang indah. Sedangkan Akira cuma dikelilingi syal beraurakan merah kebiruan, yang panjang.
Awakening Mode : Counter Choronos
Benang cahaya turun dari atas langit berdiri disamping kiri World, sarung tangan biru bergaris dan bergambar naga emas muncul di kiri lengannya.
"Biar waktu yang menentukan nasib kalian berdua.."
Preview Next Secret Event
A : Selamat sore semuanya dan AKHIRNYA ane up secret event buat ketiga SP
A : Inti masalahnya belum terlihat tpi kita sudah menemukan 'biang keladinya'
Riza : Tpi aku tidak liat ada Reza cs. Mereka dimana A?
A : Hehe~ *menyeringai licik*
Riza : H-hoi, kau tidak melakukan yg tidak2 'kan?
A : Bagi yg mau tahu tunggu aja Up minggu depan. Bye^
Riza : Bye ~_~
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top