Prolog
< Author POV >
Tak.. Tak.. Tak!
Dua pemain beradu di dalam lingkaran garis putih, tangan mereka terayun menyerang dan menahan.
Di dalam stadium ini tengah berlangsung laga pertarungan penentu. Pertandingan babak final. Di sisi barat ada pemain dengan seragam putih bergaris biru, sedangkan sisi lainnya ada pemain berseragam hitam bergaris merah darah.
"Hah, hah, hah.." pemain berseragam hitam terlihat kelelahan karena sedari tadi cuma 'menyerang'.
Sementara lawannya berdiri di hadapan, berdiri tegak mengangkat pedang kayu ke depan. Garis cahaya yang tipis dapat terlihat dari mata sang lawan.
"Sepertinya sudah waktunya ya..?"
Pemain berseragam putih menarik satu kakinya ke belakang, ia mengangkat pedang kayu ke depan dadanya. Menggenggam erat.
"Dia mau menyerang?"
Dash..!
"Cepat!?"
Tak!!
Satu tebasan kuat tepat dikepala mendarat di pemain berseragam hitam.
"Head. Point to White..!"
""Hoooo""" para penonton bersorak semangat.
"Pertandingan selesai. Pertandingan dimenangkan oleh Putih dengan skor telak.." juri pengawas memberi pengumuman.
Pemain berseragam putih melepas pelindung kepalanya, warna ungu langsung terjatuh ke bawah. Itu adalah rambutnya. Dia adalah seorang perempuan berambut ungu panjang dengan poni berbentuk mata tombak.
"Aaaah, aku kalah lagi.." keluh pemain berseragam hitam.
"Hmph. Jalanmu masih panjang, Akagi. Berlatihlah lebih keras.."
"Natsumi-nee mudah bilang begitu..."
"Salahmu sendiri. Kenapa kau mengikuti pertandingan yang bukan 'keahlian'mu..?"
"Karena aku ingin melawan Natsumi-nee.."
"Hahaha... Apa itu? Sempit sekali tujuanmu, Akagi.."
"Biarin..!"
< Normal POV >
"Pertama, saya ucapkan selamat untuk anda karena telah berhasil memenangkan turnamen luarbiasa ini.." kata kakek tua dengan tampang menyeramkan itu.
"Terimakasih banyak, Aiba-san. Aiba-san terlalu memuji saya.." sahut perempuan berambut ungu panjang-- Natsumi.
Natsumi Reiji memiliki perawakan yang tinggi untuk seorang perempuan, dengan tinggi melebihi 170cm, berkulit lumayan putih dan tentu kombinasi kedua 'gunung' itu yang berada di huruf D.
"Bicara soal pemenang, tentu ada hadiah. Pulanglah ke rumahmu, disana hadiahmu telah menunggu, Natsumi.."
< Natsumi POV >
Aku pulang ke rumah dengan membayar taxi, tidak butuh waktu untuk sampai ke apartemen tempatku tinggal. Disana sudah menunggu seorang pemuda di depan pintu masuk, ia memasang ekspresi bingung yang menurutku konyol itu.
"Apa yang kau lakukan disini, Akagi?""
Benar. Dia adalah Akagi, 'adik'ku.
"Natsumi-nee.." dia berbalik badan dan sekarang aku tahu kenapa dia membuat ekspresi konyol itu.
Ada sebuah paket dengan blanko logo turnamen yang aku ikuti.
"Paket ini dari Kiri Company? Apa ini hadiah untukmu, Natsumi-nee?" tanya Akagi.
Kepekaannya semakin kuat saja sejak hari 'itu', tapi sayangnya dia tidak merasakan perasaanku.
"Sini.." aku merampas paket itu dari tangannya, ia sempat ingin protes tapi aku menceramahinya terlebih dulu.
"Ini milikku. Jika kau ingin melihatnya belikan bahan untuk makan malam nanti, lalu kita lihat bersama.."
"Beneran?" aku mengangguk sebagai jawaban.
Akagi tersenyum semangat, sedetik ke depan ia melesat pergi dari sini. Aku mendesah karena telah berbohong kepadanya. Aku tidak ingin Akagi terlibat dalam masalah ini.
Aku mulai membuka kunci apartemen, tidak lupa menguncinya. Lampu aku redupkan segelap mungkin, dibelakang paket ada kertas yang diselipkan. Haaah.. Untung Akagi tidak melihatnya.
1. Cari tempat yang sepi.
2. Pastikan kau sendirian atau bersama orang yang kau percayai.
3. Jangan menyesal.
Itulah yang tertera di kertas putih tersebut.
Eh? Aku belum menjelaskannya maksudku ya?
Ini semua bermula pada hari 'itu', dimana sosok bayangan yang aku ketahui sebagai youkai menyerang daerah tempatku tinggal, dan membuat Akagi kritis di rumah sakit. Akibatnya, ia kehilangan ingatannya. Youkai itu dibasmi oleh sekelompok orang dari organisasi rahasia dan disanalah aku bertemu dengan Aiba Kotoharo, sang pemilik Kiri Company.
Aiba-san memerintahkan kepada anak buahnya untuk 'mengunci' mulutku, tujuannya agar keadaan tidak menjadi kacau. Aku setuju.
Bayangkan saja jika ada yang tahu tentang Youkai yang dapat bergerak sesuka hati dan menyerang secara membabi buta. Tentu akan terjadi kekacauan.
Aiba-san bekerja untuk pemerintah, membasmi youkai dan mencari asal - usul 'meraka'. Karena ada sesuatu yang aneh dengan 'youkai' yang menyerang kami, bila dibandingkan dengan youkai yang biasanya.
Karena badan mereka, seluruhnya berwarna hitam dengan garis abu - abu menyelimuti mereka. Kami menyebut mereka sebagai 'Black'.
Paket sudah kubuka, di dalam ada sebuah permata persegi dengan warna perak transparan. Jadi ini Special Diamond.
Aku perhatikan telapak tanganku sendiri. "Cuma disentuh'kan..?" takutku.
Kata Aiba-san 'permata'lah yang memilih. Nanti aku akan bertanya lebih lanjut... Itu jika permata ini memilihku.
Perlahan aku dekatkan telapak tanganku ke lantai permata itu...
"........"
Dan menyentuhnya.
< Author POV >
"..........."
Tidak terjadi apa - apa.
Natsumi mengerut keningnya bingung, lalu ia menarik telapaknya dan memperhatikannya.
"Apa yang salah?" bingung Natsumi. Kemudian ia mengulanginya.
"Natsumi-nee..?"
"Kyaaaa!!?" berkat panggilan Akagi dari luar, Natsumi refleks menjerit.
Triiung..!!
Permata persegi itu bersinar, menembakan lima laser putih ke segala arah. Perlahan laser berubah menjadi ungu, biru, merah kemudian yang terakhir hijau. Hanya satu warna putih saja yang tertinggal.
Di atas permata tergambar lima buah macam senjata dengan warna masing - masing, warna perak pada permata berubah menjadi putih polos dengan sisinya berwarna hijau muda.
"I- Inikah Speciality Diamond..?!"
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top