22

    Hujan deras mencambuk bumi, membuat semua mahluk memilih untuk berlari mencari tempat berteduh.

Hujan yang sama saat Sean pertama kali bertemu gadis aneh itu.

Gadis aneh yang saat ini berdiri dibawah guyuran hujan tepat didepan gerbang rumahnya.

Dengan rambut terurai hingga menyentuh pinggulnya saat menganangkat wajahnya menyambut setiap buliran air hujan yang berjatuhan diwajah pucatnya.

Sesuatu yang begitu mengganggu itu kembali merasukinya, membuat Sean mengeraskan rahangnya dan mencengkram kemudi mobilnya dengan kuat.

Gadis itu..

Kenapa dia masih disini?
  

   Sean mengumpat, meraih ponselnya dan menghubungi Remi yang masih berjaga dirumahnya.

"Selamat sore, Tuan."

"Kenapa dia masih didepan rumahku?"
   Desis Sean, rahangnya makin mengeras menyadari kaki telanjang yang terpaku didepan gerbangnya.

Brengsek!

Kenapa pula gadis itu selalu melepaskan alas kakinya?

"Maaf tuan, Nona Tori tidak mau pergi. Kami bahkan sudah menawarinya-"

"Cukup, buka gerbangnya."
    Sean mematikan sambungan, meletakkan ponselnya dan kembali melajukan mobilnya mendekat kearah gerbang rumahnya.

  Gadis itu menoleh, tersenyum saat menyadari mobil Sean dan bergegas menyingkir memberi jalan.

      Sean melewati gadis itu, memasuki pelataran rumahnya dan bergegas turun.

"Sean.."

"Maaf Tori.."
    Orland menahan gadis itu, mencegahnya untuk tidak menyusul Sean yang masih berdiri disisi mobilnya.

"Tapi aku harus bertemu Sean."

"Maafkan aku."
    Orland menatapnya dengan tatapan penuh bersalah, berniat kembali menutup gerbang sebelum suara Sean menembus suara hujan yang makin deras mencambuk bumi.

  Sisi kemanusiaan yang membuat seorang Sean mengumpat  kesal dan mengusap kepalanya dengan gusar.

"Biarkan dia."
   Kedua sudut bibir gadis itu tertarik, membentuk sebuah senyuman diwajah pucatnya.

"Terimakasih Sean!"
     Tori berlari mendekat kearah Sean yang melangkah mundur dengan tatapan tajamnya.

"Tetap disitu."

"Tapi-".

"Tetap disitu, Tori."
   Desis Sean penuh peringatan, menatap Tori yang hanya menggunakan kaos abu abu yang mencetak setiap lekukan tubuhnya.

Sialan!

"Jangan membuatku bingung."
   Gumam Tori menatap Sean yang kini memijat pelipisnya merasakan denyut menyakitkan disana.

"Masuk dan buatkan aku sup."
     Tori kembali tersenyum mengekori Sean yang memasuki rumahnya dengan tetesan air yang terus berjatuhan dari tubuhnya.

"Oh yah."
    Sean berbalik membuat Tori menghentikan langkahnya dan membalas pria yang selalu terlihat tampan.

"Kau.."
   Sean tidak melanjutkan ucapannya, menatap Tori yang seperti biasa menatapnya dengan wajah tanpa dosanya.

"Ada apa?"
   Sean mendengus, mengacak ngacak rambutnya sebelum kembali berbalik meninggalkan Tori mengerutkan keningnya bingung.

Apa yang salah sebenarnya?

"Satu lagi."
   Baru saja Tori melangkahkan kakinya, Sean kembali berbalik dari undakan tangga teratas.

"Aku ingin-"

"Ingin apa?"

"Jangan menyelaku."
   Sean melotot kesal membuat gadis itu meringis menunjukkan cengiran khas menyebalkannya.

"Maaf."

"Besok bangun lebih awal, aku tidak mau tahu kau harus mendengarkan semua perintahku atau aku benar benar akan menendangmu keluar dari rumahku."
   Tori membuka bibirnya berniat bertanya sebelum Sean mengangkat tangannya dengan tatapan tajam penuh peringatan.

"Aku belum selesai."
    Gadis itu mengangguk patuh, membiarkan titik titik air itu terus berjatuhan dilantai dengan genangan yang ia yakini mampu membuat siapapun akan terjatuh.

Dan jika itu sampai terjadi Sean mungkin benar benar akan membunuhnya.

"Cari gaun yang pantas untuk makan malam akhir pekan ini."
   Tori mengerutkan keningnya, menatap Sean dengan mata bulan penuh tanda tanya yang membuat pria itu berdecak kesal.

"U-"

"Lakukan saja perintahku."
     Sean berbalik meninggalkan Tori yang menekuk bibirnya masih dengan lipatan lipatan kebingungan dikeningnya.

"Ah yah."

"Apa lagi?"
     Sean memicingkan matanya penuh peringatan, berkacak pinggang dengan tangan kanannya.

Benar benar..

"Hangatkan tubuhmu."
Tori berkedip dan Sean berbalik meninggalkan gadis yang memiringkan kepalanya dengan bingung.
     
    

Apa yang sedang Sean bicarakan?

**

Jangan Lupa Vomment
Maaf typo

Siera

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top