Kevrielqiya » Go Away!

Thanks for leaving ~ Alexandra Stan
• • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • •

We crashed & burned
A lesson learned
We fell head first,
Silly us, SO STUPID
Our lines got blurred
We walked into the fire
Knowing we'd get burned!

Alunan lagu mellow terdengar ke seluruh penjuru kamar seolah menjadi juru bicara bahwa diriku tengah dirundung galau yang tak berujung. Duduk bersandar di sisi ranjang beralaskan lantai yang dingin sama sekali bukan masalah untukku. Sorotan mata yang tertuju pada pigura kecil tergantung di dinding, namun sesungguhnya pandanganku kosong tanpa fokus.

Berulang kali benakku memutar waktu ke masa lalu. Waktu di mana kita bersama, bergandengan tangan, saling menatap manik mata masing-masing dengan bumbu-bumbu cinta di setiap canda tawa. Betapa bahagianya kita, tapi itu dulu.

Bagaikan sinetron, scene dengan cepat berganti latar. Adegan manis tadi pudar. Kali ini sebuah drama roman picisan muncul dalam bayangan semu mataku. Sangat jelas dalam memoriku saat jemariku berhasil menyiram segelas limun ke wajahmu yang terbelalak melihat kehadiranku. Kehadiran yang sebenarnya mengganggu kencanmu dengan dia, kekasih simpananmu. Drama, sangat drama. Tapi itu kenyataan yang terjadi siang tadi.

Aku bagaikan orang ketiga di antara kau dan dia. Rasanya ingin aku berteriak dan bertanya kepada dunia, "Aku ini siapa baginya?! Semudah itukah dia menduakanku?! Apa salahku?!". Pertanyaan yang sejatinya sudah kuketahui jawabannya.

"Dia pria bangsat."

Lagu mellow masih mengalun dari iPod yang tergeletak di atas kasur semakin terdengar hambar di telingaku. Tanganku dengan cepat melemparnya hingga membentur tembok. Benda mahal itu berakhir sudah nyawanya hari ini. Perlahan senyum sinis terukir di bibirku. Aku merangkak mendekati pecahan iPod di sudut dinding, memungutnya dengan hati-hati.

But now my LOVE has turned to HATE
And I won't spend another day with you inside my head
I know that we all make mistakes
Cause you're the biggest prize I've paid
And now I'm paying off that debt, ooh

Kakiku melangkah menuju lemari dua pintu di sisi lain kamar, kemudian mengeluarkan sebuah kardus polos dari dalamnya. Senyum sinisku makin menjadi saat melihat isinya, dipenuhi aneka barang pemberiannya. Boneka, album foto, aneka aksesoris, lalu baju couple. Ipod ini juga pemberian dia, makannya aku rela saja menghancurkan elektronik jutaan ini. Kutaruh Ipod di dasar kardus, lantas berpikir untuk mencari pemantik api dan membakar kardus ini tepat di lantai kamar.

"Yura, Abbi datang mencarimu." Tiba-tiba terdengar suara Mama dari balik pintu kamar yang kukunci.
Abbi? Lelaki bangsat itu mau apa lagi kemari?

"Iya, Ma. Bentar lagi Yura samperin." Dengan sigap kuangkat kardus tadi keluar kamar. Sosok laki-laki yang dulunya kusayang itu duduk di ruang tamu dengan wajah menunduk gelisah. Sosok yang kusayang? Aku jijik mengatakannya.

Go on! Sent your packing
So long! You've been slacking
We're so out of reasons
THANK YOU FOR LEAVING
My heart's been re-listed
You have been evicted
You're out, I'm spring cleaning
So thank you, and
THANKS FOR LEAVING!

Kardus tadi kuhempas ke atas meja, membuat Abbi menengadah. "Bawa kardus itu pergi! Aku muak melihatmu!"

"Ra-"

"Satu hal lagi, terima kasih sudah meninggalkanku. Aku bebas! Aku bebas dari laki-laki bangsat macam dirimu!"

"Ra, aku salah. Aku masih sayang sama kamu. Kita balikan lagi, ya?" Abbi memasang wajah memelasnya, wajah yang selalu membuat hatiku luluh. Tapi itu DULU!

"Rangga Abbiyu, maaf namamu sudah masuk daftar hitam hatiku." ucapku sinis, cukup untuk mengakhiri segalanya. Kulihat Abbi terdiam, beberapa saat kemudian ia mengangkat kardus itu lalu pergi.

I broke my rules
Let you play me fool
Thought I was so cool
Silly me, SO STUPID
How could you be so cruel
Turned me into be a LIAR
Things I said I'd never do

Aku tersenyum miring menatap punggung gagah itu berjalan meninggalkan pagar. Pria bangsat itu hanya kesalahanku di masa lalu. Betapa bodohnya aku dipermainkan dari belakang olehnya. Bukan hanya bodoh, aku terlalu polos untuk mengerti yang namanya diduakan. Tingkahnya yang mencurigakan luput dari perhatianku. Ah, sudahlah Yura. Dia hanya masa lalumu.

Aku kembali ke kamar dengan perasaan ringan. Tiba-tiba ponsel pintarku bergetar menampilkan notif line yang jebol, PM dari Nada, temanku.

Ternyata ceweknya Abbi ada tujuh, termasuk kamu.

Emosiku semakin meletup. Tanpa sengaja pandangan mataku terarah pada pigura foto kami berdua yang tergantung di dinding perapian. Kelihatannya memang manis di sana. Kami bagaikan pasangan kekasih yang tak lekang oleh waktu. Tapi itu DULU!
Pigura ini kenangan satu-satunya yang tersisa antara aku dan Abbi. Sebaiknya aku...

PRANG!

...banting.

Every CRACK in the wall it reminds me of
All the hundred million reasons I put down my gloves
I can't believe this was REAL!
And the picture that still sits by the fire place
Every time I had to see your little stupid face
I don't think I can DEAL!

---

• END •

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top