#14. Secret Room
Dini hari, dihari ke enam puluh
(satu hari sebelum hari pernikahan)
°|313 words|•
Niatnya, aku datang ke tempat persembunyian Jim untuk memberikan sebuah kejutan untuknya saat kami pindah ke rumah ini nantinya. Ya, atas permintaanku, ruang bawah tanah—tempat persembunyiannya—ini akan menjadi tempat tinggal kami nantinya.
Aku sedang menghias lorong menuju kamar kami dengan lampu hias berwarna-warni yang aku bawa dari rumah. Mataku menyipit saat melihat sebuah lemari baca berbentuk seperti pintu yang ada disamping pintu kamar.
Salah satu bola lampu kecil—seukuran kelereng—menggelinding masuk ke bawah celah lemari itu dan tidak kembali. Ini aneh, seharusnya jika itu dinding, bola lampu itu akan memantul dan kembali menggelinding kemari, tapi bola lampu itu terus menggelinding ke dalam seolah memasuki sebuah ruangan.
Karena rasa penasaranku yang diatas rata-rata, aku mendorong lemari itu hingga aku memasuki sebuah ruang gelap yang begitu sunyi.
Sebuah ruangan rahasia di tempat persembunyian? wah, daebak.
Aku menyusuri dinding di ruangan gelap gulita ini dengan tanganku hingga merasakan sebuah tonjolan yang kupikir adalah saklar lampu.
Dan Tring!
Lampu menyala dan ruang yang semula gelap gulita menjadi terang. Keadaan masih remang sampai beberapa detik kemudian aku melihat hal yang tidak pernah terbayangkan terjadi dalam hidupku.
Aku terpaku, ternganga, terkagum—dan entah apalagi yang harus ku deskripsikan saat aku melihat sebuah ruangan penuh dengan foto diriku yang diambil diam-diam dalam berbagai ukuran.
Ada satu yang sangat menarik perhatianku, yaitu sebuah poster berukuran jumbo seukuran dinding penuh. Itu fotoku, aku tersenyum lepas disana, dan umm ... aku terlihat sangat bahagia disana.
Mendadak, aku merasa phobia melihat foto diriku sendiri. Maksudku, sejak kapan ia mengoleksi semua ini? bahkan ini jauh lebih banyak dari foto yang kuambil seumur hidupku.
Bagaimana ia bisa mendapatkan semua ini?
Kakiku terasa lemas, lututku jatuh terduduk dengan napas memburu. Saat itulah, Jim datang dengan menggebrak lemari pintu itu dan mendapatiku yang sudah berlinangan air mata ketakutan.
•🍒•
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top