The Sound of Silence - Pentatonix

Persembahan dari opicepaka

--

Sentuhan kecil di pundak mengganggu konsentrasiku. Buyar sudah larik-larik kata yang terangkai di otakku.

“Apa yang kamu dengar?” Bibir anak lelaki, yang sudah empat hari ini selalu duduk di sampingku, berucap.

Kulepas penyuara telinga yang menyumbat kuping. Kuserahkan padanya dengan senyum terukir. Wajah bingungnya terlihat lucu, membuatku ingin jahil.

“Semoga kamu menikmatinya,” ujarku, dengan mimik ekspresif dan gerak tubuh. Tapi dia tidak mengerti, seperti kebanyakan orang yang tidak ingin mempelajari.

Kukemasi buku.

Jika dia tidak bisa mengerti bahasa isyaratku, kurasa, dia tidak akan pernah mengerti lagu hening yang selalu menemani hariku.

END

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top