19

**  

     Sean menghempaskan tubuhnya di sofa tepat dihadapan salah seorang sahabatnya yang kini tersenyum hangat seperti biasa kearahnya.

"Bagaimana?"

"Bagaimana apa?"
   Kesal Sean membuat Kendra kembali tersenyum, menuangkan teh kedalam cangkir sebelum mendorongnya kearah Sean.

"Victoria Annabella."
    Sean memutar bola matanya malas, tahu dengan jelas kedua sahabatnya itu mulai bersekutu untuk mengganggunya dengan menggunakan perempuan aneh yang masih berkeliaran dirumahnya sebagai senjata.

"Kau dan Dev sama saja."
    Gerutu Sean kesal membuat Kendra kembali tersenyum, ia sudah mengenal Sean sejak ia kecil sebelum mereka bertemu dengan Dev dan menggila di sekolah menengah mereka.

Oh, bahkan mungkin hingga saat ini.

"Jadi, bagaimana jika besok kita makan malam? Kau bisa membawa Tori dan-"

"Kendra."

"Dev pasti senang."

"Kendra!"
   Kesal Sean membuat Pria itu hanya mengulas senyum manisnya dan mengambil ponselnya.

"Aku akan menghubungi Dev."

"Bisakah kau mendengarku lebih dulu?"
   Kesal Sean membuat Kendra tertawa kecil dan meletakkan benda persegi ditangannya keatas meja.

"Ada apa denganmu?"

"Brengsek."
    Sean mengumpat kesal, mengacak ngacak rambutnya dengan rahang yang mengeras.

"Bisakah sehari saja aku tidak perlu berurusan dengan mahluk seperti Tori?"
     Kendra menaikkan alisnya, tersenyum penuh misteri melihat tingkah sahabat nya itu.

"Kau jatuh cinta?"
     Sean menoleh dengan cepat, menatap Kendra dengan tatapan tak percaya. Ia bahkan menahan nafasnya untuk beberapa saat ,  memutar otaknya mencoba memahami ucapan Kendra baru saja.

"A-pa?"

"Kau jatuh cinta."

"Are you fucking kidding Me? Tidak mungkin aku jatuh cinta pada perempuan aneh dan tidak jelas seperti Tori!"
     Gerutu Sean bergegas bangkit, lagi lagi mengumpat merasa usahanya untuk menjauhi mahluk aneh yang entah sedang melakukan apa dirumahnya sangat sia sia.

Sialan!

Tori benar benar berhasil menghancurkan harinya.

"Kenapa kau harus sekesal itu jika kau memang tidak jatuh cinta pada Tori? Aku tidak ingin tahu, bawa Tori untuk makan malam!"

"Kendra."

"Sahabatmu ini harus tahu perempuan seperti apa yang hidup bersamamu."
    Sean berkacak pinggang, menatap Kendra yang begitu keras kepala dan sialnya hanya menunjukkan wajah tenangnya

"Kami tidak hidup bersama."

"Bawa dia makan malam atau akau akan dengan senang hati mengatakan pada Aunty Rose jika-"

"Awas saja kau!"
    Sean berteriak kesal, mendengus dan memakai kaca mata gelapnya dengan kasar.

"Jangan lupa, Okey?"
     Sean tak menyahut, berbalik dan bergegas beranjak dari sana sebelum kepalanya benar benar pecah.

Kenapa pula disaat seperti ini kedua sahabatnya sangat tidak bisa diandalkan?

Sialan!

Ini semua karna Tori.

**

    
   Tori bersenandung kecil, pinggulnya bergerak pelan mengikuti irama yang mengalun dikepalanya. Sekali kali menghentakkan kakinya pelan menunggu kue yang sedang dipanggangnya matang sempurna.

     Tanpa tahu jika sepasang mata tajam yang mengawasinya sedang memicing mengawasi setiap pergerakan kecilnya dengan rahang yang mengeras.

"Tori."
   Gadis itu menoleh dengan cepat, menunjukkan cengiran khasnya saat mata keemasannya menemukan Sean.

"Kau sudah pulang?"

"Apa yang sedang kau lakukan?"
     Gadis itu tersenyum, bertepuk tangan dengan riang saat ovennya berbunyi. Dengan cepat ia mengangkan kue dengan aroma khas yang begitu menggiurkan itu hingga Sean menelan ludahnya tanpa sadar.

"Aku membuat kue, kau mau?"
  
"Hm."
   Sean menggumam pelan dan memilih mengambil tempat dikursi tinggi di depan Pantry dapurnya.

"Aku juga membuat jus."
   Tori tertawa kecil, meletakkan sepiring kue yang membuat Sean benar benar tidak bisa menahan dirinya untuk tidak segera memasukkan kue mungil  dengan taburan Chocochips meleleh diatasnya.

Sialan.

Perempuan aneh ini benar benar bisa membuka Restouran.

"Bagaimana rasanya?"
     Rasa manis menggoda itu memenuhi mulutnya, aroma coklat yang begitu khas benar benar melekat dengan sempurna.

"Biasa saja."
    Tori menekuk bibirnya, merenggut kesal dan mengambil piring lain berisi kue yang sama dengan kaki yang dihentakkan.

"Hei, kau mau kemana?"

"Keluar."
   Gumam Tori, melempar tatapan sebal kearah Sean yang masih duduk manis ditempatnya.

"Dan itu?"

"Untuk Orland dan Remi tentu saja!"

"Hei!"
    Sean berteriak kesal saat gadis itu berlalu begitu saja, ia berdecak dan tanpa kata lagi memasukkan kue sialan enak itu dengan lahap kedalam mulutnya.

Tori benar benar.

**
 
      
**

Jangan Lupa Vomment
Maaf Typo

Siera

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top