20


    **

       Sean melirik Arloginya yang sudah menunjukkan pukul delapan sementara ponselnya terus bergetar menunjukkan nama Bram disana.

   Ia sudah menunggu sejak puluhan menit yang lalu dan perempuan aneh yang bersarang disamping kamarnya entah sedang melakukan apa di waktu yang mendesak ini.

"TORI!"

"Iyaaa."
   Sahutan yang teredam itu membuat Sean berdecak, memutuskan untuk menghampiri gadis itu di kamar yang entah kapan terakhir kali dikunjunginya.

"Sebenarnya apa yang kau lakukan! Jika aku terlambat, aku akan menendangmu keluar dari rumahku."
   Omel Sean sebelum membuka pintu dihadapannya cukup keras.

"Tunggu sebentar, aku sedang merapihkan sepatu sepatumu."
     Sean terdiam diambang pintu, melangkah masuk dengan mata tajam yang tidak lepas dari ruangan bernuansa toska lembut yang tampak begitu nyaman.

Tidak ada lagi tumpukan baju

Tidak ada lagi tumpukan kardus

Tidak ada lagi debu menyesakkan.

Hanya ada aroma lembut yang begitu menggoda dari gadis yang sedang berdiri diatas kursi didepan lemari raksasa disudut ruangan itu.

"Apa yang kau lakukan?"
   Gadis itu menoleh menatap Sean dan mengangkat kardus sepatu ditangannya.

"Aku tidak sengaja menjatuhkan beberapa barangmu."

"Kau bisa melakukannya nanti."
    Geram Sean berkacak pinggang dengan satu tangan menatap gadis itu dengan tatapan kesal luar bisa.

"Kau tahu kan? Hari ini aku harus menemui seseorang untuk menandatangani kontrak, jika aku terlambat aku tidak akan bertemu dengannya! Aku tidak suka-"

"Sean."

"Jangan menyelaku."
      Sean melotot kesal namun yang menjadi objek kekesalannya sama sekali tidak merasa bersalah.

"Bukankah perjanjiannya Jam 9?"
    Sean berdecak kesal, memijat pelan pelipisnya merasakan denyut menyakitkan dikepalanya.

"Aku tidak suka jika menandatangani kontrak tanpa-"

"Biarkan aku menyelesaikan ini."
  

"Keluar dari rumahku."
    Tori menekuk bibirnya, menghentakkan kakinya dengan kesal hingga kursi yang ia pijaki bergerak tidak seimbang.

"Hei!"

"Akh!"

     Sean memaki keras, mengerang merasakan punggungnya yang terasa sakit luar biasakarna menghantam lantai dengan kuat.

"Ugh."
    Seanm menatap gadis diatas tubuhnya yang yang juga sedang mengerang kecil sebelum mendongak membalas tatapannya.

"Kau tidak apa apa?"
     Sean tak menyahut, membisu menyadari mata keemasan yang terlihat begitu dekat dari jarak sedekat ini.

Mata keemasan yang membuatnya membawa gadis itu hingga sejauh ini.

       Mata indah itu berkedip menatapnya dengan lekat sebelum menggerakkan membuka bibir dengan lekukan menggodanya.

"Sean?"
      Sean mengerjap, menyadari posisi mereka yang begitu intim dengan gadis itu menindihnya.

Brengsek!

"Kau baik baik saja?"
   Sean mengeraskan rahangnya dan mendorong tubuh Tori yang membelalak hingga gadis itu terlentang dibawahnya.

Dibawah naungannya.
    

  Menatapnya dengan tatapan tajam seraya mencengkram kedua tanganya  sebelum menunduk dengan tatapan dingin dan mendesis begitu pelan tepat ditelinganya.

"Keluar."

**

*
Jangan Lupa Vomment
Maaf Typo

Siera

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top