Siang yang kelabu,
di hari ke delapan.

•|253 Words|°

Sepasang mata hazel Dahyun terus mengamati seseorang berkacamata tebal yang sedang menikmati bacaannya di perpustakaan dengan ditemani sebotol air minum.

Pandangannya tidak pernah lepas dari lelaki bernama Park Jimin itu. Bahkan sejak pertemuan mereka seminggu yang lalu, Dahyun terus memperhatikannya di sekolah, membuat teman-temannya mengira kalau gadis itu menyukai Jimin—tapi Dahyun tidak peduli.

Dahyun begitu penasaran terhadap Jimin—karena ia yakin betul kalau yang ia lihat malam itu bukan Jimin. Maksudnya, ada orang lain di tubuh Jimin. Dengan kata lain, Jimin berkepribadian ganda.

Dahyun tidak yakin kalau presepsinya ini benar atau salah, tapi ia melihat jelas sorot matanya yang tajam saat itu—dan itu sungguh berbeda dengan sorot mata Jimin yang sebelumnya cenderung ragu-ragu dan tidak percaya diri.

Sebuah sticky note tiba-tiba ada di atas mejanya. Dahyun mengedarkan pandangannya hingga melihat punggung Jimin yang sedang berjalan keluar dari perpustakaan.

Netranya lantas membaca tulisan pada sticky note itu.

"Jika kau ingin mengetahui diriku yang sebenarnya, datanglah ke taman bermain saat akhir pekan. Aku akan menunggumu di tempat pertunjukan kembang api."

Netranya teralihkan saat pendengarannya menangkap suara gemericik hujan di luar sana yang semakin lama semakin deras.

Dahyun menatap kepergian Jimin dibalik jendela. Lelaki itu terlihat kewalahan saat mencoba melindungi bukunya supaya tidak terkena air hujan. Bahkan di detik selanjutnya, lelaki itu jatuh dengan posisi menelungkup—sungguh mengenaskan.

Namun, siapa yang tahu. Justru karena kejadian itu, Dahyun menjadi yakin untuk memenuhi permintaan lelaki itu.

*🍒*

What do you think about this story? :)