Junior dan Senior
Kuda yang di tunggangi Vikram melaju masuk ke desa yang dibakar oleh naga tanah. Anggota sementara ini mendapati banyak warga desa yang masih kesulitan keluar dari rumahnya sendiri. Tidak mau diam saja Vikram turun dari kuda nya dan membantu para warga.
"Ini sudah keterlaluan. Menggunakan naga hanya untuk membakar desa. Kelompok bandit ini tak bisa dimaafkan..! "
"Tolong! Tolong... " teriak satu warga desa.
"Ada apa? " sahut Vikram langsung muncul di hadapan.
"A-apa kau seorang prajurit? Tolong bantu kami. Ketua desa dan warga yang l-lainnya berada di alun-alun desa. Para bandit mengancam mereka untuk dibakar?! "
Dash!
Tanpa menunda waktu Vikram berlari ke bagian tengah desa yang dikelilingi kobaran api.
Postda berada di atap rumah, ia melompat beberapa kali ke bagian berbeda agar bisa sampai ke hadapan naga tanah yang lagi mengamuk saat ini.
"Hei. Hei! Apa kau dengar aku kadal gemuk!? "
Postda dengan berani berhadapan dengan sesosok naga tepat di depan makhluk besar itu. Tidak ada rasa takut keluar dari ekspresi Ksatria Ironsteel ini. Sebaliknya, muka Postda terlihat murka.
"Grrrrr! " naga tanah menggeram di depan Postda.
"Kau pikir aku takut? Tidak, sobat. Aku tertarik dengan tantangan besar tetapi kali ini tidak. Aku sedang kesal sekaran---? "
Daar!!
Naga tanah mengangkat tangan besar nya dan menjatuhkan nya ke tempat Postda. Anggota Golden Arc berhasil menghindar dan mendarat di satu rumah yang berbeda.
"Seperti yang kau lihat... Aku sangat marah! "
Vikram sudah sampai di alun-alun desa. Vikram melihat ada beberapa prajurit yang dikirimkan Ironsteel terkapar di atas tanah serta para bandit menertawakan mereka.
"......... " Vikram menerjang satu bandit terdekat, menendang perutnya hingga terhantam tanah.
Seorang pria yang terlihat seperti Ketua bandit ini, mulai menanyakan kehadiran Vikram. "Siapa kau yang beraninya? Apa kau mau anak ini terluka, hah??! "
"T-tolong.. " tangis anak kecil berumur 5 tahun di cengkeraman ketua bandit.
"? "
"D-dia.. "
Vikram mendengar ada satu prajurit berbicara. "..menggunakan sandera. B-begitulah p-para bandit ini... Mengalahkan kami semua. " beritahukan nya.
"Pengecut sekali.. "
"Apa, hah? Yang penting aku menang disini. Hahaha.. "
"Apa tujuanmu menyerang desa ini? Sampai-sampai menggunakan makhluk itu
. " tanya Vikram.
"Kau ingin tahu? Kalau begitu berikan aku uang. Tempat disini. Aman dari luar sana..! "
"Untuk apa kami memberikanmu itu? Kau akan tetap menyandera para korban juga.. " balas Vikram terdengar cuek.
Rooooar...
Postda bersama naga tanah juga telah mencapai alun-alun desa.
"Sudah sampai ya~? " bisik ketua bandit mengeluarkan semacam kristal yang mengontrol sang naga. "Aku perintahkan kepadamu untuk membakar semua warga disini. Bakar desa! Hahahahahaha! "
"Vikram!! " berteriak Postda.
".......! "
"Aku menunggu saat ini datang?! "
Slash..!
Vikram melesat sangat cepat menerjang ketua bandit. Dalam pergerakan itu ia berhasil memotong tangan ketua bandit.
[Sword Skill : Rains]
"Heh-?? "
Darah keluar dari banyak dari bagian yang dipotong. Ketua bandit berteriak setengah mati dan para anak buahnya bingung harus melakukan apa.
"Kau baik saja? " tanya Vikram ramah ke anak kecil yang ia selamatkan.
"H-iks. T-Terimakasih.. "
"Kerja bagus, junior.. " senyum Postda melihat.
Grrrrr....!
Kristal sihir juga dipotong oleh Vikram jadi juga sehingga kendali terhadap naga tanah pun menghilang. Postda perlahan mencabut pedang besinya dari sarung untuk menghadapi sang naga.
"Rooooar.?! "
Vikram hanya diam bersama warga desa melihat Postda melawan naga tanah.
[Forming the Soul : Red Saber]
Pedang Postda menyala merah, di dekat ganggang bagian mata pedang disana 'terkikis' membentuk dua buah gigi hiu.
"Tuhan mungkin akan memaafkan kalian. Dan tugasku adalah mengirim kalian semua ke hadapan-Nya! "
"Itu termasuk kau. Karena aku lihat kau adalah naga yang jahat.. "
"Grrrrr---! "
Daar!!?
Naga tanah mulai menyerang lagi dan menghancurkan rumah warga desa. Postda menghindari tangan besarnya dan melompat sangat tinggi ke atas.
Naga tanah membuka mulutnya, siap menyemburkan nafas api.
"Senior Postda!? "
"... Tenanglah. Lihat bagaimana senior mu ini bertarung! "
Pedang Postda semakin menyala, bersinar di atas sana dan sangat mencolok.
[Sword Origin : Lancer the Red]
Tusukan merah dari pedang Postda seakan mensenyapkan segala suara, serangannya menembus dari mulut naga hingga ke belakang punggung. Kemudian Postda mengayunkan pedangnya memotong naga tanah jadi horizontal.
Vikram yang melihat kekuatan dari anggota Golden Arc terpaku kagum. Dia sudah sering mendengarkan seberapa kekuatan anggota organisasi itu tapi sekarang dia dapat melihat nya langsung.
"Hebat.. "
"... Dan sekarang aku memiliki kesempatan untuk menjadi seperti mereka. Akan kupastikan aku bakal lulus dan menjadi anggota yang sebenarnya!"
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top