14. Pahit

       "Tuhan Berikan aku kebahagiaan walaupun hanya sesaat."
                  
               (Kim yerim)
                          .
                          .
                          .
                          .
                          .
                          .
Author pov

"Yeri aku ingin memiliki anak!."

Yeri menelan salivanya susah. Biar bagaimana pun perkataan jungkook membuatnya kaget, setahu yeri jungkook menunda untuk memiliki mongmongan jika Ekonominya saja masih kurang. Tapi sekarang? Apakah jungkook sedang nglantur?

"Hmm. Bukan nya kau menunda ingin memiliki anak?." Kata yeri memelankan suaranya, takut jika ia salah bicara. Maka jungkook akan berubah menjadi menyeramkan kembali.

Jungkook menghela nafasnya. Perkataan yeri Benar, ia tak ingin memiliki anak sebelum keuangannya terpenuhi namun jungkook kembali berfikir, jika saja ia menunda memiliki mongmongan maka sampai kapanpun ia tak akan memiliki keturunan, walaupun keuangannya belum cukup jika saja jungkook mau membantu yeri bekerja dengan giat, mungkin secara perlahan keuangan mereka akan terbantu.
   
        Tetapi apakah jungkook berfikir demikian?

"Aku akan memasak, mandilah dulu." Kata yeri menghalus. Tangan wanita itu mengambil selimut yang berada diatas ranjangnya. Ia lalu menggulungnya dan meletakkan kembali pada ranjang.

Jungkook melihat semua kegiatan yang dilakukan yeri. Yeri memang suka sekali membersihkan kamarnya, terbukti kamar itu sangat rapi. Sehingga Jungkook tersenyum dibuatnya.

"Sayang?." Yeri menoleh ia menunjuk dirinya sendiri menggunakan telunjuknya. Apakah tadi jungkook memanggilnya atau bukan? Jika jungkook memanggil yeri, tumben sekali laki-laki itu memanggilnya sayang.

"Kenapa?." Jungkook Masih bertanya, mengapa yeri terlihat bingung dengan panggilan jungkook. Apakah ada yang salah jika jungkook memanggil yeri dengan sebutan sayang, jika memang ia maka jungkook akan menarik kembali ucapannya.

"Kau memanggilku?." Kata yeri terlihat terkejut. Bagaimana mungkin yeri tak terkejut, suaminya ini sangat membuatnya kaget, sudah lama sekali jungkook tak memanggilnya dengan sayang. Tapi kali ini? Jantung yeri benar-benar berdetak tak karuan.

"Mengapa kau kaget? Bukanya aku terbiasa memanggilmu dengan itu?." Kata jungkook mengangkat satu alisnya.

Yah, jungkook memang suka memanggil yeri dengan kata-kata yang romantis. Tetapi itu dulu sebelum mereka menikah, sewaktu masih berpacaran jungkook selalu memanggilnya dengan hal-hal yang berbau Romantis. Namun Sekarang? Jungkook tak pernah lagi memanggil dengan kata itu, setelah menikah jungkook selalu memanggil yeri dengan kata-kata yang menyakitkan. Jelas saja hari ini yeri kaget, jungkook memanggilnya 'sayang' tanpa reflesks seperti biasanya.

"Biar aku ikut membantumu memasak." Jungkook bangkit, ia mendekati yeri dengan senyuman lebarnya. Tangannya langsung menarik yeri kedapur.

Melihat jungkook yang begitu antusias ingin membantu yeri berkutik di dapur. Entah mengapa rasanya yeri ada yang aneh dengan sikap suaminya ini. Tak biasanya jungkook seperti ini, jangankan membantu kadang tidur saja bangun nya tak tepat waktu.

Tetapi Sekarang? Apakah malaikat sedang merasuki jungkook sekarang?

"Sekarang kau ingin memasak apa?." Tanya jungkook menatap yeri yang tak kunjung buyar dari diamnya. Itu membuat jungkook mengangkat satu alisnya. Heran, kenapa yeri kelihatan sangat tak suka saat dirinya ingin membantu wanita itu?

"Kau tak suka aku ingin membantumu memasak?."

Yeri tersadar. Oh astaga, bahkan yeri melamun sekarang. Yeri menggelengkan kepalanya, memang ia tak suka jungkook ikut memasak dengannya, walaupun jungkook bisa memasak. Tetap saja yeri tak mau dapur kecilnya berantakkan akibat jungkook yang pasti akan menghancurkannya secara perlahan.

"Tidak jungkook. Kau duduk saja, dan tunggulah aku sampai selesai." Yeri berbicara sembari mengambik tomat yang berada di sampingnya. Wanita itu membasuh tomat dengan air yang ada di gayung.

Jungkook berdecak kesal. Memangnya siapa yang tak kesal, saat dirinya ingin bermanja-manjaan bersama istri tetapi yeri? Seperti seorang yang tak suka dirinya disini.

"Kau ini tak romantis sekali." Kata jungkook sembari melingkarkan tangannya kepinggang yeri. Jungkook memeluk yeri dari belakang, ia melihat yeri yang masih mencuci tomatnya.

  Jungkook tersenyum melihat yeri yang sangat pandai dalam hal apapun. Jangankan untuk membersihkan rumah, bekerja pun yeri bisa. Terkadang jungkook merasa kalah dengan yeri.

"Kau akan memasak apa?." Tanya jungkook saat yeri tak kunjung berbicara juga. Itu membuat jungkook jadi kesal, dirinya mengoceh tetapi yeri sama sekalipun tak menjawabnya.

"Aku memasak tumis jungkook. Aku akan memasak semua sayuran, hmm maaf aku hanya bisa memasak itu untuk hari ini, tak apa kan?." Tanya yeri dengan lembut takutnya jungkook akan marah saat ia berkata dengan keras. Jungkook menghela nafasnya dan menghembuskan nya di belakang yeri membuat yeri menggelengkan kepalanya. Ia merinding jungkook berbuat seperti itu.

"Bagaimana kalau kita membuat ongseng? Aku ingin membuatnya untuk mu." Yeri mengangkat alisnya mendengar perkataan jungkook.

Jungkook melepas pelukannya, ia mengambil tomat yang berada ditangan yeri. Namun yeri segera menepis tangan jungkook. Ia tak mau melihat jungkook memberantakkan dapurnya.

"Kau ingin memasak?." Tanya yeri.

Chup

Satu kecupan di pipi kanan yeri, itu membuat jungkook jadi berhasil mengambil tomat dari tangan yeri. Yeri terkejut saat jungkook menciumnya, bahkan lelaki itu kini tengah mendorongnya menuju kursi makan.

"Duduklah dan tunggu suami mu selesai memasak." Kata jungkook mengedipkan sebelah matanya, yeri mengerjap.

Asataga jungkook mengapa kau membuat hatiku berdetak tak karuan? Asal kau tahu jungkook tindakanmu yang seperti ini mana mungkin bisa untuk ku lupakan. Jika kau dan eunha menikah nanti ku yakin waktu kita berdua sudah tak akan bisa seperti ini lagi. Batin yeri berbicara

   Jungkook sedang berkutik dengan beberapa alat yang ia gunakan dalam memasak ongseng sayuran ini. Yeri menatap punggung jungkook sendu, apakah ini adalah hari dimana jungkook berusaha untuk menbuat yeri agar hari ini adalah hari yang indah? Jika jungkook memang ia melakukan hal seperti ini hanya untuk membuat kenangan bersama yeri. Yeri sangat senang jika begitu, mungkin juga yeri akan bisa mengenang hari ini dengan baik.

"Jungkook. Apakah kau akan bersamaku hari ini?." Tanya yeri yang terduduk melihat jungkook yang membelakanginya.

Jungkook langsung menoleh ia melihat yeri yang sedang menatapnya sendu. Wanita ini memang sudah tak bisa menyembunyikan rasa sedihnya, walaupun jungkook kini tengah berusaha menyenangkannya tetapi tetap saja jungkook belum berhasil membuat yeri senang.

"Yeri-ah." Jungkook menghampiri yeri dengan senyuman. Ia langsung berlutut di bawah yeri. Yeri yang terduduk dikursi langsung terkejut melihat tindakan jungkook yang memegang tanganya dan mengecupnya tiba-tiba.

"Habiskan waktu kita hari ini, aku akan membahagiakan dirimu.", kata jungkook dengan keseriusannya. Mata jungkook berbinar, bertanda bahwa memang jungkook serius dengan perkataannya.

"Apa setelah ini kau akan meninggalkanku?." Tanya yeri membuat jungkook langsung memicingkan kedua matanya. Pertanyaan macam apa itu? Jungkook melotot ia tak suka yeri berkata seperti itu.

Ada yang ganjal dari tatapan jungkook membuat yeri langsung menunduk. Dia salah berucap, yeri tahu jungkook tak menyukai pertanyaanya.

"Maafkan aku jungkook. Baiklah kau kembalilah memasak, aku disini menunggu." Yeri mencoba untuk tersenyum, agar jungkook tak tersulut pada emosinya lagi. Yeri lupa jika jungkook itu langsung marah jika ia menyudutkannya pada hal yang tak jungkook suka.

Jungkook bangkit ia langsung berdiri dengan menatap mata teduh yeri. Jungkook langsung mengusap kepala wanitanya, ia tersenyum dan mengecup singkat kening yeri.

"Aku tak akan meninggalkanmu yeri. Kecuali jika suatu saat kau membuat kesalahan yang sangat fatal hingga aku tak bisa memaafkanmu. Maka yah benar aku akan meninggalkanku." Ucap jungkook dengan tenangnya membuat yeri langsung meneteskan air matanya.

Itu sama saja jungkook ada niatan untuk meninggalkannya. Oh tuhan, yeri tak menyangka jika jungkook seperti ini. Janji yang dulu terdengar manis ditelinga yeri kini perlahan hilang karena perbuatan jungkook sendiri, itu membuat yeri sakit dan tak mampu membendung segalanya. Ia tak kuat.

"Heh heh. Sayang, aku hanya bercanda jangan menangis." Jungkook menghapus air mata yang keluar dari mata yeri. Jungkook langsung meghapus nya dengan pelan, takut yeri akan merasa sakit jika ia kasar.

"Aku menyayangimu dan aku tak akan meninggalkanmu. Asal kau berjanji jangan mengkhianatiku." Kata jungkook dengan senyuman, jungkook menarik tubuh kecil yeri kedalam pelukannya. Ia lalu menghujami yeri dengan beberapa kecupan.

  Jungkook aku tak pernah berkhianat tetapi kau lah yang menghianati ku, kemana janjimu dulu itu? Aku ingin menagihnya padamu, namun aku tak bisa jungkook... Hisk -batin yeri perih, tak bisa menangis dihadapan jungkook yeri menangis didalam hatinya. Birkan ia merasa sakit sendiri disini.

                         ********

Sesudah makan jungkook dan yeri memutuskan untuk berjalan-jalan terlebih dahulu. Mereka menelusuri taman yang ada di dekat rumahnya. Yah, taman milik apartement.

Jungkook mengenggam tangan yeri posesif, tak perduli pandangan orang orang yang melihatnya dengan tatapan yang penuh dengan macam-macam tatapan. Itu membuat jungkook ingin mencukil mata yang dengan sebegitunya melihat nya dengan yeri.

        Tahu apa yang sedang mereka lihat dari jungkook dan yeri. Yaitu pakaian mereka, yang mirip sekali dengan gelandangan. Bahkan mereka disangka adalah seorang pengemis jika saja jungkook tak menatap mereka dengan tajam.

"Jungkook aku malu." Jungkook menoleh, yeri sedang menunduk kan kepalanya. Jungkook memang salah membawa yeri kesini, niatnya ingin membuat moment bersama dengan yeri hilang seketika.

"Tak apa lihatlah mereka tak memperhatikan kita lagi.", kata jungkook pada yeri, ia tersenyum saat yeri berani mendongak untuk melihat sekitarnya. Yah sekarang semua orang sudah kembali pada aktivitasnya masing-masing.

"Jungkook kita istirahat? Aku lelah." Jungkook menyanggupi permintaan yeri, ia menarik yeri keujung taman, biar semua orang tak melihat dirinya dan yeri. Jungkook tak suka saja menjadi bahan perhatian.

Jungkook itu tak menyukai keramaian. Beda sekali dengan yeri yang sangat menyukai dengan hal-hal yang ramai. Tetapi yeri juga tak suka jika menjadi pusat perhatian di keramaian. Ia malu, ia tak bisa ditatap oleh setiap mata yang melihatnya.

"Jimin, aku tak pernah melihatnya lagi." Kata yeri sembari duduk bersampingan dengan jungkook.

Jungkook langsung bangkit, ia malah duduk dibelakang yeri. Memeluk wanita itu dari belakang. Ia tak ingin diganggu oleh siapa-siapa, disini hanya ada dirinya dan yeri saja. Tak mau ada yang menganggu. Mengenang waktu pacaran dahulu. Jungkook terkekeh sendiri bila mengingatnya.

Tetapi jungkook juga terkadang sedih jika di ingat-ingat kelakuannya yang dulu dan sekarang itu sangat berbeda.

"Jimin dan seulgi pergi keLondon. Mereka ingin melahirkan anak mereka disana." Ucap jungkook, sembari mengenggam tangan yeri. Ia lalu menyembunyikkan wajahnya pada leher yeri megendusnya dengan pelan.

"Seulgi sudah hamil. Ia hamil di luar nikah, maka dari itu jimin menikahi seulgi dengan tiba-tiba." Tau dengan keheranan yeri saat jungkook mengatakan 'melahirkan anaknya disana' jungkook langsung memberi tahunya pada yeri.

"Seulgi hamil diluar nikah?.", tanya yeri tak percaya. Ia kaget mendengar seulgi dan jimin yang pergi ke london tanpa pamit padanya. Namun setelah mendengar jungkook bahwa seulgi sedang hamil yeri jadi berfikir, pasti seulgi dan jimin terburu-buru pindah kesana.

  Dan otomatis apartement jimin tak ada yang menempati?

"Jimin saja yang baru menikah sudah ingin menjadi ayah. Sementara Aku?." Kata jungkook sedih, yeri tediam bingung akan menjawab apa. Jungkook memang aneh, kadang sifat dan keinginannya sering berubah-ubah.

Jika yeri menyutujui kemauan jungkook untuk memeliki anak, maka yeri sangat senang hati memberikannya. Namun yeri juga takut, nanti disaat ia hamil dan keinginan jungkook berubah tak ingin memiliki anak, yeri harus apa nantinya? Mengugurkan anaknya? Tidak yeri jelas tak mau membunuh darah dagingnya sendiri.

Akhirnya yeri memilih diam.

"Hmmm. Kajja, ikutlah denganku." Yeri melihat jungkook yang sudah berdiri dihadapannya. Sejak kapan jungkook berada disitu?, ah pasti yeri asik terdiam sehingga lelaki itu beranjak pun yeri tak tahu.

"Kemana?.", kata yeri dengan mengangkat satu alisnya.

"Kemanapun asal berdua denganmu." Mengapa hari ini jungkook suka untuk menggombali yeri?, tetapi yeri menyukainya ia suka jungkook seperti ini. Yah yeri berharap jungkook seperti ini hanya padanya saja.

Jungkook langsung meninggalkan yeri yang masih bingung dengan jungkook. Akhirnya yeri mengikuti jungkook dari belakang, dari pada ditinggal sendiri lebih baik mengikutinya.

Jungkook berjalan sangat cepat. Membuat yeri mendengus kesal, apa jungkook lupa jika kaki yeri pendek? Dan tak bisa mengimbangi kaki panjangnya? Jika ia, yeri akan mengingatkan jungkook sekarang juga.

   Yeri berhenti saat jungkook tak ada dihadapanya. Kemana suaminya itu pergi? Yeri menoleh kekiri dan kekanan. Jungkook tak ada, ia lalu mencari ke sana kemari. Ia juga tak menemukan jungkook.

Yeri hanya ketinggalan beberapa langkah saja tetapi jungkook tak ada, ia bahkan masih memperhatikan jungkook dari belakang namun mengapa laki-laki itu tak ada sekarang? Yeri langsung saja refleks meneriaki jungkook.

Disini sangat sepi, mungkin ini bukanlah bagian dari taman. Apartement nya saja sudah tak terlihat dari sini. Rumput disini sangat segar dan beberapa pohon tinggi sangat cantik dan lebat disini. Oh tuhan bahkan disini sangat dekat dengan rumahnya, namun yeri sama sekali tak tahu tempat ini.

"Jungkook!." Yeri teriak ia masih mengedarkan pandangannya, kekanan dan kekiri. Jungkook kemana namja itu? Apakah jungkook berpura-pura, apakah jungkook meninggalkannya disini sendirian?

Yeri langsung kembali menangis, apakah tadi jungkook berniat untuk meninggalkannya disini? Harusnya yeri tahu jika jungkook itu tak seperti dulu, yeri bodoh mengikuti kemauan jungkook. Harusnya yeri tak mengikuti jungkook jika akhirnya seperti ini.

Dengan sekali keyakinan, yeri membalikkan badanya ia berjalan kembali kearah taman. Perbuatan jungkook memang sangat keterlaluan, apakah laki-laki itu tak sadar jika tadi yeri sudah dibuat terbang oleh jungkook?

Sekarang yeri sudah terbang malah terjatuh lagi kedalam lubang penyiksaan yang dalam.

Jungkook itu sama seperti bayangan hari ini. Disaat yeri tengah asik menikmati kelakuan lelaki itu malah lelaki itu pergi meninggalkannya. Oh jangan-jangan yeri kembali berkhayal tentang jungkook. Tetapi itu sangat nyata, yeri bisa merasakan sendiri sentuhan-sentuhan dan perkataan jungkook. Tak pantas rasanya jika yeri menyebut hari ini adalah khayalannya.

  Tak perduli dengan air mata yang menetes keluar yeri berjalan dengan lebar, ia sangat kecewa sekarang. Yeri tak habis pikir jungkook bisa-bisanya bersikap seperti itu.

    Sesampainya dipelataran rumah, yeri melihat rumahnya yang kosong. Tak ada orang yang sama sekalilun. Berarti jungkook belum ada disini, tuhan hati yeri sangat sesak. Ia sangat mudah di permainkan oleh jungkook.

Yeri menangis sembari menatap rumahnya, ia benar-benar tak habis pikir dengan jungkook.

Apakah itu hanya bayangan? Jungkook bersikap seperti itu apakah itu hanyalah bayangan? Jika memang ia maka aku salah telah mau mengikutinya jika akhirnya begini

Yeri kembali melangkahkan kakinya, ia sangat sedih sekarang. Ingatkan yeri itu wanita yang sangat raput ia tak bisa Marah, yang yeri bisa hanyalah menangis jika ia tak bisa membendung rasa sakitnya. Yeri ingin belajar bagaimana caranya marah namun ia selalu gagal, dan entah kenapa sikapnya yang selalu tabah itu tak bisa berkurang sedikitpun.

   Yeri kaget saat melihat seseorang tiba-tiba berlutut dan meyodorkan bunga padanya. Yeri menunduk melihat siapa yang memberikan bunga itu. Setelah mengetahui orang yang memberikan ia sebuket bunga itu. Yeri hanya bisa menatap datar, memangnya apa yang harus ia senangi disini. Bahagia setelah mendapatakan sebuah bunga? Tidak yeri tak membutuhkan bunga sama sekalipun.

Yeri tak memperdulikan jungkook yang masih berlutut dihadapanya, yeri langsung mengabaikan jungkook. Ia memasuki rumahnya dengan tangan yang mengusap air matanya.

Mungkim jungkook benar-benar tak waras. Memberikan yeri bunga setelah lelaki itu meninggalkan ditempat itu.

"Yeri. Hey ada apa?." Bahkan jungkook sangat membuat yeri geram. Apakah jungkook bodoh tak melihat raut wajah yeri yang begitu tak menyukai aksinya itu?

Jungkook langsung menarik tangan yeri agar menghadapnya.

Plak!

Yeri menapar jungkook dengan keras, tak habis pikir atas apa yang jungkook lakukan hari ini. Jungkook mungkin menganggap ini lucu, tetapi tidak dengan yeri dia sangat muak dengan jungkook yang seenaknya membuat yeri Marah.

"Menurutmu apa yang kau pertanyakan itu masuk akal!!." Tanya yeri berani melototkan matanya, ia sangat geram pada jungkook.

"Jungkook asal kau tahu! Aku sudah cukup dibuat menderita olehmu! Dan jangan, jangan hari ini kau buat aku melayang dan kau jatuhkan aku!." Kata yeri dengan nada bergetar. Jungkook memang suka mempermaikan yeri, tapi jungkook tak sama sekali pun menganggap hari ini yang ia perbuat itu adalah sebuah permainan untuknya.

"Apa setelah kau melakukan hal itu aku akan senang hah? Tidak jungkook aku sangat menyesal hampir menyukai tindakanmu saat ini! Memangnya aku senang setelah kau membawaku ketempat itu dan kau pergi begitu saja meninggalkanku. Dan saat aku pulang ke rumah kau tiba-tiba muncul berlutut membawa bunga? Fikirkan jungkook! Kau sudah dewasa dan kau sudah menjadi seorang suami! Tapi kelakuanmu seperti seorang remaja labil yang baru pertama kali menjalin cinta!." Kata yeri dengan amarah yang membeludak.

Jungkook sangat terkejut saat yeri menamparnya. Baru kali ini jungkook melihat yeri begitu marah padanya.

"Maafkan aku yeri. Tetapi aku sama sekalipun tak pernah berfikir seperti itu. Tujuanku adalah membuat kejutan untuk mu tetapi.... "

Jungkook menggantungkan kata-katanya. Ia melihat yeri menutup pintu kamarnya dengan kasar. Oh tidak bahkan jungkook sudah lama berfikir hanya membuat rencana ini. Namun apa? Semuanya gagal.

"Yeri keluarlah, maafkan aku!."

Jungkook mengetuk-ketuk pintunya. Ia tahu sekarang, ternyata benar perbuatannya sangat tak baik. Ia jadi menyesal telah membuat rencana seperti ini, ia gagal membahagiakan dan membuat kenangan bersama yeri. Ia sangat tak berdaya sekarang, jungkook merosot di pintu ia menangis saat ia tahu bahwa ia memang salah dengan perbuatannya.

Jungkook terus mengetuk pintu ia harus meminta maaf dan menjelaskan semuanya pada yeri.

"Buka pintunya yeri.. Hiks, maafkan aku."

Namun yeri tak menyahutinya. Sekarang yeri tengah menatap kosong lantai. Ia terduduk diranjang.

Sekelebat bayangan muncul, berlomba-lomba memasuki kepala yeri. Yeri jadi bingung sendiri bayangan apa yang harus ia ingat. Semua nya tak membuat yeri senang, justru yeri sangat benci semua bayangan itu.

"Aku membencimu tetapi aku mencintaimu kook-ah... Hiks." Yeri tak kuat menahan sesak didadanya. Jungkook benar-benar suka membuat yeri menderita seperti ini.

Yeri yang sangat memilukan. ia lalu menatap sebuah benda yang berkilat di dekat jendela kamarnya, ia melihat benda itu sangat menggiurkan matanya.

Yeri bangkit ia menghampiri benda menggiurkan itu, ia memgambilnya.

Gedoran di luar sana sama sekalipun tak membuat yeri ingin membukanya. Ia hanya sedang asik dalam fikirannya, ia lupa segalanya. Yang ia ingat adalah jungkook. Jungkook sangat membuatnya tersiksa.

Jungkook jika kehilangan yeri tak apa kan? Lelaki itu sudah memiliki wanita lain lagi, dan sebentar lagi wanita itu akan menikah dengan jungkook. Dan secara langsung posisi yeri sekarang sudah akan tergantikan oleh wanita itu. Lebih tepatnya eunha.

"Yeri buka sayang, aku minta maaf!."

Yeri memejamkan matanya saat jungkook terus saja meneriaki namanya. Jungkook akan menikahi eunha, dan yeri belum bisa menerima jika suaminya itu akan terbagi.

Jungkook sudah banyak menyakitinya. Jika jungkook menikah dengan eunha lelaki itu pasti akan kaya, karena eunha sangat kaya. Beda dengan dirinya yang seperti ini. Pantas saja jungkook selalu menyiksanya.

Akhirnya dengan tekat yang kuat. Yeri mengarahkan benda berkilat gunting pada pergelangan tangannya. Ia lebih baik mati dari pada hidup terus-terusan tersiksa seperti ini.

Perlahan yeri mengoreskan gunting tersebut pada tangannya. Darah mengucur deras. Air mata yeri mengalir dan membahasahi pipi, air mata itu menetes dan bercampur dengan darah yang keluar dari pergelangannya. Ia lalu akan kambali mengoreskannya, kali ini Benar-benar pada nadinya.

Pikiran yeri kosong, yang kini yeri tahu jika ia mati maka semua bebannya akan hilang begitu saja.

Hingga saatnya tiba yeri pun langsung mengarahkan gunting pada nadinya. Tetapi baru saja akan mencoba pintu langsung terbuka dengan lebar hingga suara debaman terdengar jelas di indera pendengar yeri

Prang!

Brugh!

Yeri langsung terjatuh dan masuk kedalam pelukan seseorang, yeri menangis tersedu-sedu. Apakah yeri gila akan mencoba aksi bunuh diri.

"Apa yang kau lakukan yeri?. Aku mencintaimu. Jangan bertindak bodoh lagi!." Yeri mendengarkan suara jungkook yang khawatir. Lelaki itu mungkin saja menangis, namun yeri tak tahu. Yang ia rasakan sekarang adalah pening dan langsung kehilangan kesadarannya di pelukan jungkook.

                  -**********-

Tbc😌

Cie 3078 kata. Banyak ye, pantas aja pegel nih tangan😂😂😂
Gakpapa deh demi kalian akumah.

Gimana part ini? Ada yang nangis gak? 😂😂😂

Yeri mati gak yah? Wkwkwkwk gimana si thor bikin penasaran ae, 😀😀😀,

Kalo pengen lanjut spam next yang banyak! Dan votte 100+aku lanjut biar gak cuma baca doang 😒😒😣😅😁

Yoh see yah.

Jangan lupa cek.
Man is not heartless
Udah up😊😊😊😘😘😘😚

        

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top