13. day of failure

"Sesuatu perbuatan yang tak baik, pasti akan dibalas dengan perbuatan yang tak baik lagi!."

                    (Kim yerim)

                             .
                             .
                             .
                             .
                             .

Author pov

Jungkook gelisah, matanya selalu tertuju pada pintu. Sudah tengah malam tapi yeri belum juga pulang. Apakah istrinya menginap di panti? Ataukah terjadi sesuatu pada istrinya? Jungkook tak tahu, ia hanya merasa cemas sekarang.

  Jika yeri memiliki ponsel, ia pasti sudah menghubungi istrinya itu berkali-kali. Namun sayangnya yeri tak memilikinya, hingga jungkook kelimpungan sendiri, ia harus menghubungi siapa untuk mengetahui tentang istrinya.

Joohyun? Jungkook tak memiliki nomor ponsel wanita tua itu, dan jungkook pun kalau memiliki nomor joohyun. Jungkook tak yakin akan berani menghubungi wanita tua itu duluan. Ia terlalu tak enak saja, pada joohyun.

"Kenapa yeri belum pulang juga. Apakah terjadi sesuatu padanya hingga pulang telat seperti Ini?." Tanya jungkook pada dirinya sendiri, lelaki itu berdiri dari duduknya. Ia menghampiri jendela yang berada di samping pintu, membuka ordennya perlahan. Berharap diluar ada yeri yang sedang berjalan untuk memasuki rumahnya.

  Jungkook menghela nafasnya, diluar tak ada orang sama sekalipun. Hanya ada beberapa pejalan kaki yang melewati rumahnya dengan acuh. Jungkook merasa khawatir dengan istrinya itu.

  Apakah ia harus ke-panti lagi? Untuk melihat dan menayakan yeri dengan pertanyaan 'kenapa tak pulang' ataukan jungkook berdiam diri saja disini sambil menunggu yeri dengan rasa seperti ini, cemas.

Larut dalam fikirannya, jungkook kaget saat pintu rumahnya terbuka dan menemukan sosok wanita mungil yang tengah menatap datar padanya. Yeri menutup pintunya kembali.

Awalnya yeri ingin menginap dirumah joohyun, tetapi ia merasa tak bisa meninggalkan jungkook, karena yeri belum izin pada suaminya itu, yeri takut jungkook meghawatirkannya.

Jungkook menghampiri yeri dengan wajah yang mengeras, ia melihat istrinya itu acuh padanya. Yeri marah padanya tanpa sebab? Apa yang diperbuat olehnya?

"Kenapa pulang lambat?." Tanya jungkook dengan berkacak pinggang. Yeri menarik nafasnya, ternyata jungkook kembali menjadi sosok singa jantan.

"Aku tadi ketiduran dirumah eomma." Alasan yeri tentunya tak didengar oleh jungkook. Menurut jungkook itu alasan yang klasik, sudah lama digunakan oleh orang-orang jaman dulu jika ingin beralasan karena apapun itu ulahnya.

"Ck, cepat masuk kamar.", entah kenapa sikap jungkook yang tempramental kembali lagi, ia hanya bisa menggeram karena sudah bersikap seperti ini.

Yeri berkali-kali selalu mendapatkan penyiksaan batin karenanya, jungkook tadi pagi berusaha mati-matian untu tidak menyakiti yeri. Namun ditahan pun tetap sama, sikapnya yang egois kembali keliru dalam masalah yang tadi pagi ia bicarakan mengenai eunha pada keluarganya.

Jungkook frustasi karena ia tak bisa bersikap baik seperti dulu pada yeri. Sejauh mana usahanya ia tetap saja tak bisa menahan untuk tak berbuat buruk pada istrinya.

"Aku ingin ke- kamar jungkook tolong geser." Yeri berkata sembari menundukkan kepalanya. Tak mau menatap jungkook, ia tahu emosi jungkook bisa meledak jika ia tidak pelan berbicara dengan lelaki itu. Yeri sudah tau sifat jungkook, jadi ia harus was-was jika melakukan apapun agar lelaki itu tak tersinggung.

"Tunggu yeri." Jungkook langsung menhentikan yeri yang sudah jauh dibelakangnya, yeri kembali berbalik. Jungkook sudah berada di sebelahnya, apakah jungkook akan menghukumnya hari ini? Karena dia sudah pulang larut.

"Tadi dirumah besarku itu sudah keputusanku yeri, aku hanya meminta maaf padamu. Jika aku membuat hatimu sakit, aku tak bisa melakukan apapun yeri. Aku berjanji ini hanya sementara jika kebeneranya terungkap aku tak meniduri eunha secepatnya aku akan menceraikan dia." Ucap jungkook memegang kedua bahu yeri, lelaki itu menghela nafasnya ia melihat mata yeri yang berkaca-kaca. Sudah ia tau jika ia mengatakan hal ini yeri pasti merasa sedih.

"Yah itu terserahmu jungkook. Kau suamiku, sebagai istri yang baik aku hanya bisa menuruti kemauanmu." Kata yeri tulus, ia sudah memikirkannya sejak di rumah joohyun. Sampai ia tak fokus menjaga adik-adik pantinya karena ia tengah asik melamun dan sampai lalai dengan perkerjaannya.

    Yeri bahkan tak berangkat-berangkat bekerja di hotel milik mark. Karena yeri sudah mendapatkan izin mark bahwa ia mengambil cuti sampai masalah rumah tangga nya kelar. Yeri awalnya menyangka bahwa mark akan marah dan memecatnya, namun dugaannya salah. Ternyata mark malah mengiyakan, dan mengizinkan yeri kembali bekerja kapanpun. Itu terkadang membuat yeri malu sendiri pada mark.

"Terimakasih untuk segalanya yeri. Kau itu wanita teristimewa yang pernah ku temui. Dan aku beruntung memilikki mu." Jungkoook berucap sembari tersenyum. Yeri yang mendengarkan itu hanya menatap jungkook sendu, jika ia istimewa mengapa jungkook mempermaikannya? Menyakitnya berkali-kali, itu seperti omongan lalu saja, agar jungkook bisa mendapatkan maaf darinya.

sejujurnya yeri belum bisa memaafkan jungkook, ia hanya  tak mau saja jungkook bersikap seperti tadi, ia tak mau terus di mintai maaf oleh jungkook. Lebih baik dimulut menerima walaupun dihati belum menerima.

"Aku ingin tidur, sudahkan bicaranya." Yeri menurunkan tangan jungkook yang berada di kedua bahunya. Ia langsung meninggalkan jungkook, masuk kedalam kamar dengan padangan kosong.

Sumpah demi apapun yeri ingin menangis sekarang ini. Tetapi ia tak mau tangisannya di dengar oleh jungkook, nanti lelaki itu akan kembali merasa bersalah padanya.

Yeri wanita yang sangat baik bukan? Jungkook terlalu bodoh tak melihat kebaikan yeri yang selama ini ditunjukkan untukknya.

Entah jungkook benar-benar tak tahu kebaikan yeri. Ataukah pura-pura tidak tahu, agar istrinya itu bisa dimanfaatkan terus menerus olehnya.

                    *******

"Paman bagaimana ini, aku tak ingin menjadi istri kedua." Eunha menghentakkan kakinya di lantai.

Saat ini Eunha, wonwoo dan siwon tengah berada di sebuah gudang yang jauh dari perkotaan. Disini tergolong tempat yang sepi jarang ada orang yang datang kesini. Hanya beberapa orang yang tau saja tempat ini, orang yang datang kesana kebanyakan itu pasti ingin melakukan sesuatu. Seperti bersekongkol untuk mencuri ataupun apapun itu, pasti mereka akan datang ke tempat ini, tak banyak yang tau tempat ini. Tetapi mereka bertiga Eunha, wonwoo dan siwon, Mengetahui tempat ini.

      Entah itu siapa yang pertama kali memberitahu bahwa ada tempat yang tak terpakai seperti gudang ini, wonwoo kah? Eunha kau? Atau siwon yang memang tau semua tempat terpencil.

"Aku juga tak mengerti mengapa jungkook keras kepala sekali." Wonwoo mengusap wajahnya kasar, mereka kini tengah frustasi karena keputusan jungkook yang akan menikahi eunha tetapi tidak dengan menceraikan yeri.

   Siwon hanya bisa tersenyum miring, memang apa yang harus ia bingungkan disini? Ia tidak begitu tertarik untuk ikut memikirkannya. Yah walaupun siwon ikut mengatur rencana licik wonwoo dan eunha, tetapi siwon sama sekalipun belum melakukan tugas apapun.

  Itu membuat siwon senang sendiri. Karena diantara wonwoo dan eunha belum ada yang menyuruhnya untuk melakukan pekerjaan sesuai rencana.

Lebih baik aku porot saja uangnya, lagian aku sudah lelah menjadi penjahat

Jika difikir lagi, siwon sudah tidak berniat untuk menjadi orang licik bayaran seperti dulu. Kini siwon hanya memikirkan bagaimana caranya mendapatkan uang tanpa bekerja. Ia rela menipu jika uang yang ia dapat sudah banyak, karena kali ini siwon sudah tak berselera lagi menjadi penjahat.

"Tuan." Siwon berdekham terlebih dahulu sebelum berucap.

"Apa bisa kau diam!."

"Anda ini bagaimana tuan. Saya rekan licikmu harusnya perhalus lah sedikit suaramu." Entah kenapa setiap siwon mengajaknya bicara. wonwoo merasa geram dan juga emosi, Ia sangat membenci siwon yang suka meledeknya. Walaupun siwon sebenarnya sama sekalipun tak meledek wonwoo namun wonwoo tetap merasa bahwa siwon itu meledeknya dari bicaranya siwon nampak meremehkan wonwoo.

"Tolong jangan bicara siwon aku tak mau mendengarkan suara jelekmu!." Tegas wonwoo dengan menatap siwon tajam. Siwon terkekeh, ia suka melocon.

"Tuan, aku ingin mengundurkan diri saja." Eunha dan wonwoo langsung menoleh kompak pada siwon. Apa siwon sudah Gila secara frontal berbicara seperti itu? Benar-benar ingin masuk kedalam sel lagi siwon ini.

"Hahahaa. Bodoh, lelucon mu sangat tak berfaedah!." Kata wonwoo dengan seringai miring.

"Ah, tuan sayangnya saya benar-benar dengan perkataan saya."

"Siwon oppa! Kau tahu kita sudah membayarmu mahal. Kau bahkan belum mendapat giliran untuk bertugas, tapi kau mau menyerah?." Kata eunha geram dengan perktaan siwon. Eunha tahu, perkataan siwon sekarang ini bukan main-main, bahkan ia tau jika siwon pasti akan memastikan hal ini, yaitu pergi sebelum mendapat tugas.

"Aku bosan jika terus menunggu rencana yang kalian buat. Oh tidak, bahkan aku tak tahu rencana kalian sama sekalipun." Siwon berpura-pura sedih, sebenarnya ia merasa ingin tertawa sekarang. Dia senang mengerjai sang majikan, ini akan menjadi lelucon yang sangat mengasikan baginya.

       Siwon benar-benar sudah tak berselera menjadi lelaki jahat. Kini ia sudah ingin menjadi orang baik, yah walaupun dengan cara perlahan-lahan.

"Yasudah kembalikan seluruh uang yang sudah ku beri padamu!." Kata wonwoo melototkan matanya. Bagaimana tak marah, bahkan siwon belum bekerja sama sekali. Uang yang wonwoo transfer tak pernah main-main nomilannya, namun siwon yang sudah mendapatkan uang itu malah sudah tak ingin berkerja dengan nya.

"Nanti tuan, aku tak mau bayar dulu. Beri waktu untukku." Siwon tersenyum bangga, apakah wonwoo akan melepaskan nya begitu saja? Setelah ia mengepalkan kedua tangannya didada.

  Namun dugaannya salah, wonwoo mendekati siwon dan langsung memukul siwon dengan membabi buta. Itu membuat siwon merasa sakit di sekujur tubuhnya.

Ternyata tua-tua masih punya tenaga juga untuk memukuli anak muda seperti siwon.

"Tunggu-tunggu, mengapa anda memukul saya?." Masih pura-pura bodoh siwon bertanya, itu membuat wonwoo ingin melayangkan tanganya lagi pada wajah siwon. Tapi eunha langsung memberhentikan tangan wonwoo yang ingin memukuli siwon lagi

"Sudah paman! Apa paman lupa? Jika siwon itu pintar bertarung? Apa paman mau sampai terbaring dirumah sakit karena pukulan siwon?." Tanya eunha pada wonwoo. Wonwoo jelas diam saja, ia lupa jika ia kini tengah berhadapan dengan siapa

Siwon sudah lama berkerja tak halal seperti ini, sebelum menjadi seperti ini. Siwon pernah berlatih terlebih dahulu untuk menjadi orang licik. Ia berlatih bertarung, berlatih mengasah ide yang licik, dan masih banyak lagi yang siwon pelajari selama masuk dalam dunianya.

"Kurang ajar! Kau ingin mati ditanganku?." Tanya siwon masih tergeletak di lantai yang kotor, memegang dadanya yang terasa ngilu akibat pukulan yang kencang oleh wonwoo.

Tidak habis pikir ternyata wonwoo orang yang sangat temperament ia kira wonwoo hanya orang biasa yang di butakan oleh kehancuran rumah tangga anaknya. Kadang siwon berfikir jika dia menjadi jungkook. Ia sudah akan membunuh wonwoo selama wonwoo masih berusaha menghancurkan rumah tangganya. Namun sayangnya siwon bukanlah jungkook yang hanya bisa marah tanpa bisa bertindak. Itu terkadang membuat siwon berfikir bahwa jungkook bukanlah lelaki yang gentleman, yang hanya diam saja. Walaupun banyak yang menganggu.

"Aku tak mau bekerja dengan kalian lagi! Menjijikan! Bahkan aku berbicara halus saja kalian kasar, apalagi kalau aku berbicara memakai kataku setiap hari!." Yah siwon itu seorang yang tidak bisa berkata dengan lembut. Hanya orang tertentu sajalah yang ia usahakan agar bisa bicara lembut. Jika dengan yang lain maupun orang yang ia kenal atau temannya, maka ia akan bersuara biasa, yaitu bersuara sangat keras dan tajam.

"Yasudah kembalikan uang kita." Eunha berucap dengan nada pelan, tau jika siwon sedang emosi sekarang!

"Kalian lupa aku siapa? Aku tak akan pernah mengembalikan uang kalian!."

"Kurang ajar! Kau ingin merampok hah?." Wonwoo meronta dari kungkungan eunha, lelaki paruh baya itu mengertakkan giginya. Sudah sangat geram, ternyata siwon sangat buruk. Ia kira pria itu bisa diajak bekerja sama dengan sabar, tapi nyatanya? Tidak, wonwoo menyesal telah memperceyai siwon.

"Bagaimana ini paman?." Eunha membisikkan kata pada telinga wonwoo.

"Bagaimana apanya?!." Balas wonwoo juga membisik pada eunha, terlihat dari rahangnya wonwoo memang sudah sangat marah sekarang.

Sementara siwon masih berada di posisinya yang terlentang, ia menatap terus-menurus wonwoo dan eunha, ia tahu mereka tengah berbisik-bisik tentangnya, mungkin. Karena seorang yang licik model seperti wonwoo dan eunha, tidak bisa berbicara frontal pada orang licik lainnya seperti siwon.

"Kalian jangan khawatir tentangku. Jika kalian ingin rahasia aman, maka aku akan menjaganya dengan rapat." Ucap siwon tiba-tiba membuat mereka wonwoo dan eunha langsung menoleh secara bersamaan. Apakah tadi siwon mengatakan kata yang membuat mereka lega?

"Apa maksudmu oppa?." Eunha melangkah kedepan menhadap siwon yang kini baru bangkit dari terlentangnya, siwon membersihkan bajunya yang kotor. Ia menatap eunha dengan tajam hingga eunha menunduk tak berani menatap balik padanya.

    Dalam hati siwon ingin tertawa karena dengan cara ini ia bisa Memudahkan mendapat apa yang ia mau.

"Aku sudah tak mau bekerja sama denganmu wonwoo!." Bahkan sekarang siwon sudah berani memanggil wonwoo dengan namanya, tak memakai embel-embel 'tuan',  hingga wonwoo yang mendengar kita mengertakkan giginya rapat, berani sekali siwon padanya! Begitulah wonwoo berguman pada hatinya.

"Aku juga tak mau bekerja dengan mu kawan licik mantan narapidana!." Kata wonwoo dengan lancang membuka aib siwon, untung tak ada orang yang mendengarnya.

   Siwon hanya mengangguk, memang benar dia mantan napi, ia mengakui itu.

"Yah wonwoo, aku mantan napi, tapi kau calon napi." Gelak tawa siwon terdengar sampai penjuru ruangan, hingga siapa saja yang mendengarkan akan langsung merinding karena tawa itu.

"Dasar kacang lupa dengan kulitnya!." Jawab wonwoo, kali ini ia tak berani memukul ia tak mau sampai kena pukul balik dari siwon. Ia ingat siwon itu pintar bergulat, jangan sampai ia pulang hanya namanya saja karena siwon.

"Beri aku uang yang bisa membeli 4 apartment, 2 Mobil, 3 hotel... Oh tidak jangan hotel. Hmm, itu saja kolam renang yang luas agar aku bisa usaha disitu. Terus pesawat pribadi 1 saja, dan rumah yang besar seperti mu." Dengan santainya permintaan siwon meluncur, apakah siwon gila meminta sebanyak itu?

"Kurang ajar!." Baru saja wonwoo ingin menghajar siwon, namun dengan sigap siwon menghidar hingga punggung siwon menabrak badan kecil eunha.

"Oppa sakit!." Kata eunha meringis terjatuh kelantai. Wanita itu langsung bangun dan menghampiri siwon.

"Mengapa permintaan mu sangat banyak sekali? Bukan kah kau tak ingin bekerja sama dengan kita?." Kata eunha mencoba untuk tak kaget mendengar permintaan konyol dari siwon.

"jika rencana kalian ingin aman maka aku akan menjaganya, asalkan kalian harus menyiapkan itu semua padaku."

  Butuh waktu yang lama untuk menyanggupi permintaan konyol siwon. Namun, wonwoo nampak terlihat tak bisa untuk mengiyakan itu semua. Memangnya siwon itu anaknya? Yang harus meminta padanya? Bahkan jungkook saja tak pernah minta aneh-aneh padanya.

"Yasudah aku akan bongkar kelakuan kalian pada mereka!."

"Dasar! Kau ternyata memang iblis siwon! Apakah kau lupa selama ini kau dapat uang dari siapa?." Tanya wonwoo dengan bentakkan yang amat memecahkan gendang telinga jika saja ada disampingnya.

"Yah aku tau, tapi aku tak mau membahasnya. Itu sudah dulu wonwoo, yang sekarang ya kau harus mau membelikan itu semua untukku!."

Tiba-tiba eunha menghentikan perdebatan itu, wanita itu menghela nafasnya dengan kasar merasa frustasi, sekalipun menyesal karena berani membawa-bawa siwon. Jika saja siwon tak ikut sekongkol dengannya mungkin ia tak akan terancam bangkrut seperti ini. Namun sayangnya nasi sudah menjadi bubur, tidak akan kembali lagi.

  Siwon memang sangat cerdik, sudah mendapatkan belum bekerja sama sekalipun tetapi ia sudah mendapatkan uang. Padahal niatnya sama sekalipun tak seperti ini, namun saat ia merasa bosan karena tak mendapatkan tugas-tugas dari sang majika, ia menyempatkan akal bulusnya untuk mengancam wonwoo dan eunha.

Dia memang Gila, namun orang akan melakukan apapun asal mendapatkan sesuatu yang berguna. Fikir wonwoo.

"Baiklah oppa, kami akan memberikanya padamu. Asalkan kau berjanji tak akan membocorkan semuanya!." Kata eunha lembut tetapi tajam.

Mata wonwoo membulat, apakah calon menantunya ini ikut tertular gila juga? Mengapa disanggupi? Jika nanti mereka terancam bangkrut karena itu. Wonwoo tak habis pikir dengan jalan pikir eunha.

"Paman demi kebaikan kita." Lanjut eunha dengan suara lirih pada wonwoo.

Wonwoo diam cukup lama. Apakah ia juga harus mengiyakannya? Tapi ia tidak rela uangnya terbuang sia -sia Karena permintaan siwon.

Lama berfikir wonwoo akhirnya memutuskannya.

"Baiklah." Final wonwoo

Siwon tersenyum senang, memang siapa yang tidak senang mendapatkan semua yang berharga secara gratis? Pasti semua orang akan merasakan hal yang sama seperti siwon jika mendapatkan sesuatu secara gratis.

"Deal, aku akan menjaga rapat semuanya. Asalakan kau cepat-cepat berikan semua permintaanku padaku!.", kata siwon dengan tertawa bahagia.

Sementara wonwoo langsung lesu karena bodoh telah mengiyakan siwon. Eunha pun begitu, sekarang mereka harus bagaimana? Tak mungkin kan mengambil uang dari perusahaan? Itu uang modal jika suatu saat perusahaan mengalami kemunduran. Namun eunha dan wonwoo juga harus pasrah, mereka sudah terlanjur menerima permintaan siwon yang aneh itu. Jika perbuatan mereka terhadap jungkook dan yeri tak mau terbongkar, maka mereka harus cepat-cepat melaksanakan permintaan siwon.

"Sialan!!!!.'

                      ******

"Yeri?." Yeri yang sedang menggulung rambutnya langsung menoleh kesumber suara yang memanggilnya.

Jungkook suaminya kini tengah berada dibelakangnya memanggilnya dengan suara yang lembut tak seperti biasanya. Itu membuat bulu kuduk yeri merinding seketika.

"Yah." Yeri menghadap jungkook, mencoba tersenyum walaupun itu terasa sangat sulit untuknya. Namun yeri berhasil sedikit tersenyum untuk suaminya.

Jungkook menarik nafasnya dalam-dalam dan menghebuskannya perlahan.

"Kau sudah makan?." Tanya jungkook.

Yatuhan, pertanyaan macam apa ini? Mengapa jungkook menayakan itu? Jarang sekali jungkook mengucapkan itu untuk yeri. Apakah suaminya ini kembali kepada sikap baiknya? Ataukah hanya kepura-puraan agar jungkook tak terlihat menyeramkan dimata yeri. Tapi dari mata jungkook tak ada kepura-puraan disana.

   Yeri tentu sangat senang dapat mendengar perkataan itu lagi semenjak setahun ini jungkook tak pernah mengucapkan itu. Katakan yeri berlebihan, namun kenyataannya memang benar jika yeri sedikit senang dengan itu.

"Sudah." Yeri berkata singkat, terdengar seperti orang yang merajuk.

Jungkook menghembuskan nafasnya. Yeri memang tak pernah mendiaminya, tetapi kali ini yeri sangat membuat jungkook tak mampu berkutik sama sekalipun. Tujuan jungkook menayakan hal itu pada yeri, agar jungkook tak merasa canggung saja pada istrinya itu. Karena sepulang dari rumah besarnya yeri terlihat sangat marah padanya.

"Yeri-ah." Kata jungkook kembali memanggil yeri dengan suara yang lebih lembut. Membuat kembali bulu kuduk yeri meremang.

Yeri yang masih menatap jungkook pun hanya menganggukkan kepalanya saja karena ia tak mampu mendengar suara jungkook yang sangat merdu itu.

Hingga dimana mata yeri yang membulat, mulut terbuka. Hingga yeri tersedak ludahnya sendiri. Tak percaya sekalipun kaget karena perkataan jungkook yang membuat yeri menelan salivanya susah.

"Yeri aku ingin memiliki anak!."

                       ******

Wwkkwkwkk gimana? 😄

Sok koment buat part ini, biar aku tau kalian suka gak sama part ini... Gitoooh 😂😂😂

Minat tidak? 😂😂😂


Aneh gituloh akutuh banyak banget cerita yang masih ada di draf belum mau publk kalo cerita ini belum complit 😂😂

Jadi sabar Yah yang mau read cerita itu😂 dijamin seru kok.

Makannya follow aku biar kalian tau kalo aku update ff baru 😂😂😚😄😪 #ngarep:v

Seeyou guys dipart selanjutnya.

Jangan lupa votte and coment biar aku tahu siapa yang suka baca cerita ku ini😙😘😚😍😍

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top