Prologue: The Mist
Gadis kecil berjalan sempoyongan keluar dari kabut yang turun menyelimuti tengah kota. Tatapannya kosong, tangannya berdarah, dan boneka kucing kuningnya diseret mengikis aspal yang entah sejak kapan mulai berdarah.
Kamu siapa? Tanya Sang Gadis kepada suara di dalam kepala.
Suara di dalam kepala Sang Gadis terkekeh. Familiar. Asing. Dapat dikenali, tapi dia tidak tahu siapa.
Ini batas kabut. Sang Gadis berpikir lagi, menidakpedulikan suara di dalam kepala yang tidak mau menjawab. Dia berbalik, melihat apa yang dia baru saja lewati. Sesosok peri unseelie merayap di atas toko roti. Burung berkepala dua hinggap di tiang listrik, matanya putih seperti Kabut yang tidak melewati zebra cross di bawah kaki Sang Gadis. Kepulan nafas putih beriak di sana bagai tepi lautan -- melambai, mencoba menarik, tapi tidak melewati garis.
Itu Red Hat. Kurcaci pembunuh. Lalu, itu Variant-hellbird. Suara di dalam kepala Sang Gadis menunjuk. Tidak ada jari yang mengarah, tapi mata Sang Gadis terarahkan setiap kali suara itu menjelaskan.
Sekali lagi, Sang Gadis bertanya ke suara di dalam kepala.
Kamu siapa? Kenapa kamu membimbingku keluar dari Kabut?
Sang Gadis menempelkan tangan di pipi. Ujung bibirnya terangkat setelah berpikir demikian, meski tidak ada yang lucu dari mendadak skizofrenia karena kecelakaan bus sepulang sekolah. Harus tersenyum, hatinya berbisik, karena ini lucu. Apa yang lucu?
Karena aku tidak kenal suara sendiri dalam kepala, hm.
Sang Gadis menutup mata. Dia melihat Kabut yang menyamarkan sosok dari suara di dalam kepala. Ada seseorang. Bukan aku, dia meyakinkan dirinya sendiri.
Tidak.
Dia menelan liur. Pahit. Rasanya seperti baru saja berbohong.
Sang Gadis mendengar sirine dari kejauhan. Mungkin, akhirnya, bus itu sudah didatangi ambulans. Atau, polisi. Atau, hal lain. Dia tidak tahu. Tidak mau tahu.
Oh, tapi dari nadanya, aku tahu. Suara di dalam kepala terkekeh. Dan, Sang Gadis juga tahu. Tahu setelah mendengar seksama.
Entah.
Sang Gadis menarik kembali tas boneka kucing di belakang dan berjalan pulang, enggan berlama-lama diselimuti Kabut yang sedang membuatnya gila.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top