EPISODE - Meta vs Rei

< Author POV >

Jruak.?!

Tanah terangkat mengeluarkan akar hijau serta merah, akar-akar itu merusak ruang dimensi berbentuk penjara sel tahanan itu. Satu hambatannya dapat membengkokkan jeruji besi. Meta dengan kemampuan Grun dari Firzeros mengacaukan ruangan buatan itu.

"Hei wanita akar, bisa kau berhenti membuat tempat ini tambah kacau.? Nanti Peace yang merengek padaku, memang benar ini tempat palsu tapi bagi wanita itu... Ini adalah rumahnya!"

"Hah. Orang mana yang menganggap penjara sebagai rumah? Dia pasti sudah gila.." hina Meta.

"Aku setuju jika dia gila.." pikir Rei sehati. "Intinya jangan terlalu merusak. Oke?"

"Siapa kau yang berani memerintah aku yang sesosok Firzeros!?"

Ddaar!

Beberapa ruang sel hancur satu-persatu, Meta menghambatkan akarnya lebih cepat, dan lebih kuat.

"RE yang menyusahkan.!"

Rei memutuskan keluar dari tempat persembunyiannya, sekejap aura negatif pergi dari tubuhnya.

"Kenapa dia ada dibelakangku?! Aku tidak merasakan hawa kehidupan disana.."

"Trik macam apa yang kau gunakan, manusia!?"

"Tidak ada trik khusus... Ini adalah cuma kemampuan dasarku!"

Rei memotong lima akar yang menerjangnya dari depan. Akar tiba-tiba menyerang dari belakang kanan Rei, Rei menebas ke sana berhasil menangkisnya. Sabit itu berputar disamping kanan Rei memotong akar merah serta hijau.

"Bagaimana dia melakukannya!? Dia... Bukan manusia biasa!"

- Posssesion Mind : Open Thread -

Ting!

Banyak benang tipis muncul disekitar Rei, tidak berlangsung lama keluar akar-akar Meta dari benang itu berada. Rei memotong semua akar itu tanpa ada beban sama sekali. Ini adalah teknik yang biasa Rei lakukan setiap kali ia tidak dapat merasakan serangan diam-diam.

"Mudah. Seperti memotong daun yang jatuh dari pohon.." ungkap Rei sambil menyeringai kecil.

"Beraninya kau?! Dasar manusia lemah.!"

Jrak? Drtt....

Lantai terbelah, banyak akar melesat seperti menusuk. Rei menghindari tusukan yang terbilang lumayan cepat itu, ia memotong dan berlari maju sembari memberi perlawanan pada Meta.

- Illsuion Scythe -

Mata sabit Rei terbelah jadi tiga disaat bersamaan Rei melesat sangat cepat menebas Meta. Meta berhasil menghindari tebasan itu namun tetapi bahu kirinya menerima tiga tebasan kecil.

"Serangan tadi..menggapaiku?"

"Padahal aku ingin menebas kepalanya tapi wanita ini cepat.." pikir Rei seraya menjadikan mata sabit menjadi satu lagi.

"Manusia ini.."

"RE ini.."

""Dia sangat menyusahkanku!""

"Aku puji kau dapat bertahan selama ini menghadapiku, walau kau 'hanya' seorang manusia.."

"Sebaliknya aku berkata seperti itu. Biasanya mereka mati dalam sekali tebas dari sabitku.."

"Ohh~kita sama dan aku tidak menyukai itu.."

"Aku setuju.." balas Rei. Ia membuat kuda-kuda siap, sabit ia angkat dibelakang dengan dua tangan memegangnya.

"Rasakan auranya, prediksi pergerakan lawanmu dan selalu siap untuk skenario terburuk. Aku sudah melakukan pekerjaan ini lebih dari 1 abad. Apa aku tidak akan mati kali ini?"

Bunuh!

HRUSH!!

Aura kegelapan sedikit merah darah menjurus keluar di sabit milik Rei dan entah kenapa lantai dan semuanya diselimuti warna merah darah.

"Nafsu membunuh apa ini? Dia  manusia tapi kenapa aku merasa merinding seperti ini.?"

"Jika aku jadimu aku tidak akan diam lo~~"

"Ha?!" Meta tersadar kembali tapi sudah terlambat.

- Dark Memory Curse : Abdea Life -

Clash?!

Tebasan sabit menyilang dua arah Rei membelah perut Meta, darah merah segar digantikan warna hijau rambut Meta. Hal mengejutkan terjadi Meta ternyata adalah seorang manusia.

"Aaaah, rasa dingin ini. Aku mengingatnya. Taman bunga..darah..dan seorang pria berjubah."

Mata kosong Meta menatap Rei. "I-itu..kau ya? Kasihan... Sekali.." Meta menghembuskan nafas terakhirnya.

Cahaya hijau mencuat dari dalam tanah memunculkan permata berbentuk tiga akar dengan bunga berwarna merah.

"Jika diminta, aku suka berhubungan ketimbang membunuh." bisik Rei sangat pelan.

Rei berjalan ke arah pintu keluar(?). Kenapa ia tahu? Itu karena Peace selalu mengurung Rei jika tidak ada kerjaan.

< Another POV >

Arthur Blade mengirim bantuan ke Gunung Hokadate. Misi mereka sudah selesai tapi banyak anggota yang jadi korban termasuk orang yang memimpin pada misi kali ini. Di mobil ambulance ada Luna yang ditemani oleh Natsumi salah satu anggota yang selamat, disana ada Zaizen yang juga ditemukan tak sadarkan diri.

"Pada misi kali ini kita benar-benar rugi, Aiba-sensei. Bukan cuma kehilangan banyak anggota tapi anggota eksekutif pun ikut.." kata Keist yang memantau dari kamera drone. Mereka ada di ruangan Aiba Kotoharo.

"Aku tidak menduga ada RE disana. Jadi gelombang kuat itu berasal darinya?"

Keist menekan tombol remote yang ada ditangannya, sebuah layar hitam keluar dari belakang dinding meja kerjanya sendiri. Layar menyala terang menampilkan seorang pria muda berambut putih dengan setelan rapi bergaris light blue.

"Bagaimana keadaan di Jepang, Keist?"

"Tidak terlalu baik. Beberapa hari ini kami menerima sinyal dari para RE, anehnya sinyal menghilang secara tiba-tiba juga. Habibie, kurasa akan terjadi suatu bencana disini. Aku sebagai pemimpin Arthur Blade meminta bantuanmu pemimpin dari Code-X.."

"Baiklah. Aku akan segera berangkat ke Jepang setelah beberapa urusanku di Indonesia selesai.." balas Habibie lalu layar mati jadi hitam kembali.

"Siapkan keberangkatanku.."

"Baik, tuan wakil presiden.."

Habibie juga menatap radar yang menerima sinyal keberadaan para RE, mereka berwarna kuning cerah, Habibie memanggilnya dengan EMAS.

"Ini mungkin lebih gawat dari kami kira nantinya.."

< SKIP POV >

Di wilayah tempat Akagi tinggal baru saja terjadi pertarungan dua kubu berbeda para Spesialis dan Pengguna Kekuatan. Api merah muda membakar kompleks perumahan setinggi dua lantai, menghanguskan menjadi warna putih.

"Dia terbakar tak tersisa!?" kaget perempuan bersurai merah muda, padahal ia yang mengeluarkan api tadi.

Hus...










Time Mode : Waktu Diperulangkan

Api merah muda menyala kembali entah kenapa, sosok Allyn dengan surai pirang menampakkan wujudnya.

"Diluar dugaan api imut tadi cukup mengerikan.." kecut Allyn.

"Apa--bagaimana apiku?" perempuan bersurai merah muda terkejut bukan main.

Tap.. Tap... Tap..

"Sepertinya disana sudah selesai.." rujuk Allyn ke Akagi yang menyeret lawannya.

"Allyn, cepat selesaikan atau diriku yang lain akan mati.."






























































Preview Next EPISODE

A : Malam semuanya^

A : Dgn ini ane mengumumkan Secret Event akan update. Dimana part 1 akan ane up di SPSD, bukan di SPW

A : Dan ingat betul2, secret event ini mencampurkan tiga SP sekaligus. SPW, SPQeR dan SPSRD

A : So nantikan saja up minggu depannya.

Akagi : Bye :#

Akira_Eldes

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top