Chapter 1: THE DAY!

Mentari pagi bersinar mengawali pagi ini. Langit biru yang cerah menambah suasana ceria yang menyapa sang mentari yang bersinar di pagi ini.

Sang mentari seakan menyapa dan memberikan sebuah senyuman hangat di pagi ini. Langkah kaki yang diawali dengan senyuman riang gembira pagi ini membawa sejuta keceriaan.

Tap... Tap... Tap...
Terdengar suara langkah yang berlari menghampiriku, namun aku masih berjalan dengan mendengarkan lagu kesukaanku menggunakan Headphone yang selalu ku bawa saat aku berjalan pergi menuju sekolah sebagai hiburanku saat didalam kereta agar aku tidak merasa bosan.

Fuuuwwuuu...
Bunyil siulku mengikuti irama lagu yang ku dengarkan. Sambil berjalan menuju ke arah stasiun kereta untuk menuju kesekolah.

"Hei... tunggu aku. Hei... tunggu aku" suara yang memanggil namaku dari kejauhan terdengar samar-samar ketika aku mengenakan Headphoneku ini

'Siapa ya yang memanggilku barusan' gumamku saat Headphone masih terpasang menutupi telingaku

Tapi aku tak begitu memperdulikan suara itu. Ku lanjutkan berjalan kembali dan masih mendengarkan suara lagu yang keluar dari Headphoneku ini

Fuuuuuwwwuuu...

Fufufuffuuu...

Langkahku semakin mendekati stasiun kereta kurang lebih 10 meter lagi aku sampai dan membeli tiket untuk menaiki kereta menuju sekolahku yang membutuhkan sekitar 30 menit dengan menggunakan kereta.

Tap... Tap... Tap... Tap...
Suara langkah kaki itu semakin cepat dan semakin cepat lagi pada akhirnya terdengar suara teriakan dan terlihat seseorang yang melompat ke atas.

Eeaaaaarrrrggghhhh
Ketika aku mencoba menoleh kebelakang dengan perlahan, namun pada akhirnya yang kulihat.

"Terima ini Rider Kick ( Jurus pamungkas yang selalu dipakai oleh Kamen Rider Black Rx untuk menghabisi musuhnya)" tendangan yang kuat mengarah kepadaku

Seketika itu dimana aku berdiri sekarang ...

Eaaarrrrggghhh...

Seseorang melompat ke langit dan mengarahkan tendangan super duper mematikan. Diriku bagaikan monster yang dikalahkan dalam setiap episode yang di kalahkan oleh Kamen Rider Rx

Bruuukkk...

Brraaaakkk...

Tuummmpp...

Tubuhku terpental jauh beberapa meter dari tempat dimana aku berdiri saat itu. Tubuhku terasa sakit dan sedikit lebam dibagian pipi sebelah kiri.

"Eaaarrrggghhh, rasakan itu. HAHAHAHA" teriakan dan wajah tertawanya seakan samar-samar bagiku

"Eghh" kucoba bangun kembali dan perlahan-lahan kucoba untuk berdiri

"Dasar kau! Aku jadinya harus berlari mengejarmu dari kejauhan" ucap orang itu dengan sedikit nada kesal

"Eggghh, teganya kau melakukannya padaku. Pasti kau ini titisan dari Kamen Rider Black Rx dengan tendangan maut nya" ucapku kepada dirinya sambil mengusap pipiku

"Habisnya kau tidak mau berhenti saat ku panggil-panggil. APA TELINGAMU SUDAH TULI HAAAH!!!" Ucap seseorang berambut Hitam acak-acakkan dengan memakai Google Glass berwarna Orange

"Ohh, itu. Soalnya aku tadi sedang memakai Headphone. Jelas aku tak mendengar suara mu itu bodoh" jawab ku dengan memegang pipi yang sedikit lebam akibat tendangan tadi

Kami berdua pun bak layaknya seperti pegulat profesional atau bisa juga seperti atlet tarung bebas MMA (Mix Martial Arts) yang bergulat satu sama lain.

Ohh, ya sebelum itu izinkan aku mengenalkan diriku sekarang.Perkenalkan namaku Mamoru Akira. Umurku sekarang kini sudah 16 tahun, sekarang aku memasuki jenjang tingkat Sekolah Menengah Atas. Tampilanku tak begitu menarik dengan rambut berwarna perak dengan bola mata bewarna merah. Dengan gaya yang alakadarnya ini dikalungi oleh Headphone yang selalu menjadi ciri khas diriku. Dan seseorang yang memakai  Google Glass di atas kepalanya dengan rambut sedikit acak-acakkan berwarna hitam pekat dengan bola mata berwarna merah ini adalah teman dekatku yang bernama Rai Takahiro.

Kami selalu satu sekolah sejak mulai aku duduk dibangku Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, maupun sekarang Sekolah Menengah Atas. Tapi Takahiro ini adalah sahabat yang selalu peduli kepadaku satu-satunya, karena itulah ikatan kami lebih dari seorang teman melainkan sudah menjadi saudara.

"Hei... Hei... kalian ini masih saja melakukan hal konyol seperti biasanya" ucap seorang gadis

Seketika kami berdua pun berhenti bergulat satu sama lain dihadapannya. Saat mendengar suara seorang gadis yang tak asing bagi kami berdua.

"Egghhh. Ternyata kau ya. Hehehe" ucap Akira dan Takahiro

Dengan posisi berguling-guling di aspal. Kami mendekap satu sama lain terkejut akan kedatangan seorang gadis dia juga adalah teman kami berdua yang bernama Reiko Sachiko dengan rambut yang dipotong pendek berwarna sedikit kecoklatan, kulit putih dan bola mata yang berwarna cokelat.

"Kalian ini kerja'annya berantem terus. Apa kalian tidak capek ya" ucap Sachiko yang berdiri dihadapan kami berdua

"Habisnya Akira duluan sih. Aku panggil dari kejauhan, eh dia jalan terus tanpa berhenti dan menengok ku yang memanggilnya dari arah belakang" Sahut Takahiro yang menjawab ucapan Sachiko

"Tapi aku tidak tahu kalau di arah belakangku ada Taka yang memanggil diriku dari kejauhan" jawab Akira yang tak mau kalah

Hhuuuhh... Huuuhhh... Huuuuuhhh...
Kamu sih, Kamu yang duluan

"Heeeggghhh, kalian tak mau berhenti ya" ucap Sachiko yang menggepalkan tangannya dan disekitar nya diselimuti aura kegelapan layaknya seseorang yang ingin menghabisi nyawa kami berdua

Suara itu masih terdengar dari mulut Akira dan Takahiro yang saling tak mau kalah satu sama lain. Namun, seketika keributan kami terhenti oleh Sachiko saat itu juga.

Plaakkk...

Tuuuiiinngg...

Brruuukkk...

Kepala kami berdua dijitak oleh Sachiko hingga menimbulkan benjol yang sangat besar bagaikan adegan di dalam anime.

"Aduh, sakit Sachi-chan" ucap kami berdua

'Apakah dia anak titisan Raja Ibliskah' gumam Akira sambil menahan kesakitan

Zraaakkk...
Tatapan mata Sachiko yang menakutkan melihat ke hadapanku.

"Sekarang ayo cepat kita pergi. Kereta selanjutnya akan segera berangkat" ucap Sachiko

"Baik" kami menggangguk berdua secara bersama'an

Kami bertiga beranjak menuju ke stasiun kereta menuju ke sekolah kami yang berjarak 30 menit dengan menggunakan kereta.

...

Teng... teng... tong... teng...
Bunyi suara lonceng sekolah telah berbunyi yang menandakan jam pelajaran sudah akan dimulai.

Akira beserta Takahiro dan Sachiko segera bergegas menuju mereka masing-masing yang berada dilantai 4 dengan ruang kelas Akira dan Takahiro yang sama namun berbeda dengan ruang kelas Sachiko.

Srrriiittt...
Craaakk...
Suara decitan sepatu kami berdua terdengar dan akhirnya kami sampai ke kelas dimana kami berada. Suara pintu kelas yang terbuka terdengar jelas.

Hosh... Hosh... Hosh...

"Untung saja kita belum telat masuk kelas Taka" kata Akira dengan nafas yang sedikit terengah-engah

"Untung kita tidak telat hari ini Akira" sahut Rai

Jam pelajaran pertama pun kini dimulai. Suasana kelas yang tenang dan semua konsentrasi mengikuti pelajaran yang diberikan.

...

Teng... teng... tong... teng...
Suara lonceng berakhirnya pelajaran pun terdengar jelas. Para siswa berhamburan keluar dari kelas dan pulang atau pun memiliki kesibukan masing-masing.

Aku bersama Takahiro dan Sachiko bertiga berjalan menuju ke stasiun kereta untuk menunggu kereta selanjutnya yang datang menuju ke tempat tujuan kami pulang.

Teng... teng... teng... teng...
Kereta selanjutnya akan segera tiba. Bagi para penumpang segera bersiap-siap menunggu kereta selanjutnya datang.

"Wah sebentar lagi keretanya datang nih" ucap Takahiro

Toolllooooooonnggg... Toooooolloooonngg...
Terdengar suara seseorang minta tolong dari kejauhan setelah kami membeli tiket kereta.

Bahya nih...
Gimana ini...
Dimana sih petugas keamanan nya...
Bisa-bisa gak tertolong lagi ini...
Teriak semua orang yang berada disekitar stasiun kereta saat itu. Dengan rasa penasaran kami pun mencoba mendekati ke arah sumber suara itu berasal.

"Minggir, Minggir, kasih jalan" ucap Akira dan di ikuti oleh Takahiro dan Sachiko dibelakangnya

"Kalian jangan mendekat. Bisa bahaya nanti" ucap seseorang bapak-bapak yang berkumis tebal dengan rambut klimisnya dengan menggunakan seperti seragam seorang yang bekerja di stasiun kereta tersebut

"Tapi pak. Nenek itu dalam bahaya" ucap Takahiro

"Sekarang para petugas penyelamat sedang berusaha menolong nenek itu" ucap bapak berkumis

Teeeeeeennnnnggggg...
Wuuussssshhhh...
Terdengar suara kereta yang segera mendekat ke stasiun pemberhentian.

'Kalau begini nyawa nenek itu tidak tertolong lagi. Baiklah apapun yang terjadi nenek itu harus selamat bagaimana pum caranya' gumam Akira yang menggambil inisiatif dan menggambil ancang-ancang segera berlari ke arah nenek itu

"Jangan nak" ucap bapak berkumis itu

"Hentikan laju keretanya. Ada seorang anak dan seorang lansia yang terjebak disana" suara yang terdengar di Walkie Talkie milik petugas

Kereta pun semakin mendekat kesini. Dengan sigap Akira berlari menuju ke tempat nenek itu berada.

"AKIRAAA JANGAAAN" teriak Sachiko saat itu

"Heeiiii jangan nak" ucap bapak berkumis itu kepada Akira

Waahhh...
Bahaya tuh...
Teriak orang-orang yang cuma berdiri melihatku yang tengah menyelamatkan nenek itu. Bahkan petugas penyelamat tidak berani mendekat ketika suara bunyi kereta yang mulai mendekat.

Eerrrgghh...
Aku berusaha menolong kaki nenek itu yang tersangkut di rel kereta.

"Cu tinggalkan nenek. Selamatkan dirimu dari sini" ucap Nenek itu kepadaku.

"Tidak nek. Nenek harus selamat dari sini" jawabku yang masih berusaha menolong nenek itu

Zraakkk... Zraaakkk... Wuuussshh...
Zrrriiutttt
Suara kereta yang sedang berhenti secara mendadak dengan mengeluarkan percikan api bagaikan kembang api yang dinyalakan.

"TIDAAAAAKKKK" teriakan semua orang disekitar stasiun kereta tersebut

Jraaaasss...
Tubuhku tertumbur kereta tersebut dan terpental beberapa meter. Namun, nyawa nenek itu tertolong dan itu membuatku sedikit lega.

Buufff...
Bruuukkk...
'Hah, apa begini akhir kisahku ya! Lucu sekali ya hidup ini' gumam Akira yang sedang memandangi langit cerah disaat terakhirnya

"AKIRAAAA" teriakan Takahiro dan Sachiko mendekat berlari ke arah ku

...

Penglihatanku seakan yang kulihat telah kabur. Suhu tubuh yang seakan berubah drastis menjadi dingin.

Sesaat itu nafasku semakin lama semakin sesak. Apakah ini akhir kisahku.

"Hei nak bangunlah!" Suara misterius terdengar samar-samar ditelingaku

'Suara apa itu' gumamku seakan ingin bertanya

Ssrrrriiiinnnggg

"Cahaya apa ini. Terang sekali,  aku tak bisa melihat apa-apa" ucap Akira

-to be continued-

____________________________________

Ikuti kisahku yang berjudul NATURAL + juga ya. Jangan sampai ketinggalan bagi yang belum baca.

Mohon tinggalkan jejak Voment nya ya :-P

Terimakasih

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top