Take 18. The Seniors

Akhirnya hari H datang juga.

Sial, aku sudah memantapkan hati agar tidak gugup. Tapi setibanya di lokasi, jantungku terus memompa kencang. Tidak seperti hari-hari sebelumnya, gedung itu ramai oleh karyawan yang sedang bersiap-siap.

Tadi malam aku tidak bisa tidur karena sibuk memikirkan: bagaimana kalau aku mengacau, bagaimana kalau mereka tidak suka orang yang bukan artis memainkan Ib, bagaimana kalau aku lupa dialogku, dan sebagainya. Entah kenapa, bermacam-macam kemungkinan buruk yang bisa terjadi terus melintas ke kepalaku.

"Phoebe, kau datang lebih awal ya."

Aku menoleh kikuk. Rocia melambaikan tangan sambil tersenyum, mendekat ke arahku. "Ah, iya... Saya pikir lebih baik tidak terlambat."

Rocia terkekeh, mengacak-acak rambutku. "Santai saja, sayang. Semua orang pasti gugup di awal. Roeve juga pernah mual-mual waktu debut pertamanya lho sampai dikira lagi hamil oleh staf. Nanti kamu bakal terbiasa."

Mual-mual? Aku berusaha menahan senyum mendengar cerita itu. Aku tidak tahu Rocia berbohong untuk menghiburku atau dia berkata jujur, namun membayangkan pria berbakat seperti Roeve muntah, itu lucu.

"Kamu tidak datang bersama walimu?"

"Ah, dia bersama Pak Reca."

Mengingat itu membuatku kesal lagi. Saat baru sampai, Reca langsung mengambil alih Suster Viola dengan alibi mengajaknya melihat-lihat kantor. Aku malah ditinggal di lobi, duduk sendirian di sofa yang terlalu besar untukku. Bagaikan bocah yang tersesat di hotel mewah.

"Kalau begitu ayo aku antar kamu ke ruang pembacaan. Ruangnya di lantai sembilan."

Aku mengangguk, mengekorinya.

Selama berada di kotak lift, Rocia mengatakan pemeran lainnya masih belum datang karena ada jadwal. Selain aku yang datang kecepatan, kurasa wajar mereka agak telat karena tidak sepertiku, mereka kumpulan orang dewasa yang sudah berkecimpung di dunia kerja.

Rocia membuka pintu, mempersilakanku masuk.

Ruangan itu besar dan terang oleh lampu. Tidak ada jendela. Meja panjang mendominasi, dikelilingi kursi-kursi yang masih kosong. Tidak hanya itu, di belakangnya, ada belasan kamera yang sengaja disetel menyorot meja tersebut.

Aku terdiam, berhitung. Kamera-kamera ini untuk apa? Apakah mereka merekam kita bahkan sebelum syuting dimulai? Rasanya aneh kalau pembacaan naskah sampai direkam.

"Kak Cia, kenapa ada kamera di sini?"

"Oh, itu untuk dokumentasi," jawabnya santai mengitari meja. "Biasanya rekaman ini dipakai buat referensi sutradara atau bagian promosi nanti. Mereka tidak akan menyiarkannya secara langsung, kok. Anggap saja latihan."

Benar juga. Kalau aku sudah ciut di depan kamera sekarang, bagaimana aku bisa bertahan saat syuting asli dilakukan?

***

INSIDE YEARS menceritakan lima sahabat yang menemukan terowongan waktu. Mereka adalah Oh Muen, Yaria, Gwimusa, Lee Geomje, dan Ib1St. Dua perempuan, tiga laki-laki.

Sudah kuduga, hanya nama Ib yang agak absurd. Padahal nama-nama karakter utama lainnya terdengar keren dan elegan.

Untuk mengisi waktu, aku berdiri di dekat pintu membaca daftar karakter. Rasanya kurang sopan jika aku duduk di bangku sementara yang lain belum datang. Tapi saat tiba di bagian penting, aku dikejutkan oleh pintu yang dibuka penuh semangat.

"Mana?! Mana Ib-nya?! Itu Hangrim, kan??"

Kaget, aku menoleh ke sumber suara. Seorang wanita berambut hitam klimis dengan aura bergelora berdiri di sana. Matanya menyapu sekeliling, tak sabar melihat pemain Ib.

Dia pastilah Park Ifa yang akan memerankan Oh Muen. Aktris kawakan yang sejauh ini hanya membintangi drama romcom. Ini debutnya di film berformat serial.

"Sabar dong, Ifa. Kamu kelihatan seperti beruang pedo yang siap menculik anak-anak dengan karungnya," celetuk seorang pria yang masuk beberapa detik setelahnya.

Orang itu... Kosma Remembrance yang memerankan karakter Gwimusa. Kudengar proyeknya hanya film layar lebar. Sama seperti Ifa, ini juga debutnya di film serial.

Apa mereka dekat? Rasanya aneh melihat Ifa yang ceria dan Kosma yang cenderung dingin berada dalam jarak dekat. Kepribadian keduanya terlihat bertolak belakang.

Tapi, sesuai dugaan, mereka memancarkan pesona yang sulit diabaikan. Sudah cantik, tampan, body goal lagi. Beginilah standar seorang aktor berkelas-mampu membuat para staf spontan menghentikan aktivitasnya hanya untuk sekadar memandangi mereka.

Tidak ada waktu untuk merasa insecure karena orang ketiga bergabung ke ruangan. Pemeran Yaria. Seorang wanita yang lebih muda dari Ifa, dengan rambut hitam bergelombang yang dicat campuran warna pink, menciptakan gradasi mencolok.

Auranya kentara berbeda dengan Ifa dan Kosma yang pure aktor. Aura gemilang itu hanya dimiliki seorang idol, tertera dari ekspresinya yang sarat akan kepercayaan diri.

Dia adalah Song Ina. Idol yang sedang mencoba peruntungannya di dunia akting. Kontrak grupnya akan berakhir tahun ini dan dia memutuskan menjelajahi dunia baru.

"Ah, Ina-ya. Kenapa kamu datang sendiri? Katanya mau datang bareng si Bulan?" Ifa menyambut dengan senyuman usil.

Ina menghela napas panjang, terlihat setengah kesal. "Dia bilang ada urusan mendadak. Aku disuruh duluan. Senior tahu sendiri, dia suka tiba-tiba kebelet. Dia juaranya cari alasan."

Yang mereka panggil 'Bulan' itu pasti si pemeran Geomje. Kudengar dia juga seorang idol. Mungkin dia punya jadwal pagi...

"Halo, Bocah Kecil."

Panjang umur. Orangnya benar-benar muncul. Tapi bukannya bergabung dengan yang lain, dia malah menyapaku, si penghuni pojokan yang dari tadi cuma jadi nyamuk. Kepalanya nongol di balik pintu dengan senyuman jahil.

Aku spontan menoleh. Rambut pirangnya kusut berantakan. Matanya pink pucat berkilauan menatapku dengan rasa iseng. Sebuah anting kecil melingkar di telinganya, melengkapi aura santainya yang sangat memikat.

Astaga, dia tampan sekali. Aku sampai pangling sejenak. Siapa yang menyangka pesona idol lebih dahsyat di dunia nyata? Kini aku bisa merasakan apa yang dirasakan para kpopers yang tergila-gila dengan idol ganteng. Dia tidak lihat aku barusan terperangah, kan?

"Kakak tampan ya sampai kamu ileran?"

Arghh! Jadi dia melihatnya!!!

Han Moonrae. Dia idol veteran sekaligus leader dari grup Wondrous Night yang digandrungi oleh generasi Z. Grupnya kini sedang tidak aktif karena sebagian besar anggotanya menjalani wajib militer. Moonrae sendiri baru menyelesaikan tugas militernya tahun lalu. Sejak kembali, dia sibuk mengeksplorasi dunia akting dan INSIDE YEARS menjadi proyek pertamanya usai hiatus panjang.

Kukira dia kulkas 12 pintu seperti Kosma...

"Oh, aku tidak melihatnya tadi. Apa kamu aktor tambahan, Anak Muda?" Ifa menatapku penasaran, sementara Moonrae sudah pergi menyapa Kosma yang duduk di kursi.

Aku menelan ludah. Reca memintaku untuk tetap diam sampai Purum dan Roeve datang ke ruang baca. Jadi, alih-alih menjawab, aku hanya memberikan senyum sopan.

"Apakah para aktor cilik belum datang?"

Suara tegas itu menginterupsi. Ini kesekian kalinya aku berteriak tampan dalam hati.

Sang protagonis telah tiba.

***

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top