16. mungkin Terakhir melihatmu
"Banyak yang tak menyukai aku dan dirimu bersatu."
(Kim yerim)
.
.
.
.
.
Author pov
Ruangan bernuansa putih mengelilingi setiap penjurunya. Dimulai dari Cat tembok, Meja nakas, Ranjang, bahkan Selimut dan orden pun semuanya serba berwarna putih.
Seorang wanita cantik tengah terbaring lemah diatas Ranjang rumah sakit yang berwarna putih. Yah, saat ini ia tengah tertidur pulas diatas bangkar dengan selang imfus yang menancap pada tangannya.
Jungkook memengang tangan yeri yang tak di imfus, lelaki itu selalu menguman kata maaf walaupun yeri sama sekalipun belum membuka matanya, entah yeri mendengarnya atau tidak. Yang jelas jika yeri membuka matanya dijamin wanita itu akan merasa bosan mendengar jungkook yang memohon seperti itu padanya.
"Sudah ku bilang tak usah datang kesini! Mengapa kau masih berani juga kesini?." Tiba-tiba saja joohyun datang sembari menyingkap orden yang menjadi pembatas atara ruangan satu dengan ruangan yang lainya.
Jiwon memang menawarkan agar yeri di rawat dirumah sakit yang sudah terjamin bagusnya, namun sayangnya joohyun menentang penawaran jiwon, bahwa joohyun sangat tak membutuhkan bantuan dari keluarga jungkook lagi. Selagi joohyun masih kuat dan sehat maka wanita itu akan tetap berusaha membiayai yeri sendiri, tak usah Dari orang lain meskipun orang lain itu adalah Mertua yeri sendiri.
Joohyun menarik lengan jungkook yang masih setia memegang tangan yeri. Joohyun sama sekalipun tak memiliki ampun untuk jungkook. Bagi joohyun kebahagian yeri yang hancur itu semua karena jungkook. Jika saja yeri tak memaksa joohyun untuk menikah dengan jungkook, sudah dipastikan joohyun akan merasa senang sekaligus tak akan mau mengenal bahkan melihat jungkook beserta keluarganya.
Karena joohyun sangat membenci orang kaya. Menurut joohyun orang kaya itu sama saja yang hanya bisa menindas orang miskin.
"Eomma, bisakah aku menjaga yeri? Aku suaminya."
"Heol. Benar kau suaminya, tapi maaf jungkook untuk beberapa minggu kedepan statusmu akan menjadi duda." Ucap joohyun dengan tegasnya.
"Tidak-tidak, aku lupa jika lusa kau akan menikah dengan jalangmu itu. Jungkook aku sangat bersyukur dengan perbuatanmu, berkatmu aku bisa memisahkan yeri dengan mu." Ucap joohyun melanjutkan perkataannya yang sempat terjeda.
Saat dirumah milik yeri joohyun sudah mencak-mencak akibat bukti dari foto mesumnya perbuatan jungkook dan eunha. Itu jelas membuat joohyun marah sekali pada jungkook. Yeri pingsan ditempat, sedetik setelah melihat foto itu yeri langsung terkapar tak sadarkan diri.
Dengan secara kompak mereka langsung membawa yeri ke rumah sakit. Dalam hati joohyun berkata bahwa ia sangat tak sudih menaiki mobil milik jiwon saat ingin mengantar yeri ke rumah sakit karena sejujurnya joohyun sangat membenci semua keluarga jeon termasuk jiwon. Tetapi joohyun tak mau egois ia membiarkan yeri dibawa dengan mobil jiwon dan langsung dibawa kerumah sakit.
Dan pada saat dipersimpangan jalan, barulah joohyun mengeluarkan ke egoisannya, ia menyuruh jiwon dan jungkook membawa yeri kerumah sakit yang terdekat dan termurah saja. Karena ia tak mau sampai merepotkan keluarga jeon lagi. Untungnya jiwon langsung mengiyakan saja, awalnya jiwon menolak mentah-mentah saat joohyun bilang membawa yeri kerumah sakit biasa, namun joohyun tetap lah joohyun hingga jiwon tak mampu untuk melawan.
"Kau tahu? Putriku itu begini karena mu jungkook!." Kata joohyun setelah melihat jungkook malah dengan santainya mengenggam tangan yeri kembali.
Joohyun kembali berusaha melepaskan tangan jungkook dari yeri, dan itu berhasil.
"Jangan sentuh!."
"Eomma aku ini suaminya." Dengan lemah jungkook menjawab perkataan joohyun, senyuman menyeringai keluar dari sela-sela bibir joohyun.
"Jangan sering menyebut itu! Ingat aku sudah mengajukan penceraian kalian!."
Jungkook menoleh kearah joohyun, apa benar mertuanya ini sudah sangat lama menginginkan yeri bercerai dengannya? Tapi apa sebabnya? Jungkook sangat bingung, joohyun wanita tua itu memang susah ditebak. Kadang baik dan kadang menjadi monster seperti ini.
Jungkook menghela nafasnya, percuma joohyun membuatkan surat itu, jungkook sampai kapan pun tak akan mau menandatanganinya, karena hati jungkook seutuhnya hanya untuk yeri.
Walaupun jungkook terlewat tega atas sikapnya pada yeri. Namun percayalah hati jungkook sepenuhnya masih milik wanita itu.
"Kau keluar!." Joohyun kembali menyuruh jungkook untuk pergi. Tetapi jungkook sama sekalipun tak mau mendengarkannya, lelaki itu malah asik kembali pada aktivitasnya yaitu berguman maaf dan mengenggam tangan yeri, layaknya jungkook hanya sendirian diruangan ini, tak memperdulikan joohyun yang mencak-mencak.
"Baik-baik eomma aku akan pergi! Namun aku hanya meminta satu padamu, sampaikan salamku jika yeri sudah sadar. Aku menunggunya eomma, katakan pada yeri." Kata jungkook yang memang sudah tak tahan ada disebelah joohyun, selain itu juga jungkook tak mau membuat joohyun semakin membencinya karena ia tak menurut, jadi jungkook lebih memilih untuk keluar saja.
"Bagus! Dan aku tak akan pernah menyampaikannya! Sudah sanah!." Joohyun mendorong jungkook untuk keluar dari ruang inap yeri. Dengan terpaksa jungkook keluar dari situ, matanya tak lepas dari yeri yang belum membuka matanya sama sekalipun.
Yeri sayang, kita akan bahagia jika kau tak pergi meninggalkanku
********
Joohyun mengambil gelas yang berada di nakas dan memberikannya pada yeri.
Sejam yang lalu yeri sudah sadar dari pingsannya. Dokter bilang yeri hanya tertekan dan banyak fikiran ditambah Perutnya yang tak banyak diisi dan itu juga membuat tubuh yeri menjadi lemah hingga jatuh pingsan seperti tadi.
Awalnya dokter sempat merasa kaget saat melihat tangan yeri yang diperban. Ia kira yeri korban kecelakaan yang mendapatkan pertolongan pertama dari orang-orang sekitarnya. namun, dokter Semakin syok saat ia membuka perbannya dan ia melihat luka disana adalah luka sayatan benda tajam seperti pisau maupun gunting.
Jadi dokter merasa khawatir sendiri jika ia sudah melihat pasien seperti ini. Orang seperti yeri itu harusnya memiliki dokter psikis pribadi agar Psikisnya tak berubah semakin menjadi jadi.
"Terimakasih eomma sudah menjagaku." Yeri berucap ia tersenyum pada joohyun yang menatap yeri sedih.
Setau yeri sedihnya joohyun itu karena kondisinya sekarang. Namun entah apa kebenaran akan kesedihan joohyun sekarang ini.
"Sayang, apa kau lapar?." Tanya joohyun sekedar basa-basi.
Yeri menggeleng mungkin efek sakit hingga membuatnya tak kuat untuk makan.
"Yeri. Eomma sudah bicarakan pada jungkook, bahwa kau dan dia akan bercerai." Sebenarnya kesedihan joohyun adalah saat ia mengatakan ini. Biar bagaimanapun joohyun seorang wanita ia pasti sangat tau perasaan yeri sekarang ini.
"Apa eomma yang sengaja Menyiapkan semua kasus penceraianku?.", kata yeri sambil menatap sayu joohyun, yeri berusaha untuk tetap sadar walaupun sepenuhnya yeri merasa mengantuk lagi sekarang, mungkin efek infus jadi ia sangat mengantuk.
"Iya benar eomma memang sangat menginginkan kau bercerai dengan jungkook." Kata Joohyun sembari Mengaduk bubur yang akan di berikan untuk yeri.
Yeri menghela nafasnya pelan.
"Apakah eomma tak bisa Menerima jungkook sebagai menantumu?." Tanya yeri. Jelas itu pertanyaan terbodoh yang pernah didengarkan oleh joohyun. Yah, joohyun sangat membenci jungkook, ia tak akan pernah menerima jungkook jika sikap jungkook saja tidak berubah.
"Sudah Yerim eomma tak mau Lagi mendengar kau membicarakannya." Joohyun menyuapkan satu sendok Makan yang berisikan bubur pada bibir mungil yeri. Yeri segera melahapnya dengan perasaan yang bercampur aduk, rasanya bubur tersebut tak ada rasanya saat ditelan itu membuat yeri jadi tak berselera untuk melanjutkan makan.
Yeri Tak berani menolak saat joohyun kembali menyuapinya, yeri melihat joohyun yang menahan amarahnya, jika yeri salah berucap sedikit saja sudah dipastikan joohyun akan langsung Memarahinya.
Sreak.
Sedang asik dalam Keheningan, Mereka dikagetkan oleh suara orden yang terbuka lalu tertutup, yeri menoleh dan mendapatkan sosok orang yang tengah melangkah kearahnya dan joohyun.
Joohyun mengeritkan kedua alisnya, ia tak tahu siapa orang yang datang kesini. Seorang lelaki paruh baya yang Memakai baju khas seorang pengusaha. Itu mendekat membuat joohyun berpikir pasti orang itu orang kaya.
"Yerim apa kau mengenalnya?." Tanya joohyun saat melihat yeri yang menundukkan kepalanya.
"Di-dia ayah jungkook eomma." Barulah joohyun langsung kaget setelah melihat sekaligus mendengar yeri. Pantas saja berpakaian seperti itu ternyata memang benar orang itu adalah orang kaya.
"Ada apa anda kemari?." Tanya joohyun saat wonwoo sudah berada di depannya. Oh apakah Lelaki tua itu tak tahu jika joohyun sedang memicingkan matanya. Jangan bilang kalau wonwoo mengabaikan keberadaan joohyun.
"Aku ingin menengok menantuku. Oh tidak maksudku emmm pembantu putraku." Ucap wonwoo diakhiri dengan suara lirih.
Joohyun menggeram. Jangan salahkan joohyun jika Telinganya dapat mendengar wonwoo. Bahkan Joohyun tak pernah mengatakan bahkan memanggil jungkook dengan sebutan 'pembantu' tetapi, apakah wonwoo orang yang tak memiliki hati? Apakah wonwoo tak tahu jika joohyun merasa sakit hati mendengar putrinya dikatai seperti itu. Jika memang iya joohyun mungkin bisa saja memakluminya.
"Tolong jaga ucapan anda. Putri saya ini anak yang baik dia tak pernah menjadi pembantu bagi Jungkook putra anda!. Putra anda sendirilah yang Mengejar-ngejar putri saya bukan yeri yang mengejar jungkook!."
"Tolong nyonya. Anda ini berbicara sangat tak nyambung.", perkataan wonwoo mampu membuat joohyun menggeram lagi, memang tak memiliki moral wonwoo ini, pantas saja jungkook bersikap seenaknya ternyata ayahnya juga sama.
"Aku disini memberi tahumu kalau Jungkook dan yeri segera akan bercerai!." Ucap joohyun tak terima jika bicara lama-lama dengan wonwoo. Berbicara dengan orang kaya yang sombong seperti Wonwoo hanya membuat joohyun emosi saja.
"Wah-wah jadi aku tak perlu-perlu memaksa mu untuk meminta yeri menceraikan jungkook!, Aku sangat senang sekali. Tak sia-sia aku datang kesini."
"Bahkan aku tak sudih sekalipun kau datang hanya untuk menjenguk yeri!." Kata Joohyun. Yeri hanya mampu terdiam, ingin melerai tetapi ia tak mampu untuk melakukannya. Dihadapan wonwoo Yeri merasa mati kutu tak bisa berkutik. Jangankan berkutik berbicara saja bawarasanya bibir yeri tertutup rapat hingga ia tak bisa mengucap walaupun sekatapun.
Tetapi kali ini yeri harus berusaha untuk Mencoba berbicara jika wonwoo Dan joohyun sudah tak bisa mengontrol emosinya masing-masing.
"Eomma sudahlah jangan memperpanjang masalah biarkan wonwoo appa berbicara apapun eomma, jangan mendengarkannya." Dengan halus yeri berkata pada joohyun.
Hal itu membuat wonwoo terkekeh. Jelas sekali dimata joohyun itu adalah sebuah ledekkan untuknya.
"Jangan bersikap tak sopan seperti itu. Kau orang kaya namun sikapmu masih sangat miskin!." Joohyun mengucap dengan santainya. Membuat wonwoo langsung menggertakkan giginya geram
"Jika kau laki-laki kau sudah ku pukul."
"Lantas jika aku perempuan mengapa? Apa kau tak berani?." Kata joohyun menyeringai, tak apa ia melawan orang kaya jika orang itu saja tak bisa menghormatinya dia juga bisa Membalasnya juga.
"Kurang ajar! Kau mau aku bawa ke-hukum?." Dan itu mampu membuat joohyun terkekeh geli.
"Semua orang kaya apa-apa pasti menggunakan Tindakkan hukum. Hey! Asal kau tahu saja aku bisa lebih darimu!."
"Memang apa yang bisa kau lebihkan itu?."
Yeri tak bisa diam saja ia harus menengahi wonwoo dan joohyun. Ini rumah sakit tak boleh Membuat kerusuhan disini.
"Eomma sudah-sudah." Yeri menarik lengan joohyun saat wanita tua itu akan mendekati wonwoo. Lebih tepatnya ingin melayangkan satu tamparan keras di rahang lelaki paruh baya itu.
Nampaknya wonwoo tak terima diremehkan oleh keluarga miskin. Baginya orang miskin hanya menyusahkan saja, ia berharap di dunia tak ada yang namanya orang ke kukarangan.
jika suatu saat wonwoo merasakan bagaimana menjadi orang miskin mungkin joohyun lah orang yang pertama kali meledeknya.
Lama-lama disini bisa semakin menjadi. Wonwoo sangat membenci berurusan dengan wanita. Akhirnya ia lebih baik pergi saja toh keinginannya untuk meminta yeri menceraikan jungkook sudah tercapai. Jadi tak usah lagi wonwoo berlama-lama disini.
Seperginya wonwoo Joohyun langsung melotot pada yeri.
"Kau membiarkan dia Merendahkanmu?." Tanya joohyun dengan sedikit marah. Itu membuat yeri meringis sendiri.
"Aku tak membelanya eomma aku hanya melerai. Ini rumah sakit kita tak boleh egois, kita tak boleh Ribut, kasihan yang lain mereka masih sakit." Kata yeri memberi penjelasan.
Joohyun memalingkan wajahnya. Demi tuhan, jika joohyun tau mendidik yeri menjadi baik akan terlewat baik seperti ini. Lebih baik joohyun mendidik yeri menjadi antagonis saja.
*********
"Kau tak mengunjungi istrimu?." Jiwon membawa dua jus jeruk, ia meletakkan jus tersebut diatas meja. Kali ini jungkook sedang berada di rumah besar jiwon dan wonwoo. Jungkook sejujurnya tak mau datang kerumah itu. Jika jiwon tak memaksanya maka jungkook tak akan pernah mau menginjakkan kakinya di rumah besar ini sekalipun ini rumahnya sendiri.
"Aku sudah menjenguknya tadi pagi eomma, tetapi joohyun-eomma, dia mengusirku." Diakhiri helaan nafas jungkook berucap.
Jiwon langsung menunduk lesuh. Sudah tak ada harapan lagi yeri akan bersama putranya. Jiwon juga merasakan bagaimana sakit hatinya kedua wanita itu, jika jiwon berada di posisi mereka mungkin saja jiwon tak akan kuat menahan nya.
"Jungkook kau tahu yeri sangat baik dan lugu. Itu sebabnya joohyun tak menyukai kau dengan yeri bersatu. Ia tak menyukai sikap mu itu." Seharusnya jiwon menenangkan jungkook, namun jiwon malah membuat jungkook semakin bertambah resah.
"Yah aku tahu itu." Akhirnya jawaban jungkook memilih pasrah saja. Tak mau kalau ia membantah jiwon. semua yang diucapkan oleh jiwon sepenuhnya benar dan ia tak berhak untuk mencela.
"Berdo'a lah bahwa kau dan yeri akan selalu diberi kekuatan. Eomma yakin kalian akan selalu bersama jika kalian mengerti sikap satu sama lain." Dengan lembut jiwon membelai kepala jungkook dengan sayang.
"Ne eomma. Aku juga yakin sangat yakin. Aku tau, jika aku dan yeri berjodoh kita pasti akan bersama untuk selamanya, dan jika aku dan yeri tak berjodoh ku pastikan dirumah sakit tadi adalah hari terakhirku melihatnya, dan kita akan dipertemukan kembali di sidang penceraian nanti." Kata jungkook dengan lirih.
*******
Gimana? Suka gak?
Spam Nexxt yang sukaaaaaa😘😚😚
Aku mau minta pendapat Cover yang kalian suka yang mana? Coment yah karena aku butuh pendapat🙏🙏🙏....please
1👇
2👇
Pilih yah, jangan cuma Baca kalian kasih pendapat komen, biar aku tahu siapa aja yang suka baca ff ku ini:)
Yang paling banyak koment
ya aku jadiin cover oke😌😘
Terimakasih
Kalian mau aku up
Man is not heartless, kapan?
Komen lagi yah:)
Votte and koment dont forget!!!
Tbc
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top