5. Sebelah mata
"Dipandang sebelah mata oleh suami sendiri, tak apa mungkin ia belum menyadari perjuanganku selama ini."
(Kim yerim)
.
.
.
.
.
Author pov
"Auw." Ringis yeri, Ia ingin bangun dari tempat tidurnya, tetapi rasa sakit di bagian selangkangannya membuat yeri lagi-lagi terjatuh jika ingin berdiri.
Yeri menghembuskan nafasnya, ia sudah berdiri tetapi ia merasa kesal karena ia tak bisa berjalan.
Ayolah, hari ini adalah hari pertama yeri pergi bekerja, jika yeri telat pergi ke hotel milik mark, maka ia harus menanggung rasa malu.
"Ayolah berjalan kau pasti bisa." Yeri kembali melangkahkan kakinya sedikit demi sedikit untuk mencapai pintu keluar kamarnya.
Ia ingin mandi sekarang. Di kamar yeri tak memiliki kamar mandi, kamar mandi nya hanya satu yaitu dipinggir dapur. Itupun tak memiliki pintu hanya sebuah kain yang panjang dan lebar untuk menutupinya.
"Hey miskin, mau kemana kau?."
Yeri menoleh, rupanya jungkook sudah terbangun. Wajahnya begitu menyeramkan, padahal lelaki itu baru sadar tetapi kenapa Matanya bisa langsung melotot menatap yeri seperti itu.
Salahkan jungkook semalam bermain tujuh kali berturut turut, tak ada ampun dan tak berjeda sedetikpun. Itu yang membuat yeri harus menahan rasa sakit dibagian intimnya.
"Aku ingin mandi. Lalu bekerja, kau ingat ini hari pertamaku menjadi repsesionis di hotel." Kata yeri lembut, lalu setelah berucap seperti itu yeri kembali berjalan
"Aku ingin lagi." Yeri kembali berhenti.
"Apa yang ingin lagi?." Tanya yeri tak mengerti ucapan suaminya itu yang membuatnya bingung.
"Sudahlah, Tak jadi kau bolot." Akhirnya jungkook kembali menarik selimutnya, ia mungkin kembali tertidur.
Barulah yeri mengerti akan maksud jungkook yang 'ingin lagi' lelaki itu meminta jatah biologisnya lagi. Oh tuhan, bahkan yeri masih berjalan tertatih-tatih begini bagaimana bisa jungkook memintanya lagi.
Yeri tersenyum ternyata suaminya itu gengsian yang teramat besar.
*******
Jungkook sudah bangun, ia memeriksa setiap ruangan mencari keberadaan sang istri, tetapi sudah dicari kesetiap ruangan pun tak ada yeri.
"Mungkin dia sudah berangkat kerja." Kata nya sendiri, jungkook langsung melihat kearah meja makan, disitu sudah ada nasi dan beberapa lauk dan juga kopi.
Kopi sarapan kesukaan jungkook, tetapi jungkook lebih suka meminum kopi jika Ada roti rasa pisang, itu akan menjadi pelengkap rasa yang paling lezat.
Tapi mau bagaimana lagi, keadaan ekomoninya.
Masih untung ia bisa sarapan, kalau tidak ia tak mungkin bisa beraktifitas di pagi hari.
Tok tok tok
Jungkook mengeritkan alisanya, mengapa sekarang dirumahnya semakin ramai para tamu datang. Semenjak eunha mengunjunginya, rumah jungkook dan yeri tak pernah lagi sepi seperti dulu. Ia selalu kedatangan tamu entah itu tetangga maupun orang asing yang pura-pura bertanya alamat pada jungkook.
Padahal pintu rumah tertutup sangat rapat, tetapi para orang asing itu berani mengetuk rumahnya hanya untuk bertanya mengenai alamat rumah. Padahal para tetangga yang lain ada yang terbuka pintunya, tetapi kenapa rumah jungkook yang didatangi.
Alamat yang ditunjukkan tak diketahui jungkook sama sekalipun. Itu membuat jungkook bingung dan curiga bahwa sesungguhnya orang itu hanya pura-pura bertanya padanya.
Cleak!
"Ada apa?."
"Cuih, kau masih betah tinggal dirumah seperti ini."
Jungkook memiringkan wajahnya lalu bibirnya tersenyum miring. Jungkook menghembuskan nafasnya pelan empat kali
"Disini tenang, tak seperti rumahmu yang banyak sekali Monsternya." Ucap jungkook meledek.
Jungkook berancang ancang ingin menutup pintunya, tetapi sosok paruh baya yang ada dihadapannya ini langsung menahannya dengan muka datar.
"Lihat lihat semua itu. Tak ada mewah-mewahnya, kau yakin masih betah tinggal disini." Tanya orang tua itu dengan kilatan amarah meledek jungkook. Jungkook melepaskan tangannya dari pintu secara tiba-tiba.
Lalu sosok paruh baya itu langsung ambruk masuk kedalam dengan posisi terlungkup. Jungkook tertawa meremehkan.
"Sepertinya kau membutuhkan bodyguard tuan..hahaha." Jungkook masih tertawa, hingga pria paruh baya tadi langsung berdiri, ingin melayangkan pukulan pada jungkook.
Jungkook tau jadi ia menghindar, lagi lagi jungkook tertawa, ayahnya itu memang sangat mudah dibodohi.
Yah pria paru baya itu adalah jeon wonwoo ayah dari jungkook. Jungkook sangat membenci ayahnya sendiri, ia tak ingin melihat ayahnya. Tetapi ayahnya itu selalu saja mengunjunginya secara tiba-tiba. Seperti sekarang ini
"Baik baik. Maafkan aku, jika kau tak ada yang ingin dibacarakan silahkan pintu keluar ada disebelahku." Kata jungkook sembari menujukkan pintu rumahnya dengan jari jempol, ia membungkuk.
Jungkook seperti sedang menunjukkan arah keluar pada sang majikan.
"Kurang ajar kau bahkan berani mengusirku sekarang."
Jungkook terkekeh.
"Yah aku berani. Karena aku tak tahu kau itu siapa."
"Kau....."
"Jangan Pernah datang kesini lagi tuan, aku tak mau ada urusan dengan orang yang berlinangan harta. Aku tak punya uang sepeser pun jika harus berurusan denganmu!." Kata jungkook tersenyum menyeringai
"Sialan kau jungkook!, kau tak punya adab! Anak durhaka."
Jungkook mengangkat kedua bahunya dengan santai jungkook memasuki rumahnya tanpa memperdulikan ayahnya yang masih berada diambang pintu keluar.
Jungkook masuk kedalam kamarnya.
"Kau harus menceraikan bocah dekil itu. Jika kau tak mau berurusan denganku."
Jungkook berbalik kearah pintu dengan sedikit berlari.
Brug
"Aku bukan anakmu lagi, aku hanya memiliki ibu tidak dengan ayah. Ingat kau sendiri yang mencoret ku dari keluargamu. Aku tak kenal kau, jadi jika kau mengganggu kehidupanku dengan istriku akan kupastikan kau ditinggal istrimu dan juga kau akan kehilangan hartamu!." Jungkook sudah merah padam berarti ia sudah tersulut emosi.
"Sebegitu cintanya kah kah dengan mahluk itu? Haha seleramu rendahan."
Bugh
Bugh
Bugh
"Istriku itu istimewa, jika kau menjelek jelekkan istriku lagi di depan maupun dibelakangku, ingat perusahaanmu akan ku bangkrutkan!."
Tawa dari jeon wonwoo menggema sampai kepenjuru ruangan, ia menertawakan putranya yang begitu kekeh dengan pendiriannya untuk tetap bersama yeri. Menurut wonwoo yeri hanyalan orang biasa yang tak pantas bersanding dengan jungkook anaknya. Ia tak terima memiliki menantu yang sangat tak berkelas seperti yeri.
"Kau ingin membrangkutkan perusahaanku?... Haha, pikirkan jungkook kau bahkan tak memiliki Perusahaan, apa yang akan kau lakukan untuk membangkrutkan perusahaanku... Mencuri berkas-berkas kerjasamaku?." Belum menghentikan tawanya jeon wonwoo mengejek jungkook sampai kedalam ubun-ubun, itu membuat jungkook mengertakkan giginya. Emosinya sedang tak terkontrol sekarang.
Brug
Satu pukulan bebas jungkook daratkan lagi untuk wonwoo, ia tak terima jika ayahnya selalu meledek dirinya. Sangat tak terima.
"Aku tak memiliki perusahaan aku memang tak akan pernah bisa menghancurkan perusahaanmu tuan besar, tapi aku juga bisa saja untuk mencuri berkas kerja samamu itu.. Tapi sayang aku tak tahu dimana tempatnya." Jungkook menghela nafasnya sambil terkekeh
"Tapi kalau aku memiliki sahabat, dan sahabatku itu tau segalanya tentang perusahaanmu, apakah kau masih percaya padaku apa yang akan terjadi padamu?." Tanya jungkook menantang
Wonwoo melebarkan matanya, ia lupa jika jungkook itu orang yang cerdik. Bagaimana bisa ia meledakkan emosi jungkook, mencoba-coba jungkook. Jika harus dirinya yang kalah sekarang
"Siapa teman mu itu?." tanya wonwoo dengan sedikit tersenyum smirk.
"Park jimin, perusahaan yang lebih besar dari perusahaanmu." Jungkook memiringkan kepalanya menatap dalam-dalam muka sang ayah. Ia tersenyum meledek.
Wonwoo merasa benar-benar takut, Sekarang jimin adalah sosok yang pernah membangkrutkan perusahaannya berkali-kali. Ucapan jungkook tak pernah dibuat main-main, itu yang membuat wonwoo menelan pil pahit jika ia semakin menantang jungkook
"Kau bahkan tak mau berteman dengan jimin dulu, lalu kenapa sekarang kau?."
"Tak penting, sekarang kau pergi. Sebelum aku telvon Jimin untuk menghancurkanmu."
Dengan itu wonwoo tak berkata lagi, ia langsung masuk kedalam mobil tak melihat kearah jungkook sama sekalipun.
"YAK KAU JEON WONWOO JANGAN PERNAH MENEMUIKU LAGI DISINI!." teriak jungkook diselilingi ledekkan dan kekehannya.
Ada ada saja-batin jungkook berkata.
*******
"Kerja bagus yeri, tak disangka kau begitu pengalaman untuk menyapa para tamu." Ucap wendy teman kerja yeri.
Yeri bekerja benar-benar menjadi repsesionis dihotel sini, ia berterimakasih berkat mark ia bisa memiliki pekerjaan sekarang ini. Yeri tersenyum setiap pelanggan datang untuk menanyakan kamar. Bahkan jika para lelaki yang bertanya sering kali yeri mendapatkan senyuman penuh arti dan kedipan mata.
Tetapi yeri tak memperdulikannya, itu semua membuat yeri merasa jijik tak tergoda sama sekali.
"Aku ini tau bagaimana caranya sopan santun. Jadi aku berusaha untuk menumbuhkan lebih dalam sikap ini."
Wendy tersenyum, bahkan dirinya saja sangat susah untuk menyapa hangat para pelanggan seperti yeri. Ia kurang ramah dari yeri, tetapi itu tak masalah bagi wendy lagi, ia sudah memiliki teman untuk mewakilinya menyapa hangat para tamu.
"Aku dulu saja sangat susah untuk tersenyum seperti itu." Kata wendy.
"Itu karena kau belum terbiasa tersenyum pada Orang asing nyonya." Kata yeri sembari menaruh kunci kunci yang tak beraruran.
"Ouch, betul juga yah. Aku ini terkenal sebagai miss jutek. Pantas saja aku kaku." Kata wendy berguman sendiri.
Yeri terkekeh, ternyata wendy orang yang sangat unik rupanya.
"Yeri. Bisa ikut aku keluar, ada yang ingin aku bicarakan." Yeri menoleh, ia melihat mark datang dengan wajah datarnya
Yeri berfikir bahwa ia melakukan kesalahan, sehingga mark ingin menegurnya, apakah yeri akan dipecat? Itulah batin yeri selalu mengatakan hal seperti itu.
"Ada apa tuan?." tanya yeri, mark melirik wendy yang nampak nya penasaran itu. Yeri langsung menuju kearah mark dengan kaki ngegangnya.
"Ada apa denganmu yeri?. " tanya mark khawatir, yeri mengelengkan kepalanya.
Itu membuat mark sedikit bingung, mark tau yeri sedang kesakitan sekarang. Tapi kenapa? mark merasa heran sendiri.
Yeri dan mark sudah berada diluar hotel, mereka sesekali mencuri-curi pandangan yang berbeda. Mark yang memandang yeri dengan kagum karena kecantikan yeri yang hanya memakai bedak dan juga lipstick. sementara yeri memandang mark dengan tatapan horornya, ia berfikir kalau ia melakukan kesalahan hingga ia di tegur oleh mark.
Tetapi itu tak mungkin yeri yakin ia itu benar dalam bekerja. Bahkan wendy saja tadi menyanjunginya.
"Kau tau? Kerja mu hari ini sangat bagus yeri. Maafkan aku sejauh ini aku melihatmu dari Cctv." Kata mark dengan santainya memasukkan tangan kedalam saku jasnya.
"Jadi tuan memperhatikanku saat itu juga?." Tanya yeri tak percaya.
Mark mengangukkan kepalanya.
"Iya benar, aku merasa terpukau dengan hasil kerjamu itu yeri, kau hebat."
"Aku biasa saja." Jelas yeri merasa malu di katakan seperti itu apalagi oleh atasanya, yeri menundukkan kepalanya sambil senyum, ternyata dugaannya salah. Mark tak memecatnya melainkan memberinya sebuah pujian.
"Ini." Mark memberikan sebuah amplop berwarna coklat kepada yeri.
"Kerjamu bagus, sangat bagus besok kau jangan terlambat. Datang dengan tepat waktu, hari ini kau boleh pulang." Kata mark dengan senyuman.
"Ah, mengapa kau memberikkan ini? Kau tau aku bahkan belum sehari penuh bekerja denganmu." Ucap yeri sembari berusaha memberikan amplop itu lagi pada mark.
Mark menggeleng.
"Ambil saja, aku ikhlas. Anggap saja itu hadiah karena kau sudah bekerja baik hari ini." Mark meyakinkan yeri.
"Sudahlah kau pulang sana. Suamimu pasti belum makan." Yeri tertegun dengan ucapan mark. Tetapi mark merasa biasa saja.
Yeri tersenyum kikuk, mark sangat baik padanya, harusnya jam kerja yeri berakhir pukul lima sore nanti tetapi dengan hati lembutnya mark mempulangkan yeri di jam yang masih siang jam 2. Itu membuat yeri merasa tak enak kerja hanya beberapa jam tetapi sudah mendapat kan gaji.
*********
Jungkook memijat pelipisnya, masalah selalu bertambah hari demi hari di rumah tangganya.
Tadi saja jungkook sudah mati-matian menahan emosi untuk ayahnya. Sekarang ia malah berhadapan dengan eunha yang tiba-tiba mengirimkan sesuatu padanya lewat kurir.
Jungkook membuka Sesuatu dari eunha itu. Ia merobek kardus yang menjadi tempat benda yang berada didalamnya.
Jungkook terdiam saat ia sudah mengetahui isinya.
Sebuah ponsel berlogo apple yang jungkook dapatkan dari eunha, ia terdiam mencerna arti dari pemberian ini. Untuk apa eunha memberinya ponsel? Bahkan jungkook baru mengenal eunha tiga hari yang lalu, bagaimana mungkin eunha memberikan barang ini dengan cuma-cuma tanpa maksud tertentu.
"Untuk apa dia memberi ini." Kata jungkook mengangkat alisnya.
Ia tak memiliki ponsel selama menikah dengan yeri, semua nya ia jual untuk bisa membagiakan yeri. Medapatkan ponsel dari eunha jelas membuat jungkook merasa senang sekaligus bingung. Ia tak tahu arti dari semua ini.
Apa maksud eunha yang tiba-tiba memberikkan ini untuknya.
Cleak.
Pintu terbuka, munculah sosok orang yang jungkook pinang sebagaj istrinya.
"Aku pulang." Jungkook melihat yeri yang berjalan pincang.
Sebelumnya jungkook tertawa terlebih dahulu. Ia tau yeri seperti itu karena ulahnya yang semalam. Ternyata masih berbekas juga.
Malam tadi aku sangat menikmatinya- batin jungkook.
"Kau sudah makan?." Tanya yeri yang masih berdiri di ambang pintu.
Jungkook mengabaikan ucapan yeri, lekaki itu malah diam sembari membolak balikkan ponsel pemberian dari eunha itu. Yeri melihatnya, ia penasaran dari mana jungkook mendapatkan ponsel tak mungkin jika membelinya sendiri, apalagi merk nya sangat nomer satu di dunia.
"Itu." Belum sempat yeri bertanya, jungkook sudah bangkit dari duduknya dan melangkah pergi.
"Siapkan makanan aku lapar." Dan mengatakan itu pada yeri sambil berteriak.
Yeri menggelengkan kepalanya, sudah terbiasa dengan sikap suaminya yang pura-pura acuh padahal perhatian padanya itu.
"Aigo, suamiku itu kan kepala Batu." Kekeh yeri dengan Mengelus dadanya.
Yeri berkutik dengan peralatan dapurnya, ia memasak banyak hari ini. Makanan makanan kesukaan jungkook ia hidangkan diatas meja. Ia sesekali tersenyum, sekarang ekonominya sudah sedikit membaik. Ia berterimakasih kepada mark karenanya ia bisa memasak banyak seperti ini
"Aku sudah memasaknya, silahkan kau makan." Kata yeri yang melihat jungkook sedang memperhatikannya dari tadi.
Jungkook langsung duduk di kursi makan, ia melihat makanan yang sangat banyak. Dari mana yeri mendapatkan uang untuk membeli ini semua, tanya jungkook pada hatinya.
Ia tahu yeri bekerja sekarang tapi tak mungkin jika yeri dapat gaji secepat itu. Tapi ingin bertanya pada istrinya jungkook terlalu tak mau menanyainya, nanti ia dikatai ingin tahuan jungkook tak mau itu.
Yeri mencuci piring dengan senyuman mengembang, itu membuat jungkook merasa heran sendiri. Sepertinya mood wanita itu sedang baik hari ini
Jungkook melahap makanannya, matanya tak pernah lepas dari yeri yang semakin aneh saja dibuatnya.
"Kau kenapa melihatiku seperti itu." Tanya yeri dengan senyumannya, jungkook tersadar ia langsung melahap semuanya tanpa memperdulikan yeri yang tertawa kecil melihatnya.
Yeri mendekat pada jungkook.
"Aku mendapatkan bonus dari mark, karena aku bekerja baik hari ini."
Jungkook terdiam, tetapi hatinya berkata. Jadi ia mendapatkan semua ini dari mark. Jungkook jadi merasa tak tenang, ia takut mark menyukai istrinya hingga ia harus memberikan uang sebelum tanggal gajian yeri.
"Dia baik sekali, ia bahkan mempulangkan ku duluan. Aku merasa tak enak tapi ia langsung mengingatkanku bahwa kau belum makan." Kata yeri memandang jungkook.
Yeri menghela nafasnya jungkook tak meresponnya, harusnya ia tahu kalau jungkook tak pernah mau bicara dengan nya sekarang. Tapi kenapa yeri bodoh sekarang ia merasa sedang bicara sendirian bahkan jungkook malah asik dengan makanannya sendiri
Tetapi yeri tetap berusaha untuk jungkook yang diam. Ia terus mengajak jungkook berbicara dengan senyuman. Yeri tau jungkook mendengarnya jadi ia tak henti hentinya Berbicara sendiri.
Hingga saat....
Prang!
Sendok yang dipegang oleh jungkook langsung dibanting di atas piring, itu membuat yeri langsung menutup mulutnya rapat.
"Terlalu banyak bicara, kau tau aku jadi tak selera makan lagi. Omongan kosongmu itu membuatku Muak sendiri, tak berarti apa-apa."
Lalu setelah itu jungkook bangkit dari duduknya, ia langsung melenggang pergi meninggalkan yeri didapur dengan tatapan mengarah pada makanan jungkook yang masih banyak.
Yeri meneteskan air matanya, ia lupa kalau jungkook itu orang yang tak mau mendengar banyak pembicaraan apalagi pembicaraan itu tak cocok dengan indra pendengarannya, maka akan seperti sekarang ini.
Yeri berusah menahan sesak didadanya. Sikap jungkook belum berubah juga padahal yeri sudah berusaha untuk merubah jungkook seperti dulu lagi.
Namun nampaknya jungkook tak berubah juga, malah semakin benci pada yeri. Itu semua membuat hati yeri sakit.
Perjuangan nya sebagai seorang istri yang berbakti kepada suami sia-sia, ia seperti bukan istri yang baik sehingga membuat suaminya seperti itu.
Padahal yeri mengabdi pada jungkook, ia selalu menurut dan mengalah pada jungkook, tetapi apa yang diperbuat oleh yeri itu semua hanya dipandang sebelah mata oleh suaminya sendiri.
"Aku lelah." Yeri meletakkan kepalanya diatas meja. Dengan sesegukkan, ia menangis sekarang menangis karena sikap jungkook.
*********
Satu kata untuk part ini?
Gimana?... Maaf yah kalau agak biasa aja.
Tapi aku minta dukungan dari kalian.
Jangan lupa vote yah 😘😍😚😗
Dan spam next.
50 vote aku lanjut oke:)
Seeyou gays👋
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top