21

**
 
     Sean mengemudi seperti orang gila, menginjak pedal gasnya semakin dalam saat gedung agensi nya semakin dekat, tatapan tatapan itu menghujamnya saat ia bergegas turun sebelum menghempaskan pintu mobilnya dengan keras.

"Hai Se-"
      Sean berlalu dengan aura mengerikan yang membuat orang orang lebih memilih untuk menghindar dan menjauh dari interaksi apapun dengan pria adonis itu.

"Selamat pagi, Sean."   
    Sapa Helen dan Bram saat Sean memasuki ruangannya.

"Dimana To-"

"Jangan coba coba menyebut namanya dihadapanku!"
      Teriak Sean melepas kacamatanya dan melemparnya dengan kasar diatas meja, rahangnya mengeras saat nama gadis itu kembali terlintas dikepalanya.

Benar benar..

"S-sean.."

"Apa?"
    Bram melempar tatapan kearah Helen yang haya mapu mengedikkan bahunya, sama bingungnya dengan kemarahan Sean pagi ini.

"Ada sedikit masalah."

"Masalah apa?"
    Bram menggaruk pipinya, menyampaikan kabar buruk saat suasana hati sedang buruk bukanlah pilihan yang bagus.

"Itu, Photografer yang akan bekerja sama dengan pihak mereka adalah Benedict."
    

Brengsek!

    Sean memejamkan matanya, mencoba menahan dirinya agar tidak meledak saat mendengar nama Photografer muda yang sangat menggilai kesempurnaan itu.

   Sean menghena nafasnya, memijat pangkal hidungya pelan sebelum kembali memusatkan perhatiannya pada Bram.

"Jadi kapan kita bertemu dengan Ben?"

"Sebelum menandatangani kontrak pagi ini."
    Sean bergegas bangkit, meraih kacamatanya dan melangkah melewati Bram dan Helen yang juga bergegas untuk bersiap siap.

"Kita pergi."

  Mereka bahkan semua mahluk yang bergelut di dunia hiburan ini tahu jika berurusan dengan seorang Benedict akan membawa badai yang cukup besar.

Istirahat yang singkat.

Tidak ada batas waktu ataupun toleransi saat seseorang membuat kesalahan.

     Siapapun yang bekerja sama dengannya sama saja sedang berjudi dengan waktu, tidak sekali dia mengerjakan sesuatu menghabiskan waktu nyaris berbulan bulan untuk sebuah kesempurnaan.

Tapi akan sangat beruntung saat ia menyelesaikan pekerjaannya dalam waktu singkat dengan hasil yang selalu memuaskan.

Pria muda berambut coklat yang kini menatap Sean dengan dingin sama seperti saat mereka pertama kali bertemu bertahun tahun yang lalu.

"Lama tidak berjumpa."
   Pria itu membuka suara, membuat Sean yang duduk berhadapan denganya menegakkan bahunya.

"Ya, lama tidak berjumpa. Senang mengetahui kita akan kembali bekerja sama. "
   Sahut Sean, sudut bibir pria tiga tahun lebih mudah dari Sean itu terangkat.

"Kau yakin?"
   Sean tertawa sinis, mereka memang pernah bekerja sama sebelumnya tanpa ada kesalahan tapi tidak ada satupun kenangan yang baik bahkan sekedar untuk diingat.

"Ya tentu saja, aku tidak menyangkal jika kau memang yang terbaik untuk ini."

"Aku juga tidak menyangkal jika kau yang terbaik dalam bidang ini."
  Sean menajamkan matanya dan Ben hanya menyunggingkan senyum tipisnya.

"Lalu kenapa aku harus menemuimu lagi sebelum menandatangani kontrak?"

"Kau tahu bukan? aku harus tahu lebih dulu bagaimana kondisi dari objek untuk kameraku."
  

"Kau sudah melihatku."

"Kalau begitu silahkan pergi, ah yah. Aku harap kau sudah punya asisten karna seperti biasa pekerjaan ini akan menjadi sedikit merepotkan."
   Sean mendengus kesal dan bergegas bangkit meninggalkan Ben yang hanya tersenyum tipis melihat suasana hati Sean yang terlihat begitu buruk.

Dia sama sekali belum berubah.

**

*

Jangan lupa vomment
Siera

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top