Take 19. The Script Reading
Ib bukanlah MC. Dia hanya karakter pendukung utama. Bahkan sebenarnya, meski kelima sahabat ini adalah kumpulan karakter utama, tetap saja ada yang namanya POV, bukan?
Maksudku, meskipun ada lima karakter utama, sudut pandang cerita tetap berasal dari protagonis. Jadi, walau mereka menjadi pusat cerita, narasi berfokus pada POV-nya si MC.
Aku susah payah meneguk ludah demi melihat cogan yang baru datang. Kupikir Moonrae adalah puncak ketampanan, tapi pria ini? Maksimal dan matang. Tubuh model paripurna! Mata dan rambut hitamnya sangat memesona.
Choi Migi. Dialah yang akan memainkan Lim Tribby, MC dari INSIDE YEARS. Reca tidak banyak menceritakan latar belakangnya karena Migi pria yang pendiam dan misterius, jarang mengunggah kegiatannya ke sosmed, namun kurasa dia bukan hanya seorang model majalah. Auranya memikat tapi dalam hal negatif; bersinar gelap. Tidak sama seperti auranya Moonrae; bersinar cemerlang.
Tapi, sepertinya tidak ada yang peduli selama dia good looking. Dan memang, dia betulan ganteng. Enak dipandang. Pesonanya tetap ada meskipun terlihat lesu. Jadi idol saja sana!
"Nah, aku belum melihat Hangrim. Sepertinya para aktor cilik belum datang," kata Ifa.
Aku mengepalkan tangan, merasa gugup. Dari tadi Ifa hanya mencari Hangrim melulu, tidak berhenti menyebut-nyebut namanya. Kentara sekali dia sangat menyukai dan sangat ingin melihat anak itu. Apa reaksinya nanti saat dia tahu aku...
Ujung mata Migi melirikku, terdiam cukup lama seolah sedang menilai sesuatu. Dia melepaskan jaketnya, berdeham. "Apa sudah dikonfirmasi bahwa Hangrim yang memainkan Ib1St?"
"Aku tidak yakin. Tapi kan dia aktor cilik yang naik daun. Aku ragu sutradara tidak merekrutnya. Terlebih di konferensi pers terakhirnya, Hangrim sendiri mengaku tertarik dengan karakter Ib."
"Kalau begitu belum ada berita resmi siapa yang akan memerankannya. Jadi kenapa kita tidak tunggu saja sutradara dan penulisnya datang mengkonfirmasinya langsung?"
Aku menatap Migi lamat-lamat. Apa-apaan dia? Berbicara seolah tahu siapa pemeran Ib. Tidak mungkin dia tahu itu aku, kan?
"Maaf saya datang terlambat!"
Semua kepala menoleh ke arah pintu. Seorang gadis sepantaran denganku, rambutnya cokelat dikepang satu dan mengenakan baret putih, masuk ke ruang baca dengan langkah semangat. "Halo! Saya Kang Rosemi, pemeran Yaria Muda," katanya sambil membungkuk sopan.
Usai memperkenalkan diri, matanya tertuju padaku yang mati-matian menyatu dengan pojokan. Rosemi tersenyum. "Hai!"
Sial! Kenapa dia harus menyapaku segala? Apa dia tidak peka aku tenggelam di sudut ini karena tak ingin menarik perhatian? Lihatlah! Karenanya, orang-orang jadi ikut menatapku.
Aku mengangguk patah-patah.
***
Satu jam kemudian, ruang pembacaan naskah sudah penuh dengan para aktor dewasa dan aktor anak-anak. Saat Purum datang, tidak terbilang suka citaku. Kalau saja tidak ada orang di sana, aku pasti sudah menangis lega di tempat. Kedatangannya menyelamatkanku dari situasi kecanggungan dan tatapan bingung.
"Sepertinya kita sudah lengkap."
Roeve membuka pertemuan, menguasai ruangan dengan wibawa alaminya. Di sebelah kanan, ada Purum sang author asli duduk dengan senyum kebanggaan. Sedangkan di sebelah kiri, ada sang penulis naskah yang duduk dengan gugup.
Melihat mereka duduk bersampingan, aku hampir tertawa sendiri. Dari sudut pandang ini, Roeve terlihat seperti suami dengan dua istri.
"Kalian semua sudah tahu kan bahwa adaptasi INSIDE YEARS adalah film yang paling dinantikan tahun ini," lanjutnya menyapu pandangan ke seluruh ruangan. "Proyek ini bukan hanya sekadar pekerjaan. Ini adalah tantangan besar."
Para aktor menyimak serius. Termasuk aku.
"Awalnya aku ragu harus menyutradarai adaptasi sekelas ini, tapi aku senang Penulis Choi memilihku. Pengalamanku memang masih sedikit, tapi aku berjanji akan membuat film ini tidak hanya menghidupkan cerita, namun juga meninggalkan kesan mendalam bagi penonton. Karena aku sutradara muda yang rakus~"
Roeve menepuk tangan, tersenyum lebar. "Tentu aku tidak bisa melakukan ini tanpa kerja sama dari para aktor sekalian. Kalian semua bagian vital dari proses ini. Melihat hadirnya kalian di sini, firasatku sepertinya akan jadi kenyataan."
Ifa tiba-tiba mengangkat tangan.
"Ya? Ada pertanyaan, Nona If?"
"Anda bilang kita sudah lengkap barusan, tapi aku belum melihat Hangrim. Yang memainkan tokoh Ib masih belum datang."
Sial, akhirnya momen ini datang juga.
Roeve memasang mimik sok misterius. "Oh itu..., pemeran Ib sudah ada di sini sejak tadi kok." Pria itu meninggalkan kursinya, melangkah ke paling ujung, tepatnya ke arah kursiku.
"Apa?" Ifa mengernyit bingung.
"Bukan Hangrim." Roeve berdiri di belakangku, memegang bahuku sambil tersenyum cerah sebagaimana matahari terbit. "Ib akan diperankan oleh seseorang yang dipilih langsung oleh pusat. Beri salam pada Phoebe Sigewille~♡"
Adegan berikutnya mudah ditebak. Ruangan langsung riuh, spontan menatapku yang menundukkan kepala. Mereka bingung maksimal. Tatapan Ifa yang paling sulit kuabaikan. Wajahnya memancarkan keterkejutan yang terlalu nyata.
Aku berharap lantai di bawahku tiba-tiba terbuka dan menelanku bulat-bulat. Atau andai aku bisa menghilang, akan kugunakan kemampuan itu untuk menghindari bisikan dan tatapan tidak terima yang menghujamku dari segala arah.
"Aku tahu ini mengejutkan. Seperti yang kalian ketahui, kami mengadakan audisi terbuka untuk non-artis. Phoebe memenuhi kualifikasi dan terpilih memerankan Ib," jelas Roeve singkat.
Ifa menepuk dahi. "Itu lebih parah lagi."
Roeve hanya terkekeh kecil, tidak terpengaruh oleh reaksi Ifa yang mencolok. "Percayalah, ini keputusan terbaik. Bukankah sebagian dari kalian juga baru debut di film berbasis serial?"
"Itu dua hal yang berbeda, Sutradara. Kami semua punya pengalaman di dunia hiburan. Tapi ini? Non-artis? Bagaimana kita bisa berharap dia membawa karakter Ib dengan baik?"
"Aku rasa tidak ada masalah di sini." Kami menoleh ke Moonrae yang menopang dagu, tersenyum jenaka. "Semua orang berpikir mereka akan melihat aktor terkenal di layar, tapi saat mereka menyadari itu adalah seseorang yang tidak mereka kenal, seseorang yang bukan selebriti, bukankah itu justru menarik? Reaksi penonton akan menjadi kejutan tersendiri."
Orang ini... ternyata lebih lembut dari dugaanku.
"Hohoho, kamu menangkap poinnya dengan baik, Munni. Kalian akan segera mengetahuinya."
***
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top