13

**

          Sean melangkah tidak tentu arah didalam rumahnya, sekali kali menatap pintu utama berwarna putih rumahnya dengan kening yang mengkerut dalam.

Bertanya tanya.

Apa perempuan aneh itu benar benar sudah meninggalkan rumahnya atau tidak.

Sean mengumpat, menggurutu kesal mengingat apa yang terjadi hari ini.

Ini bukan tentang keselamatannya bukan?

Bukan tentang masalah perempuan itu bukan?

Ini masalah dengan dirinya sendiri!

Apa ia sedang berusaha menjauhkan Tori karna sesuatu yang sejak tadi membuat hati dan logikanya berperang hebat.

Brengsek!

Ini semua karna si brengsek Dave itu!

   Sean memijat pangkal hidungnya pelan, mendesah gusar sebelum melangkah menuju jendelanya. Menyibak tirai abu abu yang membuatnya dapat melihat dengan jelas perempuan yang sedang berjongkok dipinggir tamannya, menunduk memainkan jemarinya diatas rerumputuan yang ia yakini mulai berembun.

Sean berdecak melirik jam yang menggantung didinding rumahnya yang sudah menunjukkan pukul 9 malam.

Sial!

Berapa lama Tori diluar?

    Sean beranjak menjauh dari jendelanya, kembali melangkah tak tentu arah dengan ribuan hal yang berkecamuk dikepalanya.

Brengsek!

    Ia kembali mengumpat dan bergegas membuka pintunya, membuat gadis itu mendongak dan bergegas bangkit untuk menghampirinya.

"Sean aku-"

"Aku lapar."
    Ucap Sean dengan datar, Tori tersenyum lebar bahkan berjingkat ditempatnya membuat pria itu memicingkan matanya dengan tajam

"Aku akan membuat-"

"Masuk."

**

    Seorang gadis melangkah menuju Kaca riasnya dengan jubah tidur yang membalut tubuh moleknya, tersenyum sebelum menatap orang kepercayaannya yang sedang berdiri meletakkan sesuatu diatas tempat tidurmya.

"Itu hadiah dari Jules?"

"Iya Sarah, aku rasa itu yang ia janjikan beberapa malam yang lalu."
   Gadis itu mengangguk pelan, hingga ingatan tentang gadis yang membuat masalah hari ini membuat ia kembali bertanya tanya.

"Ah, siapa namanya?"
   Rowena tersentak menatap Sarah dengan tarapan bingung, tidak mengerti apa yang dibicarakan oleh gadis itu.

"Siapa?"

"Asisten Sean."
    Rowena tersenyum lebar, mengambil tempat didekat Sarah dan memulai membuka suaranya.

"Namanya Tori."

"Tori?"
    Sarah meletakkan pelembab wajahnya lalu menatap Rowena yang mengangguk dengan semangat.

"Ya, dia baru bekerja beberapa hari tapi aku yakin Sean akan membuangnya dalam waktu dekat ini."
    Sarah mengerutkan keningnya dan tersenyum geli mendengar Rowena yang begitu bersemangat.

"Kenapa kau seyakin itu?"
   

"Tentu saja, dia selalu membuat Sean marah dan aku akan memastikan jika ia akan dipecat minggu ini."
    Sarah tersenyum tipis kembali menatap pantulan wajah cantiknya didalam kaca sebelum menyelipkan beberapa helaian disisi telinganya.

"Menarik."
    Gumamnya dengan seringaian tipis dan mata yang berkilat tajam, menyiapkan ribuan rencana agar Sean jatuh kedalam pelukannya sebelum Paris kembali dan mengambil semua perhatian Sean.

Dan Tori..

Perempuan itu.

Ia tidak tahu pasti tapi sebagai seseorang model yang sudah bergelut dengan dunia persaingan dan mampu bertahan hingga sejauh ini membuatnya harus berhati hati hati pada perempuan itu.

Dan ia berani bertaruh, siapapun yang memiliki insting sepertinya akan mereasakan hal yang sama pada gadis itu.

Atau.

Ini sekedar perasaannya saja?

Karna ada perempuan lain yang akan selalu ada disisi Sean?

Omong kosong.

Paris tentu tidak akan diam.

**

**

Jangan Lupa Vomment
Maaf Typo

Siera

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top