21. Bertemu

"Apakah itu engkau?, apakah kita benar-benar dipertemukan kembali?."

                    (Kim yerim)

                             .

                             .

                             .

                             .

Author pov

5 tahun kemudian....

Seorang anak kecil laki-laki Berlari sembari membawa tas ransel kecilnya. Dia baru saja pulang dari sekolah, niatnya ia menunggu ibunya untuk menjemput. Namun karena anak kecil lelaki itu sudah lama menunggu, tetapi ibunya juga tak kunjung datang. Jadi anak kecil itu memilih untuk pulang sendirian.

  Untungnya jarak rumahnya dengan sekolahnya tak jauh, hingga membuat anak itu Berani untuk pulang dahulu tanpa menunggu sang ibu.

"Hah itu eomma." Anak kecil itu melihat kearah wanita yang membawa keranjang jingjing di tangan kananya.

Senyum anak itu terbit saat wanita tadi berlari kecil menghampirinya. Ia suka melihat ibunya berlari kearahnya, anak kecil itu terkekeh dengan suara yang lucu.

"Sayang. Eomma sudah memberitahumu jangan pernah pulang ke-rumah sendiri." Yeri mengelus puncak kepala anaknya yang tampan ini.

"Baiklah eomma, aku tak akan mengulanginya lagi." Kata Eunwoo nama anak kecil itu.

     Yah, yeri sudah melahirkan eunwoo lima tahun yang lalu. Walaupun Eunwoo dilahirkan tanpa seorang ayah, tetapi yeri begitu hebat bisa menjadi ayah sekaligus ibu untuk eunwoo.

   Eunwoo sering menayakan tentang ayahnya, namun yeri malah membahas yang lainnya agar eunwoo tak penasaran lagi dengan sang ayah. Bagi yeri ia mampu untuk membahagiakan eunwoo sedirian, ia tak mau jika ia memberitahu jungkook kepada eunwoo. Itu akan rumit urusannya, apalagi jungkook sampai saat ini belum mengetahui eunwoo.

   Jika pun jungkook tahu, yeri tak perduli. Jungkook saja sudah bukan siapa-siapanya lagi, jadi ia tak memperdulikan itu. Katakan yeri egois karena memetingkan urusan privasinya dari pada tentang masalah anaknya eunwoo. Tetapi luka lama yang di torehkan jungkook untuknya sama sekalipun belum mengering hingga sekarang ini.

Yang ada ia merasa semakin membenci lelaki itu, dan jika bisa ia akan terus menyembuyikan eunwoo dari-mantan suaminya jeon jungkook.

    Hari demi hari yeri lewati, ia juga masih berkerja sebagai repsesionis di hotel milik mark. Setelah eunwoo lahir ia memutuskan untuk bekerja, walaupun Joohyun sering melarangnya karena eunwoo. Tetapi yeri keras kepala, ia harus bekerja. jika ia tidak bekerja lalu dari mana ia akan mendapatkan uang? Suami? Tidak yeri bahkan masih janda sampai saat ini.

    Yeri menoleh kebelakang, ia melihat mobil merah maroon terbuka, dan seorang lelaki tampan datang menghampirinya.

"Yeri-ah, kenapa kau dan eunwoo ada disini?." Yeri terdiam, ia langsung menatap eunwoo. eunwoo tersenyum senang saat melihat orang itu berada dihadapannya.

"Appa mark Lee. Aku rindu padamu." Eunwoo merentangkan tangannya dengan lebar.

Mengerti maksud eunwoo, mark langsung mensejajarkan badanya dengan eunwoo. Ia langsung ikut merentangkan tangannya mengijinkan eunwoo memeluknya. dengan senang hati eunwoo memeluk mark dengan senyuman lebarnya.

Hati yeri berdesir melihat adegan itu. Walaupun mark bukan ayah kandung eunwoo, tetapi yeri bersyukur karena ada mark yang masih membantunya, mark bisa memberi eunwoo kasih sayang layaknya ayah kepada anaknya. Yeri tersenyum haru melihat tawa eunwoo mengelegar di jalan raya ini, hal yang paling membahagiakan yeri yaitu suara tawa eunwoo yang khas sekali.

"Appa mark. Kau lama sekali pulang dari china, aku sangat kesal padamu." Eunwoo mengerucutkan bibirnya. Mark melihat itu terkekeh pelan. Lalu ia menatap yeri yang sedang tersenyum sendu melihat kearah eunwoo.

Mark tahu ia merasakan juga bagaimana perihnya yeri sekarang ini. Eunwoo terlahir tanpa seorang ayah, mark merasa kasihan sendiri. hingga mark memutuskan bahwa eunwoo boleh memanggilnya-appa, asalkan eunwoo dan yeri bahagia. Mark mau melakukan apapun untuk kedua orang itu.

"Baiklah-baiklah, maafkan appa." Kata mark kembali berdiri.

"Kajja kita pergi dari sini, panas sekali."

"Appa? Apakah kau membawa hadiah untukku?." Pertanyaan eunwoo mampu membuat mata yeri membulat. Oh astaga anaknya ini memang tak tahu malu. Yeri menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Ada. Appa membelikanmu banyak sekali mainan dari China." Kata mark membalas ucapan eunwoo kecil. Itu kembali membuat yeri membulatkan matanya kembali.

   Eunwoo jangan seperti itu. Eomma sudah tak ingin berhutang budi pada mark lagi

Yeri memejamkan matanya, dan kembali membukannya.

"Kenapa?." Yeri kaget melihat mark sudah berada dihadapannya, hanya berjarak beberapa centi saja wajah mark dan yeri berdekatan.

Yeri menggelengkan kepalanya, ia lalu tersenyum kaku mencoba menghilangkan rasa canggungnya.

"Baiklah, kajja kita pulang."

"Dan membuka hadiah dari china untukku!!." Pekik eunwoo yang langsung mendapatkan kekehan kecil dari yeri dan mark.

                          ***

Jungkook memijat pelipisnya, ia merasa bosan dan pusing disini. Walaupun kini ia sedang berada di ruang kerjanya- dirumah bukan dikantor. Ia tetap merasa jenuh sekarang, bahkan kopi yang tadi masih panas sekarang sudah dingin, tetapi jungkook masih enggan untuk meminumnya. Entahlah ia sekarang merasa tak ingin melakukan apapun.

Tok

Tok

Tok

Jungkook bangkit, ia berjalan dengan langkah gontai menuju pintu ruangan kerjanya. Ia melihat anak kecil lelaki tersenyum hangat padanya, dan ia juga melihat wanita yang telah melahirkan anak itu disampingnya.

"Eunha, kapan kalian pulang?." Jungkook tersenyum saat melihat sang putra dan juga sang istri, ia sangat kaget saat melihat Woonji anaknya ada di depanya.

"Apakah kau makan dengan baik kook-ah." Eunha meraih tangan jungkook dan mengenggamnya, jungkook langsung menganggukan kepalanya.

Jungkook membalas senyuman eunha. Istrinya ini sangat manja jika berada di dekatnya, jungkook sangat menyukai nya, sifat istrinya ini.

"Aku ingin bermain denganmu dady." Woonji menarik narik kaos jungkook. Hingga membuat jungkook hampir terjatuh karena tidak siap mendapat tarikan itu.

Walaupun woonji masih kecil tetapi woonji mempunyai tenaga yang sedikit kuat. Entah itu warisan dari mana hingga woonji bisa sekuat itu.

"Hm, baiklah mari kita bermain." Jungkook mengangkat woonji kegendongnya, ia lalu berjalan kearah taman untuk menemani woonji bermain, anak kecil itu mungkin rindu padanya, seminggu lalu woonji dan eunha berlibur di jepang, tanpa adanya jungkook. Karena disini kerjaan jungkook masih menumpuk jadi ia memilih tak ikut bersama kedua orang itu.

     Jungkook sudah menyukai eunha. Entah kenapa itu, walaupun jungkook sudah bisa menerima eunha dengan baik tetapi tetap saja ia masih belum bisa memperilakukan eunha seperti istri yang semestinya. Jungkook masih belajar untuk menjadi suami baik untuk eunha.

    Yeri? Jungkook bahkan belum bisa melupakan yeri, baginya yeri adalah wanita yang paling penuh menetap di hatinya, hingga melupakannya saja sangat susah sekali.

"Dady bolehkan aku bermain bola?.", woonji bertanya pada jungkook yang sedang menatap kosong rerumputan dan taman rumahnya.

    Jungkook menganggukkan kepalanya. Bertanda ia membolehkan Woonji bermain bola.

"Dady kau tak mau ikut bermain bola bersamaku?." Jungkook kembali menatap putranya.

"Sayang, dady masih banyak kerjaan menumpuk. Dady tak ikut, dady ingin menemani-mu saja, sembari bekerja disini." Kata jungkook mengelus bahu kecil anaknya.

  Woonji terdiam ia ingin sekali bermain dengan jungkook. Tetapi lagi-lagi karena kerjaan hingga jungkook susah sekali meluangkan waktu untuk bermain dengannya.

"Jangan cemberut seperti itu." Jungkook mencolek dagu putranya dengan kekehan lembut. Berharap sang putra tak menangis karena penolakannya.

"Asal dady membelikan aku robot." Dan jungkook kembali terkekeh mendengar putranya bersuara dengan serak.

Jungkook menganggukan kepalanya, bertanda ia menutujui woonji, ia akan melakukan apapun asalkan woonji tak bersedih seperti tadi.

     Jungkook belum tahu jika woonji bukanlah anak kandungnya, jadi sikap jungkook ke-woonji layaknya seorang ayah keanaknya. Entah apa yang dilakukan jungkook jika ia tahu kebenaran itu.

     Jungkook sekarang sudah menjadi seorang CEO di perusahaan milik keluarga eunha. Ia bekerja disana. itu semua karena perjanjian yang dulu saat keluarga eunha meminta jungkook untuk menikahi eunha dan disitu Tuan jung-ayah eunha, menawarkan untuk mengurus perusahaannya karena tuan jung sudah terlalu tua untuk meneruskannya. Ia benar-benar menyerahkan semuanya untuk jungkook, Tanpa rasa ragu sedikitpun.

"Sayang, aku mendapat pesan dari sekertarismu itu, katanya kau harus segera kesana. Ada suatu hal yang harus kau selesaikan sekarang juga." Eunha berjalan sembari berkata dan menghampiri jungkook.

"Ah benarkah? Astaga aku baru saja ingin beristirahat tetapi sudah dipaksa untuk kerja lagi." Keluh jungkook dengan nada beratnya, jungkook melihat woonji yang bermain bola dengan tertawa keras. Jungkook rasa tak apa ia meninggalkan woonji, lagian woonji tak mungkin marah padanya jika ia meninggalkannya

"Temani woonji, Aku ke-kantor dulu." Jungkook mengecup dahi eunha dengan sayang. Eunha membalas nya dengan senyuman terbaiknya.

"Cepat pulang." Kata eunha sembari melihat jungkook berjalan sembari mengangkat tangannya berbentuk huruf O alias OK.

     Eunha menggeleng-gelengkan kepalanya, ternyata merebut suami orang itu sangat mudah tak sia-sia eunha mengorbankan harga dirinya, jika akhirnya bisa semanis ini. Eunha tak menyesal melakukannya.

                          ****

Yeri sengaja meminta mark untuk kembali ke-hotelnya, karena hotel mark yang berada di kota daegu Sedang dalam batas kebangrutan hingga mark harus turun tangan menghadapinya.

   Awalya mark tak mau dan bersikeras untuk mengantarkan yeri sampai rumah. Tetapi yeri mengancam tak akan mau berbicara pada mark jika pria itu tak menurunkan dirinya dan eunwoo dari mobil. Dan setelah diacam begitu akhirnya mark menurunkan yeri dan eunwoo yang sudah tertidur dengan nyaman. Hingga membuat mark merasa tak tega melihat eunwoo nanti akan terganggu tidurnya.

  Tetapi yeri kembali meyakinkannya bahwa ia bisa pulang dengan selamat. Membuat mark menghela nafasnya mengiyakan yeri mempercayai wanita itu. Yeri memang sudah terbiasa berjalan kaki dari sekolah eunwoo kerumah nya, jadi bagi yeri itu tak apa-apa ia malah senang berjalan kaki dari pada naik Mobil.

                  Eunwoo tertidur dengan pulasnya digendongan yeri. Yeri berjalan dengan cepat dan sesekali mengecup pipi tembam eunwoo yang bergesekan dengan pipinya. Eunwoo pasti kelelahan terdengar dari tidurnya mengeluarkan suara nafas yang teratur.

Yeri sesekali tersenyum melihat eunwoo berdengkur dengan kerasnya. Dia sangat mirip dengan ayahnya, yang setiap tidur pasti seperti itu, membuat yeri kembali mengingat jungkook. Tersadar dengan itu yeri menggelengkan kepalanya, untuk apa yeri mengingat jungkook? Tak usah, tak penting untuk difikrkan.

Sedang asiknya berjalan, tiba-tiba saja dari arah belakang yeri mendengar suara mobil yang direm mendadak. Itu membuat yeri langsung menoleh kebelakang?

Oh astaga apa yang terjadi? Kenapa orang itu merem mendadak?

Yeri mendengar suara pintu mobil terbuka dan tertutup di menit yang sama.

Yeri tak membalikan badanya ia tak mau melihat orang itu, lagian siapa yang salah? Yeri bahkan tak berjalan di tengah-tengah tetapi kenapa orang itu Seperti itu, membuat yeri kaget.

Untung saja eunwo tak terusik dari tidurnya.

Yeri kembali berjalan tanpa menghiraukan yang lainnya. Ia harus segera sampai di rumahnya, badanya sangat remuk sekarang. Ia tak bisa berlama-lama berjalan.

  Hingga dimana saatnya suara yang begitu familiar menembak langsung menuju indera pendengarnya, ia langsung membalikan badanya membuat eunwoo yang tertidur membuka matanya, sayu.

"Kim yerim?."

"Eomma."

Deg!

Dua suara beda orang itu membuat yeri kaget, ia menoleh ke arah eunwoo. Dan ia langsung melihat kearah orang yang tak jauh darinya.

Jungkook, laki-laki itu kaget saat menyetir dan tak sengaja melihat postur tubuh mirip dengan yeri. Awalnya jungkook tak percaya jika itu benar-benar yeri, tetapi saat ia memberhentikan mobilnya mendadak, barulah jungkook merasa percaya bahwa itu adalah yeri-mantan istrinya yang sekilas menoleh padanya.

Jungkook memanggil nama yeri dengan suara beratnya, ia tak menyangka selama lima tahun tak bertemu, akhirnya sekarang dipertemukan kembali. Entah apa yang jungkook rasakan sekarang ini bahagia?, sedih, atau terluka?

Jungkook bahkan sempat tak percaya mendengar anak itu memanggil yeri dengan sebutan 'eomma'. Sehingga jungkook bertanya-tanya pada dirinya sendiri.

Apakah yeri sudah menikah? Dan siapa anak yang berada di gendongan yeri? Apakah itu anaknya? Tapi dengan siapa? Banyak pertanyaan lagi di otak jungkook. Tanpa mengetahui jawabannya.

            Mata jungkook membulat melihat eunwoo menatapnya sayu.

Jantung jungkook berdetak berkali kali lipat, itu? Apakah itu sosok nya? Kenapa muka anak itu mirip sekali dengannya?

Jungkook menarik turunkan dadanya, menahan detak jantungnya itu. Kenapa jungkook ingin menangis sekarang? Apakah ia merindukan Wanita dihadapanya ini?

"Kim yerim!!!!!."

Bahkan belum sempat jungkook bertanya pada wanita mungil itu, tetapi yeri sudah berlari meninggalkannya yang tak bergeming.

Yeri kenapa kau lari? Apakah kau tak merindukan aku?

Jungkook meneteskan air matanya, ia langsung memasuki mobilnya dan berjalan. Ia ingin mengejar yeri meminta penjelasan tentang anak yang berada digendongan yeri. Entah kenapa rasanya jungkook ingin sekali memeluk anak kecil itu. Ia sangat menginginkannya.

                     ***********
Tbc.

Gimana? Sedih gak?... Gak deh kayaknya.

           Makasih banyak udah kasih dukungan. Semoga yang belum langsung Ikut memberi dukungan buat aku. 😊😊

Oke Pada Nungguin Ending gak?

Koment and votte yah 😊 See you.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top