00
Yak cerita baru!!!
Tenn: kali ini gue jadi protagonis yeyyy
Baikkan aku? Di sebelah kamu jadi jahat disini jadi baik.
Tenn: iya. Tapi makasih juga, disini Riku jadi benci sama saya:)
Kan konsepnya berbanding terbalik sama Septet For. Ini lebih ke kamu ceritanya.
Minami: emang kenapa kok di buat kebalik konsepnya?
Jadi gini. Kalo dalam versi Riku, Tenn itu panutan baginya dan di versi Riku juga Tenn bisa jadi jahat menurut pandangan Riku padahal belum tentu Tenn benar-benar jahat walaupun terkadang emang pengen bacok aja sih rasanya.
Nah aku buat Tenn dalam pandangan yang berbeda dari Riku, disini Tenn bisa jadi baik bisa juga jadi sedikit egois tapi masih ada sisi baiknya kok. Nah Rikunya ini yang beda, disini Riku jadi sedikit um.. dingin dan cuek--tapi ke Tenn doang, kalo ke yang lain masih Riku yang ceroboh dan polos seperti biasa.
Haruka: jadi kau buat cerita tentang mereka menurut pandangan masing-masing keduanya, gitu?
Yap. Riku di pandangan Tenn jadi dingin dan cuek sementara di cerita sebelah Tenn menurut pandangan Riku jadi jahat dan ga peduli sama dia.
Tapi alurnya beda kok, cuma konsepnya aja yang sama.
Tamaki: aku Ndak ngerti plis.
Iori: sebentar kepala ku nge-lag.
Lah-_-
Udah lah baca aja. Nanti juga ngerti.
Dan buku ini mungkin bakal slow up sama kayak Septet For, soalnya aku mau fokus come back Riku dulu biar itu cepat kelar karena udah mau masuk konflik:)
--------------------------------------
"Tadaima"
Suara lembut namun terselip nada lelah disana terdengar di seluruh ruangan saat dirinya membuka pintu rumah.
"Kau sudah pulang... Tenn?.."
Suara berat masuk ke pendengaran, lantas menatap ke depan ke arah sumber suara itu berasal dan disana ada seseorang yang berdiri tepat di dekat sofa.
"Kujou-san.."
Pria paruh baya bersurai hijau tua dengan kulit pucat seperti mayat dan pipi yang tirus tersenyum tipis ke arahnya.
Senyum tipis itu terlihat sedikit aneh untuknya. Biasanya senyum tersebut akan pria itu tunjukkan jika ia berbuat sesuatu yang membuatnya bangga karena telah berhasil melatihnya menjadi seorang idol profesional.
"Kemarilah. Aku ingin membicarakan suatu hal dengan mu"
Dengan ragu-ragu ia melangkahkan kaki menuju sosok ayah angkatnya.
"..Apa yang ingin kau bicarakan?.."
"Sebelum itu, bagaimana keadaan mu?"
"Aku baik--oh Aya dimana?"
Mata mengedarkan pandangan ke seluruh ruangan mencari sosok gadis berambut biru berusia 15 tahun yang merupakan adik angkatnya.
"Dikamarnya. Aku menyuruh dia untuk belajar"
Dia diam setelah menerima jawaban yang ia butuhkan.
Entah apa. Hatinya mulai merasakan sedikit rasa tidak nyaman, seolah sesuatu akan terjadi saat itu juga.
Tangan kurus nan dingin menyentuh pipi mulus lalu bergerak naik ke atas pucuk kepala merah muda dan mengusapnya pelan, seketika ia sedikit merinding dengan sikap tiba-tiba ayah angkatnya.
Tatapan mata yang semula lembut kembali tajam di layangkan padanya.
"Apa yang kau lakukan?"
Nada dingin nan datar masuk ke pendengaran lalu membawanya ke otak pintar miliknya namun ia tidak bisa mencerna apa yang di maksud dari pertanyaan itu.
"Maksud Kujou-san?"
"Kau menemui Nanase Riku dan berbicara padanya. Apa aku benar?"
Dia sedikit tersentak walau ekspresi wajah masih tetap sama seperti sebelumnya. Memang benar ia menemui Nanase Riku tapi Tenn memiliki alasan tersendiri untuk menemuinya, yaitu untuk menjelaskan mengapa ia memilih ikut dengan Kujou Takamasa dibandingkan bersama keluarganya.
Riku berhak tahu karena dia adalah adiknya, pasti ribuan pertanyaan selalu mengisi otak pemuda merah tersebut tanpa bisa ia jawab sendiri dan ratusan alasan mengapa Tenn pergi meninggalkan rumah yang hanya bisa di jelaskan oleh Tenn sendiri.
Pada akhirnya apa yang ia jelaskan justru berbanding terbalik dengan apa yang ia harapkan. Di kepala ia berpikir Riku akan mempercayainya jika ia mengatakan alasan bahwa ia pergi adalah karena orang tua mereka namun faktanya Riku menentang semua yang merupakan fakta itu.
Dan akhirnya, Tenn mengatakan satu kalimat yang suatu hari mungkin akan berdampak buruk kepada hidup dan dirinya.
"Aku tidak akan mengakui mu sebagai seorang idol dan adikku"
Penuturan yang ia sesali walau baru terucap beberapa saat lalu. Saat mengucapkan itu ia juga mendapat balasan yang hampir serupa dengan apa yang ia katakan.
"Oke! Aku juga tidak akan mempercayai Tenn-- Kujou-san lagi! Aku akan terus berada disini, di Idolish7 walau kau terus mendesakku untuk pergi!! Aku juga tidak akan mengakui dirimu sebagai keluarga lagi!!!"
Hatinya terasa di pukul oleh sebuah palu. Hancur saat itu juga dan ia sadar jika semuanya sudah mulai berjalan tidak sesuai yang ia duga.
Ia melihat manik merah serupa senja terselimuti amarah dan rasa kesal yang dalam di tujukan kepadanya. Berbeda dengan manik yang selalu menatapnya lembut kini berubah menjadi dingin.
Saat itu tangan langsung menyambar sebuah syal di tangan milik pemuda merah, pergi tanpa mengucapkan apapun membuat orang-orang yang ada disana heran dengan aksi keduanya.
"Iya. Aku menemui Riku"
Helaan nafas panjang keluar. Orang itu menaikkan satu alis.
"Sudah ku bilang. Jangan coba-coba untuk menemuinya. Aku tidak suka padanya. Dia penghalang karir mu dan seekor tikus yang harus di singkirkan.. bersama dengan tikus lainnya..."
Pengganggu yang ia maksud adalah Idolish7 dan Zool serta grupnya sendiri Trigger. Ayah angkatnya ini merupakan orang yang egois yang selalu membuatnya berada di satu dilema berkepanjangan.
Tenn yakin. Suatu saat nanti dia akan di hadapkan pada suatu pilihan sulit nan rumit yang akan mengguncang mental dan jiwanya.
Antara harus menuruti permintaan sang ayah atau mengikuti kata hatinya, yaitu berjalan bersama teman-temannya menuju suatu masa depan yang lebih baik.
-----------------------------------------
Ok. Ini bukan prolog kayaknya.
Ah~ sudahlah.
Selamat membaca dan menantikan cerita ini up:)
Silahkan vote jika suka dan komen, kritik atau saran juga boleh. Maafkan saya yang malah nambah hutang lagi.
Jaa Nee 👋
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top