10. keputusan

    "Aku berharap keputusanku tak akan mengecewakan suatu saat nanti"   
                (Kim yerim)
                              .
                              .
                              .
                              .
                              .
Author pov

"Yeri!."

Yeri membengkap mulutnya dengan tangan nya sendiri, wanita itu Menggeleng sembari mendekati jiwon yang tengah menatapnya dengan mata berkaca-kaca.

  Jungkook terdiam, jantungnya memompa berkali-kali lipat di dalam dadanya, sehingga menimbulkan detak yang sangat keras.

Jiwon melihat yeri ia melihat menantunya itu dengan tatapan iba, Wanita cantik yang sangat lembut dan juga baik. Selalu disakiti oleh putra nya sendiri, mengapa bisa jungkook menutup matanya, jungkook tak melihat yeri yang sempurna ini. Mengapa anaknya sangat buta melihat istrinya yang indah dan istimewa ini. Jiwon tak mengerti dengan putranya sendiri.

"Eomma Mengapa eomma mengatakan itu?." Yeri berucap ia bertanya pada jiwon yang masih menatapnya. Jiwon menutup matanya sebentar lalu ia membukanya kembali, menghela nafas yang sendari tadi sesak ingin dilepaskan.

"Jungkook selalu menyakitimu yerim, harusnya kau dari dulu menceraikan dia!." Ucap jiwon menatap jungkook tajam, jungkook menundukkan kepalanya lalu mendongak menatap yeri Dengan harapan yeri membelanya.

Demi apapun yeri tolong pertahankan rumah tangga kita, aku tak sanggup melawan Eomma.

"Eomma, aku dan jungkook sudah dewasa dan sudah membangun rumah tangga kita setahun lamanya, ini hanya kesalahan yang Sampai sekarang jungkook tak ketahui."

"Yeri kumohon kau mengapa terlalu baik sayang. Jungkook sangat brengsek kau tak lihat? Dia malah terdiam setelah apa yang kau usahakan untuk membelanya, tetapi ia apa? Hanya diam tak berbicara!."

Yeri melirik jungkook, ia lalu Kembali pada tatapannya pada jiwon.

"Tidak eomma, ini urusanku dengan jungkook. Biarkan aku dan jungkook yang menyelesaikan masalah ini berdua. Aku yakin masalah ini akan cepat terungkap kebenarannya."

Jiwon memeluk yeri dengan tangisan yang sudah pecah, wanita paruh baya itu mengelus kepala yeri dengan sayang. Bisik-bisikan penuh makna dari mulut jiwon mampu membuat yeri luluh, wanita itu kini membalas pelukannya. Menatap jungkook yang tengah menatapnya juga.

        Yeri tersenyum. Oh tuhan baru kali ini yeri melihat jungkook sedekat dan selama ini. Biasanya lelaki itu enggan sekali bertatapan dengannya seperti ini. Hanya saat bercinta saja jungkook menatap yeri dengan gairah yang menggebu.

"Kau yakin dengan keputusanmu?."

Jiwon hanya ingin memastikannya yeri saja, apakah yeri benar-benar dengan perkataan bahwa ia bisa menyelasaikan masalah rumah tangga nya sendiri.

"Ne Eomma, aku yakin." Yeri mencoba tersenyum meyakinkan pada jiwon bahwa ia bisa menyelasaikan semua nya tanpa bantuan jiwon, karena ia sudah merasa dewasa ia pasti bisa menentukan sendiri mana yang baik dan yang tak baik

"Tetapi nanti kau jangan sungkan untuk meminta bantuan pada eomma, jika lelaki sialan ini menyakitimu lagi." Jiwon menunjuk jungkook yang terus menunduk tak berucap apapun pada ibunya. Bahkan ia tak membantu yeri sama sekalipun.

"Yah eomma. Terimakasih atas semua perhatianmu padaku."

Jiwon kembali memeluk tubuh mungil yeri, wanita tua itu mengelap air matanya. Dia tak ingin melepaskan yeri sebagai menantunya, ia sangat menyanyangi yeri layaknya seorang anak dan ibu, ia tak tega melihat yeri tersakiti batin terus-menerus, sangat tak bisa. Wanita selugu yeri itu tak sepantasnya diperlakukan seperti itu oleh jungkook.

Chup

Jiwon mencium kening yeri dengan lembut, Menantu tersayangnya.

"Kau harus menentukan pilihan terbaikmu yeri, jangan terjerumus dalam masalah yang lebih besar lagi nantinya."

                          *****

Jungkook duduk menatap langit yang indah di depan rumahnya. Ia menikmati segelas kopi pahit yang sengaja tak ia beri gula karena ia tak begitu menyukai kopi yang manis.

   Rasa kopi yang sedang ia tenggak membuatnya tersenyum getir, rasanya mungkin sama seperti perasaannya Sekarang. Pahit dan tak berasa.

"Bahkan kau masih mau menerimaku yeri." Ucap jungkook menatap kopinya dengan sendu.

"Apa kau akan kecewa padaku? Jika aku memang benar-benar meniduri eunha?." Tanya jungkook pada dirinya sendiri, seseuatu yang jungkook lakukan jikalau lelaki itu merasa bersalah pada orang lain.

"Bagaimana jika aku di tuntut dan dipenjara jika aku menolak untuk menikah dengan eunha. Oh tuhan bahkan aku sendiri sangat bingung sekarang." Jungkook mengusap kasar wajahnya, ia menggeleng gelengkan kepalanya. Air matanya jatuh ke pipi, ini kali pertama ia merasakan penderitaan yang amat menyakitkan.

   Apakah yeri sesakit ini setelah mendengar kabar pahit ini?

"Kau." Jungkook mendongak.

"Mengapa menangis?."

Jungkook mengusap air mata yang berada di pipinya, laki-laki itu bergeser dari duduknya. Mempersilahkan seorang wanita yang berdiri di hadapannya.

Mengerti apa maksud jungkook yeri segera duduk di samping suaminya itu.

"Apa kau tak bisa tidur?." Jungkook memulai pembicaraan.

Tuhan jungkook tak kasar seperti biasanya saat bicara padaku

Yeri menggelengkan kepalanya.
"Aku bisa tidur, tetapi aku mencarimu. Tak tahunya kau sedang menangis."

Lembut sangat lembut tangan yeri menyentuh pipi jungkook yang basah. Bahkan wanita itu masih tegar setelah apa yang terjadi di malam tadi dan juga beberapa jam yang lalu dimana jiwon memaksa kedua orang itu untuk bercerai.

"Jungkook, kau tahu eunha itu wanita. Kau seharusnya mengerti perasaannya." Kata yeri menarik jungkook agar menghadapnya. Jungkook hanya pasrah saja, ia tak memberontak seperti biasanya.

"Menikah lah dengan Eunha."

Jungkook membelalakkan matanya, apa yeri sudah Gila? Menyuruhnya untuk menikahi wanita yang jelas-jelas jungkook belum ketahui latar aslinya? Walaupun secara tidak langsung yeri memberikan solusi untunya, tetapi mengapa solusi itu rasanya menyakitkan untuknya.

"Tidak! Kau gila menyuruhku menikah lagi!."

"Kau lupa? Kemarin kau meminta sendiri untuk menikah lagi jungkook, apa kau tak ingat?." Jelas jungkook jelas mengingatnya, apa yang yeri katakan itu benar-benar membuat jungkook kelimpungan. Ia Ingin menikahi eunha tetapi jika bukti itu sudah terbukti kalau ia yang memperkosa eunha.

"Menikahlah jungkook, aku setuju kau menikah lagi."

"Heh apa kau Gila! Secara tidak langsung kau ingin dimadu olehku yeri! Apa kau sudah kehilangan akal?."

"Lalu aku harus apa jungkook? Kau bahkan yang memintanya sendiri padaku tadi malam, tetapi sekarang mengapa kau tiba-tiba seperti ini. Ini seperti aku yang memaksamu menikah lagi bukan kau." Ucap yeri tak habis pikir, suaminya ini gampang sekali berubah- ubah sikapnya.

"Yeri kau tahu kan aku tak mau menceraikanmu?." Tanya jungkook dengan lembut.

"Aku tak tahu jungkook."

"Aku serius yeri aku tak mau menceraikanmu!." Kali ini jungkook membentak yeri sehingga yeri kaget dan refleks berdiri dari duduknya.

"Masuk!.", jungkook menarik tangan yeri kedalam rumah, lelaki itu sudah memerah, jungkook marah pada yeri.

Harusnya disini yeri yang marah bukan jungkook, lantas mengapa suaminya yang seperti ini. Tangan jungkook menarik yeri dengan kuat hingga yeri meringis kesakitan.

"Kumohon jangan!."

Yeri melihat jungkook ingin melayangkan pukulan padanya, tetapi setelah yeri memohon pada jungkook, jungkook menurunkan tangannya yang terkepal itu.

Jungkook menangis ia menarik yeri kedalam pelukannya.

"Aku mohon tetaplah menjadi istriku yeri." Jungkook mengeratkan pelukannya bahu lelaki itu bergetar hebat. Sehingga yeri tak kuasa untuk menahan air matanya juga.

"Menikah lah dengan eunha jungkook-"

"Tidak yeri aku tak mau menceraikanmu."

"Menikahlah dengan eunha dan jangan menceraikanku."

Deg!

Yeri mengucapkan kata itu dengan mulusnya. Yah sepertinya yeri memang benar-benar gila. Apa karena jungkook yang sering menyiksanya hingga wanita itu seperti ini? Jungkook menatap yeri tak percaya. Keputusan apa ini? Yeri mau menjadi istri pertama setelah jungkook menikahi istri keduanya?

"Aku serius jungkook." Yeri menangkup pipi jungkook yang basah.

Chup

Wanita itu mengecup bibir merah jungkook dengan pelan.

"Tapi-tapi-"

"Percayalah ini keputusan yang terbaik untukku dan kau." Kata yeri menyakinkan suaminya dengan senyuman, walaupun air matanya masih menetes bersama dengan cegukkan yang mampu membuat jungkook kembali memeluk yeri.

              Lama berpelukan membuat mereka merasa lelah, yeri memejamkan matanya erat. Ia merasakan jungkook nya yang dulu kembali sekarang ini, walaupun ia tak yakin bahwa jungkook akan tetap seperti ini, atau kembali lagi menjadi singa jantan yang menaktukan. Harapan yeri ingin jungkook yang sekarang ini akan selamanya seperti ini.

Semoga masalah ini membantu jungkook agar berubah seperti dulu lagi, tak perduli aku yang tersakiti karena aku yakin jungkook yang dulu takkan mau menyakitiku

Jungkook menjauhkan badanya, laki-laki itu menatap yeri dengan lama. Mengecup pelan pelipis yeri.

Yeri wanita yang lugu, ia baru menyadarinya sekarang ini. Ia dulu sangat susah mendapatkan yeri, banyak rintangan yang jungkook hadapi untuk menikahi yeri.

Dimulai dari ayahnya yang tak menyukai yeri sampai sekarang ini. Dan ibu angkat yeri Bae joohyun, ia selalu menatap tak suka pada jungkook. Bahkan yeri sendiri sampai diancam tak akan dianggap anak lagi oleh joohyun jika menikah dengan jungkook. Tetapi yeri terus menyakinkan joohyun bahwa ia akan bahagia bersama jungkook walaupun kenyataannya tidak, pada akhirnya joohyun menerima walau jungkook tak pernah joohyun anggap.

"Boleh aku menyentuhmu?." Tanya jungkook menyingkirkan rambut yang menghalangi wajah cantik istrinya.

Yeri menggigit bibirnya lalu mengangguk. Membuat jungkook tersenyum tipis.

Jungkook mendekatkan bibirnya dengan bibir yeri. Mengecupnya tiga kali dan melumatnya dengan intens dan perasaan. biasanya jungkook mencium yeri dengan kasar dan beruntal tapi kali ini laki-laki itu nampaknya sedang merasakan sensasi nikmat dari bibir istri mungilnya.

Tangan jungkook menyentuh ujung kaos lesuh yang dipakai yeri, jungkook memasukkan tangannya dengan lembut dan menuntut, membuat yeri mengeritkan alisnya. Saat tangan jungkook gencar memasuki bajunya. Jungkook memutari perut yeri dengan halus. Ia lalu menaikkan sedikit tangannya hingga menemukkan sebuah gundukkan yang sedikit besar.

Jungkook menurukan bibinya pada leher yeri, melumatnya sehingga mampu membuat bibir yeri dan mata yeri ikut merasakan sensasi yang baru ia rasakan. Biasanya jungkook selalu mengigit lehernya hingga memar tetapi sekarang hanya lumatan dan gigitan-gigitan kecil yang mampu membuat yeri bagai disengat listrik.

Yeri sudah pasrah, ia juga tak tahu sejak kapan jungkook membawanya kedalam kamar, yang ia tahu ia hanya merasakan kenikmatan yang jungkook berikan untuknya. Mungkin jika jungkook menikah lagi yeri tak bisa merasakan ini lagi.

"Aghhh." Yeri memekik saat jungkook meremas salah satu dadanya. Wanita itu menggelengkan kepalanya pelan, ia tak kuat menahan gairahnya, yeri ingin mendesah tetapi ia jijik jika mendesah seperti itu.

Jungkook sudah naked begitupun yeri, wanita itu sudah terlentang dibawah jungkook yang sedang memejamkan matanya dan mencoba untuk memasukkan kejantannya pada liang yeri.

Yeri sama sekalipun tak mendesah yang yeri dengar hanya jungkook lah yang mendesah saat juniornya masuk kedalam sarangnya. Yeri membenci desahan saat bercinta, yeri merasa jijik dengan suara-suara itu.

"Ahhh yerihh akuuuhhh mencintaimuu sayang."

Chup.

Air mata yeri kembali lolos, sudah berapa kali yeri menangis dihari yang sama. Katakan jika yeri cengeng sekarang. Hanya gara gara kata-kata dan ucapan saja air mata yeri meluruh.

Jungkook menggoyangkan pinggulnya dengan lambat, jungkook memejamkan kedua matanya. Sedikit menunduk dan kembali membuka matanya melihat penyatuan yang indah dibawah sana.

Jungkook menyangga agar tak menindih yeri, biasanya dia masabodo saja. Mau yeri keberatan karena ia yang menindih atau tidak yang jungkook tau saat dulu itu hanya kenikmatan saja. Tetapi kali ini lelaki itu dapat melihat yeri yang nampak menikmati permainannya, tak memberontak seperti biasanya.

"Nikmathh?." Jungkook bertanya pada yeri.

Yeri hanya mampu mengedipkan kedua matanya. Menandakan ia memang menikmati sentuhan jungkook.

    Hingga saatnya yeri merasa aga kesakitan saat jungkook dengan bruntalnya menggenjotnya dengan cepat. Jungkook mendesah disetiap gerakannya yang keatas. Yeri jangan sampai mendesah ia tak suka.

"Ghhhhh." Jungkook menggeratkan giginya, ia lalu mencium yeri dengan lembut. Tetapi gerakkan lelaki itu sangat cepat dan kasar.

"Stttttt ahhhhhhh."

Hingga pada pelepasan jungkook dan yeri, yeri sama sekali tak mendesah. Itu mampu membuat jungkook berfikir bahwa yeri tak menyukai permainannya.

"Sayang?." Yeri menoleh kesamping. Jungkook sudah merebahkan diri disamping yeri dengan nafas yang tak teratur.

"Kau yakin aku harus menikahi eunha?" Nampaknya jungkook masih belum mengerti juga dengan ucapan yeri.

Yeri memiringkan badannya menghadap jungkook dan menganggukkan kepalanya 

"Aku takut nanti tak bisa adil yeri, hidup bersamamu saja aku tak bisa baik apalagi nanti."

"Stttttt, asal kau belajar adil pasti itu akan mungkin bisa kook-ah."

Jungkook menatap langit-langit kamar. Ia lalu merapatkan tubuh telanjangnya dengan yeri.

Chup

Mengecup puncak kepala istrinya yang sudah sangat lama ia tak lakukan.

"Aku akan berusaha untukmu yeri."

                      ********

Double up niyehhh😄 nepatin janji.

Oh yah ada kabar nih

Cari sendiri aja artinya yah.

Aku cuma kasih tau kaloo cerita diatas itu di private, kalo kalian ingin baca silahkan Ikuti aku dulu, agar private nya kebuka. 😊😊

Dijamin seru ko ceritanya...
Aku pasti lanjut jika cerita ini udah selesai. 😚 karena aku cuma bisa fokus bikin satu cerita gak bisa bikin langsung dua.

Terimakasih, jangan lupa votte yah😊😊😘😘😘

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top