#4. Welcome
Akhir pekan yang cerah,
dihari ke sepuluh.
•|346 Words|°
Dahyun mengeratkan mantelnya. Akhir pekan kali ini cukup cerah, namun entah kenapa suhunya terasa sangat dingin. Membuatnya harus mengenakan mantel super tebal supaya tidak terkena flu.
Dahyun datang lebih awal dari yang ia perkirakan sebelumnya karena ingin menikmati beberapa wahana dulu sebelum ia bertemu dengan Jimin nanti.
Saat tungkainya melangkah menuju salah satu wahana, seseorang menarik tangannya dan sekonyong-konyong melilitkan sebuah syal berwarna kuning ke lehernya.
"Kau datang lebih awal rupanya."
Mata Dahyun lantas melebar begitu menyadari kalau orang yang melilitkan syal kepadanya dan kini menyeretnya menaiki bianglala adalah Jimin.
Tapi jika melihat dari sikap dan sorot matanya, jelas ini bukan 'Jimin'.
"Berhenti menatapku seperti itu. Aku tahu, aku tampan."
Mendengar suara angkuhnya itu, sontak membuat Dahyun mendengkus tidak suka dan semakin yakin kalau orang yang dihadapannya ini bukan Jimin yang asli.
Dahyun juga menyadari kalau 'Jimin' dihadapannya ini tidak memakai kacamata dan kawat gigi. Penampilannya pun jauh dari kata nerd, malah cenderung terlihat keren, sangat ke—
Astaga, apa aku baru saja memujinya? Sadarlah Kim Dahyun!
"Kemana Jimin?" tanya Dahyun. Jimin menoleh dan mengangkat sebelah alisnya bingung. "Maksudku bukan Jimin kau, tapi Jimin yang satunya lagi."
"Menurutmu?" Jimin mencondongkan wajahnya lebih dekat ke arah Dahyun, membuat gadis itu refleks memundurkan wajahnya ke belakang hingga terantuk kaca bianglala yang mereka naiki.
Jimin terus mendekatkan wajahnya, hingga jarak antar bibir mereka kurang dari lima centi.
"Kau sebenarnya siapa?!" bentak Dahyun.
Jimin tiba-tiba tertawa nyaring seolah pertanyaan yang baru saja Dahyun lontarkan adalah sebuah lelucon terlucu di dunia.
"Itu bukan urusanmu, nona. Lagipula jika aku benar-benar Jimin ataupun bukan, apa masalahnya denganmu?"
Dahyun bungkam. Ucapannya itu membuatnya mati kutu.
Jimin tiba-tiba berdiri, memasukan kedua tangannya ke dalam saku dan melihat penampilan Dahyun dari atas sampai bawah dengan tatapan menilai, membuat Dahyun seketika merasa risih.
"Dia rupanya pintar juga mencari gadis. Kau cantik, sangat—cantik." Jimin memainkan surai Dahyun dengan pandangan seduktif. "Hanya saja kau tidak pantas untuknya."
Jimin menatap Dahyun tajam, lalu berbisik dengan suara yang sangat lembut tapi menusuk.
"Dia orang yang baik. Sangat—sangat baik, hanya saja ia tidak memliki selera fashion yang bagus sepertiku."
Dahyun mulai berpikir, siapa yang sedang dia bicarakan? Apakah Jimin yang asli?
"Ya, aku sedang membicarakan pemilik tubuh ini," ucap Jimin seolah bisa membaca isi pikiran Dahyun.
Jimin membalikan wajahnya, kembali menatap mata Dahyun dengan pandangan yang sulit diartikan.
"Kesalahannya hanya satu, yaitu mencintai dirimu." Jimin menegakkan tubuhnya dan menarik sebelah sudut bibirnya. "Selamat datang di mimpi burukmu, Kim—Da—Hyun."
*🍒*
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top