17|| Awal Permasalahan Baru☀

Saat kita merindukan seseorang, maka sakit karna kecewa di hati kita akan tertutup untuk beberapa saat, digantikan oleh rasa sakit menahan rindu.

☀☀☀

Mario memutar-mutar ponsel di sela-sela jarinya. Matanya fokus menatap dinding kamarnya yang bernuansa abu-abu tersebut. Pikirannya melayang memikirkan siapa Rio yang dimaksud oleh Fira. Ia tidak ingin merasa terlalu percaya diri karena, Rio adalah nama panggilan Fira untuknya. Mario takut jika faktanya, bukan Rio-nya lah yang dimaksud Fira.

"Mar, gua yakin Rio itu lu, bukan Rio yang lainnya," ucap Dika berusaha menghibur Mario.

Andre mengusap wajahnya gusar. Melihat Mario yang diam dan tidak bersemangat adalah hal yang paling dihindarkan oleh Dika dan Andre. Mereka rela bila harus menjadi pelampiasan marah Mario. Tapi mereka tidak akan rela jika mereka dijadikan tempat mengadu Mario.

Mereka ingin Mario melupakan dan menghilangkan perasaan itu. Perasaan sayang. Bertahun-tahun lamanya, Fira membuat Mario menunggu. Dan sekarang, Fira datang seolah-olah memberikan Mario kesempatan.

Senyuman, gelak tawa, dan emosi Fira kepada Mario akhir-akhir ini, berhasil membuat Mario mengharapkan kesempatan kedua.

"Rio itu lu, Mar," ucap Dika.

Mario menggeleng dan membuang napas lelah. "Semoga," ucapnya.

Andre berjalan menghampiri Mario yang duduk di tepi ranjang. "Hubungi dia,"

Andre duduk di samping Mario. Tangannya mulai menari-nari di atas layar ponsel. Ia sedang berbalas pesan dengan Emily.

Dika melipat lengannya di depan dada, bersandar di pintu kaca dan memperhatikan Mario. Dika tersenyum. "Setidaknya gua tahu, dia hanya takut. Takut untuk jatuh cinta dan kembali terluka," ucapnya.

Mario menoleh ke arah Dika. Senyum tipis terukir di bibir Mario. "Dan luka itu belum sembuh seutuhnya," ucapnya seraya tertawa.

Andre menoleh sebentar ke arah Mario lalu kembali fokus ke ponsel di genggamannya. Beginilah teman, terkadang mereka membutuhkan waktu juga. Di saat teman sedang sedih dia terkadang asik dengan dunianya sendiri. Namun, merekalah pendengar yang baik. Mereka diam bukan berarti tidak peduli, tapi mereka diam karena tidak ingin kita semakin terluka.

Dika melangkah maju mendekati Andre yang sedang tersenyum-senyum menatap layar ponsel. Dika memberikan satu jitakan di kepala Andre.

"Temen sedih bukannya dihibur, malah asik menghibur diri sendiri," ucap Dika sedikit menyindir.

Andre terkekeh. "Mar, lo lebih milih gua diam tapi mendengarkan apa gua bicara tapi hanya sekedar mengatakan kalimat penenang?" tanya Andre.

Mario menoleh ke kiri melihat Andre dan Dika yang berdiri di samping Andre.

"Diam tapi mendengarkan," ucap Mario lalu kembali menatap dinding.

Dika menepuk jidatnya. "Setidaknya tunjukin rasa simpati lo, kalau diam tanpa suara mah sama aja bodo amat sama teman," ucap Dika.

Perdebatan dimulai.

"Bener juga," ucap Mario.

Andre meletakkan ponselnya di samping kanan. "Diam bukan berarti saat teman lo cerita lo diam aja. Tapi saat dia sedang merenung, kita cukup diam dan membuktikan bahwa kita ada di sampingnya memberikan dukungan secara batin. Bukan dukungan dengan kata-kata penenang," ucap Andre.

"Kalau dia merenung gak mau cerita? Lo bakalan tetap diam aja?" Dika memancing emosi Andre.

Andre menarik napas dalam lalu membuangnya. "Kalau dia gak mau cerita ya lo tanya dia punya masalah apa? Nah, kalau dia udah cerita cukup kasih solusi dan biarkan dia memikirkan tindakan apa yang dia ambil. Ketika dia cerita dan kita memberikan saran maka dia akan merenung, bukan karena sedih tapi karena berpikir,"

Andre menoleh ke arah Dika. "Berpikir tindakan apa yang akan dia pilih. Kita sebagai teman cukup mendengarkan dan memberikan saran. Jangan menjadi teman yang mengucapkan sederet kata yang sama saja seperti kata penenang," sambung Andre.

"Kata-kata penenang, semacam, udah lo sabar aja?"

Andre mengangguk. "Semua orang juga tahu, yang namanya sedih itu, ya, kita harus sabar," ucap Andre.

Mario terus memperhatikan kedua sahabatnya. Melihat Andre lalu melihat Dika kemudian melihat Andre lagi. Demi jenggot merlin, Mario lelah.

"Lo nyindir gua? Lo pikir kalimat 'Rio itu lu, Mar,' itu adalah kalimat penenang?" ucap Dika dengan nada tidak suka.

Andre terkekeh. "Itu pendapat lo, dan itu berhasil membuat Mario berharap,"

Dika mengusap wajahnya kasar. "Susah ngomong sama orang yang memiliki pandangan yang berbeda. Serba salah Dika mah seperti Raisa," ucap Dika.

Andre tertawa. "Lo juga memiliki pandangan yang berbeda tentang beberapa hewan," sahut Andre.

Mario membuat lekukan di bibirnya. Mario tersenyum. "Dan gua memiliki pandangan berbeda tentang Fira," ucap Mario tersenyum lebar dengan mata tertutup.

Dika dan Andre menoleh ke arah Mario. Dika dengan sigap mengabadikan momen tersebut melalui kamera ponselnya. 'Kapan lagi lihat Mario seperti bocah,'

Andre terkekeh lalu menepuk pipi Mario pelan. "Jangan berhalusinasi ada Fira di sini!"

Mario membuka matanya. "Cenayang kamu, Mas?" ucapnya.

"Tahu aja," sambung Mario.

☀☀☀

Hari sudah semakin gelap. Langit dipenuhi jutaan bintang dan terangnya cahaya bulan. Tapi mata Fira tak kunjung terpejam. Sampai akhirnya Fira berjalan mondar-mandir di balkon kamarnya.

Fira gelisah.

Sudah dua jam berlalu setelah Fira mengirimkan kalimat rindu kepada Dika. Namun sampai sekarang Fira belum mendapatkan balasan. Apakah Fira megharapkan mereka menghubunginya? Sepertinya iya.

Fira terus saja melangkah gusar ke depan lalu berputar melangkah ke belakang. Begitu seterusnya sampai detik demi detik berubah menjadi menit.

Fira meremas ponsel di tangan kanannya. Fira mengharapkan satu pesan masuk dari salah satu mereka. Tidak peduli itu pesan masuk dari Emily, Andre, Dika atau Mario. Fira membutuhkan satu notifikasi di ponselnya dari mereka.

Ting!

Handphone Fira berdering. Fira menghentikan langkahnya lalu membuka notifikasi di ponselnya. Dan ternyata satu balasan dari Dika.

Andika Gradi
Rio siapa Fir?

Fira terkekeh melihat balasan pesan Dika. Pikiran Fira mulai menerka-nerka alasan Dika membalas pesan Fira terlalu lama mengingat tanda read sudah dilihat oleh Fira saat ia mengirimkan pesan tersebut. 'Tak ingin menerka tanpa jawaban, Fira memilih untuk membalas pesan Dika.

Zhafiraaa
Your friend. he is Mario.

Fira tersenyum dengan balasan yang ia kirim untuk Dika. Hatinya berbunga-bunga saat ia mengetikkan satu nama yang sudah sangat lama menempati hatinya. Fira perlahan sadar, perasaan itu masih ada dan akan tetap ada.

Fira melangkah ke kursi kayu yang berada di dekatnya lalu menjatuhkan bokongnya di atas kursi tersebut. "Berhenti bersikap gengsi, Fir," gumamnya pelan lalu tersenyum menatap langit yang dipenuhi bintang.

Ting!

Fira melebarkan mata saat menerima notifikasi masuk di ponselnya. Bukan balasan dari Dika melainkan pesan masuk baru dari Emily dan Mario.

Tangan Fira bergerak membuka pesan Emily terlebih dahulu.

Emily Claudya
Miss u too,
Please,
Kembali seperti duku.
Eh dulu.

Zhafiraaa
Itu juga merupakan harapan gue.
Tunggu waktu:)

Emily Claudya
Makasih masih mengingat tentang kita,
Selama ini gue ngerasa jauh sama lu Fir,
Kita dekat tapi hati kita udah gak bersatu
Sakiddddd hati dd tuh(:

Zhafiraaa
Merindukanmu Em:(
Besok gua coba membuka diri gue lagi:)
Makasih lo selalu ada di samping gua walaupun gua sering kali mengabaikan keberadaan lo😢

Emily Claudya
"Sahabat terbaik tidak akan meninggalkan sahabatnya yang lain." (Amicus)
Gue seneng lihat chat pnjng lo☺

Zhafiraaa
Kecewa gak blh dipendam trlalu lama😂

Emily Claudya
Nah, satu-satunya org yg gengsi adalah lo dan Mario
Eh dua-duanya deh kan ada dua
Eh gmn ya yg bener?
GUA BINGUNG😭😭😭

Fira terkekeh beberapa detik melihat tingkah konyol Emily yang tidak pernah berubah. Setidaknya malam ini, Fira mengakui bahwa ia merindukan mereka.

Fira kembali mengetikkan balasan pesan untuk Emily.

Zhafiraaa
Bukan gengsi, tapi kecewa:)
Kalau gengsi sih itu pas awal suka Mario:(
Saking kecewany gue, gua mls lihat msa lalu gue😃

Emily Claudya
So...
Udh chat Mario?
Lupain rasa kecewa lo, lo berhak bahagia dengan kisah yg baru😊
walaupun dengan org yg batu
Eh baru

Zhafiraaa
Org yg batu😂😂😂
Td ada chat dr Mario😂
Bay bayi kukang😙

Emily Claudya
Lupakan typoku sejenak Fir:)
Bay too bayi bagong😙

Fira merasa beruntung memiliki sahabat seperti Emily. Tiba-tiba saja sekelebat kenangan tentang sikap cuek Fira kepada Emily terulang di kepalanya.

"Semoga gua mendapat maaf dari kalian," gumam Fira.

Ting!

Fira terkejut saat mendengar dering ponselnya. Lagi-lagi pesan dari Mario.

Mario
Kangen lo juga(:
Semga lo gk main-main Fir ngrm pesan itu
krna saat gue bilg gue kgn lo
Gue bnr bnr lagi kgn sm lo

"Pusing aku, Mas bacanya," gerutu Fira kesal. Senyum licik muncul di bibir Fira.

Zhafiraaa
Emg gue blng gue kgn l?

Mario
Gue bc line Dika

Zhafiraaa
😒😒😒😒

Mario
Gugup ya?
Ko emot doang😂

Zhafiraaa
Bicik😡

Mario
Mk lo ml ml

Fira melotot sempurna. "Gila!"

Zhafiraaa
Ngtk yg bnr woi!!!

Mario
Anjr maap😂
Maksud gue,
Muka lo malu malu

Zhafiraaa
O aza y mz😉

Mario
Fir,
Balik kayak dulu ya?🙏🙏

Zhafiraaa
Gue cb

Mario
Lo cabe?

Zhafiraaa
Coba!😑

Mario
Tidur udah malem:)
Udh jam 11.47 pm
Good night Zha(ebra)☺

Fira menutup aplikasi Line. Lalu menekan tombol power di sisi kanan ponselnya. Ponsel Fira terkunci.

Fira tersenyum malu-malu. "Semoga pilihan gua bener," gumamnya.

Malam ini Fira tidur dengan ditemani rasa bimbang yang teramat luar biasa. Ia sudah meruntuhkan tembok pertahanannya. Ia menyerah dengan apa yang sudah ia mulai. Dan Fira tahu, mulai besok ia akan menerima berbagai masalah baru.

Karena sang pengirim surat selalu mengawasinya. Mereka akan bertindak lebih ketika tahu, Fira justru bertingkah sebaliknya dari beberapa hari lalu sebelum ia menerima surat terakhir. Dan, Fira tahu, keputusannya untuk jujur kepada sahabatnya adalah salah.

Lagi, Fira berusaha memejamkan matanya dan mempersiapkan diri untuk hari-hari yang akan datang.

☀☀☀

Dika tertawa terbahak-bahak begitu menerima balasan pesan dari Fira. Setelah sekian lama ia terdiam memperhatikan Mario sampai akhirnya ia teringat untuk membalas pesan Fira. Dan jawaban dari Fira sangat membuatnya puas.

"Lo berdua harus baca!" ucap Dika seraya menyodorkan ponselnya yang menampilkan room chat dirinya dengan Fira kepada kedua sahabatnya.

Andre dan Mario tersenyum senang. "Alhamdulillah," gumam kedua secara bersamaan lalu mereka menoleh satu sama lain.

"Semoga ini petanda baik, ya," ucap Andre.

"AAMMIINNN YA ALLAH!" ucap Mario dengan suara cukup keras dan tangan yang seperti orang berdoa.

Detik berikutnya gelak tawa bahagia mereka terdengar begitu menggema di kamar Mario. Hilang sudah suasana sedih dan merenungnya malam ini.

"Tebakan Dika benar!!!" teriak Dika merasa bangga.

Andre langsung berdiri dan buru-buru menutup mulut Dika. "Udah malem, tidur. Bukannya teriak-teriak kayak monyet di kebun binatang,"

Dika mengangguk-anggukan kepalanya petanda ia mengerti. Andre menurunkan tangannya dari bibir Dika.

"Lain kali gua enggak teriak deh. Malu gua teriak ... disamain sama monyet kebun binatang yang berisiknya minta ampun," ucap Dika.

Mario mengeluarkan tawanya lagi. Entah karena kalimat konyol Dika atau karena pesan dirinya di balas oleh Fira.

"Lo tahu, enggak? Gua punya aib Mario, lho," ucap Dika serata mengutak-atik menu di ponsel Andre.

Andre melebarkan matanya saat melihat Dika sangat lancang membuka ponsel Andre. "Hape gua sejak kapan pindah haluan?"

Dika terkekeh. "Lo terlalu fokus baca pesan Fira, jadi enggak sadar ponsel lo diambil," ucap Dika.

Mario menggeleng. "Tangan-tangan maling," gumam Mario.

"Lo apain hape gua woi?" tanya Andre penasaran lalu menghampiri Dika ingin merampas ponsel yang berada di genggaman Dika.

Ponsel berpindah ke tangan Andre. Mata Andre melebar lalu tertawa sangat kencang sampai-sampai ia menunduk seraya memegangi perut.

"Ya Allah maafkan hamba menertawakan aib teman hamba sendiri," ucap Andre di sela-sela tawanya.

Mario mengernyit memandangi temannya secara bergantian. Ia bersikap tidak peduli karena saat ini ada yang lebih penting dari sekedar foto aib, Fira.

Dika tertawa geli melihat foto Mario yang benar-benar sangat lucu menurutnya. "Kapan lagi melihat cowok ter-cool jadi cowok ter-cute seantero sekolah!" ucap Dika.

Mario tersenyum masih dengan ponsel di genggamannya. Sampai akhirnya notifikasi Instagram menarik perhatiannya.

Andikaprtma_

Liked by Emilyclau, Andrehirmawan and 2.867 others.

Andikaprtma_ Mario said, "Amin Ya Allah." 😂 yakin masih mau bilang @Mario.ptr cowok cool?😎

Andrehirmawan AIB VAGAHAHAHA 😂😂😂

Mario.ptr MATI AJA LO!

Zhafiraa ngakak😂😂

Emilyclau gbtn lo nih ky gini? @Zhafiraa

Vino.al pct aja jd gbtn😂 @Zhafiraa

Andikaprtma_ ampun bosq😂 @Mario.ptr

Nadinenad_ tetep ganteng kok

Keysyaalvi aib aja ganteng

Alvuravira aib aja ganteng (2)

Chintanes_ emang deh ya, cogan mah bebas.

Mario.ptr mtjl!

Mario melempar asal ponselnya lalu berlari ke arah Dika. Dia siap untuk memberi sedikit pelajaran untuk Dika. Mario menjepit kepala Dika di ketiaknya.

"Mampus," ucap Mario.

Mario tahu, ini adalah awal permasalahan baru, karena Mario mengetahui semuanya. Termasuk tentang surat yang terus diterima oleh Fira.

☀☀☀

4 November 2017.
30 Januari 2018
-Fan-

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top