Chapter 1 : Once upon a time.

Disuatu dunia , berdirilah sebuah kerajaan yang terkenal dengan nama 'kerajaan kegelapan'. Kerajaan ini dipimpin oleh seorang raja penerus Raja Darkness bernama Ubi.

"Selamat pagi , Yang Mulia..," sapa salah satu kesatria nya , Jerry.

"Ah , ya. Pagi juga , jerry ^^," balas sang Raja.

Jerry menunduk selayaknya hormat pada sang Raja. Sementara Ubi tersenyum kearahnya. Seorang pelayan datang menghampiri mereka.

Ia berkata , "Tuan , sarapan anda sudah siap.." Ubi kembali berwajah serius dan menganggukkan kepalanya. "Ya , ya. Terima kasih. Sekarang , silahkan pergi," ujarnya. Sang pelayan pun pergi dengan hati yang tenang.

Ubi berjalan kearah meja makannya. Setelah duduk , ia mulai memakan steak didepan nya. "Kira-kira , apa ada kabar dari nya ?" tanya Ubi. "Tidak ada , Yang Mulia. Yang kami tahu , ia masih di kerajaan itu sekarang," jawab Ajul , salah satu kesatria nya.

Ubi pun mengangguk dan melanjutkan sarapannya.

Disisi lain , lebih tepat nya di kerajaan cahaya. Hiduplah seorang Raja bernama Noya. Ia adalah salah satu keturunan Dewi Cahaya , sang pemimpin kerajaan Cahaya ribuan tahun lalu.

"Selamat pagi , Noy !!!" sapa Moon. Noya berbalik dan mengucek mata nya. "Ahaha , pagi..," jawabnya sembari tersenyum.

Moon tersenyum kembali dan membawakan sarapan untuk Noya. "Ini sarapanmu. Makan yang lahap , ya !" ujarnya. Noya hanya terkekeh mendengarnya dan memakan sarapannya.

"Ada berita , moon ?" tanya Noya. "Hm ?" Moon menempelkan jari telunjuknya didepan bibirnya. "Sepertinya tidak. Tidak ada yang spesial hari ini," jawabnya.

"Oh..oke"

Noya memakan sarapannya hingga habis tak tersisa. Selanjutnya , ia akan mengerjakan ribuan laporan soal kerajaan. Banyak keluhan-keluhan dari rakyatnya. Hal ini lah yang membuatnya pusing.

"Hah.. laporan-laporan ini tidak ada habisnya..-," keluh Noya. Moon datang bersama Awan. "Noya , apa kita perlu berjaga disekitar kerajaan ?" tanya Awan. "Tidak perlu , Awan. Tapi jika kau mau , silahkan saja," jawab Noya. "Baik , terima kasih," balas Awan lalu pergi. Moon mendatangi Noya dengan senyum khasnya.

Noya meringis seakan tahu apa maksud kedatangan Moon. "Aku ingin ke hutan. Boleh , ya , Noy ?? :'(" gumamnya memelas. Noya cukup sakit kepala memikirkan hal ini setiap harinya. "Hah.. ya , ya. Pukul 12 kembalilah. Aku menunggumu di ruangan ku," ujar Noya. "Yey , thanks , Noy !"

[Kerajaan Kegelapan]

"Jerry , apa kau masih merindukan nya ?" tanya Ubi. "Hm ? Kaira ? Ah.., sebenarnya iya. Tetapi , akan ku lakukan apapun itu demi anda , Yang Mulia. Saya sudah bersumpah setia pada anda," jawab Jerry.

Keduanya duduk disebuah taman indah di kerajaan Kegelapan. Walau namanya Kerajaan kegelapan , tetapi didalamnya penuh dengan bentang alam yang memanjakan mata.

"Apa kabar Voiz , ya ? Ku harap dia masih hidup..," gumam Ubi. "Saya juga berharap demikian , Yang Mulia."

Ubi berdiri dan berjalan tak jauh dari tempat nya semula. Ia melihat bahwa matahari sudah hampir naik. Saat ini juga sudah pukul 10.00.

"Jerry , aku akan pergi sebentar. Tak perlu khawatir. Tolong jaga kerajaan untukku , oke ?" ujar Ubi. Jerry menunduk , memberikan hormat , "baik , Yang Mulia. Perintahku akan segera saya laksanakan."

Disebuah hutan perbatasan kerajaan cahaya dan kegelapan , dua orang bertemu.

"Astaga , dimana dia..?" keluh seseorang. "Haha , mencari ku ? Maaf terlambat. Aku tidak melihat jam."

Orang itu berbalik. Rupanya , dibelakangnya terdapat Ubi yang tersenyum puas akan kedatangan orang itu. Mimik wajah yang ia nampakkan juga cukup lega bertemu dengan Ubi.

"Sudah berapa lama aku tak mengirim surat ?" tanya orang itu. "Sudah 1 tahun. Menurutmu berapa ?" ujar Ubi. "Yeh.. gini-gini aku mah rajin ! Aku kan anak pertama dan seorang kakak yang baik dan harus bisa menjadi contoh untuk adeknya~" pamer orang itu.

Ubi menatapnya datar dan memukul kepala orang itu. "Dasar. Tapi setidaknya bapak kita lebih sayang sama aku~ akuilah itu , zero !" ujar Ubi. Orang yang dipanggil Zero (Moon) pun berdecak kesal. "Tck.. ga akan," ujarnya. "Haha ! Father issue , ye , bro ?" ejek Ubi.

"Mana ada !?" marah Zero.

Hari itu juga mereka habiskan bersama hingga sampai pada pukul 2 siang. "Moon seharusnya sudah pulang.. aku khawatir dia tersesat-," keluh Noya.

Dan , ya , orang yang dibicarakan pun datang dengan tubuh berantakan dan kotor. "Hehe , maaf , Noy. Aku kesasar dan ketemu rusa hutan.. mau ku kejar tapi malah jatuh.. hehe ," gumamnya dengan tawa hambar. "Kau ini.. aku khawatir loh !" Noya agak speechless dengan salah satu tangan kanan nya ini. Dia selalu saja bisa membuatnya berfikir keras.

Flashback :

"Noy , kalo laba-laba pake celana , yang dikasih celana semua kakinya doang , atau sampe perutnya ?" tanya Moon.

Noya terdiam lalu mulai berfikir keras.
"Emh- ngapain sih aku mikir gituan ?! Moooonnnn !!!!!!"

"Hehe =v="

[Bersambung]

Author nya udah hilang motivasi rek.

+ Ga ada ide.

Peace ges ✌️


Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top