Sneak Peak Poseidon

[PENDAHULUAN] BAB I

Hari ini sudah tiga kali Rea berjalan mondar-mandir di sekitar kursi singgasananya. Rea adalah titan yang disebut sebagai Ibu para Dewa. Wanita itu memiliki bentuk tubuh dan rupa yang sempurna, tidak heran jika Kronos jatuh hati padanya. Dia memiliki sorot mata tajam, garis rahang yang meruncing, rambut hitam bergelombang, serta bibir indah yang di setiap senyumannya menyuguhkan sinar terang. Namun, wajahnya kali ini memperlihatkan kecemasan. Anak kelimanya baru saja lahir dan seperti tradisi lama bayi laki-laki rupawan itu harus segera diserahkan kepada suaminya. Seandainya saja Rea diberikan satu permintaan, dia akan memohon kepada suaminya yang kejam itu untuk menyelamatkan anak mereka yang satu ini. Bayi laki-laki itu diberi nama Poseidon.

Dia menggendong Poseidon yang tertidur lelap dalam balutan kain sutra putih. Anak itu amat tampan. Bahkan untuk ukuran seorang bayi, dia terlalu sempurna. Rea sadar bahwa Kronos tidak akan mau menerima anak mereka untuk hidup di dunia. Aneh memang, ayah yang satu itu lebih memilih membesarkan anaknya yang lahir tak bercela di dalam perut besarnya.

Tidak berselang lama suara derap langkah seseorang menggema di seisi ruangan utama Othrys. Kronos tiba di singgasana. Pria berbadan kekar dan bermata biru terang itu meletakkan senjata sabitnya pada tempat khusus sebelum menghampiri istrinya yang sedang berdiri membelakangi dirinya. Mendengar kabar putranya lahir, Kronos dengan tidak sabar ingin melihat bayi mungilnya. Raut wajah Kronos tampak bahagia. Matanya berbinar dan sebuah senyum simpul terlukis saat dia meraih Poseidon dari gendongan istrinya.

Sementara Rea sudah pasrah dengan menyerahkan bayinya. Diperhatikan sebentar wajah dari anak laki-laki itu. Dia tampan, wajahnya bersinar serta memiliki aura yang tangguh dan kuat seperti para dewa. Namun, itulah kesalahannya. Kronos tidak pernah ingin anaknya memiliki kekuatan yang lebih hebat dari yang dia punya.

Perasaan senang Kronos mendadak hilang. Tanpa ragu dia membuka rahang lebar-lebar lalu menelan tubuh Poseidon. Rea bergetar saat menyaksikan secara langsung bayi kecilnya merengek-rengek meminta pertolongan. Meski ini sudah kali kelima Kronos menelan anaknya sendiri, Ibu para Dewa tetap tak kuasa menyembunyikan keterkejutan atas kelakuan suaminya yang dia anggap sinting.

"Kau menelan anak kita? Lagi?" Rea mebelalakkan kedua matanya.

"Maaf, sayang, tapi dia terlalu sempurna," jawab Kronos tanpa rasa bersalah sedikit pun.

Ingin rasanya ratu titan itu melempar makian tepat di telinga suaminya. Namun, niatnya dia urungkan. Meski dia mengamuk hingga gendang telinga Kronos rusak atau sampai bumi berguncang sekalipun, semua tidak akan mengubah yang terjadi. Kutukan Gaia pada suaminya telah berhasil membuat Rea hidup penuh dengan kemalangan.

Kanibal Kejam!

Rea duduk lemas di kursi kekuasaannya. Dia dengan sengaja memalingkan muka saat Kronos coba menatap wajahnya. Hati ibu mana yang tidak terasa pedih melihat semua anaknya lenyap ditelan suaminya sendiri. Meski dia tahu bahwa anaknya akan tetap hidup abadi. Namun, hidup di dalam perut, apa itu patut untuk disyukuri?

Kronos berupaya menghibur hati istrinya. Dia laki-laki tidak tahu diri. Seharusnya dia sadar bahwa dirinya penyebab kesedihan Rea. Justru dengan percaya diri dia mengulurkan kedua tangannya untuk mendekap istrinya. Lewat kecupan mesra, Kronos membujuk Rea agar mereka memiliki anak sekali lagi. Berharap dengan usaha itu, Rea tidak lagi marah dan mau memberikan jatah nanti malam. Dia juga yakin bahwa usaha terakhir mereka ini akan berhasil.

"Anak kita yang selanjutnya pasti lebih baik dan kali ini dia akan hidup di dunia bukan di perutku," janjinya sembari mengelus perutnya yang membuncit.

Rea berhasrat memanggil singa-singanya datang, lalu menyuruh mereka untuk langsung mencabik-cabik tubuh suaminya yang menyebalkan. Tapi, tidak. Jika Rea melakukannya maka akan melukai anak di dalam perut Kronos. Lagi pula dia sudah muak dengan janji yang dibuat suaminya.

Sementara itu, bayi Poseidon telah masuk ke dalam organ dalam Kronos. Tentu saja, tubuh titan sangat berbeda dari tubuh dewa dan manusia. Para titan sangat fleksibel. Jika perawakan dewa terlihat kekar, kuat, dan tampan maka berbeda sedikit dengan titan. Titan memiliki tubuh lebih tinggi dan besar serta tampak beringas dan kasar. Jadi, meski mereka memakan bayi atau manusia dewasa sekalipun, tidak akan mengubah postur tubuh mereka.

Bayi Poseidon yang turun ke dalam tubuh Kronos tidak dicerna dalam lambung maupun usus dua belas jari. Dewa mungil itu langsung melesat menuju suatu tempat khusus yang terdapat di dalam perut Kronos. Letaknya berada di sekitar usus besar dan usus halus. Tempat itu lumayan besar untuk menampung empat orang dewa yang mulai beranjak dewasa. Tidak ada apa pun di sana kecuali ruang kosong berdinding bewarna merah muda yang dingin dan berlendir. Bahkan terkadang berbau tidak sedap. Di atapnya dihiasi usus besar yang menjuntai dan sesekali para dewa menjadikannya selimut ketika mereka sedang tidur. Sebab sangat sulit beristirahat di ruangan bersuhu rendah tanpa mengenakan busana. Sedangkan di sebelah pojok ada suatu lubang keramat yang tidak pernah ingin dewa-dewi sentuh sedikit pun. Karena rongga itu akan membawa mereka ke dalam tempat terkutuk berisi kotoran Kronos.

"Kau merasakan sesuatu Demeter? Sepertinya ada yang datang kemari." Hestia panik. Perempuan bermata amber itu beringsut menuju saudaranya yang lain, ketika merasakan organ tubuh Kronos bergetar.

Demeter dan Hera melihat ke atas bersamaan. Mereka hanya berharap yang datang bukan sisa makan malam berbau busuk atau cairan hijau pekat seperti kemarin sore. Jika yang muncul hal semacam itu mereka yakin, malam ini Hades akan terus mengomel hingga membuat keduanya tidak bisa tidur kecuali menyumpal mulutnya dengan usus besar.

"Titan sialan! Tidak cukup dengan makan empat orang, sekarang dia masukkan apa lagi ke dalam mulut besarnya itu," ujar Hades jengkel. Pemuda bertubuh jangkung itu ikut menghindar dan berlindung seperti saudarinya yang lain.

Pluk!

"Seorang bayi? Lagi?" Hestia mengerutkan kening.

Hades mendengkus kasar melihat bayi yang baru saja jatuh di depannya. Dia segera bangkit dan mengambil Poseidon, dengan langkah cepat berniat membuangnya ke dalam lubang keramat Kronos. Tiba di tepi Hades menyipitkan matanya seraya berkata, "Ck, sayang sekali!"

"Hades kau sudah gila!" Hestia merebut Poseidon yang tinggal sejengkal lagi terjatuh, lalu membawanya menuju Demeter dan Hera. Jiwa keibuannya tidak bisa membiarkan perlakuan semena-mena itu.

"Aku salah apa? Dia akan membuat ruangan ini lebih sempit. "

Ketiga perempuan cantik itu mengacuhkan keluhan Hades. Bagaimana bisa Hestia membiarkan Poseidon celaka. Dia adalah adiknya. Terlebih Poseidon terlihat amat menggemaskan. Saat jemari kecilnya menyentuh rambut kemerahan Hestia, ketiganya tertawa, seperti punya mainan baru. Mereka sudah bosan tinggal di dalam perut bersama pria bermata abu-abu yang memiliki aura gelap seperti Hades. Setidaknya sekarang ada yang sedikit lebih enak dipandang.

Namun, Poseidon tiba-tiba menangis. Bayi itu meminta makanan. Hestia, Hera, dan Demeter termenung, berpikir makanan apa yang layak diberikan untuk mainan kecil mereka. Hingga Demeter memutuskan untuk memberikan beberapa helai rambutnya yang bewarna kuning keemasan pada mulut Poseidon. Hal itu dilakukan sebab saat dia lapar, perempuan yang memiliki bibir tipis itu mengisap-isap rambutnya sendiri sampai merasa kenyang. Nyatanya, Poseidon menyukai rasa rambut Demeter.

Sementara saudarinya yang lain tengah sibuk merawat Poseidon, Hades hanya mengamati dengan tatapan iri. Sepertinya dulu dia tidak diperlakukan semanis itu. Pria pemilik rambut bewarna tembaga itu malah membaringkan badan dan menutup matanya.

Semenjak kehadiran Poseidon, ruang di dalam perut Kronos semakin ramai saja. Setiap harinya selalu terdengar suara tangis maupun tawa dari bayi kecil itu. Perdebatan antara Hestia dan Hera pun sering terjadi karena berebut peran sebagai ibu Poseidon. Tidak perlu waktu yang lama untuk Poseidon mulai tumbuh besar. Tubuhnya kini berkembang bersama otot-ototnya yang kekar. Kulitnya bewarna kecokelatan dan rambutnya yang sebahu bewarna gelap keemasan terlihat kontras dengan matanya yang sebiru lautan.

Poseidon bukan hanya tumbuh menjadi pria yang gagah dan tampan. Hidup dan besar bersama tiga wanita cantik membuatnya kehilangan akal. Laki-laki itu mulai tertarik pada ketiga kakaknya. Terutama pada Demeter. Siapa yang bisa menolak pesona wanita bermata ungu itu. Rambutnya yang kuning keemasan seperti biji padi, sikapnya yang lemah lembut dan penyayang membuat Poseidon tergila-gila.

Dibandingkan dengan kedua kakak perempuannya yang lain, Demeter yang tercantik bagi Poseidon. Jika Hestia, wanita itu sedikit pemarah. Rambutnya yang merah memang cocok dengan karakternya. Apalagi saat dia mengamuk maka segala yang ada di sekitarnya akan dibakar dengan api di tangannya, menakutkan. Sedangkan Hera, wanita itu juga cantik tapi sangat cerewet. Saat ada sesuatu tidak beres terjadi di dalam perut Kronos, seperti tiba-tiba ada gas berbau busuk atau lendir yang mengenai tubuhnya maka Hera akan terus mengomel sepanjang hari.

Karena itulah pilihan Poseidon jatuh pada Demeter. Dia sangat baik, cantik, dan lemah lembut. Satu lagi, Demeter itu lumbung pangan, sangat berguna. Namun, Poseidon tidak bisa berbuat apa-apa. Niat buruknya itu akan digagalkan oleh Hades dan saudarinya yang lain.

Poseidon dengan santai sedang mengamati lekak-lekuk tubuh Demeter dari dekat, saat wanita itu tidak menyadarinya. Dilihat dari sisi mana saja Demeter memang indah. Poseidon tidak bisa lagi menahan diri.

"Jauhkan pandanganmu dari Demeter, Poseidon! Kalau tidak maka apiku yang akan melakukannya." Hestia memperingatkan dengan tangannya yang menengadah dan mengeluarkan percikan api.

Poseidon terkejut menyadari bahwa tatapannya pada saudarinya telah dipergoki oleh Hestia dan pria itu tidak ingin membuat gara-gara, apalagi dengan api di tangan Hestia.

"Tenang Hestia, aku hanya mengaggumi kecantikan Demeter. Sungguh itu saja." Poseidon berkilah.

"Kau bukan lagi seorang anak kecil. Aku tahu tatapanmu pada kakak perempuanmu itu bukan seperti seorang adik. Jadi, kuperingatkan jangan macam-macam," ucap Hestia dengan serius.

"Sudah kukatakan sebaiknya dulu aku membuangnya ke dalam lubang itu. Dia akan menyusahkan," sahut Hades.

Mendengar Hades ikut campur Poseidon tidak bisa diam lagi. Jika berdebat dengan Hestia, dia bisa mengalah karena wanita itu yang tertua diantara mereka. Namun, bila dengan Hades, jangan harap Poseidon mau mundur.

"Hades aku bukan seorang bocah lagi dan sebenarnya bukan ide yang buruk kalau aku mendorongmu ke lubang itu sekarang." Poseidon menantang Hades dengan tatapan tajam.

Hades mengangkat satu alisnya. "Kau mau mencobanya, ayo kemarilah!" ucapnya meremehkan.

"Dasar sialan!" Poseidon bangkit dan menyerang Hades. Namun, Hestia dan Hera segera melerai mereka.

"Kalian berdua sudah benar-benar membuatku muak!" Hera mendorong Poseidon dan Hades hingga keduanya terbentur dinding perut Kronos.

Di sisi lain, mungkin akhir-akhir ini Kronos sering mengeluh sakit perut kepada Rea.

Poseidon tidak tahan lagi dengan sikap saudaranya. Dia berpikir bahwa tidak ada yang salah jika dia menyukai Demeter. Namun, keinginannya itu tidak akan terpenuhi selama mereka masih terjebak di dalam perut Kronos. Poseidon mulai mencari cara agar dia dan Demeter bisa keluar dari ruangan berlendir itu secepatnya.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top