Kepungan

"Aku tidak menduga guanya bisa sebesar ini.. " ungkap Craig melihat sekitar.

"Ya. Memangnya ini dulu disini diadakan pertambangan? Kayaknya sangat memungkinkan untuk itu.. " lanjut Vikram.

"Kita tidak tahu, tapi ada Iblis es putih bersembunyi disini.." sahut Cho.

"Walau warna mereka biru.. " batin Vikram.

Kelompok Vikram telah bertemu beberapa iblis es putih selama perjalanan mereka menelusuri dalam gua. Rata-rata semua iblis yang ditemui dihabisi oleh Vikram, Craig juga membantu jika ada di dekat dirinya sedangkan Cho hanya menghindar-hindar seakan tidak mau bertarung.

Sseessss...

"Ha. Ha.. " dari mulut Vikram berkumpul uap hasil hembusan nafas nya sendiri. Suhu dalam gua mendadak bertambah dingin lebih dari sebelumnya.

Dan ini juga dirasakan kedua senior Vikram.

"Senior Cho.. " panggil Craig.

"Ya. Ada sesuatu di depan.. " Cho.

Ketiganya terus berjalan maju, Vikram yang berada di paling depan melihat ada bayangan seseorang dari kegelapan yang tidak bisa ia lihat di depan sana. Awalnya hitam tak terlihat kemudian ada kilauan biru membentuk tatapan mata.

"Senior!? " seru Vikram.

Cho memberi isyarat berhenti untuk mereka. Cahaya matahari yang kebetulan tepat di atas langit-langit gua es itu menerangi keadaan yang ada di dalam kegelapan, sesosok makhluk berwujud seperti manusia tapi badannya berasal dari es semua, mengenakan jubah layaknya seorang penyihir dalam kisah-kisah.

Ssssss....

Asap dingin tercipta dari kumpulan es yang ada di kedua tangan sosok itu.

"Dia..? "

"Hmm? " bingung Vikram.

"Senior, apa anda mengenal nya? " Craig.

"Ya. Jika tidak salah. Dia salah satu prajurit terkuat yang dimiliki Raja Iblis Es 1 tahun lalu. Aku kira dia telah mati karena berhadapan dengan kapten.. " jawab Cho.

"Aku hampir mati waktu itu, lebih tepatnya.. " sahut nya.

"D-dia bisa bicara??! " syok Vikram.

"Apa tujuanmu ada disini? Balas dendam?? "

"Tidak harus aku jawab. Kalian akan tahu ketika waktunya datang.."

"Ketika waktunya? " berpikir Cho.

"Craig, Vikram. Kita mundur dan melaporkan tentang keadaan ini.. " perintah Cho tiba-tiba.

"He? Kita tidak akan melawannya, senior? " tanya Vikram bingung.

"Aku setuju dengan Vikram untuk satu ini. Kenapa? " tambah Craig.

"Kita tidak bisa. Iblis es ini sanggup membuat kapten menggunakan sihir jiwa... Untuk kedua kalinya. "

"!? " Craig memperlihatkan keterkejutan nya, berbeda Vikram yang tidak mengerti.

"Kalian tidak akan pergi kemana-mana. Aku tidak akan membiarkan nya. Tidak ada yang boleh tahu kami masih ada terlebih oleh manusia itu yang telah mengalahkan raja ku. Apalagi mulut gua telah kututup... "

"Haa. Pantas saja disini tambah dingin.. " komentar Craig agak tersenyum yang dipaksakan.

Cho mengutuk kelalaian dirinya yang kurang menjadi ketua kelompok untuk kali ini. Ditambah..

"Tunggu. Dia bilang apa tadi? Kami?? "

Tap...

""!? "" Cho dan Craig refleks melihat sekitar mereka. Banyak iblis es putih muncul dari dinding-dinding es, ukuran mereka juga ada yang raksasa sampai hampir mencapai langit-langit gua.

"Mereka bukan dinding ternyata.!? " siaga Craig.

Iblis es putih yang ada di hadapan Vikram itu mengangkat tangannya ringan, menciptakan barisan duri es besar yang menusuk. "Urgh?! " Vikram sontak saja menahan hantaman serta tusukan dari sihir musuhnya, ia terpental ke belakang dan menerima beberapa luka gores di badan.

"Vikram! "

"Saya baik saja, senior Cho. Ha. Haa.. "

"Sial. Craig..! "

"...... "

"..kita akan melawan mereka. Bisa atau tidaknya itu adalah takdir yang akan kita hadapi. "

"Vikram, kau hadapi iblis es putih yang seukuran kita, aku akan melawan yang besar. Craig... Bisakah aku serahkan bos musuh kepadamu? "

"Jika memang benar makhluk ini bisa sihir lain selain jiwa maka kita tidak diuntungkan, tapi itu juga berlaku padanya. Karena mereka bisa mati dikalahkan oleh sihir jiwa kita.. " Craig.

"Aku serahkan padamu.. " Cho akhirnya menarik golok pendek 50cm di belakang pinggangnya.

[ Forming the Soul ]

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top