Sahabat Kecil by lelouchy

Sahabat Kecil by Ipang

• • •

Tak pernah terlewatkan
Dan tetap mengaguminya
Kesempatan seperti ini
Tak akan bisa di beli

"Di sini!"

Ara berlari mendahului Niko menuju gundukan tanah kecil di bawah pohon besar yang rindah. Batu pipih berukuran besar tertancap di atasnya. Kelopak mawar berhamburan di permukaannya. Ara berjongkok di samping gundukan tanah itu. Matanya menatap sendu. Tak lama, Niko menghampirinya lalu berjongkok di samping Ara.

"Larimu cepat sekali, Ara!" serunya dengan napas yang terengah-engah. Namun, Ara tak menjawab. Niko menelengkan kepalanya untuk melihat wajah sendu Ara. Mata Ara berkaca-kaca. Air mata berkumpul di pelupuk matanya. "Ara?" panggilnya. Ara tetap tak menjawab. Air mata Ara akhirnya jatuh, mendarat di atas gundukan tanah itu.

"Mimi...." lirih Ara membuat Niko memalingkan pandangannya pada objek yang sama dengan gadis berambut ikal itu.

"Mimi udah tenang di sana, Ara." Niko mencoba menenangkan Ara. Namun, bukannya tenang isakan tangis Ara semakin menjadi. Bahu Ara bergetar. Wajahnya ia tenggelamkan ke dalam lipatan tangannya yang bertumpu pada lutut.

Niko menatap sekelilingnya gelisah. Ia berjanji pada ibu Ara untuk menjaganya. Tapi, kini Ara menangis di sampingnya. Niko mengerutkan alisnya, meikirkan apa yang bisa membuat gadis sebayanya ini tenang. Ia memperhatikan gundukan tanah itu. Dan ide itupun melintas di pikirannya.

"Ara!" Ia membalikkan badannya untuk menatap Ara yang masih menangis. "Aku janji bakal kasih kucingku buat kamu, deh." ucapannya berhasil membuat Ara mengangkat kepalanya. Wajah Ara kusut, air mata masih mengaliri pipinya.

"Sungguh?" ucap Ara dengan suara serak.

"Iya. Buat pengganti Mimi!" seru Niko bersemangat. Namun, perkataannya malah membuat wajah Ara kembali sendu.

"Huaaa, Mimi enggak bakal ada yang bisa gantiin!" raung Ara membuat Niko kembali panik.

"E-eh, enggak. Bukan buat pengganti. Buat nemenin Ara kok. Ara mau Roro kan?"

Tangisan Ara terhenti. Ditatapnya Niko dengan mata berkaca-kaca.

"Niko benar mau kasih Roro ke Ara?" Niko mengangguk.

"Ah! Niko baiikkk!" Ara berseru senang. Ia lalu memeluk Niko erat sambil mengelap lendir di hidungnya pada baju Niko.

"Ara jorok!!"

-Bersamamu kuhabiskan waktu
Senang bisa mengenal dirimu
Rasanya semua begitu sempurna
Sayang untuk mengakhirinya-

Niko menutup album foto itu. Meletakkannya kembali di antara tumpukkan buku usang di atas meja belajarnya. Semburat senyum senang terpampang di wajahnya.

"Aku akan segera kembali, sahabat kecilku."

Ia berjalan menuju tempat tidur. Mengistirahatkan dirinya. Bersiap untuk kembali ke tempat asalnya besok pagi. Menemui sahabat kecilnya. Menepati janji yang sempat ia ucapkan.

Ia tak ingin mengakhirinya. Ia ingin menghabiskan waktunya lagi dengan Ara.

• END •

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top