8.Hurt
"Berita ini yang membuatku sakit berkali-kali lipat, dibandingkan sakit yang sudah pernah aku rasakan di hari-hari sebelumnya"
(Kim yerim)
.
.
.
.
.
Author pov
Ah.. Ah...huhh
Jungkook terengah. Ia Menatap Yeri yang berada dibawahnya, Ia menatap mata istrinya itu, mata teduh dan penuh dengan cinta untuknya.
Yeri terdiam ia lelah, ia juga masih terengah. lima kali berturut-turut jungkook menghujaminya tanpa ampun, itu membuat yeri merasa lemas dan tak memiliki tenaga lagi.
Setelah puas memandangi wajah istrinya jungkook berguling ke samping, ia menarik selimut yang Merosot jauh di bawah kakinya, Ia memakainya sendiri tanpa memperdulikan yeri yang kedinginan karena tak dapat bagian dari selimutnya.
Tetapi suatu bayangan Muncul dimana Yeri yang sekarang ada disampingnya itu selalu mendapatkan Keburukkan darinya. Jungkook membalikkan badanya menghadap yeri yang masih Diposisi yang sama, ia segera memakaikan selimut Pada yeri.
Yeri tersentak ia menoleh kesampingnya, ia melihat jungkook sedang memperbaiki letak selimut untuknya dan juga jungkook sendiri. Yeri terdiam, Tumben sekali jungkook memperdulikannya jika sehabis bercinta, biasanya laki-laki itu akan langsung tertidur tanpa memperdulikan yeri yang masih lemas. Tapi kali ini? Jungkook nampaknya Sedang memperhatikannya.
Yeri jadi penasaran ada apa gerangan jungkook bersikap manis seperti ini?
"Hmm." Yeri berdekhem, bertujuan agar ia memulai pembicaraan untuk jungkook. Yah, memang yeri ingin bicara dengan suaminya ini.
Semenjak pesta kemarin, jungkook tak pulang ke rumah. Pulang ke rumah saat sudah pagi, itupun jungkook seperti tidak dalam keadaan baik-baik saja. Saat yeri tanya mengapa? Dia hanya diam menatap kosong kedepan.
Dan saat malamnya yeri bertanya kembali, tanpa jawaban Jungkook malah langsung menyerbu yeri tanpa izin, laki-laki itu mengajak yeri bercinta tanpa izinya Biasanya jungkook selalu izin dulu jika ingin menyentuh yeri. Tapi kali ini nampaknya suaminya itu dalam keadaan yang tak baik jadi ia menjadi pelampiasan untuk melupakan masalah jungkook sejenak.
"Ada apa jungkook?." Tanya yeri menarik selimut hingga ke dadanya.
Seperti biasanya tak ada jawaban, sudah hampir tujuh kali yeri menayakan hal yang sama, tetapi jawabannya selalu nihil jungkook mengabaikannya dengan tatapan kosong.
Yeri jadi bingung sendiri ada apa sebenarnya hari ini dengan suaminya.
Asik memikirkan keadaan suaminya, yeri sampai terlonjak kaget saat tiba-tiba seseorang mengetuk pintu kamarnya dan jungkook dengan kasar.
Tok
Tok
Tok
"Jeon jungkook buka pintunya, kalau tidak akan ku dobrak sekarang!."
Yeri melebarkan matanya, jungkook nampak mendesah saat ia mendengar suara bariton khas lelaki yang kasar mengetuk kamarnya. Ah, yeri lupa tak mengunci rumahnya pantas saja orang itu bisa masuk kedalam rumahnya dengan mudah.
Dengan segera yeri meraih piama kumuhnya memakainya dengan segera, takut jika orang itu benar-benar nekat akan mendobrak pintu kamarnya sementara yeri belum memakai sehelai benang pun, yeri takut nanti orang itu mengetahui apa yang ia perbuat dengan jungkook.
Walaupun yeri dan jungkook suami istri, tetap saja ia merasa malu jika orang tau kalau ia tengah habis bercinta dengan suaminya.
Yeri melihat jungkook yang sudah rapih, laki-laki itu menoleh padanya.
Tangan jungkook terulur padanya. yeri mengerit apa maksud itu? Tetapi tanpa pikir panjang yeri meraih tangan besar jungkook, jungkook langsung mengenggamnya dengan erat.
Mereka langsung berjalan menuju pintu yang sendari tadi di gedor oleh orang tadi.
Cleak.
Brugh.
Yeri menganga, ternyata yang Menggedor pintu kamar nya dan jungkook adalah orang yang selama ini menentang hubungannya dengan jungkook. Jeon wonwoo, lelaki paruh baya itu langsung memukul jungkook setelah melihat pintu terbuka.
Yeri berjongkok ia langsung memeluk jungkook dari samping. Saat ia melihat wonwoo akan melayangkan bogeman pada jungkook dengan segera yeri memasang tangannya untuk menepis tangan besar wonwoo.
Yeri meringis, rasanya sangat sakit. Tetapi ia juga tak bisa membiarkan jungkook dipukul oleh ayahnya sendiri lebih baik yeri yang kena dari pada jungkook.
"Ada apa appa? Kenapa appa tiba-tiba memukul jungkook?.", tanya yeri penasaran, ia membangkitkan badan jungkook yang setia memegangi hidungnya. Mungkin saat wonwoo memberinya pukulan, pukulan itu terkena pada hidungnya. Hingga tanpa sadar jungkook terus-terusan memegangi hidungnya.
"Hey yeoja miskin, jangan pernah kau Memanggilku dengan sebutan itu. Bahkan aku tak memiliki hubungan apapun denganmu!." Tentang wonwoo dengan kobaran kemarahannya.
"Apa gerangan tuan kemari?." Tiba -tiba saja jungkook menegahi, ia langsung berjalan kearah depan menghadap pada wonwoo. Tangan jungkook ia masih memegang tangan yeri menggenggam dengan erat berharap yeri tak bisa lari darinya.
"Cuih, sebenarnya aku tak sudih datang ke tempat kumuh ini. Jika saja aku tak malu karena perbuatanmu itu jungkook!." Kata wonwoo sembari menaruh kedua tangannya dipinggang
Yeri nampak tak mengerti ia juga tak mau berbicara, ia lebih baik mendengarkan dahulu apa arti semua perkataan mertua yang tak pernah menganggapnya itu.
"Apa maksudmu tuan?." Dengan suara yang berat jungkook bercakap. Itu membuat wonwoo mendecakkan bibirnya tanda ia tak habis pikir dengan pertanyaan putrannya itu.
"Kau harus ceraikan wanita itu jungkook!." Kata wonwoo marah
"Apa kau bilang! Berani sekali kau datang kesini untuk mengucapkan kata sampah itu lagi!."
"Aku tak pernah mengucapkan kata sampah jungkook! Itu yang harus segera kau lakukan. Setelah apa yang semalam kau perbuat apakah kau melupakannya begitu saja?!." Tanya wonwoo tak kalah tajam dari anaknya. Wonwoo langsung memaksa melepaskan genggaman tangan yeri dan jungkook.
"Sialan kau!." Tetapi jungkook langsung mendorong wonwoo hingga jatuh kebawah lantai. Yeri yang melihat itu terkejut, ia ingin menolong wonwoo tetapi jungkook menatapnya tajam hingga membuat yeri mengurungkan niatnya, nyalinya ciut jika melihat jungkook seperti itu.
"Kau harus segera mempertanggung jawabkan perbuatanmu jungkook! Aku tak mau tahu. Kau harus segera menceraikan wanita ini. Dan segera cari wanita malang yang semalam harus terkena imbas dari nafsu tak terkendalimu itu, jeon jungkook!." Wonwoo bangkit, ia segera berdiri kembali dihadapan jungkook.
"Aku akan kembali setelah kau sudah buat keputusan kapan kau akan menceraikan wanita kumuh ini." Mendengar ucapan itu entah mengapa tanpa persetujuan yeri air matanya meluruh ke pipinya begitu saja. Sebegitu membencinya kah wonwoo padanya? Rasanya yeri tak kuat mendengarkan ucapan ayah jungkook yang menyakitkan itu.
Wonwoo tersenyum menyeringai ia melihat yeri yang menangis dan jungkook yang terdiam. Tak sia -sia rencana yang ia buat bersama eunha akan dengan mudah meluruhnya. Ini semua akan memudahkan jungkook dan yeri untuk pisah.
Rasanya tak sabar wonwoo menantikkan hari itu datang, akan tetapi wonwoo tadi tak langsung memberitahukan perbuatan jungkook pada eunha tadi malam, ia hanya ingin jungkook sendiri yang akan menjelaskannya pada yeri. Agar yeri akan merasa hancur sehancur-hancurnya.
Tanpa kata apapun wonwoo meninggalkan kedua suami istri yang nampak dalam pikiran masing-masing, diluar sana wonwoo memasuki mobil dengan tertawa kencang. Ia sangat puas melihat ekspresi kedua orang yang berada didalam sana.
Yeri langsung menatap jungkook.
"Bisakah kau katakan apa maksud perbuatan yang kau lakukan itu?." Tanya yeri dengan suara yang serak menahan tangisnya agar tak terdengar oleh suaminya yang masih menunduk.
"Tolong katakan padaku jungkook, aku mohon padamu!." Bentak yeri ia penasaran mengapa wonwoo tak langsung ke intinya saja saat bicara tadi. Hingga Yeri jadi harus memohon pada jungkook untuk menceritakan semuanya sekarang.
"Yeri, ak-aku. Aku ingin menikah lagi!."
Deg!
*******
Wonwoo memasuki cafe yang dekat dengan rumah yeri, selepas ia mengunjungi rumah yeri ia segera melajukan mobilnya menuju cafe ini. Matanya melirik ke kanan dan ke kiri. Mencari orang yang mengajaknya bertemu disini.
Senyum lelaki paruh baya itu langsung mengembang, ia segera melangkahkan kakinya menuju meja yang sudah ada wanita tengah melihat jalanan dengan meminum juice.
"Sudah lama menunggu noona?." Tanya wonwoo membuka kacamata yang dari tadi ia pakai. Wanita itu terkejut, ia langsung mengalihkan padanganya pada orang yang tengah berada dihadapannya.
"Aish paman, kau menganggetkan calon menantumu ini." Kata wanita itu dengan diselai kekehan senangnya.
Wonwoo ikut terkekeh, ia mendudukkan bokongnya pada kursi yang berada disamping eunha.
"Kau hebat eun, tak ku sangka kau berbakat menjadi seorang aktor."
"Terimakasih paman, tetapi jika kau menjadi sutradara aku yakin film yang kau sutradarai akan laris nantinya." Kata eunha masih terkekeh.
Yah saat ini wonwoo dan eunha tengah berbincang dengan obrolan-obrolan yang tidak penting hingga ke intinya.
"Bagaiman paman? Apakah jungkook mau menyeraikan yeri?." Tanya eunha dengan harapan agar anggukan atau kata 'iya' dari mulut wonwoo
Namun sayang eunha tak mendapatkan nya wonwoo malah menggelengkan kepalanya. Membuat eunha mendesah kesal.
"Tapi kau tenang saja. Paman akan pastikan kalau mereka akan bercerai apapun caranya paman akan usahakan agar mereka terpisah." Wonwoo menyakinkan eunha yang merenggut kesal.
"Tapi ada baiknya jika jungkook tak menyeraikan yeri paman." Kata eunha yang entah tiba -tiba saja berkata seperti itu membuat wonwoo yang melihat perubahan muka eunha langsung mengangkat wajahnya.
"Jika jungkook menjadikan ku istri kedua maka aku tak apa."
"Kau sudah gila eun. Mengapa kau mau jadi istri kedua?." Tanya wonwoo penasaran, kerutan di kepala wonwoo berkali-kali lipat keluar.
Tiba-tiba saja eunha tertawa melihat patner liciknya itu tak mengerti jalan fikirnya. Baiklah eunha akan menjelaskan sekarang juga.
"Aku belum puas dan siap paman." Kata eunha melihat wonwoo
"Siap? Siap apa menikah?."
"Ck, bagaimana mungkin aku tak siap menikah. Jika aku menikah dengan jungkook hari inipun akan aku lakukan." Eunha mendengus sembari menjawab pertanyaan wonwoo.
"Lantas?, aku bingung."
"Ah, paman ini bagaimana! Aku itu belum puas untuk menyakiti hati yeoja kampungan itu. Dan aku juga belum siap untuk melepaskan wanita itu begitu saja, Tujuanku membiarkan yeri dan jungkook tak bercerai itu agar aku bisa lebih puas untuk menyakitinya paman! Aku ingin melihat hidupnya yang sengsara itu makin sengsara!." Eunha menjelakan
Wonwoo nampak mengangkat satu alisnya.
"Kau akan Memperbudaknya?." Tanya wonwoo dengan seringai tiba-tiba dibibirnya.
Eunha nampak tengah memikirkan sesuatu, saat ia mendengar ucapan yang indah dari mulut wonwoo. Membuat eunha langsung tersenyum sembari mengulang-ulang kata yang tadi kekuar dari mulut wonwoo.
Akan mengasyikan jika aku mempunyai budak. Baiklah-baiklah aku akan memperbudaknya.batin eunha berkata.
"Yah paman itu yang aku maksud." Jawab eunha langsung padahal ia baru mendengarkan dari wonwoo tetapi, eunha dengan Gampangnya berkata seolah-olah perkataan itu yang dimaksudkan olehnya.
"Hahaahaa. Baiklah sayang. Aku menurut saja. Aku tak apa kau menjadi istri kedua jungkook, biar bagaimanapun dimataku kau tetap istri pertama jungkook. Karena aku tak pernah menganggap wanita kampung itu istri dari putraku."
Eunha menganggukkan kepalanya. Detik berikutnya mereka saling bercanda dan sesekali meledek keadaan yeri dan jungkook yang pastinya tengah merasa sedih sekarang. Mereka tertawa diatas penderitaan orang lain.
*******
"Kau tega melakukan itu padaku, hiks."
"Yeri dengarkan aku. Aku sungguh tak sadarkan diri pada saat itu, eunha lah yang mengaku aku menyentuhnya. Padahal aku sendiri tak merasakan itu semua yeri!." Jungkook mengusap rambutnya frustasi
Semenjak yeri mendengarkan jungkook berkata akan menikah lagi, yeri langsung berlari kearah kamarnya mengambil tas yang lumayan besar, memasukan seluruh pakaiannya kedalam tas itu.
Jungkook bahkan kelabakan saat melihat yeri mengemas pakaiannya, ini sudah malam. Dan yeri akan pergi dari rumah ini, ingatkan rumah ini adalah rumah wanita itu. Jungkook disini hanya menumpang, harusnya jungkook yang harus mengemas pakaiannya seperti ini bukannya yeri.
"Dengarkan aku yeri, aku berani bersumpah aku tak meniduri eunha."
"Tapi kau bilang sendiri kook, kau bilang saat kau tersadar dari pingsanmu kau melihat eunha menangis karena ulahmu. Saat itu juga kau melihat langsung darah yang mengalir dari kemaluan eunha!, apa semua itu tak memperjelas bahwa kau memang benar-benar melakukannya dengan dia hah?!." Emosi yeri sudah memuncak, ia sudah menggendong tasnya. Ia ingin segera meninggalkan rumah ini, ia tahu ini rumahnya tetapi ia tak tega jika ia mengusir jungkook. Lebih baik ia saja yang pergi daripada harus mengusir jungkook dari rumahnya ini.
"Yah tapi aku kan sudah bilang!aku tak sadar saat itu!."
"Sadar ataupun tidaknya kau harus mempertanggung jawabkan itu semua jungkook! Kau tau aku juga wanita, seorang wanita akan hancur jika mahkotanya di ambil oleh orang! Apa kau tau itu? Jika aku berada diposisi eunha mungkin aku akan bunuh diri. Karena malu harga diriku di injak-ijak olehmu!." Kata yeri mengusap air matanya kasar, tak kuasa membendung air matanya yeri segera menghapusnya tanpa jejak lagi.
"Sebaiknya kau nikahi eunha saja, hiks. Aku akan pergi-"
"Tak akan! Aku tak mau kau pergi! Kau tau kan aku tak bisa hidup tanpamu."
"Baguslah, lebih baik kau mati saja! Seorang bajingan sepertimu tak pantas untuk hidup."
Bagai disambar petir di malam hari ucapan yeri membuat jungkook meringis, ia merasa ia memang bajingan, tapi ia tak tahu ia tak merasakan perbuatan yang ia perbuat dengan eunha. Dia tak sadar saat itu, ia tak tahu tiba-tiba ia terbangun dan melihat eunha disampingnya menangis dengan meminta pertanggung jawabannya.
"Kau Tidurlah sudah malam. Nanti kapan-kapan kita bicarakan lagi!." Kata yeri.
Itu membuat jungkook terdiam, ucapan yeri seolah tak ingin bertemu dengannya lagi.
"Aku mohon yeri mengertilah." Kaya jungkook dengan nada lirih
"Yah aku mengerti dirimu."
"Kalau begitu jangan pergi. Tetaplah disini bersamaku sampai aku mendapatkam semua fakta tentang perbuatan ku pada eunha." Jungkook mengambil tas yang dipakai yeri, jungkook menarik yeri agar memasuki kamarnya.
Semoga yeri tak akan meninggalkannya, dia berharap yeri akan mau menunggunya menemukan fakta. Tetapi perkataan eunha yang mengancamnya akan memenjarakan jungkook, jika jungkook tak mau bertanggung jawab, itu membuat jungkook merasa frustasi sendiri.
Ia tak mau di penjara dan ia tak mau mempertanggung jawabkan perbuatan nya jika ia tak menemukan bukti dari itu semua.
"Tidurlah, jangan banyak difikirkan. Aku akan segera menyelesaikan ini semua." Yeri berbaring diranjang memalingkan wajahnya sembari terisak. Sudah puaskah jungkook membuat hatinya sesak terus menerus?.
Jika pun yeri mengalami penyakit hati mematikan, salahkan jungkook yang sering membuat hati yeri sesak dan tak tahan untuk menahan sakit yang jungkook perbuat.
Jungkook mencium kening yeri lama, tetapi yeri menyingkirkan kepalanya tak mau di cium oleh jungkook.
Jungkook menarik nafasnya, namja itu segera ikut membaringkan badanya di samping yeri, menatap yeri yang tak melihatnya.
Maafkan aku yeri. Aku benar-benar tak ingat semua itu. Jika aku mendapatkan semua kebenaranya aku akan memutuskannya segera, apapun yang terjadi dari jawabannya, jika itu menyakiti hatimu aku rela melepaskanmu... Tetapi aku Berharap jawaban itu tak akan membuat kita berpisah- batin jungkook berkata dalam hati. Jungkook menutup matanya, membiarkan semua fikirannya hilang sementara.
Yeri terisak ia menatap jungkook yang sudah lelap dalam tidurnya. Bahkan dalam keadaan seperti ini namja itu masih bisa tertidur dengan tenang. Apakah yeri tak bermakna di mata jungkook, laki-laki itu nampak tak memikirkannya hanya yeri saja yang terus-terusan berfikiran.
Setelah bercinta dengannya jungkook mengucapkan perkataan yang membuat hati yeri sakit. Ia ingin menikah dengan wanita lain sementara yeri masih sah menjadi isrinya.
Istri mana yang tak sakit mendengarkan kata itu yang begitu mulusnya meluncur dari bibir sang suami.
Aku rindu eommaku di panti, aku ingin bercerita padanya. Aku tak mau memendamnya sendiri, aku butuh eomma angkatku sekarang- yeri memegang dadanya sembari berucap dalam hati semoga saja Bae johyun ibu angkatnya mendengarkan suaranya yang sedih ini.
Mata yeri memejam ia juga mencoba untuk melupakan suara jungkook yang terus menggemah ditelinganya. 'Menikah lagi', yeri mencoba menulikannya sejenak.
*******
Huhuhu sedih akutuh😭
Ucapkan keluh kesal kalian di chapter ini! 😢😭
Aku gak tega sih tapi mau gimana lagi😞😢😔😭
Jangan bersedih kawan😂 tenang Mereka juga ada saatnya untuk bahagia ko, jadi jangan khawatir yah kalo jungri bakalan Sedih terus 😌
AKU JUGA BAKALAN NGUMUMIN KE KALIAN, KALAU AKU UP CERITA INI DIHARI MINGGU DOANG:) belum nentu juga sih upnya
mau malmingnya kah?, sorenya kah?, siang nya kah?, atau weekend nya kah. Yang penting aku upnya itu kalo hari minggu doang.
jangan sedih ya gays tunggu aku di minggu depan😚😘😍😂✋
Selamat berbahagia
Seyoou 😌😚😘😍😪✋👍👌
Tinggalkan jejak votte and spam next untuk lebih lanjut👌
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top