Gua Es
Salah satu anggota Golden Arc memasuki kantin prajurit Ironsteel. Ia adalah seorang pria berambut abu-abu dimana mata kanannya tertutup surainya sendiri, mengenakan blazer hitam garis putih dan armor biru yang memiliki pelindung pundak. Tujuan nya ke kantin untuk melaporkan hasil investigasi nya ke kapten Golden Arc... Yang kebetulan sedang makan.
"Siang, kapten Noer.. "
"Hmp-! S-swiwang.. " balas Noer dengan mulut penuh.
"Anda sedang makan ya? Dan porsi ini.? " anggota ini terkejut melihat ada tumpukan mangkok disamping kiri kapten nya ini.
"Ini sudah biasa melihat anda makan sebanyak ini, kapten Noer. Tapi kalau boleh tahu, bukannya anda diet? "
Noer menghabiskan nasi yang ada di dalam mulutnya sebelum menyahut atau menjawab. "Tidak lagi.. "
"Maksudnya? "
"A-aku kalah dengan tuan Craig. Hehe.. "
"Oh. Anda gagal ya.. "
"I-iya.. " jawab Noer malu.
Anggota itu mendengus geli. "Saya datang untuk melaporkan hasil investigasi saya di barat laut Ironsteel.. "
"Bagaimana keadaan disana? "
"Tidak ada tanda-tanda Iblis es putih. Hanya saja banyak bandit saya temukan.. "
"Bandit ya? Entah kenapa belakangan ini banyak dari mereka yang muncul.. " lanjutkan Noer.
"Anda benar. Haruskah saya memeriksa bagian ini lebih lanjut? "
"Jika kau tidak keberatan aku izinkan.. "
"Dimengerti.. "
Noer lanjut makan. Namun ia berhenti ketika melihat anggota nya masih ada.
"A-ada apa? Aku malu loh kalau dilihat ketika makan.. "
"Maafkan saya. Hanya saja ada yang membuat saya keheranan, kapten.. "
"Hmm?? "
"Kenapa anda mengirim anggota sementara itu juga? Saya tidak mencemaskan tuan Craig ataupun senior Cho, mereka cukup untuk. Tapi kenapa anggota itu juga? "
"Karena dia adalah anggota sementara, Boston. Vikram harus menunjukkan kelayakan nya agar dapat diterima penuh bersama kita di Golden Arc. Dan menurutku memberikan tugas sulit dan tak terduga adalah hal yang tepat untuk menilai Vikram.. "
.
.
.
Kelompok Vikram yang ditugaskan ke Freezing Castiron telah sampai di bukit pedang es raksasa yang berada diluar dinding benteng Ironsteel. Suhu disana benar-benar sudah menyatu dengan dingin nya pedang es raksasa itu, beruntung ketiga laki-laki ini sudah menyiapkan sarung tangan tebal dan jaket berbulu yang hangat ketika dipakai.
"Kenapa pedang ini tidak meleleh? " penasaran Vikram.
"Aku juga ingin tahu. Bahkan setelah kapten mengalahkan pemilik pedang es ini, senjata ini tetap saja tidak kehilangan kekuatan nya.. " tambah Cho.
"Atau pedang es ini yang memberikan kekuatan kepada pemiliknya.. " Craig.
"Saya pernah dengar tentang cerita Iblis ini menyerang Ibukota, hanya saja saya tidak menyangka bila ukurannya lebih besar dari pedang ini. Kapten Noer benar-benar menghadapi raksasa ya.. "
"Walaupun penampilan kapten begitu, kekuatan nya beliau menyamai raksasa atau bisa saja lebih.. " ucap Cho.
"Senior pernah bertarung dengan kapten? "
"Aku takut menghadapi kapten.. " jawab Cho cepat.
Lalu Craig menyahut. "Aku pernah latihan adu tanding beberapa kali dengan kapten.."
"Biar kutebak, kau pasti kalah ya? "
"Kapten Noer adalah ketua kita, mana mungkin aku yang cuma anggota bisa mengalahkan nya.. "
"Sial. Dia tidak mengakui kekalahannya.. " batin Vikram kesal.
"Kita sudah sampai.. " Cho berhenti dibelakang pedang es raksasa, menatap ke bawah dimana ada gua yang sudah menyatu dengan bekuan es akibat pedang itu. "Jika tidak salah gua itu sering digunakan goblin atau beruang untuk bertempat tinggal, "
"Saya rasa mereka tidak akan menggunakan gua itu lagi karena suhu dingin disini.. " cetus Vikram.
"Ayo kita periksa.. " ajak Cho.
Mereka menuruni bukit secara pelan-pelan agar sampai dengan selamat dibawah sana. Muka gua menghembuskan nafas yang begitu sangat diingin membuat mantel yang Vikram pakai terasa tak berguna sama sekali.
"S-saya masih kagum akan ketahanan tubuh kapten karena harus bertarung pada suhu sedingin ini.. " menggigil Vikram.
"Ya.. "
Drap..drap... Tap.
"? "
Cho, Craig dan Vikram diam mendengar ada suara langkah kaki kaca di depan mereka, bayangan kegelapan hadir dari dalam gua, matanya menyala merah seperti roh yang marah.
"Iblis es putih? "
"T-api mereka biru.. " berkeringat dingin Vikram.
Iblis yang dimaksud adalah manusia es dengan mata merah, mulut mereka seperti langit-langit gua yang tajam.
"Pasti ada lebih dari mereka di dalam... Vikram. "
Sring..!
Vikram mencabut satu pedang nya dengan tangan kanan, Vikram sempat mengigil karena harus merasakan udara yang dingin.
"Aa argh..! " iblis es berlari ke depan mereka layaknya zombie. Vikram melompat 2 meter melewati Cho, memutar kaki kiri ke samping sehingga meluncur ke bawah pinggang musuh, tebasan kuat menyusul dan membelah badan iblis es jadi dua.
Musuh dikalahkan dengan mudah.
"Ayo kita masuk lebih dalam.. " seru Cho memimpin jalan, Vikram membiarkan pedang nya tetap diluar sebagai jaga-jaga.
Mereka terus masuk ke dalam gua, sampai tidak melihat jika ada dinding es yang membeku di muka gua, menutup jalan keluar mereka.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top