Take 14. The Contract

Nama lengkap Suster Viola adalah Viola Theresa. Tapi itu hanya nama baptis. Nama aslinya adalah Lee Hwara Aku tidak menyangka dia datang padahal aku tidak bicara apa pun tentang hasil audisinya. Takut mengganggu, takut membebani.

Yang mengejutkanku adalah, sejak kapan dia dan Reca saling berhubungan? Apa Reca diam-diam meninggalkan nomornya?

Aku menatap Reca, membaca pikirannya. Kupikir aku akan menemukan jawaban, nyatanya pria itu sedang tersihir dengan penampilan Suster Viola dengan pakaian normal. Bukan pakaian ala gereja.

Kalau saja ada sesuatu di meja, aku pasti sudah melemparnya ke kepala Reca. Seharusnya dia menjelaskan mengapa dia memberitahu Suster Viola tanpa sepengetahuanku, bukan malah bengong!

Suster Viola tertawa kecil melihat raut mukaku yang bete. "Kamu mungkin tidak bicara apa-apa, tapi kamu lupa kalau aku memperhatikan setiap anak di panti? Aku tahu ini penting bagimu, Ebe."

"Maaf merepotkan, Suster..."

Aku menghadap ke depan dengan lesu dan mataku bertemu dengan tatapan Eden. Aku tidak sadar dia tengah memperhatikanku dengan intens. Kacamata yang biasanya menghalangi kemampuan mind reader sedang tidak terpasang. Otomatis, suara pikirannya menyelusup ke kepalaku.

Ternyata Purum benar. Dia punya mata hijau yang memesona. Dia minus berapa sih? Benda itu menutupi ketampanannya.

Aku spontan mengalihkan pandangan. Ini sudah ke berapa kalinya aku menerima perkataan seperti itu? Lebih memalukan aku mendengarnya secara tidak langsung.

Eden mendesah pendek. "Baik. Karena walinya sudah di sini, mari kita lanjutkan."

Suster Viola membaca dokumen kontrak itu dengan saksama. Suasana di ruangan jadi hening. Aku hanya bisa mengayun-ayunkan kaki menunggunya selesai meski aku yakin tidak banyak yang akan kupahami.

Lima menit, Suster Viola belum selesai juga. Aku penasaran dan mengintip isi dokumen tersebut. Sejurus kemudian, istilah hukum yang panjang dan berliku membuatku pusing hanya dengan membacanya sekilas.

Itu kontrak atau buku mantra?

"Saya punya beberapa pertanyaan," ujar Suster Viola akhirnya selesai membaca halaman terakhir. Dia menatap Eden serius. "Di sini tertulis bahwa Phoebe akan terlibat dalam proyek ini untuk jangka panjang."

"Benar. Ini adalah proyek seri dengan beberapa musim yang direncanakan. Tahun ini musim pertama. Jika semuanya lancar, musim kedua akan dilaksanakan tahun depan. Kami tidak bisa mengganti pemeran tiba-tiba. Bukan begitu cara kerjanya."

Aku menelan ludah. Aku akan memerankan Ib selama tiga tahun? Itu waktu yang sangat lama. Proyek adaptasi ini jauh lebih serius dari yang kuduga. Apa aku bisa bertahan? Belum apa-apa aku sudah ciut.

"Apa saja kewajiban Phoebe selain syuting? Apakah ada kegiatan tambahan?"

Eden tersenyum. "Iya, betul. Phoebe akan diminta menghadiri acara promosi seperti konferensi pers, wawancara, dan mungkin fan meeting jika proyek ini sukses besar. Tapi semua akan dijadwalkan di jauh-jauh hari. Kami berkoordinasi untuk memastikan tidak ada jadwal yang berbenturan dengan kegiatan pribadi para aktor."

Suster Viola mengangguk kecil, lalu melanjutkan, "Saya juga membaca tentang kewajiban pelatihan akting. Bisa jelaskan?"

Bagus, Suster! Pertanyaanku terwakili!

"Sebagai bagian dari proyek ini, terlebih Phoebe masih pemula, dia akan mengikuti pelatihan di akademi akting yang bekerja sama dengan produksi kami. Ini untuk memastikan Phoebe dapat mengembangkan kemampuan aktingnya sesuai dengan kebutuhan karakter Ib. Jangan khawatir, Nona. Pelatihan ini hanya dua minggu saja. Phoebe akan diajari oleh tutor khusus."

Aku mengangkat tangan. Mereka menoleh kepadaku. "Hanya dua minggu?"

"Ya, Phoebe. Karena syuting penuh akan dimulai pada bulan Februari. Kami tidak akan membiarkanmu bekerja terlalu berat. Latihan ini difokuskan untuk membantumu memahami karakter Ib. Lebih dalam lagi, lebih autentik. Kamu akan diajarkan cara berpikir, menggunakan senjata, bela diri, berbicara, dan bertindak seperti Ib, agar kamu lebih menyatu dengan perannya."

Aku menatap tajam Reca yang bersiul tidak jelas di pojok ruangan. Kalau hanya dua minggu, kenapa dia bilang aku harus kerja sambil sekolah?! Beraninya membohongiku!

Berbeda denganku yang sebal dipertele Reca, Suster Viola tampak terkejut dengan poin barusan. "Tunggu, senjata? Apa maksudmu? Apakah itu tidak berbahaya?"

Eden menjelaskan dengan tenang. "Saya mengerti kekhawatiran anda, Nona. Tapi jangan risau. Senjata yang digunakan dalam produksi ini adalah senjata asli yang telah dimodifikasi untuk menembakkan peluru kosong. Tidak ada proyektil, jadi tidak ada risiko terkena tembakan. Selain itu, sesuai undang-undang pekerjaan anak, Phoebe takkan berada di lokasi syuting saat adegan tembak-tembakan dilakukan."

Apa? Aku dikecualikan? Itu tidak adil! Ingin rasanya aku menyuarakan protes, tapi suasana sedang serius-seriusnya.

Suster Viola mendesah pelan. "Baiklah, saya pegang perkataan anda. Lalu tentang jadwal kerja. Di sini tertulis Phoebe akan memiliki waktu kerja maksimal delapan jam sehari. Bukankah itu terlalu lama?"

"Untuk aktor cilik, ada regulasi khusus yang kami ikuti. Dari delapan jam yang tertera, hanya empat jam yang digunakan untuk syuting. Sisa waktu dialokasikan ke kegiatan pendukung lainnya. Setiap tiga jam syuting, ada waktu istirahat minimal satu jam. Kami sangat ketat soal ini, terutama karena kami bekerja dengan anak-anak."

Aku melirik Eden yang super tenang. Tidak ada sedikitpun kepanikan dan kegugupan di wajahnya. Aura wibawanya kuat. Orang dewasa memangnya sehebat ini, ya?

Suster Viola tersenyum lega. "Semua ini terdengar menyakinkan, Tuan Eden." Dia melirik kontrak sekali lagi untuk memastikan tidak ada detail yang terlewat, lalu menatapku lembut. "Bagaimana, Ebe? Apa kamu sudah siap meneruskan ini?"

Aku mengangguk. "Absolutely."

Suster Viola mengambil bolpoin hitam yang diberikan Eden, menandatangani bagian untuk wali atau pendamping. Setelahnya, Eden memberiku isyarat menandatangani bagianku. Aku melakukannya dengan cepat.

"Saya harap anda menepati semua yang sudah dijanjikan tadi, Tuan."

Eden tersenyum. "Tentu saja, Nona. Kami akan menjamin keamanan Phoebe karena hari ini dia resmi menjadi pemeran Ib."

***

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top