2.Tega
"Tega sekali kau melukaiku."
(Kim yerim)
.
.
.
.
.
Author pov
Yeri berjalan menelusuri setiap tortoar yang ia pijak dengan gontai, Matanya Yang sayu dan bibirnya yang tak henti -henti menguap.
Dari waktu menjelang pagi hingga kini hampir menjelang malam, yeri masih terus berputar-putar mencari Pekerjaan tak perduli mengantuk yang menyerangnya.
banyak Yang tak menerima dia sebagai pegawai, karena dia hanya lulusan Sekolah SMA.
Sementara yang dibutuhkan adalah Lulusan Minimal S1. Tetapi yeri hanya Lulusan SMA, itupun swasta. Rasanya yeri ingin menyerah saja.
Tubuh yeri lelah ia ingin segera kembali ke-rumah berguling di dalam selimut, menikmati mimpi indah yang sering ia dapat saat ia tertidur.
Yeri membayangkan itu semua.
Harusnya yeri dirumah, duduk manis. Bekerja hanya dirumah memasak, beres-beres rumah, menyapu, mengepel, menyuci, menunggu jungkook pulang bekerja. Jika saja jungkook mau Bekerja menggantikan dirinya yang mencari ekonomi.
Sayangnya, itu hanyalah sebuah angan-angan saja. Mustahil jika jungkook mau bekerja serabutan dan tak menetap seperti dirinya, jungkook dulu orang kaya yang menjabat sebagai seorang CEO yang terkenal bijaksana di kantor milik ayahnya. Tetapi saat jungkook memutuskan untuk menikahi yeri, semua kekayaan dan juga jabatan jungkook sudah diambil alih lagi. Lebih tepatnya Dicabut secara paksa, karena jungkook sudah menentang keputusan ayahnya untuk tak menikah dengan yeri.
Lagi lagi mata yeri memanas jika diingatkan dengan hubungan dirinya dan keluarga jungkook. Alasanya kenapa yeri mau bertahan dengan jungkook, karena laki-laki itu rela mengambil keputusan yang sulit untuk di tinggalkan oleh para laki-laki lain, tapi tidak dengan jungkook. Ia memilih yeri menjadi istrinya walau ia miskin sekalipun.
Tetapi Entah kenapa jungkook sudah bukan jungkooknya yang dulu lagi, yang lebih parah jungkook melupakan janjinya kepada yeri. Hidup susah bersama yeri, apapun itu asalkan berdua dengan yeri, mati pun asal bersama yeri. Jungkook mudah melupakan janjinya itu.
kadang yeri berfikir kalau jungkook tak mencintainya lagi, Jadi jungkook bersikap seperti itu. Tetapi yeri tak ambil pusing jika itu memang ya, jungkook tak mencintainya lagi. Maka yeri akan dengan senang hati menerima nya, sekalipun nanti keputusan jungkook jika ingin meninggalkannya.
Asik melamun sambil tetap berjalan, yeri mengerjapkan matanya saat sebuah mobil mewah berwarna hitam berjalan di pinggirnya, kaca mobil itu perlahan diturunkan. Dan menampakkan sosok orang yang nampak tak familiar di mata yeri.
Orang itu memberhentikan mobilnya.
Yeri terdiam sambil menatap orang yang sudah turun dari mobil. Sedikit demi sedikit bibir yeri melengkung membentuk bulan sabit, saat melihat orang itu menghampirinya.
Wanita paruh baya.
"Sayang yeri. Kau kenapa ada disini, ini sudah hampir malan sayang." Yeri masih tersenyum, saat wanita paruh baya itu tergesa-gesa bicara padanya.
"Eommanium?."
Wanita paru baya itu tersenyum, dan langsung memeluk yeri dengan sayang. Sesekali tangannya terulur untuk mengelus rambut panjang yeri, yeri terenyuh dengan Keberanian yang sedikit yeri membalas pelukkan mertuanya.
Yah, wanita paru baya ini adalah mertua yeri, kim jiwon. Lebih tepatnya jeon jiwon, karena ia telah menikah dengan ayah jungkook yang bermarga jeon Yaitu jeon wonwo.
"Kau ikut dengan eomma yah sayang, Mari." Yeri hanya mampu menuruti mertuanya yang menarik tangannya menuju mobil.
Yeri terdiam, Ia sesekali melirik mertuanya, didalam mobil yeri seperti orang Tak berguna hanya diam seperti patung.
"Katakan kepada eomma, kenapa kau berjalan disana?." Tanya mertua yeri dengan lembut, sesekali tangan yang tak sibuk menyetir itu mengelus tangan mungil yeri.
Yeri bingung harus bilang apa, ia tak tahu apakah harus jujur, atau diam saja. Ia tak mau jika ia menceritakan rumah tangganya dan jungkook yang sekarang ini.
Yang mertuanya ketahui yeri dan jungkook hidup bahagia, tak ada yang mengusikpun.
Dan itu semua membuat yeri bertambah bingung dengan Pertanyaan itu.
"Eomma harap kau menceritakan sejauh mana kau dan jungkook saat ini. Yerim, sayang. Jungkook memperlalukan mu dengan baik kan?."
Yeri masih terdiam tersirat ingin mengucapkan kata 'tidak', kepada jiwon, tetapi yeri masih memikirkan nasib jungkook. Ia tak mau jika jungkook terkena Emosi dari ibunya sendiri. Yeri masih memiliki hati untuk itu semua.
"Ya-ya eomma."
"Ada apa sayang, kau terlihat cemas dan gugup?." Yeri langsung menggelengkan kepalaya untuk lebih menyakinkan ibu mertuanya yeri tersenyum sangat menawan, agar Jiwon percaya dengannya.
Jiwon membalas senyuman yeri.
"Kau cantik yeri-ah, pantas saja anakku tergila-gila padamu."
"Terimakasih eomma." Dan yeri kembali terdiam setelah perbincangan dengan ibu mertuanya.
********
Jungkook mondar mandir didalam rumahnya, waktu sudah menujukkan jam enam sore, dan yeri belum pulang dari tadi.
Rasa khawatir mulai merambat difikirannya, ia takut yeri istri mungilnya itu kenapa-napa.
Di rampok, dibully, diculik oleh komplotan ayahnya, dan bahkan di perkosa. Tidak jungkook tidak kuat jika yeri benar benar seperti itu bayangan yeri diperkosa oleh orang asing membuat jungkook semakin gelisah.
Dirinya saja sebagai suami yeri hanya tiga kali melakukan hubungan suami istri, selama sembilan bulan ini yeri tak pernah lagi ia sentuh. Tak terkecuali dengan ciuman. Itupun jungkook lakukan saat yeri tak sadarkan diri, tertidur misalnya.
Cleak!
Jungkook menoleh kearah pintu.
"Hey wanita miskin, dari mana saja kaa.." Ucapan jungkook tehenti saat ia melihat yeri yang tertunduk masuk dengan sosok wanita paruh baya.
"Siapa yang kau sebut miskin kook-ah?." Kata jiwon bertanya kepada putranya.
Jungkook membebelalakan matanya, lalu berikutnya jungkook langsung menghampiri ibunya.
"Eomma aku merindukanmu." Jungkook memeluk ibunya dengan penuh haru dan rindu.
Yeri yang melihat itu tersenyum sangat tipis, saat ini ia jarang melihat sifat jungkook yang terkesan manja dengan ibunya. Yeri jadi terharu, pemandangan ini mengingatkan yeri kepada sosok orang yang ia sayangi.
Sosok yang menggantikan ibu aslinya yang sudah tak ada didunia. Tetapi juga sosok itu kini sudah tak tinggal lagi bersama nya.
Seorang ibu panti yang mengadopsi yeri seperti anak sendiri Kim joohyun ibu panti yeri yang sangat yeri rindukan.
"Yeri kenapa diam saja?." Ternyata yeri tak sadar jika mertuanya memanggilnya dari tadi.
Yeri melihat mata jungkook yang sedang menatapnya dengan kebingungan.
"Melamun?." Tanya jungkook, membuat yeri harus menahan rasa senang yang meledak ledak di dadanya.
Ini hanya pertanyaan biasa, tetapi yeri membalasnya hanya mampu menggelengkan kepalanya saja. Ia sangat senang jungkook bertanya dengan lembut seperti itu, tak ada nada tinggi yang biasa jungkook lontarkan akhir akhir ini. Itu semua membuat yeri menjadi sangat tak percaya.
"Hmm. Eomma, mari masuk aku ingin membuatkan teh dulu." Kata yeri mempersilahkan jiwon untuk duduk di ruang tv kecilnya.
Jiwon menatap sendu ruangan itu, tak ada lebar-lebarnya. Hanya mampu menampung beberapa orang dan peralatam saja.
Apakah sesulit ini kehidupan rumah tangga anaknya?. Jiwon bertanya kepada hati kecilnya.
"Kau tau eommaku tak terbiasa meminum teh, adakah jus? Jika ada buatkan saja jus jangan teh." Langkah yeri yang ingin kedapur tehenti saat mendengar kata jungkook.
Yeri menoleh dan langsung melihat jungkook yang sedang menatapnya tajam.
"Aku-aku, tak punya jus didapur hanya ada teh, jungkook." Yeri tertunduk berharap jungkook tak memarahinya lagi.
Nampaknya jungkook juga berusaha mati-matian untuk tidak menampar yeri sekarang. Difikiran jungkook, bagaimana mau ibunya itu hanya meminum teh. Jungkook jadi malu sendiri jika harus menyajikan itu didepan jiwon, terlihat sangat susah hidup jungkook nantinya.
"Ahh, tak apa kook-ah, eomma sangat suka teh Yang sangat manis, yeri sayang buatkan Untuk eomma yah."
Yeri mengangguki perkataan jiwon. Wanita itu kembali berjalan kearah dapur.
*******
Jiwon sudah pulang dari 2 jam yang lalu, Kini Yeri dan jungkook sedang berada di kamar, dengan Suasana yang sangat canggung.
Yeri terdiam, jungkook pun terdiam. Diantara mereka belum ada yang tertarik untuk membuka obrolan, padahal mereka belum tidur sama sekali.
Mata yeri menatap langit-langit kamarnya yang berwarna putih, sesekali ia juga menatap kesamping dimana jungkook tidur dengan membelakanginya, rasanya yeri ingin sekali memeluk badan kekar itu. Ia membutuhkan kehangatan yang alami dari sosok suami seperti saat mereka menikah dulu, jungkook selalu memeluknya bukan hanya saat tidur saja. Tetapi saat yeri memasak, Mencuci piring, hingga menjemur pakaian jungkook selalu saja lengket padanya.
Sunggingan bibir yeri melengkung keatas saat mengingat moment romantis jungkook saat melamarnya. Ingin ia putar kejadian itu agar ia bisa menikmati masa dimana jungkook masih bersikap baik pada nya.
Flashback
"Aku tak bisa romantis, tetapi sayang. Aku akan berusaha untuk jadi pria teromantis yang kamu milikki didunia ini." Jungkook memggenggam jari tangan yeri, lalu mengecupnya.
Kini mereka berdua tengah duduk di sebuah hamparan pasir putih, pantai menjadi saksi Dari kisah cinta mereka hari ini.
Mata yeri berserk seri, mendengar ucapan jungkook membuat bibirnya tak henti-hentinya untuk tidak tersenyum. Jungkook sejauh ini tak pernah mengajak dinner romantis di malam hari yang gelap, apalagi dipantai.
Karena pria itu tau mana yang baik untuk seorang gadis dan mana yang buruk untuk seorang gadis. Mengajak kencan yeri tengah malam bukan lah kebiasaan jungkook, ia selalu mengajak kekasihnya itu berkencan di siang hari. Baru kali ini ia membawa yeri keluar dinner dimalam hari. Biasanya selalu saja Di pagi hari maupun siang. Karena jungkook sendiri tak pernah mengajak yeri jika disore hari.
Dulu yeri bekerja hingga larut malam, itu alasan utama jungkook tidak pernah mengajak yeri kencan dimalam hari, karena yeri pasti lelah jika malam hari ia ajak untuk berkencan. Alasan kedua setelah itu, jungkook selalu memikirkan nasib yeri jika ia mengajaknya keluar malam, karena bagaimana pun yeri seorang gadis, tak seharusnya ia mengajak yeri keluar malam tanpa ada ikatan abadi layaknya suami istri, itu hanya akan menjadi bahan perbincangan para tetangga nanti. Apalagi yeri saat itu masih mengontrak, apa kata tetangga jika ia keluar malam dengan seorang pria menggunakan Mobil.
Dan pagi hari maupun siang sampai sore yeri bekerja, hingga jungkook sulit sendiri mengajak yeri kencan. Jungkook sebenarnya sudah sering menawarkan uang kepada yeri bahkan pria itu memberikan Sebuah kontrakan untuk yeri yang jauh lebih nyaman dari kontrakan gadisnya ini. Tetapi yeri selalu menolaknya dengan halus, itu terkadang membuat jungkook kesal sendiri jika yeri menolak pemberiannya.
Mengapa yeri tak seperti yang lain dimana seorang wanita lebih haus akan harta, tetapi yeri malah bertolak belakang dengan itu semua.
Jungkook menyunggingkan senyuman manisnya membuat yeri menjadi salah tingkah sendiri.
"Aku mencintaimu, Yeri. Will you be marry me?."
Yeri terdiam bibirnya masih menyunggingkan senyuman manisnya, ia sama sekali tak berharap hubungannya dengan jungkook akan sejauh ini dengannya, yeri kira jungkook hanya bermain-main dengannya. Karena yeri itu hanyalah gadis biasa yang tak secantik gadis yang diluar sana, tetapi yeri tak percaya dengan ini semua jungkook melamarnya dipantai dan dua kursi yang saling berhadapan terhubung oleh meja.
Yeri Sangat tak pantas mendapatkan ini semua, ia tak menyangka jungkook yang sempurna sebegitu yakinnya meminang yeri.
"Aku orang miskin jungkook, kau tak malu mempunyai tunangan seperti ku?." Tanya yeri sembari melepas tangan jungkook yang masih menggenggam tangannya.
Yeri tidak menangis ia hanya sedih karena ia tak pantas mendapatkan hal hal seperti ini.
Jungkook berdiri ia menghampiri yeri yang masih diam setela berbicara tadi.
Jungkook langsung memeluk leher yeri dari belakang.
"Aku tak perduli kau miskin maupun kau kaya, karena aku sangat mencintaimu. Aku tak perduli kalau Aku di hina oleh orang lain, karena aku mencintai dirimu yeri. Aku tak mau kehilanganmu, kau gadisku. Aku berjanji akan membahagiankan dan menjagamu, sayang. Jangan pernah berfikir kau miskin, karena aku tak pernah memandangmu dari harta, aku memandangmu dari sini-. " jungkook menjeda kata katanya, pria itu menyentuh dada yeri dengan tangannya.
"Dari hatimu." Lanjut jungkook, lalu jungkook mengeratkan pelukkannya ia langsung menciumi puncak kepala yeri dengan Beribu ribu kecupan
"Tapi orang tuamu tak menyukaiku."
"Aku tak perduli, aku tak mau mendengarnya. Aku rela tak dianggap lagi oleh mereka, asal aku bersamamu." Itulah katakata yang membuat yeri terharu, sosok jungkook sangat serius dengan ucapannya. Yeri bingung sendiri harus berbuat apa. Ia takut jungkook menentang Keluarganya yang tak merestui hubungannya dengan jungkook.
"Tanganmu." Jungkook kini sudah berada dihadapan yeri dengan tersenyum, jungkook langsung menarik tangan yeri. Dikecup lama tangan mungil itu.
Yeri memperhatikan jungkook yang sedang merogoh saku celananya, ia tak tahu jungkook mengambil apa didalam sana.
"Ini adalah simbol bahwa kau milikku yeri. Aku tak tahu bahwa aku kenapa bisa mencintaimu sebesar ini, jadi aku mohon tolong jaga benda ini sampai umurmu dan umurku tak bersisa didunia.", jungkook tersenyum tangannya menyematkan sebuah cincin pada jari manis yeri.
"Aku mencintaimu."
Flashback of
Yeri tersentak kaget saat sebuah bantal mengenai wajahnya, yeri meringis saat bantal itu menimpuk tepat diwajahnya.
"Kau tak waras." Yeri menoleh, ia tau pelaku melayangnya bantal ini ulah dari suaminya. ah, pasti yeri kebanyakan Memutar masa lalu. Jadi ia tersenyum senyum sendiri hingga membuat suaminya merasa ada yang aneh pada dirinya.
"Ahh. Maaf jungkook-ah, kukira kau sudah tidur."
"Mana bisa aku tidur setelah kau membuatku malu!."
Yeri menoleh kearah jungkook menatapnya heran.
"Aku membuatmu malu? Apa maksudnya?. Aku tak mengerti."
"Hahahahha." Tawa jungkook membuat yeri merinding sendiri, ia tak pernah merasakan aura laknat dari tawa suaminya. Baru Kali ini ia mendengarnya langsung. Walaupun jungkook selalu kasar padanya tetapi suaminya itu tak pernah tertawa ssperti itu, ia hanya menunjukan senyuman sinis saja kepada yeri jika yeri membuatnya Marah.
Tapi Kali ini tawa itu?
Jungkook mendekati yeri, dengan segera tangannya itu menyetuh pipi yeri. Mencengkamnya dengan keras tatapan jungkook sangat tajam. Yeri terdiam, ada apa dengan suaminya ini.
"Kau membuatku malu pada ibu ku sendiri." Cengkaman tangan jungkook membuat yeri meringis kesakitan.
"Diam jangan Kesakitan, aku tak suka jika kau menangis.", kata jungkook semakin mebuat yeri perih pada pipinya.
Perlahan jungkook menjabak rabut yeri dengan Pelan pelan tapi sangat tajam. "Aghhh", ringis yeri membuat jungkook menggeram.
"Jangan meringis kubilang."
"Sakit jungkook lepaskan aku.."
"Tak akan, aku malu sekali."
"Tapi apa yang harus kau malui jungkook, aku tak pernah membuatmu malu didepan ibumu sendiri.
Sial, jungkook malah semakin menambah sakit dirambutnya dan juga pipinya.
Plak
Tamparan bebas mengenai pipi sebelah kiri yeri, yeri menangis ia kesakitan jungkook bersikap galak seperti ini. Suaminya ini sering sekali menyiksanya, rasanya yeri tak kuat. Hubungan KDRT ini hampir tiap hari ia mendapatkannya. Rasanya yeri Ingin berteriak tak terima dengan perbuatan suaminya ini.
"Ingat jika ada ibuku kemari, kau jangan sediakan minuman murahan seperti itu, Minimal kau harus membuat lemon. Lebih bagusnya jus." Kata jungkook sembari masih membuat yeri kesakitan.
"Aku tak ada uang untuk membelinya jungkook-ah." Yeri berusaha membuat suaminya melepaskan siksaan ditubuhnya ini.
"Aghhh, bohong sekali kau."
Plak
Tamparan kini yeri dapatkan lagi.
"Kau kerja, mana mungkin kau tak mendapatkan uang. Ck munafik sekali."
Jungkook menatap yeri tajam, ia langsung melepas Semua tangannya dari penyiksaan pada tubuh yeri, jungkook sendiri merasa iba pada istrinya hampir setiap hari ia menyiksa tubuh mungil itu. Tetapi entah iblis berasal dari manakah yang membuat jungkook selalu menyiksa yeri seperti ini, jungkook sendiri masih mencari tau itu semua.
Lama jungkook mendiamkan yeri yang masih kesakitan, jungkook kembali mendekatkan badanya pada yeri, laki-laki itu langsung menyambar payudara yeri, yeri yang tak siap pun langsung memberontak.
"Aghhhhh sakit." Yeri kesakitan karena jungkook meremas salah satu payudaranya dengan kencang.
Jungkook Membuka tiga kancing kemeja kusam yang dipakai oleh yeri, laki laki itu langsung membuka penutup payudara yang Menutupinya.
"Aghhh." Yeri semakin Kesakitan setelah dengan tiba tiba jungkook mengigit payudara yeri, rasanya seperti disengat oleh binatang lebah. Yeri sangat kesakitan saat jungkook berkali kali mengigiti putingnya.
Satu tangan jungkook tak henti-hentinya meremas kuat payudara satunya lagi. Yeri tak tahan ia menangis rasanya semua tubuhnya lelah menghadapi ini semua.
Plak
Jungkook menapar yeri kali ini yang ketiga kalinya, jungkook menatap yeri dengan sangat tajam membuat yeri yang menangis kini berusaha terdiam.
"Sial aku seperti laki-laki yang tak hormat. Jika kau menangis seperti ini, itu membuatku seperti seorang suami yang ingin memperkosa istrinya sendiri!."
Jungkook marah, ia turun dari ranjang laki laki itu meludah dilantai, ia sama sekalipun tak melihat yeri saat sudah menatapnya tajam tadi. Yeri sesegukan saat jungkook sudah pergi meniggalkan nya.
Ia mendengar suara gebrakan pintu yang sangat keras di indera pendengarnya, yeri tau jungkook pasti tak akan pulang malam ini.
Yeri meringis payudaranya sangat memar, rasanya sakit gigitan jungkook sangat menyengat membuat yeri tak henti hentinya menguman kata 'sakit', rambutnya, pipinya semua rasanya sangat sakit.
Ingin melawan pun yeri tak bisa jungkook akan semakin marah jika ia melawan.
Jujur yeri sangat takut, padahal jungkook berbuat salah padanya. Melawan bukanlah hal yang baik didalam pertengkaran tadi, yang ada nanti malah semakin bertambah penyiksaan jungkook padanya.
"Kuharap kau tak melukai ku lagi jungkook." Ucap yeri menatap sendu Pintu kamarnya.
*********
Aku bakal lanjut kalo vote nya nyampe 20 Terus spam next, aku lanjut😀😊😄
Satu kata buat jungkook?
Satu kata Buat yeri ?
Terimakasih, Seeyou di chapter Selanjutnya:)
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top