CHAPTER 16 : Criminal's Guild




"NENEK !!"

"Berhenti atau mati..." Aldridge dengan seketika berada di belakang Barys dan mengancamnya dengan Steel Sword miliknya yang sudah sedikit lagi menyayat leher Barys.

"Si-Siapa kau?" Barys berkeringat, tapi Barys tak menghiraukan Aldridge dan terus menembak.

DOOORRR!!

"UAGHHHH ...tangan gue " teriak Barys kesakitan.

"Jadi itu pilihanmu." Aldridge geram.

Barys tak memperdulikan ancaman Aldridge,

Ia tetap menarik pelatuknya, namun dengan cepat Aldridge menendang kaki Barys dan membuatnya kehilangan keseimbangan lalu tembakannya meleset ke atas.

Aldridge menusukan pedangnya, sampai tembus tangan kanan Barys, yang digunakannya untuk menarik pelatuk Shotgun.

***

"Kau sudah kuberi pilihan." Tatap Aldridge tajam.

"Kau siapa? Aku belum pernah lihat wajahmu sebelumnya? Kau orang pemerintah yang ditugaskan kemari?" 

"Aku cuma petualang yang tak sengaja singgah kemari."

"Begitu... Woy! Kenapa diem aja, tembak dia!"

Anak buahnya serentak menembak Aldridge.

"Barrier !!" 

Rynka membuat perisai transparan dari elemen cahaya, di sekitar Aldridge untuk menangkis semua peluru yang datang dengan sihir miliknya. Bentuk Barrier seperti kaca yang nyaris tak terlihat. Tapi daya tahannya bisa sekeras baja. Tergantung kemampuan penggunanya.

"Terima kasih Rynka." kata Aldridge.

***

Sementara itu, Vexxor. "Haduh... Malah lawannya banyak banget! Pake pistol semua lagi!? Denjer ini!" 

(Denjer - Danger)

***

Kino masuk ke dalam mencari senjata dan tak sengaja menemukan kantung Firestone milik Vexxor di kamar tidurnya.

"Benda apa itu?" Kino penasaran.

"Batu bersinar? Seperti api. Cantik sekali." Kino lalu menyentuhnya. "Adududuh... Panas! Panas!"

"Ehh? Panas? Bisa jadi senjata nih!"

Kino mengangkut karung Firestone itu meski berat untuk dirinya yang masih anak-anak.

Lalu dibawanya keluar untuk dilempar sebagai senjata melawan anak buah Barys.

"Teman-teman, pakai ini !!"

"Eit, Eit, Eit... Itu Firestone-ku! Jangan dilemparin gitu dong... Hei! Hei!" Ucap Vexxor dari jauh dan tak terdengar karena suaranya pelan. "Aduh... Keluar aku takut! Gak keluar, barang dagangan dihambur-hamburkan begitu! Gimana nih ya?!" 

***

"Serbu!" dengan Firestone itu, penduduk Vale dengan semangatnya melempari para penjajah itu. 

Firestone adalah batu yang jika dilemparkan akan membuat ledakan api kecil. Biasa digunakan untuk menyalakan api terutama di suhu rendah dan lembab seperti di Quistra, tapi fungsi lainnya bisa digunakan sebagai bom skala kecil. Mirip-Mirip seperti Molotov.

"Haha, tak kusangka Firestone milik Vexxor malah jadi senjata melawan penjahat." Ucap Aldridge. "Penduduk desa ini... Mereka semua berjuang keras melakukan apa yang mereka bisa."

"Sialan! Tangan kanan gue sampe bolong dan berdarah-darah begini."Barys mendorong Aldridge dan berhasil berdiri.

"Kau harus membayar semua ini!" Barys mengambil Shotgunnya dan dengan cepat langsung menembak Aldridge.

"Mati Kau!"

DOOORR !!

Aldridge bergerak cepat dengan bantuan sihir anginnya, ia bergerak sedikit kesamping sambil menunduk.

"Gilaa!?" Barys tercengang. "Bisa dihindari!?" 

"Aku hanya mengubah arah pelurunya." balas Aldridge dengan tersenyum seperti dirinya sudah unggul dari lawan.

"Jangan membual! Ini karena tanganku yang terluka, aku jadi tak bisa membidik dengan benar." balas Barys yang kesal. "Mana mungkin peluru shotgun bisa dipentalkan begitu."

"Terserahmu saja, kalau gak percaya." Aldridge mengejeknya sambil mengayunkan pedang yang siap melukainya lagi. "Ternyata kau ini tak kuat-kuat amat ya."

"Apa!! Aku ini ketua Guild White Bear!" Barys marah dan mukanya merah sekali. "Kau hanya manusia biasa. Shotgunku pasti akan menembus perutmu!"

Barys menembakkan shotgunnya lagi,

"Ya... Kalau kena!"

Dengan cepat Aldridge menendang Shotgunnya dari bawah. Arah Shotgunnya berubah jadi ke atas.

DOOORR !!    

"GRRR! Lagi-Lagi!"  

"Woooh! Sihir angin sungguh membantuku dalam hal kecepatan."

Aldridge bergerak cepat lagi, Kini ia sudah di belakangnya. Ia menendang lutut kaki Barys dari belakang.

"Ka-Kakiku!?"

Barys yang kehilangan keseimbangan, membuat dirinya tumbang.

"Ehh!? Tu-Tunggu dulu!"

Barys yang terjatuh, mencoba menatap Aldridge yang berdiri tinggi di sudut pandang matanya.

Aldridge memegang pedangnya dengan dua tangan dan mengayunkannya keras-keras ke arah Barys. 

"Selamat tinggal!" Ucapnya terakhir kali.

"HUAAAA!"

CRASSHHHH!!

***

"Kamu benar-benar lemah." Kata Aldridge

"Ehh!? Kau tak membunuhku?" Kata Barys dengan keringat bercucuran di sekujur mukanya. Ia menengok ke arah kanan. Barys melihat pedang Aldridge ditancapkan ke tanah, yang hampir sedikit lagi. Bisa menusuk wajah Barys dan membunuhnya.

Aldridge mencabut pedangnya dan menyarungkannya kembali. "Kau benar-benar lemah, kamu hanya menggertak orang yang tak bisa bertarung dengan shotgun. Dan mengambil keuntungan darinya, benar-benar... Kau ini manusia rendahan."

"Hehehehehe... Terus kenapa? Kalau lu bunuh gue sekarang, lu menyatakan perang dengan Guild White Bear." Barys malah tertawa seolah dirinya lebih unggul.

"Aku tak berniat membunuhmu." 

"Kejadian ini akan kulaporkan pada ketua!"

"Huh? Bukannya kau ketuanya?"

"Aku hanya ketua kelompok penarikan upeti. Pangkatku disebut Collector."  

"Jadi, kau bukan ketuanya?"tanya Aldridge.

"Hehehehe... Kau sama sekali tak mengerti... Seberapa kuatnya Guild kami ini."

"..." Aldridge menyimaknya.

"Guild kami besar !! Ketua Guild White Bear atau sebut saja Guildmaster White Bear... Karolina Stral! Guildmaster akan mengejar kau sampai mampus. Bukan hanya kau saja! Teman-Teman dan seisi desa ini akan jadi incarannya. Kalau lu bunuh gue sekarang! Semua yang kukatakan tadi, akan benar-benar terjadi!" Ucap Barys dengan nada mengancam.

"Karolina Stral? Siapa dia? A-Apa dia kuat?" tanya Aldridge dengan gelisah sambil menelan ludah.

"Tak perlu ditanya, Guildmaster kami sangat kuat! Hahahaha...Hmmphhhh." Saat tertawa lebar,mulut Barys dimasukan salju. "Pueh, pueh, pueh!"

"Bo-Do-A-Mat" kata Aldridge sambil mengejanya. "Aku tak peduli ancaman kosongmu itu."

***

Barys diikat dan dikurung di gudang bersama puluhan anak buahnya. "Woyy bego! Lu gak denger gue ngomong apa tadi? Woy! Lepasin gue atau... Bos gue, Karoli..."

"Makan nih!" Aldridge menyumbatnya dengan kaus kaki basah. "Aku lupa menyumbat mulut berisikmu itu."

"Hmmmphh... Reepassiinnn."

Tanpa direncanakan. Aldridge telah menyelamatkan sebuah desa kecil di Quistra dan semua penduduk bersukacita karenanya, penduduk yang berjuang bersama mengusir penjajahan Guild Criminal tadi, mereka menghampiri Aldridge, Rynka dan Vexxor untuk mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya pada mereka.

"Anak muda, terima kasih kau telah menyelamatkan nyawaku." Nenek Kino menangis terharu sambil memeluk Aldridge. "Semoga kau diberkati nak."

"Kakak rambut pirang, terima kasih ya. Sebagai imbalannya, kau boleh tidur lagi jika kamu mau... Buat kalian gratis-tis-tis... Ohh iya, setidaknya aku mau bayaran kalian menyewa di inn dikembalikan."  kata Kino.

Jawab Aldridge. "Tidak usah, terima kasih. Kami tak ngantuk lagi kok."

Sambung Rynka sambil membungkuk di depan Kino. "Soal uangnya tak usah dipikirkan..."

"Ba... Baik kak." Kino tertegun dan merah wajahnya.

Aldridge berdiri ditengah-tengah mereka. "Ohh iya... Terima kasih juga buat orang ini!" Aldridge mengangkat tangan Vexxor yang berdiri di samping kirinya.

"Heh... Aku?" Vexxor heran.

Lalu ucapnya dalam hati. "Perasaan, selama pertarungan tadi. Aku hanya sembunyi."

"Firestone yang kalian pakai tadi adalah miliknya, ia rela menghabiskan semua uangnya untuk membelikan senjata, supaya kalian bisa bertempur."

"Woo... Jadi barang tadi itu miliknya.

"Terima kasih cebol!"

"Terima kasih loh, Si pendek"

"Makasih, Kontet!"

"Diam kalian!" Balas Vexxor.

"Hahahaha..." Semua penduduk tertawa   

Sambung Aldridge. "Dan satu lagi ...

"Kalau tak ada temanku Rynka." Aldridge mengangkat tangan Rynka di sisi kanannya. "Mungkin aku sudah mati ditembak anak buahnya Barys. Jadi ini bukan hanya karena aku semata yang berjasa disini. Teman-Temanku dan kalian semua, para penduduk Vale. Kalian semua pejuang yang berani! Terima kasih !!"

"Woooo!!!" Sorak-Sorai semangat seluruh penduduk. Meskipun saat ini jam 3 pagi, tapi semangatnya tak terbendung.

"Hei Aldridge." bisik Vexxor. "Pidato sok bijak apa ini?"

"Aldridge... Barrier tadi benar-benar membuatku lelah." Rynka mencoba menahan rasa lelahnya.

"Rynka? Kau baik-baik saja?" Aldridge mendapati Rynka sempoyongan. "Rynka? Kau kenapa?

Rynka tak sanggup dan pingsan.

"Rynka!? Rynka!"

***

Setelah semua ini, Aldridge berbicara dengan neneknya Kino di Inn miliknya, sambil menunggu Rynka siuman.

Di ruangan tempat Kino dan neneknya tidur, Aldridge mengobrol dengan mereka sambil menunggu pagi.

"White Bear Guild, siapa mereka itu?" tanya Aldridge.

"Itu adalah Guild Criminal yang menjajah desa kecil yang jauh dari Northern Kingdom. Mereka mengumpulkan uang dari menarik upeti. Dan area jajahannya mereka ada banyak. Desa Vale hanya salah satunya saja." Jawab Nenek Kino.

"Memangnya tak ada yang mengurusi kriminalitas di Quistra." tanya Vexxor.

"Tentu saja ada, namun sayang sekali Vale berada di ujung selatan Quistra yang jauh dari jangkauan ibukota. Prajurit kerajaan lebih memprioritaskan yang terdekat terlebih dahulu. Dan tak menggapai desa kecil ini."

"Tadi Barys menyebut-nyebut nama Karolina Stral, siapa dia?" Aldridge bertanya lagi.

"Dia tak pernah menyerang langsung kesini, tapi aku tahu sedikit tentangnya. Dia pemimpin Guild White Bear dan Barys hanya meminjam namanya untuk menggertak desa kecil seperti Vale." 

"Jadi, nenek sudah tahu informasi ini?"

"Mereka sudah beroperasi setelah Fall of Dalemantia terjadi."

"Ugh... Fall of Dalemantia..."

"Kamu kenapa nak?"

"Ti-Tidak, Lanjutkan saja."

"Orang-Orang seperti Barys mendapatkan senjata dan upah, sebagai gantinya Barys harus menyetor sejumlah uang pada Guild."

"Dimana aku bisa menemukan dia?" tanya Aldridge.

"Dia? Maksudmu kau ingin menantang ketuanya?"

Aldridge mengangguk.

"Aku tak tahu. Karena sudah lama aku tak keluar desa. Anak perempuanku meninggalkan Kino sejak masih bayi dan tak ada kabar lagi, tapi yang kutahu, ciri khas Guild Criminal selalu bersembunyi di tempat-tempat yang sulit ditemukan, Gua, hutan, ruangan bawah tanah, rumah tua, puing-puing, kota hancur. Ya ... Tempat-tempat semacam itu."

"Kalau sudah lama tak keluar desa? Terus nenek tahu informasi soal White Bear itu darimana?" Tanya Vexxor.

"Ya, Bacalah! Koran selalu memberitakan tindak-tanduk Guild White Bear hampir setiap hari."

"Wuoohh... Nenek tahu banyak hal ya. Bahkan nenek bisa menjawab semua pertanyaan kami." Puji Aldridge.

"Tentu saja, Tua-Tua begini... Waktu muda dulu. Aku adalah seorang prajurit wanita!" Bangganya mengenang masa lalu. "Aku sudah berkelana dari tempat ke tempat. Menempuh banyak Dungeon dan menyelesaikan banyak Quest. Sayang sekali aku tak bisa melawan umur."

"Memangnya berapa umurmu nek?" tanya Vexxor.

"Jangan kurang hajar! Menanyakan umur pada wanita itu tabu! Tak terkecuali wanita tua sepertiku."

"Aduhh gue dikemplang lagi." Vexxor mengusap-usap kepalanya. "Ahh... Paling lupa sama umurnya sendiri. Orang tua kan sering begitu."

***

Pagi telah tiba,

"Rynka, kau sudah siuman?" tanya Aldridge.

"Aduh... Kenapa aku disini ya? Kemarin kan... Hoaahmm." Rynka menguap.

"Haha... Kau tidur nyenyak ya?" Senyum Aldridge.

"Iya... Lumayan. Aku sekarang dalam kondisi penuh!" Ucap Rynka sambil mengangkat kedua tangannya ke atas. "A-Aduhh!? Rambutku berantakan!!? Aldridge jangan lihat. Keluar sana... Hus... Hus! Aku rapihin rambut dulu."

"Oke-Oke, kutunggu diluar ya."

***

Di dalam inn, dekat keluar pintu keluar.

"Terima kasih nek." Aldridge pamit.

Kino datang dengan mata mengantuk dan masih mengenakan piama. "Kalian sudah mau pergi ya?"

"Yup!" balas Aldridge. "Kita sudah harus pergi."

"Ajak aku dong, aku ingin merasakan udara hangat juga." bujuk Kino.

"Maaf Kino tapi kau masih terlalu kecil untuk itu, lain kali saja ya."

"Yaaaaaahhh..." Kino terlihat kecewa.

"Lagian kita juga mau ke Northern Kingdom." sahut Vexxor. "Kamu ngapain ikut?"

"Ohh kalian mau ke ibukota ya?" tanya nenek Kino.

"Ya... Kita akan segera kesana."

***

Lalu Rynka keluar menyusul mereka setelah selesai merapikan rambut.

"Aldridge... Vexxor. Oke! Aku sudah siap nih." kata Rynka yang menyusul kemari.

"Ohh iya nek. Aku masih ada sedikit Rez, ambillah... " 

Namun dalam hati dan dari ekspresi Vexxor seolah berkata. "Aldridge !! ... Itu uang terakhir kita! Mau kamu kasih juga!?"

"Tidak-Tidak... Aku tak bisa menerimanya." 

"Beuuh... Untung ditolak."

"Kalian sudah terlalu baik pada kami dan desa ini. Tak lagi di rampok Barys saja sudah cukup buat kami. Karena setelah ini, pelanggan Inn akan normal kembali dan kami bisa mendapatkan penghasilan seperti biasa."

 Justru aku ingin memberikan sesuatu buat kalian bertiga."

"Wuohh! Nenek sangat pengertian!" Vexxor menyalaminya dengan hati senang.

Meski dalam hati ia berkata. "Aww... YES! Ditolak!" 

***

Mereka mendapat Jaket Musim Dingin ala Quistra.

"Kalian jangan edan ya! Pergi ke ujung utara Quistra dengan pakaian seperti itu. Ambillah, tak seberapa sih. Tapi semoga ini berguna." kata nenek Kino.

"Terima kasih nek, dan kau juga Kino. Jangan lupa bantu nenekmu ini ya. Lain kali kalau kau sudah besar, akan kuaja., jadi mulai sekarang. Berusahalah dengan sungguh-sungguh."

"Beneran!?"

Aldridge menyodorkan kelingkingnya. "AkuJanji?"

"Janji!!" 

Mereka berdua berjanji dengan mengkait kelingkingnya satu sama lain.

***

"Oke! Kita Berangkat!" Aldridge dengan semangat.

"Woohoooo!" sahut Vexxor mengikutinya.

"Ye... Ye... YEAAHHH!!" Rynka agak sedikit kaku dan gugup.

"Hahahahaha" yang membuat mereka bertiga tertawa bersama.

.

.

.

"Gue hampir lupa..." Ucap Vexxor dalam hati. "Gue rugi jir!!"

*** 

Catatan Penulis :

Sudah di Revisi

Versi 1.05

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top