prolog

Aku duduk di dekat perapian.

Aku sedikit bersyukur karena ibu atau yang sering kusebut sebagai nenek sihir, pergi ke pesta natal temannya dan meninggalkanku sendirian di rumah besar mengerikan ini.

Sekitar satu tahun yang lalu, nenek sihir mengadopsiku dan menyelamatkanku dari kejamnya kehidupan panti. Nyatanya, hidup di sini juga sama kejamnya, hingga aku tidak tahu harus berbuat apa lagi.

"Nata!"

Seseorang di luar rumah memanggilku berulang kali sambil mengetuk pintu tak sabaran.

Dengan malas, aku meninggalkan perapian dan berjalan pelan menuju pintu. Aku membuka pintu sedikit, mengurangi risiko masuknya angin badai salju yang bisa membekukan diriku di malam natal ini.

"Tina?" ucapku kaget saat melihat satu-satunya temanku yang datang ke rumah hantu ini.

Aku menyuruhnya masuk dan menutup pintu. Dengan cepat dan cekatan, aku mengambilkannya sebuah cangkir dan menuangkan teh panas untuknya.

"Terima kasih."

Aku mengangguk lalu ikut duduk di hadapannya.

"Tina, apa yang kau lakukan? Di luar sedang terjadi badai salju dan bukankah kau sedang ada pesta natal?" tanyaku heran.

"Memang seperti itu. Maaf, aku hanya bisa mampir sebentar untuk memberimu ini. Pasti malam natal dan ulang tahunmu ini membuatmu kesepian," balasnya sambil menyodorkan sebuah kotak hadiah padaku.

Tina mulai menyanyikan lagu selamat ulang tahun untukku, sedangkan aku berusaha mati-matian untuk tidak menangis di hadapannya.

"Aku tidak tahu harus berterima kasih seperti apa," jawabku jujur.

"Terima kasih Tina, sejujurnya kau tidak perlu melakukan hal ini," tambahku.

Tina terkekeh pelan. "Hanya itu yang bisa kuberikan untukmu."

Telepon miliknya berdering, sehingga Tina segera berpamitan padaku dan meminta maaf karena tidak bisa lama menemaniku.

Aku tersenyum ke arahnya. Mendapat hadiah saja sudah merupakan suatu keberuntungan dan kebahagiaan untukku.

Dengan rasa penasaran, aku membuka hadiah itu dan menemukan sebuah benda yang sangat kusukai melebihi apapun, semenjak ibu kandungku pergi, atau lebih tepatnya menghilang dari dunia ini.

Setelah kuperhatikan lagi, aku hampir terperanjat kaget. Benda serupa pernah kuhadiahkan pada ibuku, di malam natal, tepat ia menghilang tanpa jejak, meninggalkanku.

************************************
Published : 3 juli 2018

^^

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top