CHAPTER 11 : New Dalemantia



Sleeping Forest di siang hari, Aldridge, Rynka dan Vexxor berjalan lurus menuju North Gale bersama ratusan petualang lainnya.

"Puahhhh... Jadi ini yang disebut Potion!? Rasanya seperti campuran berbagai jus buah begitu. Manis dan enak! Efeknya ? Lukaku beregenerasi lebih cepat dan rasa lelahku perlahan hilang!" Aldridge terpukau dengan khasiat ekstrak kulit manggis, maksudnya potion.

Sahut Vexxor memperingatkan. "Ya! Potion itu barang wajib, buat para petualang! Karena efek menyembuhkannya yang cepat bereaksi, tapi terlalu banyak meminumnya menimbulkan efek samping juga, seperti ketergantungan dan penyembuhannya jadi tak berjalan baik. Jadi jangan terlalu sering-sering meminumnya."

"Hmm... Begitu... Kau seperti tahu segalanya ya... Haha!"

"Yeeehhh... Aku belajar dari pengalaman. "

"Akan kuingat peringatanmu."

"Aldridge, sebesar apa sih hutannya?" Tanya Rynka.

"Sebesar cintaku padamu." Vexxor memotong.

"Haa?" Rynka tak mengerti.

"Tidak-Tidak, hiraukan saja!"

***

"Aldridge, sebesar apa hutannya?" Tanya Rynka sekali lagi.

"Uhmm... Kecil kok. Kalau malam tempat ini gelap dan menyeramkan. Tapi kalau pagi begini indah sekali hutannya."

"Hii... Jangan-Jangan ada hantunya!"

"Enggak-Enggak... Gak ada hantu kok."

"Pheww..." Rynka menghela nafas.

***

Sesampainya di North Gale. Kota yang mirip-mirip dengan South Gale, hanya saja South Gale tanahnya sedikit agak tandus karena dekat area industri Black Valley, sedang di North Gale udaranya lebih baik dan hamparan padang rumputnya sangat luas dan indah. Padang rumput menjadi ciri khas Negara Valencia.

Setelah itu Aldridge menaiki Caravan yang mengangkut mereka bertiga, tidak hanya Aldridge banyak juga para imigran yang mayoritas petualang. Ingin menuju ke beberapa kota yang berbeda-beda di wilayah ini.

Meskipun Valencia adalah yang terkecil di Azuria, namun negara ini surganya petualang yang mencari tempat untuk singgah, kejayaan dan kemakmuran. Ksatria yang bekerja fulltime pada sebuah institusi pemerintah. Mercenary yang bertarung untuk sebuah upah. Karena tingkat kriminalitas cukup tinggi disini yang berbanding terbalik dengan suasana alam yang mereka miliki.

"Wow! Aldridge, lihat!" Rynka menikmati pemandangan dengan deru angin yang menyejukkan selagi duduk di Caravan. "Area ini penuh dengan hamparan padang rumput ya!" 

"Benar! Sejuk sekali tempatnya." balas Aldridge, yang juga ikut menikmatinya kesejukkan wilayah Valencia ini. "Aku jadi penasaran seperti apa ibukotanya?"

Lalu tanya Aldridge. "Hei Vexxor! Kau pernah kesini sebelumnya?" 

"Uhm tidak." Balas Vexxor dengan geleng-geleng kepala. "Aku baru pertama kali juga."

"Masa? Baru saja aku berpikir kau tahu segalanya..."

"Ya enggaklah!"

"Hahaha..." balas Aldridge tertawa.

***

Perjalanan cukup panjang. Membuat mereka terkantuk-kantuk di Caravan karena sejuknya angin di sini.

Beberapa jam kemudian,

"Oke! Kita sudah sampai di Lumina... Capital City of New Dalemantia." kata si pengemudi, yang adalah seorang gadis cantik dari desa North Gale.

"Wuohh! Jadi ini Lumina!?" Kata mereka bertiga secara bersamaan.

"Keren!" Rynka terpukau.

"Menara tinggi apa itu?" Tanya Vexxor.

***

Lalu setelah mereka masuk ke dalam...

"Kok suram sekali?" kata Aldridge.

"Lihat kemanapun selalu penuh dengan prajurit." kata Rynka.

"Serius? Ini kota yang kita tuju? Aldridge kau gak salah kan?" kata Vexxor.

"Haha!" Pengemudi wanita itu tertawa. "Dari reaksi kalian, menandakan kalian baru pertama kali kesini ya?"

"Be-Benar..." balas Aldridge. "Kami baru sekali ini ke New Dalemantia."

Balas perempuan itu. "Ya... Bagian luar Lumina ini memang cukup gersang dan banyak prajurit berjaga-jaga diluar. Tuh contohnya diatas puncak tembok tebal ini setiap prajurit selalu berjaga-jaga.

"Untuk apa?" Tanya Aldridge.

"Karena di Valencia, kota ini yang paling dekat dengan Dale... Uhmm... Maksudku, Arcales Empire. Makanya prajurit selalu siap siaga kalau Arcales mau datang menyerang." Tunjuk wanita itu ke arah barat dimana Dalemantia Empire berada. "Tapi... Kalau kamu sudah masuk ke dalam, akan terlihat pemandangan yang berbeda kok. Dijamin!"

"Hoo... Mbak seperti pemandu saja." celetuk Vexxor.

"Tidak-Tidak, aku bukan bermaksud jadi pemandu kalian, bukan. Aku cuma senang kasih tahu ke orang-orang asing untuk mengenal negara ini lebih baik lagi. Soalnya aku suka negara ini. Valencia Kingdom."

"Ya! Aku juga suka!" Sahut Rynka.

"Tanah negara ini subur sekali! Padang rumput dimana-mana." Sambung Aldridge.

"Ohh iya!? Kita sudah di negeri orang ya!" Ujar Vexxor.

"Hihi, syukurlah kamu suka tempat ini. Yasudah! Aku hanya bisa mengantar sampai sini saja. Aku harus mengantar yang lainnya lagi, Bye-Bye!" Lalu pengemudi itu pergi dengan penumpang dari Lumina ke North Gale, perjalanan bolak-balik mirip seperti angkot.

"Aku baru sekali ini melihat pengemudi perempuan ,Valencia punya budaya yang berbeda ya" kata Vexxor.

"Vex... Ayo masuk!"

"Ayo Vex, nanti kamu tertinggal!" sambung Rynka.

"Vex? Kenapa aku dipanggil begitu...? Hmm... Tapi boleh juga!" Lalu Vexxor berlari mengejar mereka. "He-Hei tunggu aku!" 

***

Kota Lumina dulunya adalah tanah jajahan Dalemantia yang kini telah jatuh. Sekarang orang-orang menyebutnya sebagai Old Dalemantia. Letaknya yang berbatasan dengan Quistra Empire dan Arcales Empire Empire.

Lumina memiliki sistem pemerintahan yang mirip dengan Dalemantia Empire waktu masa jayanya. Karena penduduk disini rata-rata adalah pengungsi Old Dalemantia yang kabur ke gerbang barat.

Mereka membangun kota dengan beberapa lapisan tembok yang kuat mengelilinginya. Hanya saja tidak sebesar Old Dalemantia. Terlebih, Lumina hanya memiliki 2 lapisan tembok saja, bukan tiga dan bentuknya persegi bukan lingkaran.

Tembok luar adalah tempat para prajurit menjaga kota yang karenanya terlihat banyak sekali prajurit di luarnya dan di puncak tembok terdapat pasukan Archer berjaga-jaga jika serangan dari Arcales datang. 

Wilayah ini digunakan sebagai tempat bisnis dan bekerja oleh penduduk. Rata-rata orang Lumina bekerja sebagai Blacksmith, Alchemist, Craftsmen, Merchant, Soldier, Mercenary dan Bounty Hunter.

Tembok dalam adalah kota tempat penduduk tinggal. Tapi di atas tembok tidak dijagai pasukan sebagaimana di tembok luar. 

Di tengahnya ada sebuah menara dari batu yang dijadikan tempat pemerintahan,tapi dilihat dari bentuknya lebih seperti markas pasukan. Menaranya dibuat cukup tinggi untuk bisa mengintai kejauhan dan dibagian-bagian lainnya dibuat untuk pelatihan pasukan, penyusunan rencana, laporan scout dan tempat tinggal para pemimpin Lumina.

***

Aldridge sampai di kota dalam di Area Tembok Luar,

"Wuohh! Benar-benar jadi suasana yang berbeda ya!" Aldridge terpukau.

"Tempat ini ramai sekali dan sangat hidup." kesan Rynka.

Dengan seketika Vexxor berlari. "Banyak orang berjualan... Wahh! Jadi ini pasarnya? Aldridge, aku mau pergi membeli perlengkapan dulu ya."

Aldridge menarik kerah Vexxor. "Hey, memangnya kita punya cukup uang untuk itu?"

"Tak usah dipikirkan, Nih!"balas Vexxor dengan menunjukan 5 lembar uang 10 ribu Rez.

"Tunggu, kamu dapat darimana uang sebanyak itu?" Aldridge heran.

"Ini uangku yang waktu itu."jawab Vexxor.

"Yang mana?" tanya Aldridge.

"Yang waktu Itu loh... Yang waktu aku bagi-bagi uangku ke Jono." balas Vexxor.

"Bukannya itu... " balas Aldridge.

"Sudahlah intinya, aku punya uang." Vexxor menepuk Aldridge. "Oke gue cabut dulu!"

Dengan sangat antusias Vexxor pergi untuk membeli barang.

"Aldridge, sekarang kita mau kemana?" tanya Rynka.

"Aku ingin menemui pemimpin Lumina. Jadi aku rasa aku akan pergi ke sana" Aldridge menunjuk menara di tengah kota yang terlihat dari gerbang masuk sekalipun.

"Disana?"

***

Sementara Vexxor sibuk berbelanja. Aldridge dan Rynka tiba di gerbang masuk menara Lumina. Yang di sekelilingnya terdapat seperti kolam lingkaran dan masuk ke gerbang dengan Castle Bridge yang bisa di buka tutup dengan rantai yang besar.

"Al, memangnya kamu boleh masuk?" Tanya Rynka.

"Entahlah..." Balas Aldridge dengan tenang. "Aku harap ada orang Dalemantia yang kukenal dan dia mengenalku juga. Tapi tak ada salahnya untuk dicoba."

"Begitu... Baiklah, kita coba."

"Halo pak, sudah lama tak bertemu ya." Aldridge dengan santainya mengajak bicara dengan kedua penjaga gerbang masuk menara, yang berjaga di sisi kanan dan kiri. "Waduhh... Pak Supri, bapak masih jadi prajurit saja dari dulu."

"Siapa kamu! Kau tak boleh masuk ke menara ini tanpa izin!"

"Yah... Pak Supri, masa gak kenal aku?"

"Dari tampangnya kau mirip Aldridge, anak Johan itu. Tapi tidak mungkin, itu tidak mungkin. Sayang sekali, dia gak selamat waktu tragedi itu terjadi. Padahal ayahnya orang baik ya, tapi berakhir tragis begitu." Balas Supri.

"Iya-Iya, pokoknya kalau orang baik mati lebih cepet." Balas penjaga yang lain.

"Gak selamat? Berakhir tragis? Kalian ini bicara apa sih!" balas Aldridge. "Hei-Hei! Perhatikan baik-baik, ini aku! Aloysius Aldridge. Aku masih hidup!"

"Bohong, ini pasti antara peniru atau jangan-jangan..."

Sambung teman si Supri. "Se-Setan!"

"Yang benar saja, masa kalian gak percaya aku sih!" Aldridge kesal.

"Enggak-Enggak, Aku enggak kenal kamu. Aldridge itu yang saya tahu orangnya rese, nyebelin, manja dan gak tahu sopan santun." Balas Supri.

Sambung temannya. "Yah... Dia anak orang kaya dan manja sih!"

"Kalian ini! Minta kuhajar ya!" Aldridge marah dan kembali ke sifat jeleknya yang dulu.

***

"Adududuh Sakit!" Teriak Supri.

Aldridge memukuli mereka berdua.

"Nah ini baru Aldridge yang aku tahu... Syukurlah." Lalu Supri mengelus-elus dadanya.

"Daritadi kalian sengaja manas-manasin aku ya!" Aldridge masih kesal.

Lalu sambung temannya. "Hahaha! Habis... Kau ternyata bisa sopan juga? Buahahaha!"

"Tapi bagaimana caranya kau masih hidup?" Tanya Supri.

"Panjang ceritanya." balas Aldridge. "Ngomong-ngomong bisa aku masuk ?"

"Kau siapa?"

"Grrr... Kalian!"

Ucap Rynka dalam hati. "Me-Memangnya Aldridge seperti apa sebelum Fall of Dalemantia terjadi?"

***

Aldridge dan Rynka memasuki Lumina Tower.

"Kita bisa masuk semudah ini?" Rynka heran.

"Ya!" Balas Aldridge yang masih terlihat kesal. "Setelah di kerjain mereka berdua." 

"Aldridge, kau itu siapa sebenarnya?"

"Maksudmu?"

"Kudengar sewaktu kamu bicara dengan kak Lexion, kau orang Dalemantia kan? Sebelum Fall of Dalemantia terjadi, kau orang seperti apa?" Tanya Rynka sambil terus berjalan.

Aldridge menjelaskan sambil jalan. "Singkatnya aku ini anak pengusaha terpandang sebelum Fall of Dalemantia terjadi. Ayahku pemilik Bank of Dalemantia."

"Hmm... Begitu."

Sambung Aldridge. "Meski aku bukan lahir sebagai keluarga bangsawan, tapi keluargaku dekat dengan mereka. Keluarga Aloysius sangat dihormati dan hidup sejajar dengan para bangsawan itu. Tapi aku juga tak mengira meski sudah 1 tahun lebih menghilang, mereka masih menganggapku sama seperti dulu."

"Seperti dulu?"

"Iya, Soalnya waktu aku kecil, aku orang yang menyebalkan. Kalau diingat-ingat, malu juga rasanya."

"Haha..." Rynka tertawa kecil. "Jadi begitu..."

***

Menara ini ada untuk markas militer New Dalemantia. Yang selain bertugas melindungi Lumina yang adalah satu-satunya kota yang New Dalemantia miliki. Juga memastikan Orang Arcales tak mampu mencapai area yang lebih dalam, hingga membahayakan rakyat Valencia Kingdom. Mereka ber-mutualisme satu sama lain. 

Valencia memberikan wilayah, New Dalemantia memberikan perlindungan.

Lantai 1, berisi ruang-ruang perlengkapan perang, seperti armor dan senjata untuk langsung sigap ketika serangan datang. Tempat ini dijaga ketat oleh banyak prajurit.

Lantai 2, tempat kantin atau cafetaria para prajurit.

Lantai 3, sepenuhnya ruangan Raja, kalau disini disebut Commander.

Lantai 4, adalah Ruangan Strategi yang berisi map besar dan meja rapat untuk berdiskusi soal strategi dan taktik perang.

Lantai 5, atau yang terakhir adalah tempat pelatihan prajurit.

Terakhir di puncak menara, digunakan untuk pengintaian dan tempat latihan outdoor.

***

Mereka berdua tiba di ruangan singgasana raja, setelah menaiki tangga sampai lantai ketiga. 

"Aldridge!? Kau Aldridge betulan!? Rupanya kau masih hidup!" sahut Commander New Dalementia. Yang adalah...

"Fesvaux!?" Aldridge tak menyangka. "Jadi sekarang anak sulung King Roswell yang memimpin?"

"Hee? Apa kau ini masih sama saja seperti dulu, bocah yang seenaknya sendiri dan sangat-sangat manja plus, menyebalkan." Ledek Fesvaux. "Kau beda sekali dengan kakakmu."

"Tidak, aku perlahan-lahan berubah. Aku tak sama seperti diriku yang dulu lagi."

"Hoo? Benarkah!? Haah... Terus aku harus terkejut gitu? Apa kau yang sekarang sudah mengerti susahnya hidup? Dan sadar tak selamanya ayahmu akan melindungimu."

"..." Aldridge diam dan menunduk, tak bisa menjawab.

"Haha! Kenapa jadi murung begitu? Ayo bersemangatlah!" Fesvaux menghampiri Aldridge dan menepuk pundaknya. "Yang susah selama setahun terakhir, bukan cuma kau saja."

"Hmm?" Fesvaux melihat Rynka yang ada di belakang Aldridge. "Woo... Kau membawa seorang gadis manis rupanya...?!"

Fesvaux berjalan mendekati Rynka. "Perkenalkan dirimu, gadis manis."

Jawab Rynka dengan canggung sekali. "Aaa... A-Aku. Uhm... Ry-Rynka Mirtel. Aku da-dari Iksel Vineyard tapi... tapi sebenarnya aku..."  

Fesvaux langsung memotong pembicaraan. "Ohh Mirtel rupanya... Tapi, bukannya Mirtel seharusnya berada di Griffinia?"

"Ya... Ya benar... Tapi aku..." Rynka gugup dan canggung.

Fesvaux memotong pembicaraan lagi. "Aku ingin tanya kamu satu hal? Apa kau dendam pada kami?"

"Dendam... Ehh? Maksudnya?"

Fesvaux Facepalm. "Yasudah, tak usah dipikirkan."

"Hah?" Rynka tak mengerti.

"Aldridge, kenapa bajumu kotor begitu? Prajurit! Ambilkan baju yang bagus buatnya." perintah Fesvaux.  

Aldridge menolak dengan halus. "Fesvaux. Tidak perlu repot-repot, aku kemari untuk bertanya beberapa hal. Seperti apa saja yang terjadi setelah pemberontakan itu."

"Aku akan menjawabmu empat mata di ruangan interogasi nanti. Sebelum itu ganti dulu pakaianmu." perintah Fesvaux.

"Yah... Baiklah." jawab Aldridge.

"Pakaian kotormu itu buang saja, aku tak suka orang lusuh berada disini." kata Fesvaux.

"Dan kamu gadis manis. Rynka namamu ya? Sayang sekali kita tak punya kamar mandi yang bagus disini. Kau tunggu di kamar tamu saja."

"O-Oke."

***

King Fesvaux adalah pria sekitar umur 40an keatas, ia berambut hitam panjang kebelakang dengan kumis dan janggut, wajah yang ber-codet akibat tebasan pedang, ia selalu mengenakan full armor hitam yang terbuat dari obsidian dan senjatanya pedang besar berwarna hitam seperti yang digunakan rekannya, Vayne. Fesvaux merupakan anak tunggal King Roswell of Dalemantia.

Mereka bertiga dilayani dengan makanan seadanya tapi tak terlalu buruk, karena ini bukan istana. Melainkan markas militer tempat para pemimpin pasukan dari keempat divisi menurut arah mata angin berkumpul.

Hanya Aldridge yang diundang King Fesvaux untuk bicara empat mata dengannya, sementara Rynka harus diam menunggu di kamar tamu.

"Huuu...uu! Lagi-lagi dia pergi sendirian, dan lagi ruangan ini menyeramkan. Aku takut..." Keluh Rynka. "Tembok batu, obor, jeruji besi, senjata. Sebenarnya tempat apa ini. Vexxor juga tidak bersamaku lagi."

***

Sementara itu Aldridge dan Fesvaux berbicara di ruang kecil yang gelap berukuran 2x2 meter. Tempat ini hanya terdapat meja persegi panjang dan dua kursi kayu, bahkan pintunya saja terbuat dari jeruji penjara. Dengan borgol, tombak dan senjata di dalamnya.

"Fesvaux, aku langsung saja." Aldridge dengan to the point bertanya dengan serius.  "Kau tahu dimana kakakku?"

***

Aloysius Aldridge

New Dalemantia Militia Outfit 

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top