AoKaga-4
Catatan:
Semua karakter KnB BUKAN milik Author. Typo akan bertebaran dan OOC kemungkinan besar akan terjadi.
Happy Reading!
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Kagami menghela nafas panjang ketika mengetahui bahwa laki-laki di sebelahnyalah yang ngomong. Kagami dan Aomine memandangi laki-laki yang tampak seolah sedang tidur itu.
"Oi, Teme! Kamu siapa?!" gerutu Aomine.
Laki-laki itu memandang Aomine dengan mata yang masih setengah terbuka. Dia mengerjap dan melepas earphone sambil menguap. "Arata. Klub Atletik."
"Apa kamu yang memberi usul?" tanya Aomine.
"... begitulah," gumam Arata. "Hoam... lebih baik dia langsung tahu seperti apa kamu sebenarnya ketimbang tahu di akhir."
Aomine memicingkan mata. "Apa kamu terbiasa dengan cewek? Menurutmu hadiah apa yang cocok?"
Arata mengerutkan kening. Kagami hanya melirik-lirik cemas laki-laki dari klub atletik itu. Pandangan Arata bergeser pada Momoi yang tengah berbincang dengan manager klub atletik. "Cewek kayak dia? Hm... bunga, makanan manis, perhiasan, baju, sesuatu yang romantis, dan sesuatu yang imut."
"Bagaimana kamu bisa tahu semua itu?" tanya Kagami
Arata memutar bola mata. "Aku ingin jadi seoranf profiler, aku suka membantu cowok yang tidak tahu apa-apa seperti cowok mesum seperti temanmu itu. Itu juga mengasah kemampuanku."
"COWOK MESUM?!"
Kagami menyikut Aomine yang tidak terima dikatai mesum. Si surai merah setuju dengan Arata. Aomine adalah cowok paling mesum yang pernah ia ketahu seumur hidupnya. Bahkan jauh lebih mesum dari bartender bar di seberang apartemen keluarganya di Amerika.
"Itu memang benar," gerutu Kagami. "Bagaimana kamu bisa tahu kalau dia itu orang yang MESUM?"
"Kelihatan, kok," gumam Arata. "Hei! Buku yang kamu duduki itu majalah dewasa, kan? Lalu, gantungan kunci yang warna yang mulai mengelupas itu gambar animasi dewasa kan?"
Aomine menunjuk Arata. "Stalker ya?"
"Aku? Stalker-in kamu? NAJIS!"
Kagami refleks menahan Aomine agar teman mesum-nya itu tidak menerjang Arata yang tampak tidak peduli. Bahkan Arata sudah kembali memakai earphone dan menunduk, siap untuk kembali tidur. Mungkin Arata bisa membantunya mendekatkan Aomine dengan Momoi.
Tapi... kenapa ada yang janggal dengan perasaannya, ya? Seperti... risih.
***
Kagami bersandar ke dinding batu onsen. Dia membasuh wajah dengan air panas itu. Dulu dia sering pergi ke onsen bersama Ayah dan Ibunya. Dulu, sebelum ibunya mengalami kecelakaan dan menjadi buta. Makanya, Ayah Kagami memohon agar dibiarkan tinggal di Jepang untuk Ibunya mendapat terapi dan operasi walaupun tidak tahu kapan operasi itu akan berlangsung.
Kagamu mendengar riak air. Dia membuka mata dan Melihat Arata duduk dengan santainya. Dari jarak sedekat ini, Kagami dapat melihat lingkaran hitam di bawah mata Arata.
Arata memijat lengannya sendiri sambil membasuh bagian atas tubuhnya dengan air panas. "Teman mesummu itu... ugh... bersama anggota mesum lainnya... uh... membuat... tantangan konyol... Apa tidak apa-apa?"
Si surai memejamkan mata. Dia tahu ini akan terjadi. Apalagi setelah tahu bahwa akan ada sekelompok gadis yang tengah melakukan pemotretan kecil menginap di penginapan ini. Dasar Ahomine! Dia mau punya pacar tapi masih aja ganggu cewek.
"Biarkan saja! Aku sudah pusing!" gerutu Kagami.
Kagami hendak keluar sebelum ingat perkataan Aomine. Si Aho itu menyetujui usul Kagami untuk meminta bantuan Arata dalam misi PDKT itu. Arata mendongak dan mengerjapkan mata. "Ada apa?"
"Si cowok mesum itu. Dia meminta bantuanmu dalam misi PDKT-nya."
"Terserah," gumam Arata. "Kapan?"
"Besok. Free time."
Arata menghela nafas. "Aku akan ikut. Tapi, pastikan akan ada hasilnya."
Kagami tersenyum. Akhirnya bukan dia saja yang direpoti si Aho mesum itu. Terima kasih, Tuhan, engkau sudah mengirimkan teman senasib untuk hambamu ini! Terima kasih!
***
Kagami dan Arata memandangi Aomine yang menunjukkan dua hoodie. Satu berwarna hitam dan satu berwarna biru dongker. Hoodie itu memiliki gambar tangan2 seperti tangan zombie yang mengarah pada gambar 2 orang. Laki-laki di hoodie biru dongker dan perempuan di hoodie hitam.
Arata menggaruk tengkuk. Dia memberikan Kagami pandangan Ternyata-Dia-Memang-Aho. "Oi, Mesum! Ya kali kamu mau beliin couple hoodie semacam itu."
"Oi Ahomine! Itu lebih cocok dipakai ketika halloween ketimbang kencan, Aho!" gerutu Kagami.
"That's cool." bela Aomine.
"Aku bilang dia suka hal yang imut bukan keren!" seru Arata kesal.
Aomine memandangi Arata dengan kesal. Dia mengembalikan kedua hoodie itu dan menghempaskan diri di samping Kagami yang tengah duduk di sofa panjang. "Yang lucu tuh kayak gimana?"
Arata menguap dan bangkit. Laki-laki itu berjalan dengan langkah menyeret ke deretan pakaian couple bagi orang normal, bukan orang semacam Aomine.
Dia mengambil asal dan menunjukkan sepasang hoodie couple. Keduanya berwarna biru, namun yang untuk perempuan memiliki warna lebih muda. Untuk yang laki-laki ada gambar seorang laki-laki yang tengah menggenggam surat cinta, sedangkan yang perempuan ada gambar gadis yang seperti siap untuk berkencan.
"Seperti ini." kata Arata.
Kagami melongo. Dia nyaris terbahak membayangkan kalau Aomine memakai pakaian imut semacam itu. Ah! Kagami merinding memikirkannya.
"Aku? Pakai itu? Idih! Ogah!" gerutu Aomine.
"Ini yang disukai Momoi-san, menurut perkiraanku sebagai calon profiler." kata Arata.
Kagami memandangi Aomine yang melempar pandangan pada hoodie yang dipegang Arata dengan jijik. Aduh! Sepertinya Kagami harus turun tangan lagi.
"Bagaimana kalau perhiasan saja?" usul Kagami. "Menurutku, itu lebih simpel."
Aomine mengangguk. "Perhiasan aja deh."
***
Kagami nyaris menyumpahi Aomine. Bayangkan! Si Aho itu memilih perhiasan yang biasa dipakai oleh cosplayer dark witch atau sesuatu yang berbau goth. Memiliki bentuk tengkorak atau menyerupai kuku panjang.
"Pilih yang normal!" seru Arata yang sudah frustasi.
Kagami menunjuk 2 cincin dengan ukiran yang bila disatukan akan membentuk: l'amplificateur (bahasa prancis. arti: penyempurna). "Bagaimana dengan ini?"
Arata mengangguk. "Normal... normal... Ah! Aku ke toilet dulu!"
Kagami mengamati Arata yang langsung ngacir ke toilet. Kasian. Sepertinya udah kebelet banget. Kagami tersentak ketika merasa ada yang menyentuh tangannya. Karena takut kalo itu hantu, Kagami langsung menoleh dan menganga ketika melihat perbuatan Aomine.
"Aho! Kenapa cincinnya ada di aku?!"
"Kalo itu gak masuk ke kamu, artinya buat Satsuki pas," jelas Aomine. "Kalo masuk artinya kegedean buat Satsuki. Nah, itu masuk artinya kegedean."
Kagami melongo dan memandangi cincin itu dengan horor. "Jangan bilang... kalo ini yang buat cewek..."
Aomine mengangguk. Perasaan tidak enak muncul. Dengan tangan gemetar, Kagami mencoba melepaskan cincin sialan itu. Stuck! Kagami menelan ludah dan berusaha sekeras mungkin untuk melepaskannya.
Muka Kagami langsung pucat. Ok, ini gawat.
Cincinnya... gak bisa... lepas...
to be continued
Terima kasih sudah membaca! Jangan lupa tekan bintang dan berkomentarlah!
Pelukan terima kasih dari semua karakter🤗
See you next chapter!
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top