15|| Saling Membalas ☀

Yang di mulmed itu Vino ya:)
Happy reading💙

P.s : typo dimana-mana

☀☀☀

🎶Cemburu tanda cinta, marah tandanya sayang. Kalau curiga itu karena ku takut kehilanganmu.🎶

☀☀☀

Devan memutar-mutar kunci motor di jari telunjuknya, tubuhnya bersandar di motor matic berwarna hijau-putih. Tas ransel tersampir di bahu kanannya. Kakinya mengetuk-ngetuk tanda ia mulai bosan menunggu. Bel pulang sekolah sudah berdering sejak lima belas menit lalu, namun sang kakak belum juga menampakkan batang hidungnya.

"Dibutuhin ngilang, enggak dibutuhin datang," gumam Devan kesal sendiri.

Devan melotot saat melihat Rendi keluar area sekolah bersama seorang wanita yang berjalan di sampingnya. Hal menakjubkan apalagi ini?

Hari ini terasa begitu mengejutkan bagi Devan. Pertama, ia melihat kedekatan Fira dan Mario di kantin. Kedua, ia melihat Fira dan Vino keluar dari ruang pertunjukkan. Dan tentunya yang terakhir, ia melihat Fira berjalan berdampingan dengan Rendi.

Apa yang sebenarnya terjadi? Mengapa setiap orang seolah berebut untuk dekat dengan Fira? Devan menggeleng berusaha menepis pikiran-pikiran buruknya tentang Fira.

Devan membiarkan Rendi dan Fira melangkah melewati posisinya berada. Tiba-tiba saja Devan melupakan tujuan utama dia berada di parkiran untuk waktu yang cukup lama. Devan merasa ada sesuatu yang salah di sini.

Fira, perempuan cuek terlihat dekat dengan Mario, Vino, dan Rendi. Bagaimana bisa? Bukankah perempuan yang seperti Fira sangat sulit untuk didekati oleh laki-laki? Jika ini adalah dulu, mungkin Devan tidak akan mempermasalahkannya. Tapi ini sekarang, yang sudah jelas Fira telah berbeda.

Devan memukul keras kepalanya begitu ia mengingat album foto milik Rendi. Devan ingat bagaimana marahnya Rendi begitu ia membuka album tersebut. Dan sudah dapat dipastikan jika ini semua berkaitan dengan masa lalu mereka.

Devan menolehkan kepalanya ke belakang dan terkejut dengan kehadiran seseorang di belakangnya. "Mar! Lo ngagetin aja, sih!" kesalnya.

"Lo ngadu lagi? Lo bilang Mario deketin Fira lagi? Lo disuruh kakak lo ngawasin mereka? Lo bela Rendiblis? Iya?!" Dika memborong pertanyaan untuk Devan.

Devan meneguk ludahnya. Devan baru ingat jika ia diminta untuk mengabari Rendi kalau Mario dan Fira terlihat dekat. Tapi, mengapa Dika dapat mengetahui perintah kakaknya? "Gua enggak bilang apa-apa," jawab Devan.

Andre menatap Devan penuh selidik. "Tahan, Dik, gue rasa dia enggak ngadu, deh. Mungkin Rendi liat kedekatan kita waktu di kantin," ucap Andre seraya memegang bahu Dika.

Dika mengangguk. "Sekali lagi lo jadi pengkhianat ..." Dika menunjuk motor Devan. "... motor serta hewan kesayangan lo akan lenyap,"

"Ada apaan, sih?!" ucap Devan kencang.

"Halah, pura-pura enggak tahu, lagi lo," kesal Dika lagi.

"Ya, lu kenapa tiba-tiba bilang gue pengkhianat?" Devan menatap bingung ke arah teman satu kelasnya.

Dika hampir dibuat marah oleh Devan karena Devan bertingkah seperti orang yang tidak tahu apa-apa. Beruntung, Andre menahan tubuh Dika agar tidak maju dan mendorong Devan.

"Selama ini, lo ngawasin Mario dan Fira, 'kan? Lo disuruh Kakak lu untuk biarkann mereka menjauh, 'kan?" tuduh Dika.

Devan terdiam berusaha mengerti maksud ucapan Dika.

"Mungkin menutup mulut lebih baik, Dev," ucap seseorang menepuk bahu Devan.

Kini semua menoleh ke sumber suara, dan dia adalah Vino. Mario melirik sekilas lalu kembali berkutat dengan ponselnya. Ia berusaha mengabaikan percakapan tentang dirinya, Rendi dan juga Fira.

"Lo ngapain?" tanya Dika.

"Ya, lu sendiri ngapain introgasi anak orang?" bukannya menjawab, Vino justru kembali bertanya.

Mario memutar bola matanya malas mendengar ucapan Vino. Sedangkan Devan dan Andre terkekeh. Berbeda dengan Dika, Dika justru menatap Vino seperti menilai.

"Fira sama Ren--" omongan Dika terputus, karena Vino mencela begitu saja. "Gue yang minta tolong Rendi anterin Fira pulang," tuturnya.

Tangan Mario mengepal di sisi tubuhnya. Hatinya terbakar api cemburu. Ia tidak habis pikir dengan Vino, baru saja pagi tadi ia menyadarkan Mario tentang perasaan Fira sesungguhnya. Tapi sekarang Vino membiarkan Fira bersama Rendi.

"Tahan, Mar," bisik Andre di sebelahnya.

Mario hanya diam berusaha mengontrol emosi yang meluap sampai ke ubun-ubun mendengar alasan demi alasan yang terlontar dari bibir Vino. Rahangnya mengeras dan tangannya semakin mengepal begitu ia mengetahui jika Fira mendapatkan surat. Mario memejamkan mata berusaha mengendalikan dirinya, tapi yang lihat bukanlah kegelapan, melainkan memori masa lalu.

Saat itu Mario dan Fira ingin mengunjungi toko buku yang berada di daerah Matraman. Awalnya Fira menolak dijemput oleh Mario, namun Mario memaksa.

"Kenapa pakai rok pendek?" tanya Mario saat melihat Fira keluar rumah mengenakan rok sebatas lutut dengan kaos putih bergaris hitam di bagian bahu sampai lengannya.

Rambut panjang Fira dikuncir setengah dan berhasil membuat kesan imut dalam diri Fira terlihat.

Fira tersenyum hangat. "'Kan perginya sama lo, jadi sudah dapat dipastikan gua aman," ucapnya.

"Terus membiarkan mata laki-laki lain melihat kaki jenjang lo, gitu?" omel Mario protektif.

Fira terkekeh sembari memukul lengan Mario pelan. "Gua jamin nanti enggak ada yang ngelirik gue, yang jaga aja menyeramkan," ucap Fira disusul kekehan kecil.

Mario terdiam menikmati kekehan yang keluar dari mulut Fira. Fira yang merasa diperhatikan lantas ikut diam. "Kok, diam?" tanyanya.

Mario menggeleng. "Udah, ayok," ucap Mario seraya menarik Fira keluar dari teras rumahnya.

"Eh? Gua dibolehin, nih, pakai rok?" tanyanya.

Mario menoleh sedikit. "Boleh, tapi jangan jauh-jauh dari gue," ucap Mario tegas.

Fira tersenyum. Memang jatuh cinta terkadang begitu terasa indah, hanya karena perhatian kecil saja dapat membuat kita bahagia.

Fira yang sibuk tersenyum mempehatikan tangannya yang digenggam oleh Mario harus menabrak bahu seseorang. Hal tersebut berhasil membuat Fira berhenti dan mendongak untuk melihat siapa yang ia tabrak.

"Kenapa, Mar?"

Mario berbalik badan masih dengan tangan yang menggenggam tangan Fira.

"Kok balik, Mar? Mobil lo di sana lhoo," ucap Fira bingung mengikuti langkah Mario.

"Lupa pamit," cengiran lolos di wajah cuek Mario.

Fira mengangguk.

Mario terdiam dan membuka mata, matanya memperhatikan sekelilingnya, ternyata masih sama seperti beberapa menit yang lalu. Andre, Dika, Devan dan Vino hanyut dalam percakapan. Sedangkan Rendi dan Fira sudah melesat pergi meninggalkan sekolah.

Mario membuka ponsel pintarnya dan membuka galeri di ponsel guna mencari foto yang menjadi kenangan. Mario menemukan foto tersebut setelah beberapa album ditelusurinya. Foto kedua tangan yang saling menggenggam di trotoar, sang wanita pakai kaos putih rok hitam sedangkan laki-lakinya memakai kaos hitam pendek dan celana hitam.

Senyum terukir di wajah Mario.

Saat Fira dan Mario kembali melangkah meninggalkan pekarangan rumah Fira. Mario menuntun Fira ke trotoar di mana banyak sekali anak kecil yang sedang bermain.

Fira tanpa bertanya mengikuti langkah Mario.

"Dek, tolong fotoin tangan Kakak sama tangan Kakak ini, ya," ucap Mario seraya menyodorkan ponselnya ke arah anak kecil dengan rambut yang dikuncir dua.

"Aku enggak bisa, Kak," jawab anak kecil tersebut.

Mario mengusap lembut kepala anak kecil itu. "Enggak apa-apa jelek,"

Fira menatap Mario tidak percaya, untuk apa meminta anak kecil memotret tangan mereka yang saling berpautan. Fira terkejut saat tangan kiri Mario terulur mengacak rambut Fira. "Kenang-kenangan," ucapnya lalu tersenyum manis.

Anak kecil tadi mengangguk lalu meraih ponsel Mario. Ia berdiri di belakang Fira dan Mario, lalu memotret tangan mereka yang saling berpautan. Hanya sekali karena tiba-tiba saja temannya yang lain sudah memanggil dirinya.

"Nih kak, aku mau ke taman dulu sama teman-temanku," ucap gadis itu tersenyum manis.

Mario mengangguk dan menerima ponselnya. "Makasih, ya, cantik,"

Gadis itu mengangguk lalu berlari menyusul teman-temannya yang sudah melenggang pergi.

Mario melihat hasilnya dan bibirnya tertarik membuat satu lekukan. Fira ikut melihat hasilnya lalu terkekeh."Hapus aja, jelek gitu,"

Mario tersenyum. "Walaupun jelek tapi ini kenang-kenangan. Gue yakin suatu hari nanti foto ini akan jadi alasan gua untuk selalu kangen sama lu," ucap Mario lalu memasukkan ponselnya ke saku celananya.

"Dan sekarang gua kangen Fira," gumam Mario pelan.

Tangan Mario bergerak membuka aplikasi Instagram lalu memposting foto tersebut tanpa lupa menandai Fira.

"Pulang yuk, ngapain nongkrong di parkiran gini!" ajak Andre kepada Mario.

Andre bengong di tempatnya berdiri. "Lo kesambet apaan senyum-senyum gini?" ucapnya.

Mario mengabaikan pertanyaan Andre lalu melangkah menuju motornya dan mulai menyalakan motor tersebut. Sebelum Andre dan Dika ditinggal oleh Mario mereka terlebih dahulu menyusul Mario ke motor mereka masing-masing.

Vino dan Devan terkekeh bersamaan melihat Andre dan Dika yang terburu-buru memakai helm dan menghidupkan motor mereka masing-masing.

"Mario butuh mereka walaupun dia lebih memilih sendiri," gumam Vino pelan.

"Lu tahu? Apa yang ada di pikiran gua?" tanya Devan masih dengan mata fokus ke arah tiga laki-laki yang sudah melenggang keluar gerbang.

Alis Vino terangkat satu. "Apa?"

"Lo tahu masalah mereka, antara bang Rendi, Fira dan Mario, tapi lu memilih diam," ucap Devan pelan lalu tersenyum penuh arti.

"Karena diam lebih baik," jawab Vino.

"Tapi, mungkin aja, lu punya jawaban dari apa yang selama ini mereka cari," ucap Devan menatap Vino menyelidik.

Vino terkekeh. "Mereka sudah menemukan jawabannya. Hanya saja mereka terlalu buta oleh rasa sakitnya, terutama Fira." Vino menepuk bahu Devan dua kali. "Cepat atau lambat, lo bakal lihat siapa sebenarnya yang memakai topeng," ucap Vino sebelum akhirnya meninggalkan Devan.

"Rumit, ya ampun," gumam Devan.

☀☀☀

Fira merebahkan tubuhnya ke atas ranjang. Tubuh Fira terasa sangat lelah dan pegal-pegal. Belum lagi pikirannya yang teramat lelah hari ini. Fira memilih untuk mengganti seragamnya dengan baju santai terlebih dahulu sebelum akhirnya ia memilih untuk memejamkan matanya sejenak.

"Neng, Fira," panggil Mbak Sum dari depan pintu kamar Fira.

Fira yang ingin memejamkan matanya merasa terganggu oleh suara Mbak Sum. "Iya?"

"Dipanggil Pak Lintang di ruang tamu, Neng," ucap Mbak Sum.

"Iya,"

Fira turun dari ranjang lalu melangkah membuka pintu kamarnya kemudian melangkah turun menuju ruang tamu. Entah untuk apa Lintang memanggil Fira, yang jelas Fira sangat kesal karena tidak jadi memejamkan mata.

"Ada apa, Yah?" tanya Fira saat melihat sang ayah sedang berkutat dengan laptop.

"Besok Vino menginap di sini, Tante Hilda ada urusan di Bandung beberapa hari," ucap Lintang masih fokus dengan layar.

Fira hanya berdehem lalu melangkah naik tangga. Namun, langkahnya terhenti saat melihat ponselnya yang sedang di charger di atas meja TV. Fira mengurungkan niatnya menaiki tangga, ia berbalik lalu mencabut ponselnya.

Fira menyalakan ponsel tersebut lalu menyalakan mobile data. Muncullah banyaknya notifikasi dari Line dan juga Instagram. Fira melanjutkan langkahnya menaiki anak tangga masih dengan tangan menggenggam ponsel dan mata sibuk membaca satu persatu pesan yang masuk.

Girls Squad (4)

Emily Claudyaa
Yo-hoo.
Gue lelah bung, baru sampe rumah:')

Anaa👑
Pulang sama siapa lu?
Btw udah pada cek IG belum?

Shinta Maharani
Udah.
Bang Mario post foto tangan dia sama tangan cewek gandengan, yakan yakan?😂

Emily Claudyaa
Pulang sendiri, tadi Fira sm Rendi
Udah liat gue @anna👑
@Shinta Maharani itu tangan Fira.

Anaa👑
Wanjay @Zhafiraaa

Zhafiraaa
Otw liat.

Emily Claudyaa
Awas flashback y buu😂

Zhafiraaa
Ok👌

Fira mendorong pintu kamarnya dengan kaki, lalu Fira masuk ke dalam kamar tak lupa ia menutup pintu. Mata Fira hampir saja keluar melihat postingan Mario yang menandai dirinya, bahkan banyak sekali komentar yang menyebut namanya.

Mario.ptr

Liked by Larassati078, Emilyclau and 11.323 others.

Mario.ptr miss u💩 (@Zhafiraaa)

Andrehirmawan Tiga tahun lalu woi! HAHAHA UDAH LAMA😎

Andikaprtma_ MASA LALU BIARLAH MASA LALU BOSQ😩

Emilyclau gila, nekat sumpah!

Annakaila kakak prnh pacaran sm kak @Zhafiraaa?

Zhafiraaa I see my name😏

Mario.ptr brsik woi @Andrehirmawan @Emilyclau @Andikaprtma_ // g @Annakaila // emg nm lu @Zhafiraaa

Gilang_ Best Couple Taraka coy!! Kapan resmi? @Mario.ptr

Kaylara_ lo berdua itu sebenernya mantanan kan?! Ngaku lo!! @Zhafiraaa @Mario.ptr

Larassati kapan balikan?

Andrehirmawan kapan balikan? (2)

Andikaprtma_ (3)

Annaandrea kapan balikan? (99+)

Shintamaharani bang, kapan diresmiin? @Mario.ptr

Emilyclau gengsi digedein😂

Zhafiraaa del @Mario.ptr

Zhafiraaa bkn mntn.

Fira menutup aplikasi Instagram, lalu beralih membuka aplikasi Line dan mengetikkan sebuah pesan kepada Mario.

Zhafiraaa
Apus.

Mario Rmdhn
Ha?

Zhafiraaa
POSTINGAN LO APUS SKRG!

Mario Rmdhn
G!

Zhafiraaa
OK👌

Fira membuka akun Instagramnya kembali, tapi kali ini ia tidak akan membalas segala komentar yang berada di postingan Mario. Fira memposting foto dirinya bersama Vino.

Zhafiraaa

Liked by Vino.al, Rendi.alvino, and 2.545 others.

Zhafiraaa miss u, brother.👅@Vino.al

📷 : @Gagapict_

Vino.al miss u too my little girl👅

Devano.alvian omaygat! Fir lo senyum Fir?

Rendi.alvino nc pict😏 @Vino.al

Mario.ptr tabah gue😎

Andrehirmawan NGAKAK BOLEH GAK SIH?

Andrehirmawan INI FIRA BALAS POSTINGAN MARIO KAN YAK?

Mario.ptr shut up! @Andrehirmawan

Emilyclau vin, kapan main? @Vino.al

Vino.al besok gue kerumah Fira😆 maenlah kuy @Emilyclau // sorry bosq @Rendi.alvino @Mario.ptr

Emilyclau serius lo? @Vino.al

Zhafiraaa 😜

Emilyclau itu si kunyuk beneran main? @Zhafiraaa

Zhafiraaa ya, bsk, @Emilyclau

Andikaprtma_ GUA JADI LO KITATI MAR!😂😂 DOI LEBIH KANGEN SEPUPUNYA HAHAHAHA @Mario.ptr

Mario.ptr bdo @Andikaprtma_

Zahranita kok gue seneng ya:')

Fira menutup aplikasi Instagram saat menerima puluhan pesan dari Mario. Fira terkekeh lalu mematikan ponselnya dan melemparkan ponsel tersebut ke ranjang.

"Lucu," gumam Fira pelan lalu naik ke ranjang hendak tidur sejenak.

☀☀☀

Thanks for reading💙

31 Oktober 2017
29 Januari 2018
-Fan-

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top