Family's Mingle
TENG TONG. TENG TONG.
Bel rumah Al berbunyi. Ibu yang sedang bersiap-siap pun setengah berlari dan terburu-buru membuka pintu.
"Eh haloo Kim dan Prilly, ayo sini masuk, seperti biasa aja yaa anggap saja rumah sendiri," ajak Ibu seraya membukakan pintu lebar-lebar mempersilakan 2 wanita cantik tersebut. Kim yang berperawakan tinggi merupakan teman dekat Al yang rumahnya berdekatan dengan Al alias tetanggaan, sedangkan Prilly yang bertubuh mungil adalah adik dari Kim.
"Lagi siap-siap mau pergi, Tante?" tanya Kim seraya berjalan menuju ruang makan.
"Iya nih, tadi Om nelepon Tante katanya suruh siap-siap sekarang, tadi katanya 2 jam lagi, eh disuruh sesegera mungkin, ampun deh, jadi berasa diburu-buru,"
"Kita bisa bantu apa, Tante?" tanya Prilly.
"Apa ya? Duduk ajaa lah yaa, seperti biasa kalau mau minum, mau nonton, atau langsung aja ke kamar Al,"
"Dan seperti biasa juga kita bawain makanan buat Tante," ujar Kim menyodorkan sebuah plastik.
"Aduuuhh, kalian super baik, I wish i have a daughter in law just like you," ucap Ibu, "Taruh di meja aja ya atau disiapkan langsung, Tante gak sempat nih, maaf ya,"
"Santai aja, Tante...," jawab Kim.
Derap langkah suara kaki di tangga terdengar, si empunya pun muncul di balik tembok."Eh eluu, ngapain lo ke sini?" tanya Al yang baru turun dari lantai atas.
"Nengokin elo laaahh, udah kece apa belom mau ketemu gebetan, sama keluarga pula. Ecieee," goda Kim.
"Uhuhuuuyyy, gue udah ganteng belum?" tanya Al sambil merapikan bajunya. "Kim? Pril? how do I look? "
"Hmm... itu kerah kemejanya agak berantakan sedikit," jawab Prilly pelan.
"Masa sih? Sebelah mana?" Al mengecek kembali kerah bajunya.
"Pril, bantuin dong ah," Kim meminta. Prilly menggeleng cepat.
"Lo aja, Kim," Prilly yang terbiasa memanggil kakaknya dengan sebutan nama- itu karena perbedaan usia mereka yang kurang dari setahun, menghindar dari permintaan kakaknya.
Al pun menghampiri Kim. "Benerin dong, Kim. Jangan sampai gue terlihat nggak rapi dan nggak ganteng malam ini," pintanya.
"Kalau soal wajah nggak usah diragukan.. Pasti ganteng lah, kalau gak ganteng mana ada yang naksir, ya gak Pril?" tanya Kim sambil melirik iseng pada Prilly. Prilly hanya melengos.
"Siapa yang naksir gue?"
"Tahu tuh siapa, junior-junior kita yang dulu mungkin, mungkin lhooo. Nah udah, sekarang makin cakep!" jawab Kim. Prilly yang mendengarnya hanya geleng-geleng kepala.
"Eh serius nih, gimana tampilan gue? Beneran udah oke belum?" tanya Al pada Kim dan Prilly
Kim mengacungkan jempolnya yang diamini oleh Prilly, "Oke,"
"Memangnya acaranya jam berapa, Al?" tanya Prilly.
"Hmm, mulainya jam tujuh sih, tapi tadi Bapak udah neleponin terus kita harus siap jam lima berangkat, yaah setengah jam lagi jalan, nanti kan mau jemput Tatjana dulu," jawab Al semangat.
"Eh tapi lo kudu bawa makanan dari gue dong, cemilan yang ini kek lo bawa," Kim menyodorkan lasagna dalam bentuk cup.
"Kalian emang tetangga paling juara, tiap minggu pasti kirim makanan,"
"Dan keluarga ini adalah quality control yang paling juara juga karena mau nyobain hasil masakan coba-coba kita, heehe..,"
"Tapi biasanya yang gak enak kita buang juga sih, hahaha," canda Al.
"Wooohh, gile gak mungkin ada yang gak enak laah," Kim memprotes.
"Lo emang pinter banget masak, jadi no worry gak akan susah juga cari suami. Eh tapi, lo udah punya pacar belum sih?"
"Kurang ajar! Soon, Al. Sooonnn, awas lo ya, kita berdua ini masih berstatus sama, single! Nggak usah sombooong, huh!"
Al terkekeh. "Yaa mudah-mudahan kita berdua tahun ini nggak jomblo lagi, aamiin! Ngomong-ngomong, Kim. Lo udah ada info dari coach belum soal training bulu tangkis kita?" tanya Al.
"Belum, belum ada, gue juga nungguin, tapi elo sih tetap akan berangkat ke Denmark kan kalau misalnya aplikasi S2 lo diterima?"
"Insyaa Allah.. Amiin, mudah-mudahan, makanya doain dong,"
"Si Prilly juga lagi daftar-daftar S2 di luar tuh, sama lah kayak lo, mending lo sering sharing berdua, sekalian tes IELTS barengan, jadi kan bisa tahu apa yang kurang-kurang buat kuliah di luar,"
"Oh ya? Udah daftar dimana aja, Pril?" tanya Al yang membuyarkan tatapan Prilly sedari tadi pada Al.
"Hmm, itu.. banyak sih, gak cuma satu - dua universitas, jadi aku belum tau juga," jawab Prilly.
"Salah satunya ya di Denmark, gue yang nyuruh daftar ke sana, kali-kali kan training bulu tangkis kita jadi, jadi kita bisa tinggal sama-sama ataauuu kalau lo juga keterima S2, gue bisa titip jagain Prilly disana, ya nggak?"
"Betul juga sih," ucap Al.
Pembicaraan mereka terpotong oleh kedatangan Ibu, Sierra dan Iqbaal yang sudah rapi jali, mengajak Al untuk berangkat. "Kim, Prilly.., maafin Tante ya, Tante harus mengajak Al untuk berangkat sekarang, maaf lho jadi mengganggu pembicaraan kalian, gak apa-apa ya?" ujarnya
"Ya nggak apa-apa dong, Tante. Malah kita yang minta maaf jadi mengganggu, hehe. Good luck ya, Tan. Mudah-mudahan Om mendapatkan penghargaannya,"
"Amiiinnn,"
"Oh iya, ini jangan lupa dibawa, cemilannya, enak lho," ujar Kim kembali menyodorkan kepada Al.
"Setiap minggu juga pasti gue makan masakan dari kalian, tapi kali ini kenapa maksa amat ya?" tanya Al curiga. "Lo nggak berusaha meracuni gue kan? Atau ini pelet?"
"Idih pede amat! Ini resep baru, dibuat dengan sepenuh hati dan siapapun yang memakannya akan merasa tambah bahagia dan merasa dicintai. Jadi ini penting buat lo makan, biar lo makin bahagia malam ini, ya nggak?" ujar Kim.
Prilly mencolek keras punggung Kim tanda mengajak cepat pulang. "Kita pulang dulu ya, Tan. Semoga sukses, nanti jangan lupa share foto-foto pas acara ya," ucap Prilly seraya mencium punggung tangan Ibun.
"Nah lo kayak adek lo kek, sopan dan santun kalau sama orang tua cium tangan," ledek Al.
"Ini juga gue baru mau cium tangan nyokap lo kaliii, rese lo ah," Kim memprotes sambil mencium tangan Ibun. Ibun hanya tersenyum melihat kelakukan dua sahabat tersebut.
"Dah Tante," ujar Prilly.
"Hati-hati di jalan ya!" seru Kim.
Begitu Kim dan Prilly keluar dari rumah Al, Prilly langsung menarik tangan Kim dan protes. "Kim, sumpah tadi gak lucu banget lo ngomong begitu,"
"Ngomong apaan? Yang bagian mana?" tanya Kim pura-pura bego.
"Ya semuanya lah pake acara goda-godain gue sama Al. Lagipula biasanya lo nggak begitu, biasanya lo cuek-cuek aja tuh sama urusan perasaan gue ke si Al. Tumben banget. Ah lagipula gue nggak suka ah digituin,"
"Hehe..., gue kan cuma becanda, lagian kan dari becanda siapa tahu bisa nyangkut. Dan iya siih, selama ini gue memang nggak pernah ikut campur masalah perasaan lo ke dia, tapi tadi nggak tahu kenapa gue lagi pengen aja resein lo, mungkin karena I don't really like Tatjana, "
"Lho, kenapa? Bukannya lo berdua cukup dekat ya?" tanya Prilly.
"Tadinya sih begitu. Tapi lama-lama gue muak aja sama sikap dan feedback dia ke Al. Al juga bego sih, memang susah kalau ngomong sama orang yang lagi jatuh cinta, mental semua omongan gue, males jadinya,"
"Hmm... segitunya ya Al ke Tatjana?" ujar Prilly dengan nada yang tanpa disadari sangat sinis.
Kim melirik Prilly. "Idiiihh, ada yang cemburuuuu!" goda Kim.
"Nggak! Nggak penting banget," Prilly menyangkal sambil manyun. Kim ngikik melihat reaksi adiknya.
"Pril, gue memang nggak pernah ikut campur urusan percintaan lo ya, tapi gue penasaran.. kenapa sih lo masih menyimpan perasaan lo ke Al seperti ini? Minimal pelan-pelan lo tunjukkin ke Al bagaimana perasaan lo ke dia kek,"
"Lho, yang tiap minggu gue lakukan itu apa namanya?"
"Ya mereka kan taunya itu masakan kita berdua, padahal gue sih lihat kompor aja udah males banget,"
"Sekarang ini gue memang menahan perasaan gue ke dia untuk tetap seperti sekarang ini, belum berani terlarut ke perasaan yang lebih jauh,"
"Takut?"
Prilly menggeleng ragu.
"Masih soal isu yang dulu? Lo kurang sreg sama dunianya dia yang lekat sama dunia malam? Namanya juga kerjaan dia, Pril. Dia kan fotografer, eventnya macam-macam, termasuk dikelilingi cewek, tapi kan bukan berarti dia seperti yang lo bayangkan,"
"Mungkin. Gue nih ya Kim, setiap membayangkan dia, gue kepikiran kita pasti nggak akan nyambung deh nanti. Dunia kita kan berbeda, dia dengan dunia entertainnya, gue masih dengan dunia pendidikan gue. Walaupun gue belum pernah menghabiskan waktu berdua doang sama dia siih, tapi kayaknya..," Prilly menggeleng kecil
"Ya kan lo belum tahu. Lo lupa ya kalau kakak lo ini sahabat dia. Jadi gue tahu dia, Pril. Lo aja nggak pernah tanya, dan gue juga nggak pernah kasih tahu elo sih. Hehe. Tapi Al kelihatannya aja pendiam, sebenarnya dia ngeselin,"
"I know. Dia kayak punya kepribadian ganda, ya nggak sih? Kayak feel insecure gitu?"
"Ya nggak gitu juga kali ah. Waras kok dia,"
Prilly nyengir.
"Yaah hanya elo lah Pril yang tahu apa yang baik buat hidup lo. Atau jangan-jangan .. lo males saingan sama Tatjana yak??" goda Kim.
"Ih gak deh, Tatjana dan gue punya nilai plus masing-masing. Muka gue mungkin nggak se-bule dia, tapi gue patut diperhitungkan. Makin gak penting banget dibanding-bandingin sama Tatjana. Inget ya Kim. I will fight for love but i won't compete it. Udah ah, ayo buruan masuk, anginnya mulai menusuk badan nih!" Prilly menolak ledekan kakaknya.
"Menusuk badan apa menusuk hati??" Kim masih saja menggoda adiknya yang sudah duluan masuk rumah.
***
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top