CHAPTER 3 : Here I Come
Griffinia adalah kota pelabuhan di ujung timur Azuria Continent. Dengan iklim tropis dan banyak gunung-gunung di beberapa wilayahnya, terutama wilayah bagian barat. Sebagian gunung itu sering menjadi goa tempat para Bajak Laut menyembunyikan hartanya. Beberapa diantaranya tercipta sebuah *Dungeon.
Negara ini jadi destinasi favorit petualang laut dari berbagai benua diluar Azuria, untuk singgah sebelum melakukan perjalanan kembali. Namun efek samping dari jalur laut ini ialah aktifitas bajak laut seperti yang Aldridge alami sebelumnya, lumayan sering terjadi.
Candia, ibukota Griffinia ini, memiliki lantai Cobblestone melingkar di setiap jalannya. Sebagai ibukota, Candia condong lebih fokus memegang peran pemerintahan dan pertahanan dibanding kota ekonomi yang sudah di pegang oleh pelabuhan utamanya, Levia Port. Yang terletak di ujung timur Griffinia.
Kedua kota besar ini saling terhubung dengan sungai. Jadi, meskipun Candia tidak berada di pinggir benua, seperti Levia Port. Kapal-kapal tetap bisa masuk ke kota ini melewati jalur sungai.
***
Lalu sesampainya Aldridge disana,
"Wahh, jadi Griffinia seperti ini ya?" Aldridge terpukau.
"Ohh kau baru pertama kali kesini ya?" Tanya Vexxor. "Memang sih, berapa kalipun kesini, aku masih saja suka Kota Candia ini."
"Pelabuhan, lautan, kapal-kapal dan burung camar. Tempat yang sangat damai." Ucap Chaos datar.
"Damai? Haha, keliatan saja damai." Ucap Vexxor menertawai argument Chaos. "Tapi kalau gak hati-hati, bisa saja kita jadi sasaran para bajak laut. Karena disini banyak yang seperti itu. Mereka biang onar!"
"Terserah, kalau berani macam-macam biar kuhabisi mereka satu persatu."
"Hei-hei! Ingat, kita kesini untuk menyembuhkan Rynka!" Sahut Aldridge dengan tergesa-gesa. "Senang-senangnya nanti saja, prioritas utama kita adalah menyembuhkan Rynka lebih dulu."
"Aldridge... Aldridge... Benar-benar tak tahu cara menikmati sesuatu." Ucap Vexxor, mengangkat bahunya sambil geleng-geleng kepala.
"Vex, kau lumayan familiar sama Griffinia kan? Sekarang, dimana penyembuh itu? Kau tempatnya tidak?"
"Enggak, aku juga enggak tahu."
"Yah... Kalau gitu tanya orang saja. Ayo Vex, tunjukkan jalan ke pusat kota."
"O-oke... Sini ikut aku."
Aldridge mencari-cari informasi di pusat keramaian kota Candia, seperti bar dan area pasar. Untuk bertanya pada orang-orang setempat, tentang lokasi si nenek tua yang mampu menyembuhkan penyakit yang dialami Rynka. Singkatnya, Aldridge menjelaskan seperti terinfeksi Dark Magic.
Selagi terus mencari informasi, Aldridge tentunya tak bisa menghindari apa-apa saja yang bisa dilihatnya disini, Karena barang-barang yang dijual disini adalah barang-barang ekspor-impor dari negara-negara asing di luar Azuria, yang tentunya sangatlah beragam dan unik. Candia Marketplace ini, di kenal sebagai pusat perdagangan teramai kedua di Azuria.
Namun lokasi Candia Marketplace ini agak ambigu, membawa nama Candia, tapi lokasinya berada diantara Candia City dan Levia Port itu sendiri. Secara tatanan wilayah juga, Candia Marketplace masih masuk wilayah Levia Port.
Barang-barangnya sebagian besar tersedia dari impor Levia Port dan untuk barang ekspor sebagian besar didominasi dari negara-negara tetangga seperti Fel yang tak memiliki jalur laut sebaik Griffinia. Jadi dititipkan atau dijual disini.
Setelah mencari kesana-kemari. Ternyata disini, nenek tua itu lumayan terkenal. Karena mampu menyembuhkan berbagai penyakit. Sehingga tak sulit bagi Aldridge untuk menemukannya. Orang-orang bilang, nenek tua itu berada di sebuah pondok tengah hutan, di pinggir luar kota Candia yang cenderung hutan belantara.
Namun sayang, hal-hal baru dan indah dari Griffinia tak bisa dinikmati Aldridge sama sekali, ia terlalu gelisah untuk memikirkan hal lain selain menyembuhkan Rynka secepat yang ia bisa. Lain dengan Vexxor, ia terlalu pecicilan ketika di area pasar tadi.
***
Sesampainya disana. Di sebuah rumah kayu kecil beratapkan jerami di pinggir kota Candia.
Tok! Tok! Tok!
"Permisi... Apa ada orang di dalam? Kami membutuhkan seorang nenek tua yang bisa menyembuhkan Dark Infection ini."
Setelah menunggu beberapa saat, tak kunjung ada yang membukakan pintu untuk mereka. Aldridge mengintip jendela rumah kayu itu, dari balik jendela itu terlihat ruangan di dalam cukup terang oleh cahaya lilin. Disana Aldridge melihat seseorang sedang duduk disana.
Lalu ketuk Aldridge sekali lagi, mengetahui seseorang ada di dalam.
Tok! Tok! Tok!
"Permisi?! Kami tahu anda ada di dalam sana. Tolong bukakan pintunya."
Terbukalah pintu dan muncul sesosok wanita tua sekali.
"Siapa pagi-pagi menggangguku begini? Bikin kesal saja!"
"Aaa... Maaf nek, kami kesini." Aldridge mencoba menjelaskan.
"Ohh... Pagi-pagi begini sudah didatengin Seorang preman, seorang lelaki kota, seorang wanita tidur dan anak kecil kuntet. Kalian bocah-bocah! Ada perlu apa?"
"Siapa yang kuntet!" Kesal Vexxor.
"Begini, kami datang jauh-jauh dari Quistra, untuk menyembuhkan teman kami ini. Para Healer disana bilang, untuk menyembuhkan Dark Infection ini, harus ditangani ahli elemen cahaya. Dan orang yang di maksud adalah nenek."
"Halah! Semua orang datang karena ada maunya saja, tak pernah ada yang memikirkan penderitaan nenek tua sepertiku." Gerutu nenek itu. "Yaudah! Masuk-masuk! Jelasin di dalam saja."
Lalu masuklah mereka ke dalam rumahnya. Sebuah rumah kayu yang penuh dengan cahaya lilin disekelilingnya.
"Te-tempat apa sih ini? Serem amat!" Vexxor ketakutan melihat rumah ini seperti rumah tempat ritual saja.
"Nenek tinggal di tempat seperti ini?" Ucap Aldridge yang terus menggelengkan kepalanya untuk melihat seluruh rumah ritual ini.
"Hmph, tempat ini sedikit membuatku teringat tentang kampung halamanku." Ucap Chaos ketika memasuki rumah ini.
"Silahkan duduk, anak muda jangan banyak ngeluh. Tempat ini tak seseram yang kalian pikirkan. Tapi jangan salah paham dulu, aku mengajak kalian masuk, bukan berarti aku setuju untuk menyembuhkan temanmu ini ya!"
"Ohh... Ngerti-ngerti!" Ujar Vexxor, yang lalu menyodorkan uang.
BRAAKK !!
Marah nenek itu dengan menggebrak meja.
"Jangan sok tahu! Bukan itu masalahnya!"
"Haish! Si nenek, semua orang bukannya demen duit? Kalau gitu bagaimana kesekapatannya nek? Kalau bayaran gak mau? Jadi maunya apa?"
"Begini!" Hentak tangan nenek itu ke lantai kayu rumahnya. "Kalian bisa bertarung?"
"Bisa! Kami semua bisa bertarung." Jawab Aldridge tegas.
"Oy! Oy! Aldridge!" Vexxor panik. "Tidak-tidak, hanya mereka berdua saja, aku tak bisa bertarung."
"Oke, dua orang juga tidak masalah, tapi sekuat apa kalian? Aku ingin tahu dulu."
"Berapa hari lalu... Kami baru saja melakukan misi untuk menghentikan sebuah Guild Criminal di Quistra. Apa perlu bukti nek?"
"Boleh, tentunya kalian pasti seorang *Aura User kan?"
"Ya tentu saja, aku berelemen angin." Aldridge menunjukkan sihir anginnya dengan membuat arus putaran angin di tangan kanannya, lalu lilin-lilin di sekelilingnya jadi padam terhembus angin.
"Bodoh! Jangan kekencengan, jadi padam kan. Haduh, harus nyalain lagi. Korek mana korek? Malah gelap begini lagi."
"Biar aku saja." Lalu Chaos dalam sekali semburan api dari tangannya, menyalakan kembali lilin itu sekaligus.
"Ohh?! Mantap-mantap!" Nenek tua itu memberikan tepuk tangan pada mereka. "Kalau begitu aku bisa minta tolong sesuatu pada kalian, karena sudah sebulan aku memasang Quest untuk memburu kelompok bajak laut yang tega-teganya membunuh cucuku satu-satunya. Tapi sampai sekarang tak ada yang merespon! Tak satupun berani mengambil Quest-nya, Tak ada! Ada apa dengan Bounty Hunter Griffinia ini. Mereka pengecut semua!"
"Nenek punya copy lembaran Quest-nya?" Tanya Chaos yang sedari tadi tetap berdiri.
"Nih! Baca aja sendiri." Nenek itu memberikan lembaran Questnya dengan membantingnya di meja.
"Biar kulihat."
-----
Title - PIRATE CREW ELIMINATION (RANK B)
Location – Abandonned Castle near North Revera Jungle
Description –
Aku membutuhkan pertolongan! Sebuah grup bajak laut menghuni kastil tua di North Revera Jungle. Diperkirakan mereka datang dari pantai dekat Moa Town. Mereka telah dengan tega menghilangkan nyawa cucuku. Datanglah berkelompok dan balaskan kematian cucuku ini. Bicara denganku lebih lanjut di sebuah pondok rumah kayu di pinggir luar Candia selatan.
Reward - 5.000 Rez
Client – The Shaman
-----
"Ohh jelas saja." Ujar Chaos.
"Ada apa?" Tanya Aldridge.
"Hadiahnya terlalu sedikit untuk Quest semacam ini, Quest Rank B hanya dibayar lima ribu Rez."
"Kau pikir aku disini punya banyak uang? Hah! Kalau ada apa-apa, mereka datang kesini untuk minta disembuhkan. Mereka pergi dengan bayaran sukarela saja. Tapi giliran aku butuh bantuan orang-orang seperti mereka. Tak satupun bersedia. Dasar sial para Bounty Hunter Griffinia ini. Mata duitan semua."
"Baik nek, kita tidak punya banyak waktu. Biar aku pergi menghajar mereka, tapi selagi aku pergi. Tolong sembuhkan Rynka sekarang juga."
"Tidak mau, kalian habisi mereka semua dulu, kembali dan menyatakan kalian benar-benar sudah mengalahkan mereka. Baru aku sembuhkan wanita ini."
"Grr! Nenek jangan mempersulit semuanya!" Bentak Aldridge saking kesalnya. "Dark Infection ini tumbuh terus menerus! Sebelum semuanya terlambat, tolong sembuhkan Rynka saat ini juga. Aku pasti kembali ke sini. Deal is a Deal!"
"Oke, oke. Awas coba-coba membohongiku."
"Tidak akan!" Jawab Aldridge dengan pasti. "Vexxor dan Chaos, tunggu disini saja. Tolong jaga Rynka supaya nenek ini tidak macam-macam!"
Lalu Aldridge keluar dengan tergesa-gesa dan perasaan kesal. Menghentakkan pintu dan segera menuju lokasi.
"Ehh bentar, bentar, bentar. Memangnya anak itu tahu North Revera Jungle itu dimana? Kalian bukan orang sini kan?"
"Ohh iya! Dia main pergi aja. Kebiasaan buruk Aldridge ini." Ucap Vexxor. "Chaos, kamu nyusul Aldridge gih."
"Baik, tak usah kau minta aku juga akan menyusulnya. Nek, beri tahu aku secara konkrit dimana lokasinya?" Pinta Chaos.
"Kamu tinggal ikutin peta ini aja. Junglenya ada di utara Candia, dari sana ke utara lagi sampai ketemu kastil tua di tengah-tengah hutan belantara itu. Kastilnya besar, tak susah kok menemukannya."
"Kastil?Oke, baiklah." Chaos menerima secarik gambaran kasar petanya yang digambar dibelakang lembaran Quest. "Vexxor, tunggu kami kembali ya."
"Serahkan padaku. Biar aku yang temani Rynka disini."
"Bye." Ucap Chaos datar sebelum ia berlari keluar, menyusul Aldridge.
"Eh... Chaos, Chaos! Tunggu sebentar."
"Ada apa?"
"Bawa ini..." Vexxor memberikan sesuatu ke tangan Chaos. "Lawan kalian adalah kelompok bajak laut loh."
***
Sementara itu Aldridge, di tengah kota.
"Sial! Aku malah gak tahu nih harus kemana? Malah sudah jalan sejauh ini lagi." Aldridge jadi berjalan lebih lambat dan langkahnya ragu-ragu sambil terus melihat ke depan dan belakang. Antara mau kembali lagi atau terus maju dalam ketidaktahuan.
"Duh! Tunggu disini sebentar deh, sambil siap-siapin perlengkapan. Gawatnya, aku belum pernah melakukan hal seperti ini sendiri ya. "
Aldridge melihat sekitarnya, banyak toko-toko disini. Sampai ketika ia bertatapan mata dengan ibu-ibu penjual aneka botol kaca dengan air yang memiliki banyak warna berbeda.
"Silahkan mas, boleh diliat mas." Ibu-ibu itu mempersilahkan.
"Ah... Iya, aku ingat ini. *Potion namanya ya?" Tunjuk Aldridge ke sebuah rak botol-botol kaca itu.
"Iya mas, semua barang yang disini namanya potion. Efeknya beda-beda mas. Tapi rata-rata sih ya... Buat menyembuhkan petualang seperti mas dengan cepat. Apalagi kalau pergi sendiri begini."
"Kok bisa tahu, aku petualang?"
"Yah... Tuh mas bawa pedang." Tunjuk ibu-ibu itu dengan tatapan mata. "Bagus lagi mas pedangnya. Kinclong!"
"Aa... Oke-oke." Aldridge kembali ke topik. "Berapa potion satu?"
"Mau yang harga berapa mas? Ada yang 100 Rez, 500 Rez. Sampai yang 10.000 Rez ada mas."
"Sebotol? 10.000 Rez? Ada yang beli itu?"
"Ada mas... Terutama bos-bos kapal, atau enggak ketua guild dimari. Mereka kan urusannya susah mas. Lawan monster ganas dalam dungeon. Mana bisa pakai Potion ecek-ecek mas."
"Ohh..." Aldridge mengangguk. "Gitu."
"Jadi mau beli yang mana mas?"
"Coba deh yang 100 Rez aja."
"Oke 100 Rez."
BRAKK !!
Ibu-ibu itu mengeluarkan sebuah rak berisikan, potion dalam bentuk kaca panjang seperti alat untuk kimia. Dengan tutup kayu diatasnya.
"Haa? Sekecil ini?"
"Loh iya mas... Ada barang, ada harga disini mah! Jadi mau beli berapa? Ini sekali teguk juga sudah habis mas. Satu doang mah gak cukup."
Lalu Aldridge merogoh kantong, mencari tahu berapa banyak uang yang ia bawa.
"Waduh, aku lupa bawa duit lagi." Aldridge pucat. "Semua uangnya dipegang Vexxor."
"Aa... Tidak jadi deh bu. Aku lupa bawa uang."
"Yee... Si mas. Daritadi atuh ngomongnya, Euhh... Jadi gak usah ngerepotin saya kan." Ibu-ibu langsung berubah jutek sambil merapikan kembali rak potionya ke tempat semula. "Sudah sana-sana, kesini lagi kalau udah bawa duit. Petualang kok kere amat."
"Sifatnya langsung berubah gitu!?"
"Sok, berikutnya!"
"Potion yang 1000 Rez 4 buah, sama sisanya 2 Potion Belt."
"Oke-oke mas... Tunggu sebentar ya." Ibu-ibu itu langsung kembali melayani dengan ramah.
"Dasar munafik!" Aldridge kesal dalam hatinya. Lalu ketika ia menoleh ke samping, ke pembeli setelahnya.
"Loh!? Chaos!"
"Hmph, tak kusangka... Kau orang yang seceroboh ini, Al." Balas Chaos dengan nada merendahkan.
"Kamu ngapain ikut aku kesini? Kan sudah-"
Potong Chaos, "Kau tak tahu harus kemana kan?"
"I-iya sih..."
"Vexxor menitipkan lima ribu Rez untuk beli potion ini. Kita harus jaga-jaga, tak tahu musuh kita ini sebanyak apa dan seberapa kuat mereka."
"Kau benar."
"Ini mas, 4 Potion, 2 Potion Belt. Totalnya jadi lima ribu Rez." Ibu-ibu itu memberikan sebuah potion sebesar minuman kaleng, botolnya adalah kaca dengan bentuk silinder dan ditutupi dengan sumbatan kayu seperti tutup botol jaman dulu.
"Tapi, beli 2 potion Bag satu lagi buat siapa mas?"
Tunjuk Chaos ke sampingnya.
"Mas ini?" Ibu-ibu kembali menatap Aldridge. "Mas-mas ganteng tapi gak ada duitnya ini?"
"Apa?" Chaos tak mendengarnya dengan baik.
"Chaos, sudah-sudah biarin saja. Lain kali kita gak akan balik beli di toko ini lagi."
Lalu Aldridge pergi dari situ dengan kesal.
***
"Ohh begini cara orang-orang bawa potion." Ucap Aldridge selagi memasang Potion Belt. "Kau pernah pakai ini sebelumnya?"
"Belum, selama ini aku tak pernah pakai potion dan aku baik-baik saja."
"Mungkin Vexxor ingin kita berjaga-jaga saja. Kalau lawan kita ini bisa menggunakan Aura juga. Mungkin akan sulit nantinya."
"Ya."
"Oke kemana tujuan kita?"
"Uhm... Nenek itu bilang ada di utara Candia. Lalu tiba di Revera Jungle, dari sana kita Cuma perlu terus ke utara sampai kelihatan kastil tua diantara hutan belantara itu."
"Utara ya..."
***
15 menit sudah, mereka berlari mengarungi Revera Jungle karena saking tergesa-gesanya untuk menyelesaikan tugas dan kembali.
"MINGGIR!" Aldridge menyerang dengan tebasan pedangnya
"Fire Fist !!"
"Hosh... Hosh... Di luar perkiraan, ternyata merka ada banyak sekali ya."
"Kalau tak salah, mereka kelompok yang sama dengan ketika kita datang ke Griffinia."
"Kita tak boleh lama-lama disini, ayo Chaos. Sebelum temannya yang lain menyusul kemari."
"Ya!"
***
Lalu mereka terus berlari lagi,
"Itu dia kastilnya!" Tunjuk Aldridge ke sebuah kastil yang sudah tua.
"Mana? Oh, baru kelihatan atapnya saja."
"Iya, sepertinya kastilnya lumayan tinggi ya. Dari sini saja sudah kelihatan."
"Ayo Aldridge, tunggu apa lagi."
Mereka bergerak lagi, ketika mereka mulai dekat ke kastil itu. Mereka dikepung puluhan bajak laut yang bersemayam di hutan belantara ini.
"Sial! Mereka memperlambat kita saja!"
"Minggir! Berapapun jumlah kalian, bukan masalah buat kami!"
Aldridge dan Chaos saling waspada menjaga sisi belakang mereka dengan berdiri berlawanan arah.
PWIWIT !!
Ketua mereka bersiul memberikan tanda. Lalu sebuah Dart ditembakkan lewat Pipa Tiup dari tempat tersembunyi dan mengenai kaki Aldridge hingga lumpuh badannya. Aldridge tersungkur jatuh karena seketika kakinya mati rasa dan lemas.
"Aldridge!? Cih! Apa yang kalian inginkan, Hah!"
Lalu maju ketua mereka.
"Kami ini bajak laut, serahkan semua barang kalian. Pedang, Uang dan harta benda kalian."
Chaos membalasnya dengan amarah. "Tidak! Setelah... Ugh!!?"
Lalu Chaos tertembak di punggungnya dan tersungkur juga.
***
Glossary ---
(*Aura User adalah sebutan untuk orang-orang yang sudah membangkitkan dan mampu menggunakan kemampuan Aura.)
(*Potion adalah istilah paling umum di game manapun sebagai barang yang mampu menyembuhkan dengan cepat. Tapi di Spirit Weapon, Potion hanya dibawa dalam jumlah sedikit kalau tidak pakai tas. Dan 1 botol bisa dikonsumsi berkali-kali sampai habis seperti layaknya minuman betulan.)
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top