Chapter 8 : [Epilog] Solve My Case

Wilson sudah mencoba dengan meminta bantuan kepada polisi. Tetapi, tidak ada hal berati yang bisa dia temukan dari kematian Cameron. Kepolisian bahkan menyimpulkan kalau sepertinya dia di bunuh. Terlebih karena tidak ada saksi yang mendengar atau melihat apapun ketika kejadian berlangsung, jadi kasus ini hanya berhenti sampai di situ saja. Karena itulah, penyelidikan kasus yang hanya di laksanakan dengan singkat itu di hentikan, dan pemakaman Cameron segera di urus.

Satu hal yang membingungkan adalah bagaimana proses pemakamannya di urus. Wilson awalnya berpikir kalau dirinya yang akan mengurusnya karena tidak ada yang mengenal Cameron sebagai keluarganya di sini, setidaknya dia tidak tau kalau memang ada. Tapi ketika Wilson berusaha melihat mayatnya, petugas yang mengurusnya mengatakan kalau seseorang akan mengambil mayatnya, dan mereka sudah menyiapkan pemakaman untuknya di keesokan hari.

Wilson tidak pernah melihat atau mengetahui siapakah yang mengambil mayatnya. Tapi dia dan istrinya datang ke pemakaman yang di laksanakan keesokannya. Di sana hadir beberapa orang, yang sebagiannya Wilson kenali sebagai beberapa temannya. Selain itu ada juga beberapa orang yang tidak tidak kenal, mungkin keluarganya? Bisa saja. Lalu ada juga beberapa rekan dari Shaun Private Eye.

"Cam adalah pria yang baik. Sayang sekali karena hidupnya harus berakhir seperti ini." kata Brian, yang kini berdiri di sebelah Wilson.

"Aku tau itu, Brian. Karena itulah aku merasakan kalau semuanya tidak akan sama lagi setelah ini berakhir. Setidaknya bagiku, pasti semuanya akan berbeda." sahut Wilson.

"Kamu masih punya kami, Wil. Kami akan selalu membantumu kapan saja, ingat itu." kata David.

"Thanks."

"Kuharap Cameron akan tenang di alam sana ...." ujar Pak James.

Setelah beberapa obrolan kecil, akhirnya pemakaman berakhir. Wilson meninggalkan tempat dengan kepala tertunduk dan mata yang sembab. Sebuah pertanyaan masih menghantui kepalanya : bagaimana bisa semua ini terjadi pada Cameron?

~~~~~

Beberapa hari berlalu dengan tenang, dan hari itu Wilson ingin pergi ke kantornya dan mengurus semua barang - barang yang di miliki oleh Cameron. Tapi ketika dia baru saja ingin bergegas, seorang tukang pos memberikannya sebuah amplop. Wilson mengerutkan alisnya, karena dia tidak tau kalau ada seseorang yang mengiriminya surat. Jadi dia menaruhnya di dashboard mobilnya, lalu dia menyetir ke kantor. Dia berniat membuka isinya ketika sudah berada di kantor.

Sesampainya Wilson di kantor, langsung saja dia duduk di sofa, dan membuka amplopnya dengan hati - hati. Di amplopnya sendiri tidak ada alamat pengirim atau namanya. Hanya ada nama penerima dan alamat tujuannya.

Setelah di buka, tidak ada kertas apapun yang menjelaskan tentang amplop itu. Hanya ada sekeping CD yang memiliki tulisan di atasnya. Tulisannya sangat akrab bagi Wilson, dan dia tidak percaya akan apa yang di lihatnya.

For My Friend Wilson

Wilson hampir tidak percaya kalau tulisan yang ada di hadapannya itu adalah milik temannya. Dia membolak - balik CD yang ada di tangannya dengan rasa penasaran. Setelah puas mengeceknya dan tidak menemukan apapun yang berarti, langsung saja Wilson mengambil laptopnya dan memutar CD tersebut.

Videonya dimulai dengan Cameron yang tengah menyesuaikan kameranya, lalu dia memandang ke arah depan. Dia tersenyum, yang membuat Wilson agak meringis karena bisa saja itu adalah senyum terakhirnya. Temannya menyiapkan diri, kemudian dia memfokuskan pandangannya ke arah kamera. Saat itulah dia tau kalau apa yang di lihatnya adalah pesan terakhir dari Cameron untuknya.

"Apakah ini oke? Semoga saja, karena kalau sampai kamera ini mati, maka sia - sia saja aku mengatakan ini!"

Wilson terkekeh. Oh, dia pasti akan merindukan candaan kawannya. Karena sekarang dia tidak akan pernah bisa mendengarkannya lagi.

"Oke, kalau kamu sudah mendapatkan CD ini, berarti aku sudah mati. Aku tau kematianku akan terlihat sangat dramatis seperti keluar langsung dari sebuah buku misteri. Tidak ada yang tau bagaimana dan kenapa aku mati. Karena memang itu tujuanku. Jadi aku akan jelaskan apa yang akan terjadi –ya karena saat aku merekam video ini aku masih hidup– atau kalau mau lebih tepatnya bagaimana semuanya terjadi, karena bagimu kematianku sudah ada dalam bentuk lampau. Aku tau kamu kebingungan akan kepergianku yang mendadak, Wilson. Tapi kuharap kamu akan mengerti setelah mendengar penjelasanku."

"Aku kini sudah sadar dengan amat teramat sangat kalau Maxime adalah satu kepribadian yang aku miliki. Sisi jahatku, yang akan selalu haus darah. Tapi tentunya aku tidak akan pernah tau apa yang dilakukan Maxime. Aku bahkan tidak sadar akan hal itu. Jadi aku berusaha untuk memecahkan kasus ini dengan mencoba berpikir seperti Maxime. Dan bisa dibilang ... itu cukup berhasil."

"Maxime selalu berusaha mendekati setiap korbannya secara personal. Dia akan menjadi teman bagi setiap jiwa putus asa yang ditemuinyan. Lalu dia akan menawarkan agar bisa membantu semua korban itu untuk mengakhiri hidup mereka. Jadi bisa di bilang kalau mereka secara sukarela ingin mati. Tapi tetap saja hal itu terlarang."

"Setelah itu aku berpikir, kalau aku tidak bisa membiarkan hal ini terus terjadi begitu saja. Aku harus menyingkirkan Maxime, bagaimanapun caranya. Sayangnya, tidak banyak orang yang mengetahui akan keadaanku ini, bahkan diriku sendiri. Walau begitu, sebenarnya aku tau kalau ada sesuatu yang tidak biasa di dalam diriku. Semuanya dapat di tarik garis kembali ke masa kecilku. Hanya saja, aku tidak pernah banyak cerita tentang diriku atau masa laluku, itu karena ... ada banyak sekali kenangan buruk saat itu. Yang setelah aku pikirkan lagi, itulah yang membuat keadaanku jadi begini. Jadi, karena kau sahabatku dan aku memercayaimu, aku akan ceritakan tentang masa laluku sedikit."

"Seperti anak kecil pada umumnya, aku punya yang namanya teman imajinasi. Namanya Max. Dan ... karena banyak anak yang menganggapku aneh, hanya dialah yang aku punya sebagai temanku. Tapi semakin hari, semakin liar imajinasi yang aku miliki. Karena itulah, saat aku berusia delapan tahun, aku harus ... di kirim ke rumah sakit jiwa untuk pemulihan. Setelah beberapa tahun, aku bisa mengendalikan sisi jahatku itu, dan saat itulah aku dikirim ke Sandford Academy oleh pamanku."

"Lalu ketika berada di sana ... aku bertemu denganmu. Dan kamu melihat bagaimana aku bisa berubah dalam sekejap ketika berada dalam suasana yang buruk, kan? Kamu sendiri yang menunjukkan soal keanehan karakterku itu. Kau akhirnya tau akan apa yang sebenarnya terjadi padaku, setelah melewati satu misi yang membahayakan kita berdua. Aku sebenarnya tau dan menyadari hal itu, tapi aku mengabaikannya. Kenapa?"

"Karena ketika aku bersamamu, Maxime tidak pernah berani muncul. Kamu selalu bisa menenangkanku. Karena itulah aku sangat senang bisa berteman denganmu. Hanya kamu yang bisa membantuku mengendalikan semuanya."

"Tanpa sepengetahuanmu, aku terkadang pergi ke menemui ahli kejiwaan untuk berkonsultasi. Mereka membantuku, tapi ... Maxime akan selalu menginginkan darah. Karena itulah, ketika malam tiba, atau ketika kau tidak ada ... dia muncul. Aku bahkan tidak mengetahui kalau dialah yang melakukannya hingga akhirnya aku mendengar nama Maxime di ucapkan oleh salah satu korbannya."

"Bisa di bilang kalau aku tau semua ini adalah salah Maxime. Yang aku tidak tau adalah, kamu juga menyadari tentang hal itu. Karena itulah aku agak kaget ketika kau mengatakan tentang monster di videomu yang menjelaskan tentang Madison Avory."

"Ya, jadi kalau kamu kira aku tidak tau akan kondisi mentalku sendiri, sebenarnya aku tau. Tapi ... aku memilih menyembunyikannya karena aku takut kalau aku akan kehilangan kamu. Kamu pasti akan berpikir kalau aku gila dan lain sebagainya. Tapi ketika aku melihat kalau kamu tau akan keadaanku dan kamu malah mengkhawatirkan aku ... seharusnya sejak awal aku mengatakannya padamu, ya? Aku hanya terlalu khawatir kalau apa yang kukatakan akan membuatmu pergi."

"Nah, setelah aku sadar dan memikirkan akan semua kejahatan yang sudah terjadi, aku berusaha berpikir bagaimana caranya untuk memusnahkan Maxime. Setelahnya, kurasa kamu bisa menebaknya, kan? Ya, karena hanya ada satu cara yang bisa kulakukan : membunuhnya. Yang artinya aku juga harus mati bersamanya."

"Apa yang kamu lihat ketika menemukanku tewas, ya, itu adalah sebuah kejahatan sempurna yang di rencanakan oleh Maxime. Dia jelas ingin berkuasa atas tubuhku. Tapi dengan membunuhku sama saja membunuh dirinya sendiri. Jadi aku melakukan sedikit trik agar semuanya terlihat seperti sebuah pembunuhan."

"Kau tau kan tentang brankas yang ada di ruang bacaku? Sebenarnya, ada sebuah jebakan rahasia di sana. Kalau kau salah memasukkan password yang ada, maka itu akan memicu sebuah pistol untuk menembakkan sebuah peluru yang tersedia. Dan karena brankas itu memang diatur dengan tinggi yang sama dengan jendela dan tinggi badanku, maka akan terlihat kalau bisa saja aku tertembak dari luar."

"Yang perlu aku lakukan adalah membalik tubuhku dengan kekuatan terakhir yang aku punya, sehingga terlihat seperti aku di tembak dari belakang. Brankasnya akan kembali terkunci sendiri, jadi tidak akan ada yang terlihat aneh."

"Jadi, itulah yang aku lakukan. Aku memusnahkan Maxime, walau aku harus kehilangan nyawaku. Setidaknya tidak akan ada lagi kekhawatiran di kota tentang Maxime the Malicious."

"Aku tau kau pasti akan melarangku untuk melakukannya, Wilson. Karena itulah aku tidak pernah mengatakan apapun padamu. Aku ingin berhenti untuk menumpahkan darah, dan cara paling ampuh hanyalah itu ... maafkan aku karena aku harus meninggalkanmu."

"Lalu, kalau kamu bertanya kenapa prosesi pemakamanku bisa berjalan dengan baik, itu karena aku sudah merencanakannya. Sebelum aku melaksanakan rencanaku, sebelum aku merekam video ini, tepatnya, aku sudah menghubungi sepupuku dan mengatakan untuk mengurus pemakamanku kalau aku sudah tewas. Dia sudah tau semuanya. Dan sebagai pesan terakhir ... kalau kau memang penasaran akan siapa aku sebenarnya, kau bisa ingat - ingat nama Jonathan Pacifia. Ya, aku tau kamu tidak terlalu mengikuti perkembangan bisnis, tapi dia sepupuku, dan dia tinggal di Inkuria. Kalau beruntung kau mungkin bisa bertemu dengannya."

"Semua barang - barangku juga sudah kuhibahkan, seseorang akan mengambilnya setelah tiga hari kamu menerima rekaman ini. Jadi kamu bisa mengosongkan tempat tinggalku, dan kantor kita."

"Aku juga sudah menghubungi Pak James. Aku tau kamu selalu ingin kembali ke kota, jadi kalau kau memang ingin segera pindah, kamu bisa melakukannya. Pak James pasti akan menerimamu dengan tangan terbuka di keluarga Shaun Private Eye."

"Dan terakhir ... aku merekam video ini sebagai salam perpisahanku untukmu, Wilson. Maafkan aku yang harus pergi dengan cara mendadak begini. Tapi kau tau? Setidaknya aku menemukan seorang sahabat sejati sebelum aku pergi dari dunia ini. Terima kasih karena kamu telah menjadi orang itu untukku, Wilson. Aku akan diam dengan tenang di sini, dan aku janji aku tidak akan melupakanmu."

"Terima kasih untuk semua kenangan dan cerita yang kita miliki bersama. Kau adalah salah satu alasan kenapa aku bisa bertahan sampai sejauh ini. Mungkin kalau tidak ada kamu, aku akan tewas jauh lebih awal sebelum ini."

"Oh iya, kau masih ingat kode brankasku kan? Kau coba buka saja, aku meninggalkan nametag milikku untukmu, dan ada beberapa hal yang aku tinggalkan untukmu di sana."

"Selamat tinggal, Wilson. Kuharap kamu akan baik - baik saja di sana, dan bisa melanjutkan hidupmu dengan baik. Kirimkan salamku untuk istrimu, kuharap dia akan selalu bisa menemanimu seperti aku menemanimu."

"Kau tidak perlu khawatir tentangku. Aku baik - baik saja di sini. Setidaknya, aku berhasil menyelesaikan kasusku, iya kan?"

"Selamat tinggal, Wilson. Sampai jumpa lagi!"

Wilson bisa mendengar suara Cameron yang mulai pecah dan air mata yang jatuh di pipi kawannya. Dia juga bisa merasakan wajahnya menghangat dan emosi memenuhi dirinya. Kini dia tau alasan bagaimana Cameron bisa jadi seperti itu. Dia berharap kalau dirinya bisa menghentikan semua itu sebelum terjadi. Tapi semuanya sudah terjadi, dan dia berusaha untuk menerima semuanya.

Wilson tau kalau dirinya harus bisa untuk bertahan. Dia harus jadi kuat dan meneruskan hidupnya demi sahabatnya. Karena itulah, dia memutuskan untuk mengeluarkan CD dari laptopnya, lalu mematikannya. Setelah itu dia menuju ke rumah Cameron, untuk memeriksa brankasnya.

Ruangan baca Cameron sudah di rapikan setelah penyelidikan selesai. Dia sendiri yang merapikan sendiri ruangan itu, dan memisahkan barang - barang mana yang bisa di pakai, dan mana yang tidak. Dia juga akan menyimpan beberapa buku jurnal Cameron, yang mungkin akan jadi temannya disaat dia merindukan Cameron.

Wilson melangkah menuju ke brankas, dan memasukkan kode yang benar. Dia tau kodenya, Cameron pernah memberi tahunya apa itu. Kemarin dia tidak sempat membukanya karena dia masih tidak ingin menyentuhya. Cameron pernah bilang kalau di dalamnya ada sebuah jebakan, jadi dia agak takut. Tapi, kini dia tau bahwa jebakan itu sudah membunuh Cameron.

Ketika membukanya, Wilson menemukan sebuah pistol yang di rancang sedemikian rupa agar bisa menembak jika salah satu pemicunya terbuka. Tapi pistol itu kosong, jadi dia meletakkannya. Lalu dia bisa melihat nametag milik Cameron di lemari besi itu, bersamaan dengan sebuah buku catatan lama.

Cameron & Wilson

Wilson ingat sekali buku itu. Itu adalah buku catatan harian bersama milik mereka ketika masih berada di tahun kedua di Sandford Academy. Dia mengira kalau buku itu telah hilang, tapi rupanya benda itu kini masih ada, dan kini dia melihat bahwa buku itu ada di hadapannya, dengan keadaannya yang masih sangat bagus.

Wilson mengambilnya, dan sekali lagi dia bisa merasakan kenangan masa sekolah mereka. Lembar demi lembar di buka, mengingatkan kembali akan masa lalu mereka. Wilson kembali menitikkan air matanya, tapi kini dia tersenyum, sebelum akhirnya berkata.

"Selamat tinggal, Cameron. Jaga dirimu baik - baik ...."

~~~~~

Hullah Readers! (=D

Satu lagi cerita selesai! Saya gak tau kapan ini cerita bakalan di publish, tapi saya menyelesaikan cerita ini awal Agustus 2019! Mungkin sudah hampir setahun berlalu ya sejak ini di tulis?

Saya akan kasih random behind the scene dari cerita ini. Jadi langsung aja kita mulai!

Cerita ini adalah cerita paling random dari semua yang pernah saya tulis di seri Secrets & Agents. Karena idenya bermula dari sebuah pemikiran : "gimana ya misalnya detektif yang menyelidiki kasus ini sebenarnya merupakam pelakunya?" Dan karena itulah cerita ini muncul.

Jadi ... setelah cerita sebelumnya bahas tentang alter ego, sekarang kita bahas tentang kepribadian ganda di sini. Dan ... bisa di bilang ini jadi lebih dark dari perkiraan saya sebelumnya. Tapi bagus juga sih.

Jujur aja, seri Secrets & Agents jadi lebih dark daripada yang saya kira. Apalagi cerita - cerita setelah ini, saya yakin akan jadi semakin gelap dan belibet.

Satu lagi hal random yang gak sengaja terjadi adalah, saya gak sengaja bikin nama belakang Anthony dan Stacey sama. Jadi setelah saya sadar ... ah sudahlah, saya sekalian aja jadikan mereka sepupu :v siapa tau hal ini akan berguna bagi saya di masa depan :v

Cerita ini memang pendek karena tidak banyak ide cerita yang ada di dalamnya. Tapi ya ... saya cukup puas lah dengan hasilnya.

Tapi kalian tidak perlu cemas, karena seri berikutnya akan segera bisa kalian baca, dengan tokoh lain yang punya cerita lainnya untuk kalian~

Sepertinya cukup sampai sini dulu catatan saya!

Salam Emot! (=D

@DillaShezza

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top