SUASANA PESTA
Judul lagu : Hip Hip Hura by Chrisye (1985)
--*--
Dear : Sujiman Sukijan
UNDANGAN
Hai.... Teman-teman datang ya ke acara ulang tahunku yang ke-9
"KRYSTAL SETIAWAN"
Sabtu, 4 Juli 2020 @8 P.M
Jangan lupa datang, ya, teman-teman.... Kehadiranmu sangat berarti bagiku.
Aku membaca undangan yang diberikan Krystal padaku setelah pelajaran Matematika. Ya, Krystal hari ini berulang tahun. Usianya sembilan tahun pada tahun ini, sama sepertiku. Malam minggu ini, dia mengadakan pesta ulang tahun. Pesta yang akan diselenggarakan di hotel.
Kata orang-orang, hotel itu berbintang lima. Aku jadi berpikir, apakah hotel itu memiliki bintang dengan mencurinya dari langit? Lalu, yang paling bagus berarti bisa menyimpan lima bintang? Soalnya, kata mereka ada pula hotel berbintang satu, dua, tiga, empat.
Entahlah. Aku tak tahu.
Di malam minggu, kupergi ke pesta
Pesta meriah, ulang tahun kawanku
Saat aku menginjakkan kaki di sebuah ruang luas hotel--kata mereka itu namanya aula--aku menyaksikan pesta yang meriah. Pesta yang meriah, tapi aneh. Anak-anak perempuan semuanya berwajah putih. Bahkan, ada yang wajahnya putih tapi leher sampai tubuhnya berwarna cokelat. Bibir mereka pun seperti diolesi saus tomat. Kedua pipi mereka juga berwarna merah, seperti habis kena pukul. Rambut mereka juga aneh-aneh.
Semua yang terlihat memang aneh, kecuali pakaian mereka.
Kata Krystal, tak perlu membawa orang tua. Kalau pun mengantar, hanya diperbolehkan sampai depan hotel. Alhasil, pesta ini jadi pesta yang bebas. Teman-temanku semuanya bertingkah seperti orang dewasa.
Semua yang datang, bergaya ceria
Berdansa dan gembira
Krystal bilang padaku, konsep pestanya adalah menjadi orang dewasa. Tak ada yang bisa kami lakukan selain meniru mereka. Karena, seperti itulah kami belajar. Krystal mendapatkan ide bersama pengasuhnya untuk membuat pesta ini, karena ayahnya pernah sekali membawa Krystal ke sebuah acara ulang tahun kolega ayahnya.
"Di sana, orang-orang bergaya ceria. Mereka berdansa, bergembira," kata Krystal saat kami mengobrol di dekat meja yang di atasnya ada botol-botol minuman. Krystal merapikan gaun birunya. Bahunya terekspos, gaya orang dewasa katanya. Bahkan, kata Krystal, orang dewasa lebih terbuka lagi pakaiannya.
Krystal mengambil salah satu botol minuman di atas meja. "Kata pengasuhku, minuman ini enggak enak, tapi bisa bikin kita kayak ada di alam mimpi," kata Krystal.
Krystal pun memanggil pengasuhnya untuk membuka botol itu, lalu menuangkan isinya ke gelas kecil untuk kami berdua. Aku melihat si pengasuh menahan tawanya. Oh iya, aku ingin memberitahu bahwa Krystal bilang, Krystal nyaris tidak pernah berbicara dengan kedua orang tuanya. Segala sesuatu yang menyangkut Krystal, kata Krystal, diserahkan pada pengasuhnya.
Si pengasuh tertawa sambil merekam kami yang sedang minum bersama.
"Anjing! Liat guys, anak kecil udah minum-minum! Anjing banget, lah haha...." katanya.
"Ah, anjing!" seru Krystal setelah minum satu teguk. "Rasanya enggak enak banget!"
Setelah minum minuman aneh itu, aku merasa pusing. Lalu, aku melihat seorang anak perempuan yang sangat cantik, sedang berdansa bersama seorang anak laki-laki. Di samping mereka, ada satpam rumah Krystal dan pengasuh Krystal yang lain, tengah menarikan tarian yang aneh. Tubuh mereka terlalu dempet seperti kertas warna yang ditempelkan di atas karton dengan lem. Tak lama kemudian, mereka melepaskan pakaian mereka masing-masing dan 'bergulat' di atas lantai.
Tak ada hal lain yang bisa dilakukan oleh anak perempuan dan laki-laki itu, selain meniru tingkah aneh satpam laki-laki dan pengasuh perempuan Krystal dalam pesta itu.
Di tengah pesta kulihat si dia, lincah gayanya
Dandanan masa kini
Aku melihat seorang anak perempuan lain. Dia merokok di sebelah supir keluarga Krystal yang tengah merokok pula. Asap menguar dari kedua belah bibir mereka. Anak perempuan itu lalu melihat pengasuh Krystal yang lain, tengah menari dengan menggoyangkan pinggulnya. Anak perempuan itu pun membuang puntung rokoknya ke atas lantai, lalu mengikuti tingkah pengasuh itu.
Sangat lincah.
Ingin hatiku mencium pipinya
Tapi malu rasanya
Di dalam sinetron yang suka ditonton ibuku, seorang laki-laki yang menyukai seorang anak perempuan, biasanya mencium pipi si anak perempuan. Tapi, terkadang rasanya memang malu, kata orang yang ada di dalam sinetron itu.
Oh hip hip hura hura (hura-hura)
U-hu u
Aku suka dia (suka dia)
U-hu u
Aku jatuh cinta (jatuh cinta)
U-hu u
Dia menanti cinta bersemi di hati
Kata orang dewasa, ini adalah rasa dari jatuh cinta. Aku yakin, sepertinya rasa ini bukanlah efek dari minuman aneh yang kuminum.
Di tengah pesta kulihat si dia, lincah gayanya
Dandanan masa kini
Ingin hatiku mencium pipinya
Tapi malu rasanya
Kupu-kupu berterbangan di atas kepalaku, seperti mimpi di malam hari. Kupu-kupu bercorak cokelat gelap dengan sedikit warna putih mengepakkan sayapnya di hadapanku. Tak lama kemudian, kupu-kupu yang lebih kecil pun mengikuti. Setelah itu, kupu-kupu yang paling besar tersebut pun menyesap air sisa minuman di atas gelas dengan mulutnya yang terlihat seperti jarum.
Tak ada yang bisa dilakukan oleh kupu-kupu yang lebih kecil, selain meniru si kupu-kupu besar. Kupu-kupu besar mati, dan akhirnya kupu-kupu kecil juga mati. Namun, ada satu kupu-kupu kecil yang tidak mati. Sebab, kupu-kupu tersebut mengikuti kupu-kupu lain yang lebih besar. Saat kuperhatikan, corak kedua kupu-kupu itu sama. Corak warna ungu, hijau, dan biru berpadu menjadi tiga dalam satu. Kedua kupu-kupu itu terbang menuju cahaya putih dari arah ventilasi.
Aku pikir, sepertinya mereka adalah ibu dan anak.
Aku kembali melirik anak perempuan yang tadi. Dia masih menari. Aku bisa saja mencium pipinya seperti di sinetron orang dewasa. Aku juga bisa saja melakukan hal seperti satpam laki-laki dan pengasuh perempuan Krystal.
Aku akan mencium pipinya saja. Walau aku malu.
Oh hip hip hura hura (hura-hura)
U hu -u
Aku suka dia (suka dia)
U-hu u
Aku jatuh cinta (jatuh cinta)
U-hu-u
Dia menanti cinta bersemi di hati
Suasana pesta menjadi semakin meriah, dan aneh.
"APA-APAAN INI?!"
Tiba-tiba, orang-orang berseragam masuk ke aula dan berteriak. Seragam mereka berwarna cokelat, persis seperti yang sering kulihat di televisi saat ayahku menonton berita. Mereka memasang ekspresi terkejut layaknya pesta ini adalah kekacauan. Di belakang mereka ada orang-orang berseragam pegawai hotel. Para pegawai itu terlihat sama terkejutnya.
Puluhan anak kecil--aku tidak bisa menghitungnya--dan beberapa orang dewasa berkumpul di aula hotel ini, begitulah kondisi kami. Namun, orang-orang yang tiba-tiba datang ke sini, ke aula ini, memasang ekspresi jijik selain terkejut. Mereka menyeret paksa beberapa orang dewasa.
Mengapa hanya orang dewasa yang diseret? Kami, puluhan anak-anak SD Tadika Mesra ini juga melakukan hal yang sama dengan mereka!
Tak ada hal lain yang bisa kami lakukan, selain meniru.
"Kami polisi. Kalian semua ditangkap karena menyelenggarakan pesta ilegal!" seru salah satu orang yang memakai seragam cokelat. Kumisnya paling tebal di antara yang lainnya, dan perutnya bulat.
"Pesta ilegal? Tapi ini pesta ulang tahun anak itu!" seru salah seorang pengasuh Krsytal yang tadi bergoyang pinggul, sambil menunjuk Krystal.
"Kalian menghancurkan pesta anak-anak! Dan pesta anak-anak macam apa yang seperti ini?!"
Suasana menjadi ricuh. Namun, di antara kericuhan itu, aku mencari-cari sosok anak perempuan yang membuatku terpana.
Dia tidak ada. Menghilang tanpa jejak.
--*--
"Oh hip hip hura hura~ Hei, dasar anak kecil! Tidur aja kerjaannya!"
Aku terbangun karena kaget. Lalu, mengucek-ngucek mata. Segera aku menyelesaikan pekerjaan yang tadi tertunda karena ketiduran. Rupanya, aku hanya bermimpi. Namun, mengapa mimpi itu terasa sangat nyata?
Petugas kebersihan galak yang tadi membangunkanku pun memberikan beberapa lembar uang, lalu menyuruhku pergi. Kulangkahkan kakiku keluar dari aula hotel, lalu pergi dari gerbang hotel. Ya, aku diam-diam dipekerjakan oleh petugas kebersihan yang malas tadi. Tugasku adalah membersihkan aula hotel bersama petugas kebersihan lainnya.
Aku berjalan menuju gang sempit. Tempat biasa aku menyetorkan uang pada laki-laki sangar penguasa gang itu. Aku tak punya orang tua, tak punya siapa-siapa yang bisa membimbingku. Aku hidup di jalanan. Terkadang, aku menumpang menonton televisi di kedai kopi dekat gang sempit. Hal itu membantuku untuk mengetahui apa yang terjadi di dunia saat ini.
Dunia yang meriah, dan aneh.
Botol-botol minuman yang bisa membawamu ke alam mimpi, tarian yang aneh. Dandanan yang terlihat lebih seperti kostum badut.
"HEH, APA-APAAN INI?! KAMU LAGI?!"
Orang-orang berseragam cokelat memasuki area gang sempit saat laki-laki sangar itu meminta uangku. Suasananya hampir sama seperti dalam mimpi.
Si laki-laki pun marah pada orang-orang berseragam itu. Dia mengacungkan jari tengahnya. Melihat ekspresinya, aku paham bahwa itu adalah gestur kebencian. Artinya hanya satu. Yaitu, orang-orang berseragam itu jahat karena selalu menghancurkan suasana. Pantas si laki-laki itu benci.
Lalu, aku ikut mengacungkan jari tengahku.
Tak ada hal lain yang bisa aku lakukan, selain meniru. Sebab,
itulah cara terbaikku untuk belajar.
--*--
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top