Take 6. The Webtoon
Live action... yah, aku tahu sedikit.
Itu merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan sebuah produksi film, serial televisi, atau media lainnya yang melibatkan aktor manusia nyata. Bukan animasi atau grafik komputer. Dalam produksi ini, para aktor berperan secara langsung di depan kamera dan adegan difilmkan di lokasi nyata atau set buatan.
Tapi kenapa Reca tiba-tiba menanyakan hal seperti itu? Apa ini ada hubungannya dengan audisi atau entah apa pun yang dia dan Purum bicarakan dari kemarin?
"Bagus kamu tahu!" Reca menepuk tangan, puas dengan jawabanku. "Nah, sekarang, apa kamu tahu webtoon INSIDE YEARS?"
"Am i supposed to know?"
"Aku tidak mengerti maksudmu, tapi ditilik dari ekspresimu, sepertinya kamu tidak tahu. INSIDE YEARS itu webtoon yang sedang trending di Korea saat ini. Ditulis dan digambar oleh Purum tahun 2015 silam, masih on-going sampai sekarang. Targetnya semua golongan usia. Akhir tahun kemarin, ada agensi hiburan yang tertarik mengadaptasinya menjadi LA."
Reca pun menjelaskan dari awal.
Karya ini menarik perhatian dua agensi hiburan. Pertama, Dreamframe Ent, sebuah perusahaan yang telah lama dikenal sebagai spesialis dalam bisnis live action, dan produksi kdrama. Menjadikan DF pilihan favorit untuk banyak proyek besar.
Kedua, Scarlet Ent, perusahaan yang sedang naik daun berkat kesuksesan acara survival idol-nya yang bertajuk Star Peak. Dengan catatan popularitas itu, Scarlet berusaha memperluas cakupan mereka ke ranah adaptasi. Sebuah kehormatan bagi mereka dapat mengadaptasi webtoon viral.
Kedua agensi itu melihat potensi dalam INYERS dan berebutan. Tapi, persaingan tidak berlangsung lama. Scarlet meski awalnya tertarik, terpaksa mundur karena harus memprioritaskan acaranya yang memasuki musim baru. Jadwalnya padat.
Dengan mundurnya Scarlet, DF memperoleh hak eksklusif pengadaptasian. Mereka tanpa berlama-lama segera mengumumkan proyek jangka panjang dan bertekad mengembangkan INYERS menjadi serial yang akan tayang di platform streaming. DF berkomitmen menghadirkan pengalaman menonton yang epik dengan memadukan elemen visual memukau, CGI yang fantasis, dan penggarapan narasi serta dialog yang tetap setia pada sumber aslinya.
Pengumuman mengenai INYERS sudah diposting tiga bulan lalu, menggemparkan media massa. Kesepakatan dengan penulis telah tercapai, tim produksi profesional telah dibentuk, dan penulisan naskah juga sudah selesai. Semuanya lancar jaya.
"Tapi ada satu masalah."
"Masalah apa?" Aku, walau belum mengerti apa yang dia bicarakan dari tadi, berusaha memprosesnya pelan-pelan.
"Tahap casting. Itulah masalahnya."
Casting adalah tahap krusial dalam perihal adaptasi komik. Dalam penandatanganan kontrak, Purum menegaskan haknya dengan menghapus klausa yang memberikan perusahaan produksi kekuasaan untuk memilih para pemeran. Dia ingin menjadi pihak yang menentukan siapa aktor yang akan memainkan karakter-karakternya.
"Purum berharap karakter yang dia ciptakan dapatkan dimainkan oleh aktor yang benar-benar memahaminya. Bagi penulis, para karakter ibaratkan anaknya."
Aku manggut-manggut. Jadi itu maksudnya. Kukira dia bilang aku mirip anaknya, tapi ternyata membicarakan karakter webtoon.
Reca menoleh ke arahku. "Apa ada pertanyaan?" tanyanya menyipit curiga aku tidak mendengarkannya dari tadi.
"Sangat banyak," jawabku datar. "Kuharap obrolan ini punya inti yang jelas."
Pria itu mengangguk, mendadak berdiri. Aku mengernyit saat dia dengan santainya mengambil lapisan jasnya dan bersiap pergi seolah semuanya sudah selesai.
"Kurasa aku paham mengapa Purum bersikap kekanakan kemarin," katanya misterius, menyampirkan jas itu ke bahunya. "Intonasi suaramu yang menyebalkan itu dan kecenderunganmu mengatakan apa pun yang ada di pikiranmu tanpa menyaringnya dulu... Benar-benar memenuhi kualifikasi."
Aku mengerjap. "Tunggu, kamu mau pergi? Jadi penjelasan barusan apa gunanya?"
"Kamu tidak sabaran ya? Aku akan datang lagi besok," jawabnya tanpa melihatku, seolah itu penutupan resmi. "Jika kamu penasaran, kamu bisa ikut denganku ke suatu tempat. Pastikan dirimu izin dulu."
Aku tersenyum miring, kesal seakan aku terlihat tertarik. "See if i care."
***
Nyatanya, aku kepikiran.
Setelah jam makan malam selesai, aku kembali ke kamar dengan niat melupakan percakapan tadi sore. Tapi semakin aku mencoba mengabaikannya, semakin kuat rasa ingin tahuku. Apa sebenarnya yang membuat INSIDE YEARS begitu istimewa?
Ada waktu bebas sejam sebelum bel asrama berbunyi. Aku memutuskan untuk mencari tahu. Karena aku tidak punya ponsel, aku meminjam komputer milik Suster Viola. Dia mengizinkan sambil berkata, "Ingat, jangan terlalu lama! Sebentar lagi lonceng."
Setelah mengetik nama INYERS di kolom pencarian, hasilnya langsung muncul. Aku mengklik salah satu tautan, melotot melihat jumlah pembaca dan ulasannya.
"Njir! Populer amat!"
Bukan hanya di Korea, webtoon ini sudah diterjemahkan ke berbagai bahasa. Komunitas pembacanya pun aktif, dengan banyak diskusi konspirasi, shipper, fanfiction, dan fanart yang berseliweran.
• Webtoon ini memiliki alur cerita terbaik yang pernah ada! Ruwet, tapi nagih!
• Saya suka betapa rumitnya karakternya. Tidak sabar menunggu pembaruan episode!
Aku membaca sinopsisnya. Targetnya yaitu semua golongan usia. Menyajikan sci-fi, drama, aksi, dan apokaliptik.
Secara ringkas, INYERS mengisahkan lima sahabat yang tidak sengaja menemukan terowongan misterius. Si cerdas dalam grup itu menghubungkannya dengan teori lubang cacing dan menduga bahwa terowongan itu mampu membawa mereka menjelajahi waktu.
Namun, keraguan teman-temannya membuat dia menyerah menyakinkan mereka dan memutuskan meneliti terowongan itu sendirian. Suatu hari, dia dinyatakan hilang hingga 10 tahun lamanya. Ketika dia akhirnya kembali, dia bilang akan terjadi bencana besar pada dunia. Dan bencana itu akan datang dalam seminggu lagi tanpa tahu sang pengkhianat masih berkeliaran.
Ya begitulah singkatnya.
Aku menyandarkan punggung ke kursi, membiarkan layar komputer tetap menyala di depan mataku. "Hmm, keren juga."
Dan akan jauh lebih keren jika betul-betul diadaptasi menjadi serial. Semua adegan aksi, atmosfer, dan ketegangan apokaliptik itu divisualisasikan secara nyata—dengan aktor yang tepat, efek, dan soundtrack yang bikin merinding.
"Well, whatever it is, it’s got nothing to do with me," ucapku menutup tab browser.
Aku mematikan perangkat komputer, menuju kamar. Urusan INYERS atau siapa yang akan memainkan tokoh-tokohnya adalah urusan Reca, Purum, dan agensi yang mengambil proyek ini. Sama sekali tidak ada hubungannya denganku.
Ini ranah para aktor.
***
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top