37. Hot News

Happy Reading!

****

Omongan Raka terngiang-ngiang di kepalaku. Aku tidak bisa berhenti memikirkannya bahkan walau tidur. Seseorang bisa menutup mulut untuk tidak mengakui kesalahan, tetapi hati nurani akan menghantuinya dengan kebenaran.

Ini kebenarannya, aku tidak meragu akan perasaannya Dirga padaku karena dia tidak pandai bicara manis, aku hanya takut kalau seandainya terjadi sesuatu yang tidak boleh antara dia dengan Febby. Aku takut kalau hubungan kami berubah. Kebenaran kedua, aku tahu Raka tidak asal tuduh tanpa dasar, dia melakukannya karena mengkhawatirkanku-sebagian lagi karena dia membenci Dirga. Aku bereaksi salah dengan melempar luka keluarganya ke depan mukanya hanya karena aku tidak bisa mengakui perasaanku takutku.

Aku teman yang berengsek.

Raka punya kelas lab pagi hari ini. Aku berniat pergi ke gedungnya sebelum kelas pertamaku untuk minta maaf.

Aku mengetik pesan pada Raka sesampainya di kampus, Kamu di mana? Kita perlu bicara. Pesanku mendapat centang satu. Ponselnya belum aktif. Mungkin dia belum bangun. Kusimpan ponselku ketika menyadari terbentuk kerumunan orang di jejeran loker sebelah kanan.

Mereka memojok di satu baris loker. Ada beberapa orang dalam kerumunan cekikikan, berbisik-bisik seru, ada juga yang memotret sesuatu yang tertempel di pintu loker. Kalau saja lokerku bukan pada jejeran itu, aku pasti tidak menghiraukan kerumunan itu. Ini masih terlalu pagi untuk melakukan prank. Anak SD saja tahu itu.

Aku mengenali seseorang berambut ash brown yang berada di bagian terluar kerumunan. Kucolek bahu cewek bertubuh mungil itu, "Lagi lihatin apa, Mind?"

Mindy terkesiap, dia melihatku seolah sedang melihat hantu gentayangan. "No-Nola. Ka-kamu udah datang?" sapanya tergagap-gagap sementara matanya mencuri lirik ke arah loker.

Lidahku hampir saja bicara, "Kamu baik-baik saja? Mukamu pucet kayak mayat," ketika kusadari sapaan Mindy membuat seluruh orang dalam kerumunan itu menyambutku dengan tatapan kaget. Reaksi mereka sama persis dengan punya Mindy.

Aku tidak kenal orang-orang ini dan aku yakin mereka tidak mengenalku, tetapi mereka melihatku seolah-olah mereka kenal siapa aku dan kaget aku ada di sana. Apa sesuatu terjadi sebelum aku datang kampus dan aku tidak lagi menjadi aku, tetapi menjadi hantu gentayangan, makanya mereka kaget? Tapi, kakiku napak kok.

Kerumunan itu menjadi sangat senyap sembari mereka membelah memberikanku jalan menuju loker. Aku menggumamkan "terima kasih, terima kasih" pada orang-orang itu, kemudian kakiku berhenti di depan loker. Di situlah aku tahu apa yang mereka lihat.

Ada tiga foto ditempel di pintu loker. Ketiga foto itu berisi narasi yang sama tentang dua orang, cowok-cewek sedang memasuki pintu apartemen, lalu menutup pintu.

Hot news! Dua mahasiswa tertangkap basah tinggal bersama!

Tulisan itu ditempel di sticky notes berbentuk bintang yang ada di samping foto. Ada hashtag "Hot", "notacouple, "weallknowwhattheyaredoing", "sex-y" yang ditulis dengan stabilo merah pada foto, juga dihiasi gambar bintang dan cinta.

Aku ingin mengoreksi foto itu. Dalam foto itu kelihatan kalau kedua orang itu tinggal bersama, tetapi itu saja. Hashtag foto itu menggiring opini publik kalau kedua orang beda jenis kelamin itu masuk ke apartemen dan tinggal bersama untuk "membuat anak".

Orang yang tinggal bersama bisa hanya tinggal bersama saja karena keduanya butuh rumah, bukan butuh sex!

Itu yang amat ingin kukatakan saat ini, juga saat pertama kali aku melihat foto ini dikirim ke ponselku. Tidak disangka-sangka, suatu saat seseorang akan memajangnya di lokerku dan mempertontonkannya pada satu kampus. Aku seperti sedang berjalan di atas kapal laut yang melaju menuju gunung es, meretakkan kapal, dan membalikkannya jatuh ke laut dalam yang bikin menggigil. Seluruh tangan dan kakiku dingin.

Oh my god, oh my god, oh my god!

Orang-orang berbisik-bisik di belakangku, "Masih virgin enggak, ya?"

"Udahlah. Masa belum coblos, sih?"

"Akan lucu sekali kalau dia jadi hamil. Menurutmu Raka akan menyuruhnya menggugurkannya?"

"Ya iyalah. Raka gitu. Dia pasti punya dokter langganan untuk itu. Dan lebih baiknya lagi mereka dapat potongan setengah harga karena sudah pembelian jasa yang kedua."

"Asal jangan satu gratis satu!" Lalu mereka terkikik riang.

Seseorang menyobek foto itu dalam satu raupan tangan ketika aku sedang membaca nama dan jurusan dua orang dalam dua foto itu yang ditandai gambar anak panah.

Dirga meremas foto itu menjadi bola kertas, membuangnya ke lantai. "Seseorang yang melakukan ini benar-benar sampah. Cuma karena dua orang masuk ke satu apartemen, lalu mereka dinyatakan berbuat enggak senonoh? Apa otak kalian sebobrok itu buat percaya tudingan konyol itu?"

Semua orang dalam kerumunan melihatku dan Dirga bergantian. Cowok paling depan, yang memotret foto itu untuk disebarkan, diam-diam merekam Dirga.

"Shame on you. Shame on you, all!" Dirga merampas ponsel cowok yang merekamnya, cowok itu meneriakinya, "Hey, dude!" tetapi Dirga menahan tangan cowok itu sembari menghapus foto-foto jepretannya. "Kamu harus berterima kasih foto-foto ini kuhapus karena aku pasti akan mengejarmu kalau tersebar."

Dirga melempar ponsel cowok penjempret itu. Ponsel itu hampir saja jatuh kalau dia tidak mengepit ponsel di ketiaknya.

Dia berkata pada semua orang di kerumunan, "Buat penyebar foto ini, entah kamu ada di sini atau di mana pun kamu berada. Aku akan menendang bokongmu kalau aku menemukanmu. Kamu berhadapan dengan pacar yang salah." Dirga menarik tanganku keluar dari kerumunan. Aku mengikutinya dengan langkah terseok-seok.

****

See you in the next chapter 👋

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top