Chapter 18: Courage

-Akira POV-

Dimalam yang sunyi itu para Akuma bangkit dengan berkoloni membawa pasukan dari gerbang neraka. Bahkan tak ada lagi celah buatku untuk berlari dari tempat ini.

Hanya satu jalan...

Aku harus melawan mereka semua dan segera menyelesaikannya. Hanya itu yang dapat aku pikirkan saat ini.

"Hemm, tak ada jalan lain lagi sepertinya ya. Mau tidak mau aku harus menghabisi kalian semua sekarang juga." Ucapku saat itu

Melihat tatapan mata mereka yang seakan memburu untuk segera menghabisi nyawaku sekarang juga.

"Bwhahahaha, mau apa bocah sepertimu. Menghabisi kami semua apa, yang ada kau akan kami habisi sekarang juga." Ucap para iblis itu dan bergegas menyerangku yang sendirian

Heaaa

Kini aku terkepung oleh mereka semua tanpa ada sedikit celah lagi untuk melarikan diri kemanapun.

"Hemm, bersiaplah."

"Ken no Tamashi: Skill Double Sword"

Draap..

Zraatss

Pergerakanku seperti seorang penari yang mengikuti irama dan lantunan sebuah nada. Tebasan demi tebasan aku sematkan pada tubuh mereka semua.

Aku tak tahu sudah berapa iblis yang sudah aku habisi saat itu. Yang aku pikirkan sekarang bagaimana aku menyelesaikan semuanya dan membawa Sachiko menjauh dari tempat ini.

"Apa kau sudah bergerak kesana Taka!" Gumamku yang berharap Taka segera bergegas kesana "Setidaknya salah satu dari kita sudah disana."

Srringg

"... sial... sial... sial.." keluhku yang saat itu melawan para iblis yang menggila dan menyerang dari berbagai lini "Apa kalian tak ada habisnya!?"

"Hahaha, habislah kau bocah sialan bersama nona yang tak berdosa ini."

Heeaaa

Sriingg

"Tak akan aku biarkan kau melukai dia sedikitpun dengan tangan kotormu." Ucapku yang masih melawan para iblis

Syuutt

"Apa kau butuh bantuanku?" Tanya seseorang berjubah hitam yang datang dengan memperlihatkan sedikit senyumnya dari balik jubahnya

"..ka-au! Si jubah hitam..."

...

-Takahiro POV-

Para iblis itu berkeliaran di seluruh bagian pusat kota. Menebar teror menakutkan untuk para manusia saat itu. Entah mereka datang darimana dan sejak kapan mereka semua muncul di dunia manusia.

Para manusia berlarian menyelamatkan diri mereka dari serangan para iblis. Bahkan mereka tak akan segan membunuh bahkan memangsa para manusia.

Tugasku sekarang menghentikkan kegilaan ini semua. Aku tak mau ada korban yang berjatuhan oleh ulah mereka semua.

"...Maju kalian semua! Hadapi aku sekarang juga..."

Berbondong-bondong mereka menyerbu diriku dari semua lini. Bahkan jumlah mereka puluhan atau juga mencapai ratusan.

Bugh...

Duaghh...

Pukulan dan tendangan aku daratkan kepada para iblis itu. Pulahan pukulan bahkan telah aku daratkan dengan kerasnya, menumbangkan beberapa iblis itu berjatuhan.

"Huuuh, mereka tak ada habisnya ya. Sial!? Tenagaku makin terkuras melawan mereka semua." Keluhku dalam hati

Tubuhku terasa terhuyung-huyung. Tenaga ku semakin lama semakin terkuras dan para iblis makin bertambah keberadaannya.

Keluhku saat itu dalam hati hingga aku berkomunikasi pada Akashi untuk merencanakan sesuatu.

"...Siial! Aku bisa kalah kalau begini terus. Tenagaku makin lama makin terkuras. Apa yang harus aku lakukan?"

"Tuan Muda, Tuan Muda apa kau mendengar diriku?"

"Iya aku mendengar dirimu Akashi. Ada apa kau memanggilku?"

"Sebenarnya aku punya rencana lain saat ini. Apa Tuan Besar pernah menjelaskan kerja benda ini padamu?"

"Sepertinya pernah. Tapi yang aku ingat benda ini memiliki beberapa element yaitu api, air, angin, tanah dan petir."

"Bagus. Kau sudah paham! Benda ini bukan hanya menggunakan kekuatanku saja Tuan. Kau juga bisa menggunakan element lainnya dari benda ini."

"Maksudmu? Apa aku bisa menggunakan element lainnya sekarang?"

"Iya tepat sekali Tuan. Jika kau menggunakan energi dari element lain berarti kekuatan Akashi si pengendali api akan bertukar dengan tipe element lainnya."

"Kalau begitu selain kau Akashi benda ini bisa memanggil makhluk lainnya kan."

"Tepat sekali Tuan. Silahkan anda coba sekarang saja."

Setelah mendengar penjelasan yang diberikan oleh Akashi aku bersiap-siap untuk memanggil makhluk lainnya dari benda yang bernama Exterminator Gear.

Haaumm

Bugh...

Duaghh...

Hosh... Hosh...

"...Sekarang saatnya! Akan aku selesaikan semua kalian disini juga. Tunggu aku Akira..."

Eaaarggghhh

Energi yang besar terpelas dan membentuk sebuah perisai menyelubungi seluruh bagian tubuhku.

"Apakah ini yang kau bilang Akashi. Tubuhku seakan penuh dengan semua energi yang ada."

"Heiyo Tuan. Aku data-..! Kau siapa anak muda?"

"Aku Taka. Rai Takahiro pewaris dari benda ini! Aku keturunan dari Rai Ichijo."

"Heh, berarti kau Tuan Muda. Maafkan kelancangan saya Tuan. Perkenalkan nama saya Kazemaru si pengendali angin."

"Kazemaru ya. Oke! Aku butuh kekutanmu sekarang, apa aku boleh meminjamnya?"

"Boleh. Dengan senang hati Tuan Muda."

Tubuhku diselimuti oleh hembusan angin yang terlihat berwarna hijau. Begitu juga benda ini mengikuti element yang digunakan adalah angin (Kaze).

"Sekarang kita mulai lagi."

"Jangan banyak bicara bocah konyol. Kau akan habis ditangan kami semua dan akan kami persembahkan kemenangan untuk tuan kami. Saat itu tiba kami akan meneror dunia manusia dan menguasai dunia ini. Hahaha"

...

Separuh kota sedikit hancur oleh serangan para iblis. Bahkan beberapa manusia ada juga yang terluka disana. Dan beberapa Polisi juga memblokir daerah yang belum terkena serangan sang iblis.

"...A-aangkat tangan kalian. Me-enyerahlah kepada kami..." ucap salah seorang polisi yang menodongkan senjata mereka ke arah para iblis itu

"Menyerah? Kepada kalian? Lelucon macam apa ini. Yang ada kami akan menghancurkan dan menghabisi kalian semua para ras manusia. Hahaha"

"A-aapa katamu. Kami tak akan membiarkan kalian mendekat lebih jauh lagi dari tempat dan menghancurkan wilayah lainnya." Ucap Polisi itu sambil menodongkan senjatanya "Kalian yang lain evakuasi mereka yang terluka dan yang masih bisa diselamatkan ke tempat yang aman dari sini."

"Siap pak!"

Para anggota Polisi yang lainnya pun bergegas menyelamatkan para korban yang masih bisa diselamatkan dari tempat ini.

"Tolooongg."

"Tidaaaakk."

"Hentikan jangan sakiti anakku."

Teriakan keputus asaan mereka terdengar sangat jelas saat iblis-iblis itu menyerang para manusia.

"Heaaa, santapan yang sangat enak untuk dilahap. Bwhahaha"

Para iblis itu tertawa kegirangan melihat ekspresi raut wajah para manusia yang ketakutan.

"Hentikaaann, jangan sakiti aku. Tolooonggg"

"Hahaha, kau akan langsung aku bunuh dan aku lapar ingin melahap dirimu sekarang juga."

Haaauumm

Zraatsss

Sekelebat bayangan hitam sudah tepat berdiri dihadapan orang yang akan menjadi mangsa bagi sang iblis.

"Tidak secepat itu bodoh. Sekarang giliran kalian yang aku habisi disini."

"S-iiapa ka-aau!?"

"Aku hanya remaja yang sekedar numpang tenar saja. Terserah kau mau menganggap diriku apa. Sebaiknya selamatkan dirimu sekarang juga Tuan." Ucap Akira yang menyuruh seorang lelaki yang berusia sekitar kepala tiga

"Ba-aaiklah."

Kini lelaki itu telah meninggalkan lokasi tersebut dan mencari tempat yang aman buat belindung dari serangan para iblis itu.

"Sekarang lawanlah aku iblis bodoh. Akan aku akhiri kekonyolan ini, dan aku akan menggungkap siapa dalang dari semua ini." Ucap Akira yang saat itu sedang menggenggam pedang

"Hemm, sepertinya tugasku cukup sampai disini. Sampai jumpa dilain waktu Mamoru Akira dan saat waktu itu tiba kau akan jadi musuhku, Hahaha" ucap seseorang berjubah hitam yang menghilang dalam cahaya rembulan bersama bayangan kelam

Syuut

"Hemm, terimakasih bantuannya." Ucap Akira didalam hati dengan ekspresi wajah yang sedikit senyum

...

Disuatu tempat terdapat beberapa orang yang tertutup oleh bayangan hitam. Yang terdengar hanyalah suara beberapa orang disana.

"Hihihi, boleh juga anak ini ya. Sepertinya umurnya sama seperti diriku."

"Berisik sekali kau bocah. Mau dia seumuran denganmu aku tak akan peduli! Yang jelas dia akan jadi mangsaku berikutnya."

"Yah yah yah! Susah bicara sama orang bodoh seperti kalian berdua ya. Hahaha"

"Sudah... sudah... jangan ada yang bersitegang lagi di tempat ini. Apa kalian tahu perintah dari Tuan yang harus dilaksanakan selanjutnya?"

"Siaap kami mengerti Kapten."

-to be continued-

____________________________________

Obrolan pojok bawah:

Author: Gak tak terasa ya udah memasuki chapter 18 sekarang. Jangan lupa tinggalkan jejak kalian dengan cara voment. Karena, voment kalian sangat membantu sekali :)

-Terimakasih ~ Sankyuu-

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top