Hide
Rald bisa merasakan gerakan gerakan kecil Diablo. Wajah nya memang terlihat tenang tapi gerakan gerakan kecil yang dari tadi Diablo lakukan menandakan dia gugup.
Diablo juga bisa merasakan nafas Rald di lehernya. Entah sampai kapan mereka akan terus di posisi seperti ini.
Hanya deru nafas teratur dan suara langkah kaki yang menemani mereka. Kadang langkah kaki itu terdengar dekat kadang jauh kadang bisa sangat kecil dan bisa jadi sangat keras di waktu yang berdekatan.
Suara langkah kaki memang cocok untuk senam jantung apalagi jika kalian memang menjadi target langkah kaki tersebut.
Terkutuk Leo yang sudah membuat guru itu mengejar mereka. Vampire satu itu emang paling gak bisa membiarkan teman nya tenang untuk sehari saja.
Rald mengingat kejadian 10 menit yang lalu di mana mereka berempat mencoba lari dari kejaran guru bk. Entah kenapa guru mereka itu sangat tidak suka ngeliat murid laki lakinya yang rambut nya ngelewatin alis padahal peraturan sekolah memperbolehkan mereka berambut panjang asalkan rapi dan selalu di ikat saat pelajaran berlangsung.
Mana rambut Rald sama Diablo itu panjang nya mirip anak gadis di kelas nya atau mungkin lebih panjang.
Suara langkah kaki itu menjauh setidaknya mereka bisa bernafas lega walau hanya sebentar. Leher Rald sudah kelu karena harus menunduk menyesuaikan tempat.
"Eh leher gua sakit cuk"
"Jangan ngomong di telinga bodo"
"Keluar yok"
"Entaran dulu su kamu kalo mau jadi botak sendiri aja jangan ngajak ngajak, terus jangan peluk peluk"
Mereka saat ini bersembunyi di lemari kayu di gudang Rald harus menunduk di bagian belakang dan Diablo yang duduk menekuk lutut di sela kaki Rald.
Suara langkah kaki itu kembali terdengar dan berhenti pas di depan lemari tempat mereka sembunyi.
"Gimana udah ketemu?"
"Gak ada tanda tanda sama sekali"
"Cari lagi sampe ketemu"
Mereka kembali menengang guru itu berbicara pas depan mereka. Terhalang lemari sih. Tapi tetap saja memacu jantung.
"Pak lebih baik kita sudahi saja pencarian ini"
"Gak bisa pak rambut mereka harus di potong, laki kok rambut mirip perempuan mau jadi apa mereka nanti"
"Gak papa toh di peraturan sekolah memang tidak ada aturan tentang rambut"
Rald mulai memperhatikan Diablo. Dia menyenderkan lehernya pada pundak empunya, tak mendapat reaksi penolakan Rald mengeratkan tangan nya di pinggang Diablo. Ketengan itu hanya bertahan sebentar ingin rasanya Rald memaki iblis itu saat ini. si bangsat mau bersin padahal guru kolot itu sudah mau keluar dari gudang.
Dengan sigap Rald menutup mulut Diablo ah suara bersin itu masih tetap terdengar. Tamat sudah riwayat mereka.
"Suara apa itu tadi?
"Tuh suara bell. Sudah sudah lebih baik kembali ke kelas"
Rald bersorak dalam hati baru kali ini Rald senang mendengar bell tanda istirahat berkahir dan tak lupa Rald bersumpah serapah tentang guru kolot itu. Habis ini Rald harus sungkem sama guru PKN itu.
Rald melepaskan tangan nya dari mulut Diablo dan iblis itu langsung bersin dua kali. Garis bawahi DUA KALI untung tuh guru udah keluar kalo enggak rambut mereka pasti sudah di eksekusi
"Sorry hidung gua gatel"
"Gatel pala bapak kau. Untung kita gak ketahuan"
Baru saja pintu lemari itu di buka guru PKN mereka sudah menunggu di depan lemari.
"Cepat sana kalian ke kelas, jangan mampir mampir"
"Baik pak"
Mereka hanya bisa tersenyum canggung dan berterima kasih karena membantu mereka lolos dari razia rambut. Tak lupa Rald sungkem pada guru PKN itu kalo dia akan rajin mengikuti pelajaran PKN.
Diablo hanya melihat Rald dengan wajah aneh mengingat Rald selalu tidur di jam PKN. Bagi Rald suara guru PKN itu sudah menjadi lagu pengantar tidur.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Selamat malam senin. Jangan lupa besok sekolah •́ ‿ ,•̀
Jujur sebenarnya ini harusnya di up kemaren tapi karena kendala dan aku juga baru ingat kalo ada cerita ini yang musti di up jadi up nya sekarang.
Cerita ini emang gak punya jadwal up pasti sih.
Jangan lupa vote dan coment
(。•̀ᴗ-)✧
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top