6
Sean menyesap cairan keemasan dalam gelas kristal ditangannya, menatap tamu tamu undangan sahabatnya Kendra dengan tatapan bosan. Sekali kali harus mengumbar senyum palsu demi kesopanan dan tata krama.
"Ayo, Sean."
Sean tak menyahut saat Levin menatapnya memberi tanda untuk bergabung dengan Kendra, Jules dan Vion.
"Hei, Dude!"
Sean memeluk Kendra dengan hangat, sahabatnya itu menepuk bahunya dengan keras sebelum tersenyum lebar.
"Aku pikir kau akan datang bersama seseorang."
Sean mendengus kesal membuat keempat sahabatnya itu bersorak menggoda.
"Dia menggemaskan kau tahu, dia seperti melihat hantu saat melihatku."
Jules menuangkan Sampanye kedalam gelas kristal diatas meja rendah dihadapan mereka.
"Benarkah?"
Vion dan Levin saling melempar tatapan, Kendra hanya tersenyum menggoda kearah Sean.
"Ya, dia bahkan tidak tahu siapa aku."
"Apa?"
Levin menggeleng tidak percaya, tidak mengenal si gila Jules adalah hal yang nyaris tidak mungkin terjadi pada mahluk yang masih menghuni muka bumi ini.
"Siapa namanya?"
Vion bertanya dengan penasaran, seolah tidak peduli wajah tampan yang tertekuk dengan kesal mengingat objek pembicaraan mereka yang luar biasa menyebalkan.
"Tori!"
"Bisakah kalian berhenti?"
Vion, Levin dan Jules terbahak membuat Sean makin kesal dan tidak ingin berlama lama ditempat itu. Bukannya Sean tidak menikmati pesta Kendra sahabatnya hanya saja..
Entahlah.
"Dude."
Kendra merangkul bahu Sean, ia dan Pria tampan itu sudah bersahabat sejak kecil jadi pria itu jelas tahu bagaimana dan apapun yang menyangkut tentang seorang Sean.
"Kau tidak apa apa?"
"Apa?"
Sean menaikkan alisnya menatap Kendra yang tersenyum penuh arti sebelum mengedipkan matanya.
"Kau yakin dia hanya asistenmu? Dia perempuan dan kau menyikapinya dengan berbeda."
"Apa maksudmu?"
Sean menajamkan tatapannya, Kendra tertawa kecil menepuk bahu Sean sebelum menuangkan Sampanye kedalam gelas kristal Sean yang masih tersisa setenggak.
"Aku tahu dia tinggal dirumahmu."
Kendra berbisik pelan sebelum kembali melemparkan senyuman menggodanya kearah Sean yang makin terlihat kesal.
"Kendra."
"Sayang sekali kau tidak membawanya."
"Tutup mulutmu."
Desis Sean, Kendra tertawa dan mengalihkan perhatiannya pada keriuhan disudut ruangan.
"Hai, Sarah!"
Jules melambaikan tangannya pada gadis sexy dengan mini dress ketatnya yang berjalan kearah meja meraka.
"Hai, Jules!"
Bibir merahnya bergerak membentuk senyuman mempesona dan memeluk Jules sebentar.
"Selamat ulang tahun untukmu Kendra!"
Kendra tersenyun tipis menyambut pelukan singkat tubuh molek gadis yang menjatuhkan kecupannya dikedua sisi wajahnya.
"Terimakasih, Sarah."
"Apapun! Hai Levin, Hai Vion dan Hai Sean!"
Sarah memekik girang menghempaskan tubuhnya kesofa diantara Alex dan Sean yang hanya tersenyum tipis.
"Hai."
Sahut Sean menatap Jules dengan tatapan penuh arti, membuat pria pirang itu tersenyum dengan lebar.
"Sarah, bisa temani aku sebentar?"
"Kemana Jules?"
"Temani aku, Okey?"
Sean menghela nafasnya lega, membuat Levin dan Vion diam diam tertawa mengingat sahabat mereka itu cukup tidak nyaman dengan kehadiran Sarah.
"Aku tidak mau tahu."
"Apa lagi?"
Sean nyaris berteriak kesal pada Kendra yang masih menunjukkan senyum penuh arti dan tatapan menggodanya.
"Kita harus makan malam."
"Tidak."
Kendra tertawa kecil melihat Sean yang dengan kesal merogoh sakunya saat ponselnya yang bergetar.
"Apa lagi ini?"
Sean mendesis pelan sebelum mengusap layarnya, keningnya tampak berkerut dengan dalam saat suara desiran dan keributan disebrang sana menyapa indra pendengarannya.
"Ada apa Tony?"
"Nona Tori sudah bermain hujan sejak sore tadi dan Nona masih belum berhenti, Tuan."
Sean bergegas bangkit dari tempatnya yang membuat beberapa pasang mata makin memusatkan perhatiannya pada dirinya.
Jadi diluar sedang hujan?
"Kenapa baru memberitahuku?"
"Itu-"
"Seret dia masuk sekarang juga!"
Desis Sean mengeraskan rahangnya, gemuruh itu makin terdengar jelas menandakan hujan memang begitu lebat saat ini.
"Baik, Tuan."
Sean mengakhiri panggilan yang disambut dengan tatapan penasaran teman tannya.
"Ada apa?"
"Aku harus pulang."
"Hei, acaranya bahkan belum dimulai!"
Sean menatap Kendra dengan tatapan penuh penyesalan namun ia benar benar tidak bisa tinggal lebih lama lagi atau perempuan aneh dirumahnya akan mati kedinginan dan membuat masalah.
"Maafkan aku."
Mungkin memang seharusnya Sean membawa Tori bersamanya.
**
*
Jangan Lupa Vomment
Maaf Typo
Siera.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top