SF: Almost is Never Enough
I'd like to say we gave it a try
I'd like to blame it all on life
Aku berjalan di sebuah tempat yang kini tertinggal sebagai kenangan di benakku. Setiap langkah mengingatkanku pada sebuah kisah di masa lalu. Saat kita saling mempersatukan sebuah hubungan, sebuah janji terucap di bibir kita. Janji setia. Namun, semua berlalu begitu saja. Kita telah mencoba bertahan pada hubungan yang telah rapuh. Tapi tetap saja kita gagal.
Maybe we just weren't right,
But that's a lie,
That's a lie
Tawamu, kini hanya menjadi masa lalu. Mengapa kita berpisah? Mengapa? Dan mengapa perasaan itu tak pernah hilang? Hingga saat ini. Nostalgia pada masa lalu kita, membuatku sedikit bersedih. Ternyata itu semua sia-sia. Siapa yang dapat ku salahkan? Aku butuh sebuah pelampiasan.
"Kita, mungkin tidak cocok."
Kata-kata itu mengakhiri hubungan kita. Benarkah kita tidak cocok? Saat tawa kita terdengar begitu tulus. Apakah benar tidak cocok? Itu sebuah dusta. Hanya sebuah dusta untuk mengakhiri hubungan yang telah rapuh. Hanya sebuah alasan karena tidak mampu bertahan.
Jika tawa yang memulai kita maka tangis yang mengakhiri kita. Dari awal aku memang tak percaya pada kata kita. Aku dan kamu menjadi kita pada akhirnya akan kembali menjadi aku dan kamu.
And we can deny it as much as we want
Mungkin kita tidak cocok. Kata-kata itu terus menjadi kata-kata kita. Kata-kata tuk menyangkal semuanya, tuk membodohi dunia ini. Kita tak mungkin bersama lagi. Kata-kata berat yang selalu kita ucapkan dengan hati sedih. Mengapa kita bertemu jika akhirnya berpisah?
But in time our feelings will show
'Cause sooner or later, we'll wonder why we gave up
Ku berharap pada waktu agar mereka yang menunjukkan perasaan kita sebenarnya. Apakah memang harus berpisah? Atau kita dapat dipersatukan di waktu mendatang?
Mungkin kini kita saling bertanya, mengapa dulu kita berpisah? Mengapa dulu kita tidak bertahan? Serapuh itukah? Tak mampukah disatukan lagi?
The truth is everyone knows
Tak perlu kita menjawabnya. Semua orang tahu jawabannya. Kita sudah menyembunyikannya tapi mereka tetap tahu apa yang terjadi pada kita. Hubungan rapuh ini di mulai akibat kesalahan kita.
Kita bertemu lagi. Di jalan yang kini tertinggal sebagai kenangan. Tatapan kita saling bertemu, saling merindukan, dan saling mencari tahu. Senyum pahit menghiasi bibir kita. Mengapa bertemu lagi? Tapi ku akui aku merindukanmu.
Almost, almost is never enough
So close to being in love
Melihat tatapanmu, hampir saja. Yah, hampir saja membuatku jatuh cinta lagi. Membuatku kembali mengulang kisah kita tapi ku tak tahu dirimu. Aku tak tahu apakah dirimu ingin mengulang kembali denganku?
If I would have known that you wanted me
The way I wanted you
Wajahmu tetap membiusku ke duniamu. Menatapmu membuatku mengingat semua kenangan kita. Kenangan yang membuatku bersedih.
"Jika kita tak berpisah waktu itu, aku ingin tetap bertahan disisimu." Katamu.
Mengapa baru kau katakan sekarang? Mengapa? Saat semua telah berubah, saat hati telah menjadi dingin. Mengapa baru kau katakan? Aku juga menginginkanmu tetap disisiku.
"Tapi semua telah terlambat, bukan?"
Then maybe we wouldn't be two worlds apart
But right here in each others arms
Jika kita saling jujur. Jika kita tidak memikirkan ego kita. Mungkin kita takkan berpisah dan mungkin hari ini telah kita habiskan waktu tuk bersama. Saling berpelukan, saling tertawa, dan semua hal yang membuat kita bahagia.
And we almost
We almost knew what love was
But almost is never enough
Kita hanya hampir memahami apa itu cinta tapi kita hanya hampir dan menciptakan sebuah kegagalan. Aku dan kamu yang pernah tercipta menjadi kita.
If I could change the world overnight
There'd be no such thing as goodbye
You'll be standing right where you were
And we'd get the chance we deserve
Jika semua bisa terulang. Andai waktu dapat ku putar. Aku ingin menghapus kejadian itu dan menghilangkan salam perpisahan antara kita agar kita masih bersama sampai kini. Mungkin kita masih duduk bersampingan tanpa canggung. Dan kita masih memiliki sebuah kesempatan tapi semua sia-sia saja, aku tak mampu memutarnya.
Try to deny it as much as you want
But in time our feelings will show
'Cause sooner or later, we'll wonder why we gave up
The truth is everyone knows
Seberapa berat kita menyangkal. Sampai kapanpun juga semua kan sia-sia karena waktulah yang telah menunjukkan perasaan kita. Mengapa kita harus berakhir?
Hanya sedih yang menemani kita. Tak mungkinkah kebahagiaan itu kembali pada kita? Apakah tak ada sebuah kesempatan? Hanya satu. Aku hanya ingin sebuah kesempatan untuk mengembalikan dan memahami cinta.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top